Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU PADA PERENCANAAN

AMUSEMENT CENTER DI KOTA KENDARI


Yudhyaqsa1; Asri Andrias Herman Balo 2;Weko Indira Romanti Aulia 3
1Yudhyaqsa,Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo Kendari
2 AsriAndrias Herman Balo, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo Kendari
3 Weko Indira Romanti Aulia, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo Kendari
1 yudhyaqsa44@gmail.com 2 erick.asri.92@gmail.com 3 wekoindira@uho.ac.id

ABSTRAK

Kota Kendari yang secara administratif dan praktisnya merupakan jantung aktivitas multisektoral yang
ada di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara (BPS) Kota
Kendari pada tahun 2020 mempunyai laju pertumbuhan ekonomi positif dimana laju pertumbuhannya
terindikasi lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Nasional, yaitu 6,42% berbanding 5,02% dalam
kurun 5 tahun terakhir. Adanya tren perkembangan sektor-sektor informal khususnya pada sub sektor
perdagangan dan hiburan di Kota Kendari menunjukan masyrakat Kota Kendari memiliki tuntutan atas
pemenuhan kebutuhan akan hiburan dan rekreasi yang cukup tinggi. Amusement Center sebagai pusat
jasa hiburan dan rekreasi merupakan moda ekspresi dan pemperbaharuan diri dari keletihan kerja dan
kompleksitas dinamika kehidupan urban. Skala dan jangkauan pengaruh keberadaan Amusement
Center pada tataran komunitas urban hadir dengan hak istimewa sebagai panutan model
pengembangan berkelanjutan melalui penerapan karakteristik bangunan performa tinggi dan hemat
energi dari arsitektur hijau, sebagai jawaban tuntutan pengembangan net-zero dan tendensi biofilis
masyrakat urban yang tercermin pada aksentuasi bentuk, tampilan dan pengkondisian bangunan serta
pengembalian koefisien nilai hijau tapak.

Kata kunci: Pusat Jasa Hiburan, Gaya Hidup, Kendari, Arsitektur Hijau.

ABSTRACT

Kendari City, both administratively and practically, serves as the hub for multisectional activities in
Southeast Sulawesi. According to data from the Central Statistics Agency of Southeast Sulawesi
(BPS), Kendari City experienced positive economic growth in 2020, with a growth rate indicating a
higher trend compared to the national growth rate, specifically 6.42% compared to 5.02% over the
last 5 years. The emerging trend in informal sectors, particularly in trade and entertainment sub-
sectors in Kendari City, indicates a high demand from the local community for entertainment and
recreational activities. Amusement Centers, serving as hubs for entertainment and recreation services,
act as a mode of expression and renewal from work fatigue and the complexities of urban life
dynamics. The scale and impact of the existence of Amusement Centers in the urban community come
with privileges as a role model for sustainable development, incorporating high-performance and
energy-efficient characteristics of green architecture. This responds to the demand for net-zero
development and the urban community's bio-philic tendencies, reflected in the emphasis on building
forms, appearances, and conditioning, as well as the return of green site value coefficients.

Keywords: Entertainment Service Center, Lifestyle, Kendari, Green Architecture.

PENDAHULUAN grafiknya kontras bila dibandingkan komoditas


Di Indonesia, menghibur diri melalui lain, seperti minyak, gas, batu bara, serta kelapa
aktifitas wisata rekreatif merupakan salah satu sawit yang terus merosot. Melalui Kementerian
sektor idola dengan berbagai keunggulannya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Indonesia
seperti, merupakan komoditas yang paling mempromosikan diri sebagai tujuan wisata
berkelanjutan serta menyentuh hingga ke level untuk turis-turis asing dengan kampanye
paling bawah masyarakat. Selain itu, kinerja "Wonderful Indonesia", untuk lebih mendorong
pariwisata Indonesia terus menanjak dan laju pertumbuhan sektor pariwisata. Fenomena

1
ini mencerminkan tingginya tuntutan akan ramah lingkungan). Menurut Pradono (2008)
pemenuhan kebutuhan rekreasi yang tentunya green (hijau) dapat diinterpretasikan sebagai
tidak hanya terbatas pada rekreasi berbasis sustainable (berkelanjutan), earth friendly
pariwisata, namun juga melalui rekreasi dalam (ramah lingkungan), dan high performance
bentuk kegiatan hiburan lainnya di Indonesia. building (bangunan dengan performa sangat
baik). Konsep green building yang telah lama
Kota Kendari yang secara administratif dan
berkembang di negara maju dapat diterapkan
praktisnya merupakan jantung aktivitas
untuk mengurangi polusi udara di lingkungan
multisektoral yang ada di Sulawesi Tenggara,
perkotaan.
secara aktif berperan sebagai wadah urban dan
Arsitektur hijau (green architecture) yaitu
akulturasi dari komunitas-komunitas etnis-
arsitektur yang berwawasan lingkungan dan
sosial yang heterogen dan kompleks.
berlandaskan kepedulian tentang konservasi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
lingkungan global alami dengan penekanan
Sulawesi Tenggara (BPS) Kota Kendari pada
pada efisiensi energi (energy-efficient), pola
tahun 2020 mempunyai laju pertumbuhan
berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan
ekonomi positif dimana laju pertumbuhannya
holistik (holistic approach) (Jimmy Priatman,
terindikasi lebih tinggi dibandingkan
2002). Menurut Siregar (2012), green
pertumbuhan Nasional, yaitu 6,42% berbanding
architecture adalah gerakan untuk pelestarian
5,02% dalam kurun 5 tahun terakhir. Data BPS
alam dan lingkungan dengan mengutamakan
juga menunjukan meskipun hanya mencakup
efisiensi energi (arsitektur ramah lingkungan).
0,79% wilayah geografis Sulawesi Tenggara,
Menurut Pradono (2008) green (hijau) dapat
Kota Kendari mempunyai presentase sebaran
diinterpretasikan sebagai sustainable
penduduk tertinggi yang mencapai angka
(berkelanjutan), earth friendly (ramah
13,15%. Hal ini menunjukan adanya keterkaitan
lingkungan), dan high performance building
yang konkret dan saling berbanding lurus antara
(bangunan dengan performa sangat baik).
fenomena urbanisasi di Kota Kendari dengan
Konsep green building yang telah lama
laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
berkembang di negara maju dapat diterapkan
Adanya tren perkembangan sektor-
untuk mengurangi polusi udara di lingkungan
sektor informal khususnya pada sub sektor
perkotaan.
perdagangan dan hiburan di Kota Kendari
menunjukan masyrakat Kota Kendari memiliki Arsitektur hijau (green architecture) mulai
tuntutan atas pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para
tersier, salah satunya adalah kebutuhan akan arsitek akan keterbatasan alam dalam
hiburan dan rekreasi yang cukup tinggi. Hal ini menyuplai material yang mulai menipis. Alasan
dapat dilihat pada semakin berkembangnya lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk
industri rekreasi berbasis wisata kuliner dan memaksimalkan potensi site. Penggunaan
alam di Kota Kendari, terkhusus di area material-material yang bisa didaurulang juga
sepanjang teluk Kendari. Fenomena mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga
perkembangan industri rekreasi hiburan dan penggunaan material dapat dihemat. Green
pariwisata di Kota Kendari dapat ditemukan dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
terlayani oleh beberapa jenis fasilitas, yang
a. Sustainable (berkelanjutan)
antara lain adalah, food stalls, cafee, mall dan
Sustainable yang berarti bangunan green
cinema serta sarana olahraga yang cukup
architecture tetap bertahan dan berfungsi
namun kurang tertata.
seiring zaman, konsisten terhadap
Pentingnya pemenuhan atas tuntutan
konsepnya yang menyatu dengan alam
kebutuhan kegiatan menghibur diri dalam
tanpa adanya perubahan – perubahan yang
tatanan masyrakat kota tidak terkecuali
signifikan tanpa merusak alam sekitar.
masyarakat Kota Kendari, menjadi semakin
relevan untuk menjawab gaya hidup masyarakat b. Earth friendly (ramah lingkungan)
dengan paradigma kehidupan serba cepat dalam Suatu bangunan belum bisa dianggap
membantu menghasilkan kondisi hidup yang sebagai bangunan berkonsep green
sehat bagi kodisi fisik dan psikologis. architecture apabila bangunan tersebut
tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud
A. Tinjauan Arsitektur Hijau tidak bersifat ramah terhadap lingkungan
green architecture adalah gerakan untuk disini tidak hanya dalam perusakkan
pelestarian alam dan lingkungan dengan terhadap lingkungan, tetapi juga
mengutamakan efisiensi energi (arsitektur menyangkut masalah pemakaian energi.

2
Oleh karena itu bangunan berkonsep green atau sebaliknya, dengan bukaan terletak
architecture mempunyai sifat ramah pada ujung berlawanan dari ruang (Ching,
terhadap lingkungan sekitar, energi dan 2015). Penghawaan pada bangunan
aspek – aspek pendukung lainnya. didasari atas pertimbangan: angka
kelembaban udara berada di atas
c. High performance building (bangunan
kelembaban yang sehat dan nyaman,
dengan performa yang baik)
adanya ruang khusus yang membutuhkan
Bangunan berkonsep green architecture
kontinuitas kondisi dan kontinuitas
mempunyai satu sifat yang tidak kalah
komposisi udara pada kadar tertentu dan
pentingnya dengan sifat – sifat lainnya.
adanya ruang-ruang yang tidak
Sifat ini adalah “high performance
memungkinkan diberlakukan ventilasi
building”. Sifat ini penting, karena salah
alami.
satu fungsinya untuk meminimalisir
penggunaan energi dengan memanfaatkan
METODE PEMBAHASAN
energi yang berasal dari alam (energy of
Metode pembahasan yang digunakan pada
nature) dan dipadukan dengan teknologi
penelitian ini yaitu menggunakan metode
tinggi (high technology performance).
deskriptif analisis. Deskriptif analisis
Contohnya:
merupakan metode pengumpulan data – data
1) Penggunaan panel surya untuk primer maupun data sekunder dengan mengulas
memanfaatkan energi panas matahari dan memaparkan data studi meliputi data fisik,
sebagai sumber pembangkit tenaga sistem pengolaan, aktivitas dan pelaku. Serta
listrik rumahan. dilengkapi dengan data literatur untuk
2) Penggunaan material yang dapat merumuskan masalah maupun menganalisis
didaur ulang, penggunaan konstruksi data agar dapat memperoleh kesimpulan.
maupun bentuk fisik dan fasad
bangunan yang dapat mendukung HASIL DAN PEMBAHASAN
konsep green architecture. Bangunan Perancangnan Amusement Center di
perkantoran turut menyatakan simbol Kota Kendari dimaksudkan sebagai wadah bagi
green architecture dengan keluarga dan struktur interaksi sosial lainnya
menerapkan penggunaan material untuk dapat memanfaatkan waktu senggang
yang mendukung konsep tersebut. yang dimiliki sebagai hasil dari terpenuhi dan
B. Tinjauan Pengkondisian Ruang tercapainya stabililsasi latar sosial-budaya dan
Pendekatan pengkondisian ruang sosial-ekonomi melalui terpenuhinya kebutuhan
disesuaikan dengan pendekatan perancangan primer dan sekunder melalui berbagai program
yang diterapkan yaitu green architecture, aktifitas yang ditawarkan.
sehingga sistem pengkondisian ruang yang Melalui pendekatan arsitektur hijau
massif diterapkan adalah: dapat mewujudkan penempatan nilai-nilai alam
a) Sistem pencahayaan ruang alami pada fasilitas Amusement Center yang sejatinya
Tuntutan bangunan dengan orientasi berfungsi untuk menghidupkan dan
berkelanjutan sebagai jawaban atas menyegarkan diri, mempunyai tujuan sejajar
tuntutan terhadap sustainibilitas dengan tendensi manusia untuk mencari nilai
lingkungan dengan tujuan membatasi dan alam sebagai usaha yang tidak hanya untuk
lebih lanjut lagi mengurangi konsumsi menjaga kesehatan psikologi namun juga
energi melalui pemanfaatan energi menigkatkan kondisi kesehatan fisik melalui
matahari sebagai moda sumber energi serta ekspos iklim dan atmosfir yang sehat.
iluminasi bangunan. Melalui pendekatan arsitektur hijau,
b) Sistem penghawaan ruang alami dengan model pengembangan yang
Udara yang diventilasikan haruslah berkelanjutan dan holistik pada perencanaan
disuplai dengan cara menjamin udara yang Amusement Center di Kota Kendari
dialirkan dapat menyapu ruang dan diharapakan dapat menjadi katalis dan moda
mencapai area zona bernafas sebelum edukasi dalam pengembangan berkelanjutan
dialirkan ke luar. Untuk mencapai tingkat dalam usaha diversifikasi sektor pariwisata
efektifitas yang lebih tinggi, sistem yang terdapat di Kota Kendari dan Sulawesi
ventilasi dapat didesain dimana udara Tenggara.
memasuki ruangan pada ketinggian langit-
langit dan keluar pada ketinggian lantai

3
Gambar 1. Lokasi Tapak Gambar 2. Lokasi Tapak
(Sumber: Penulis, 2023) (Sumber: Penulis, 2023)
Lokasi perencanaan sendiri ditentukan
berdasarkan penimbangan terhadap kebutuhan Bentuk massa bangunan pada
karakteristik lokasi dan regulasi tata wilayah perencanaan Amusement Center diambil dari
daerah terkait. Merujuk pada UU No.9 Tahun bentuk lingkaran sebagai hasil kompromi dan
1990 Tentang Kepariwisataan, yang penyesuian terhadap kebutuhan karakteristik
mendefenisikan Amusement Center sebagai dari perencanaan arsitetktur hijau dan
pariwisata buatan dengan konotasi model bisnis karakteristik wayfinding dari amusement center.
penawaran barang dan jasa melalui atraksi dan Pemilihan bentuk tersebut merupakan
service, serta Perda Kota Kendari No.1 Tahun aksentuasi untuk memberikan nuansa dinamis
2012 Tentang Rencana Tata Rang (RTRW) yang rekreatif/tidak kaku, mengingat bangunan
Kota Kendari Bab 5 Pasal 42, menetapkan ini mewadahi aktivitas yang bersifat komersial
wilayah Teluk dan pusat Kota Kendari sebagai dan rekreatif. Pemilihan bentuk dasar bangunan
kawasan Central Bussines District (CBD) dan dipertimbangkan terhadap beberapa faktor-
strategis dari sudut kepentingan lingkungan faktor yaitu; kesesuaian bentuk site, orientasi
sebagai pusat bisnis, konservasi, kegiatan bangunan, konstruksi bangunan, efisiensi ruang,
pariwsata, pemerintahan, komersial dan jasa di ekonomi bangunan dan kesan atau tampilan
Kecamatan Mandonga (1), Kecamatan Kadia yang ingin dicapai. Bentuk massa bangunan
(2), Kecamtan Kambu (3) dan Kecamatan pada perencanaan Amusement Center diambil
Poasia (4). Dengan menentukan Kecamatan dari bentuk lingkaran sebagai hasil kompromi
Kambu sebagai lokasi dengan prospek potensial dan penyesuian terhadap kebutuhan
terbaik sebagai lokasi perencanaan Amusement karakteristik dari perencanaan arsitetktur hijau
Center di Kota Kendari dan karakteristik wayfinding dari amusement
Luas tapak yang akan dialokasikan center. Bentuk massa bangunan merupakan
yaitu seluas 8,14 Ha dengan bentuk polygon hasil pengolahan bentuk substraksi, cutout,
tidak beraturan akibat batasan tapak yang adisi, distorsi dan lipatan, sehingga
menyesuaikan dengan alur jalan, dimana menghasilkan komposisi mmasa yang memiliki
panjang keliling tapak adalah 402,5 m pada suatu penyusunan pola ruang yang bervarasi.
sebelah utara, 285,3 m pada sebelah timur,
474,3 m pada sebelah selatan, dan sepanjang
178,7 m pada sebelah barat tapak. Sebagian
besar tapak dikelilingi oleh vegetasi mangrove
(4), dan prasarana jalan serta utilitas lainnya
yang sedang dalam proses konstruksi (5). Jalan
akeses tapak yang merupakan pengembangan
dan realisasi rencana jalan arteri sekunder
terdiri atas dua lajur jalan dengan lebar masing-
masing lajur sebesar 8 meter dimana tapak
berbatasan langsung dengan pertemuan 4 arah
Gambar 3. Bentuk dan Transformasi
jalur penghubung. Bangunan
(Sumber: Penulis, 2024)
Proses desain tampilan bangunan
Amusement Center dengan pendekatan

4
Arsirtektur Hijau di Kota Kendari dilakukan Selain itu penggunaan sistem koleksi dan
dengan mempertimbangkan aspek kebutuhan penggunaan kembali air hujan sebagai
performa pada bangunan dan aspek kontributor sumber air bersih dalam bangunan
karakteristik entertainment yang ingin diwadahi diaplikasikan untuk mereduksi dan pendauran
melalui elemen-elemen fasad dan komponen air dalam bangunan,
bangunan lainnya.

( Sistem Pencahayaan
( Alami( Gambar 7. Tampilan Bangunan
Gambar 4. (Sumber: Penulis, 2024)
(Sumber: Penulis, 2024) Pada tampilan parsial 1 (satu) bangunan yang
Pencahayaan alami diperoleh dari sinar merupakan area masif pada fasad yang
matahari secara optimal. Maka untuk diperuntukan sebagai focal point bagi pengguna
mendapatkan pencahayaan yang optimal jalan pada area entrance tapak dimana pada area
diperlukan orientasi bangunan yang ideal. ini (A) diaplikasikan bentuk fasad geometirs
Aplikasi bentuk bangunan slab dan plaza pada yang dinamis dengan penggunaan warna
perencanaan bangunanan memastikan dengan kontras tinggi untuk menarik perhatian
peneterasi cahaya matahari maksimum dengan setinggi mungkin yang memungkinkan sisi ini
bantuan secondary facade sebagai komponen dimanfaatkan sebagai moda signage dan
regulasi cahaya dengan desain fasad untuk advertising. Entrance sekunder ke dalam
mengutamakan pencahayaan selama periode bangunan dimaksudkan untuk pengunjung yang
titik balik Desember pada bangunan untuk langsng mengakses fungsi entertainment dan
mencegah transfer panas dan cahaya berlebih retail yang ditawarkan (B). Bentuk entrance
oleh pencahayaan pada periode titik balik Juni. menggunakan bentuk segitiga untuk mencoba
( membawa dan melanjutkan kesan dinamis dan
menyenangkan dari fasad yang di hubungkan
( dengan penempatan vertikal garden untuk
menyiapkan mood pengunjung yang akan
masuk ke dalam bangunan. Bagian dari fasad
Gambar 5. Sistem Penghawaan Alami massif lainnya pada bangunan (C)
(Sumber: Penulis, 2024) menggunakan fasad dengan desain panel
sederahana dikarenakan area ini difungsikan
Menerapkan ventilasi silang dalam ruangan-
sepenuhnya dan diterapkan setback dan kanopi
ruangan yang terdapat dalam bangunan dengan
pada area ini (D) untuk mengakomodasi dan
menggunakan bukaan berupa jendela dan
memperluas jangkuan konteks urban bangunan
ventilasi. Menggunakan desain terowongan
melalui pejalan kaki.
angin dan perbedaan suhu ruang sebagai moda
suplai udara ke dalam bangunan dengan
mengaplikasikan penhawaan passif dalam
bangunan menggunakan penempatan unsur
vegetasi dan air sebagai media regulasi suhu
internal bangunan. Desain fasad bangunan
didesain untuk mengarahkan angin ke dalam
dan sekitar parameter bangunan dengan bentuk
sirukularnya.
( (

( (
Gambar 8. Tampilan Bangunan Parsial 1
Gambar 6. Sistem Penangkapan Air Hujan (Sumber: Penulis, 2023)
(Sumber: Penulis, 2024)

5
Area entrance utama bangunan (A) Lereng ski kering berperan sebagai penghubung
merupakan area transisi dari area exterion yang sirkulasi dan aktivitas bangunanq pada konteks
mendorong pengunjung masuk ke dalam plaza vertikal dan horizontal melalui desain ramp
bangunan, didesain dengan menggunakan yang memungkinakna akses seluruh ketinggian
kanopi dengan desain terbuka utnuk lantai bangunan dengan berjalan kaki dan dapat
memberikan kesan transisi yang halus dari luar terakses dari luar bangunan.
ke dalam bangunan dengan desain terbuka juga
diterapkan pada desan kanopi dan skylight.
Desain bukaan (B) didesain dengan dinding
kaca dari lantai ke plafond dengan desain
kanopi khusus yang digunakan untuk
mengarahkan angin masuk ke bangunan
kemudian dilapisi dengan desain secondary skin Gambar 10. Lereng Ski Kering
dengan desain garis diagonal untuk (Sumber: Penulis, 2024)
memanmpilkan kesan hositik dan dinamis
dengan meninkoporasikan bukaan pada area
wahana untuk menghindari alienisaasi fasilitas
yang terjadi pada konteks urbannya (C) untuk KESIMPULAN
memberikan membantu kesan vocal point dari penerapan konsep arsitektur hijau pada
entrance bangunan. Area solid lainnya pada perencangan Amusement Center sebagai media
tampilan bangunan fasad yang serupa untuk katalis pengembangan berkelanjutan di Kota
meneruskan kesatuan desain dimana area ini Kendari melalui penekanan serta aplikasi nilai
dimanfaatkan untuk menampilakan sisi alam sebagai moda kerangka perancangan
entertainment yang terjadi dengan penempatan dengan harapan produk yang dihasilkan dapat
billboard dan signage pada fasad berperan sebagai moda bagi masyarakat urban
Kota Kendari untuk memperoleh ekspos
terhadap nilai-nilai alam dalam rentang
kehidupan urbannya untuk dapat menghidupkan
dan menyegarkan diri dari keletihan kerja dan
keseharian kehidupan kota.
( (
DAFTAR PUSTAKA
Andalucia, dan Minadiah P. (2018).
International Journal of Architecture and
Urbanism. Medan Amusement Center
(Hi-Tech Architecture), Vol. 02, 39-45.
Gambar 9. Tampilan Bangunan Parsial 1 Ching, Francis D.K. (2015) Arschitecture
(Sumber: Penulis, 2024) Form, Space and Order Fourth Edition.
Bentuk bangunan yang tipis memungkinakan John Wiley & Sons Inc: Kanada
penetrasi cahaya alami maksimal dalam Indonesia Investments. (2016). Industri
bangunan, dengan aplikasi kanopi dengan Pariwisata Indonesia. Diakses tanggal 17
media tanam sebagai regulator intesitas April 2022 melalui
penetrasi cahaya pada banguan untuk mencegah https://bit.ly/3QWkWql
ketidaknyamanan termal dan visual dari sinar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
matahari berlebih 30/Prt/M/2006 Tentang Pedoman Teknis
Fasilitas Dan Aksesibilitas Pada
Bangunan Gedung Dan Lingkungan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 14/Prt/M/2017 Tentang
Persyaratan Kemudahan Bangunan
Gedung
Gambar 10. Kanopi fasad dalam
(Sumber: Penulis, 2024)

6
7

Anda mungkin juga menyukai