Anda di halaman 1dari 10

Catetan :

FOLLOW @BTR_ALICEE GA FOLLOW MANDUL 7 TURUNAN


Mampu memahami materi keluhuran martabat manusia dan 4C+ 1 L yang ditunjukkan dengan
kemampuan mengkaitkan gerakan kebaikan dengan materi yang disampaikan
Saran gw (Zefanya) :
1. Esainya 1800-2500 kata biar bagus nilainya.
2. Judul esainya buat yang menarik
3. Susun jadi bagian yang sistematis (Misalnya sejarah hoax, bagaimana hoax menodai
martabat manusia, solusinya apa, apa kaitan solusi dengan gerakan kita)
4. Sistematis diatas bukan buat patokan, tetapi hanya untuk inspirasi. Silahkan buat
sistematis kalian sendiri, yang penting bagaimana kalian menjelaskannya teratur dan
rapi.
5. Selamat mengerjakan dengan baik!

Ttd,
Zefanya

Esai :
Bagaimana Hoax Menodai Martabat Manusia
BAGAIMANA HOAX MENODAI
MARTABAT MANUSIA

Alexander Holong Christian Sitanggang ( 2 )

Fleeming Anderson Tansir (10)

Nathanael Zefanya

Samuel Putra Tondi Tambatua Panjaitan ( 28 )


I.​
​ PENDAHULUAN

Manusia diciptakan sebagai Citra Allah dengan memiliki martabat sebagai pribadi. Kata
martabat sendiri memiliki arti pangkat atau derajat yang dimiliki manusia sebagai manusia. Kata
martabat juga memiliki arti tingkat, derajat, pangkat, dan harga diri, sedangkan kata manusia
sendiri memiliki arti, manusia yang berakal budi. Martabat inilah yang membedakan manusia
dengan makhluk hidup lainnya. Maka dari itu, martabat manusia adalah dasar dan hak asasi yang
dimiliki oleh setiap orang yang berasal secara kodrati dari Allah. Martabat manusia tersebut tidak
dapat dirampas oleh siapapun sampai kapanpun.

Menurut pandangan Kristiani, martabat manusia pun diutarakan dalam Kitab Kejadian 1 :
27, 28. Pertama: “Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya”. Kedua: “laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka”. Ketiga: “Allah memberkati mereka, lalu berfirman kepada
mereka,…Penuhilah Bumi dan takluk-kanlah itu”.

Yang pertama​, i​ alah hubungan kita terhadap Allah, makhluk manusia adalah segambar
dengan Allah, diciptakan berdasarkan kehendak-Nya menurut gambar-Nya. Gambar ilahi itu
mencakup kualitas-kualitas rasional, moral dan spiritual yang memisahkan kita dari tumbuhan
dan binatang dan menghubungkan kita dengan Allah.

Itu sebabnya kita memiliki kebolehan untuk belajar tentang Dia dari para penginjil atau
guru Injil tentang bagaimana kita mengenal Dia, mengasihi dan melayani Dia, hidup secara sadar
dalam ketergantungan yang rendah hati pada Dia, mengerti kehendak-Nya dan patuh pada
perintah-perintah-Nya.

Jadi semua hak manusia yang kita sebut kebebasan menganut, menjalankan dan
menyebarkan ajaran agama, kebebasan memeluk suatu agama atau kepercayaan, kebebasan hati
nurani, kebebasan berpikir dan berbicara semua ini berada dalam satu rubrik yaitu hubungan kita
terhadap Allah.

Yang kedua​, makhluk manusia berkaitan dengan hubungan kita satu sama lain. Allah
sendiri yang menciptakan umat manusia adalah oknum sosial, Allah yang dalam diri-Nya
mencakup tiga bentuk kepribadian yang satu dengan yang lain berbeda secara abadi. Ia
berfirman: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” dan “Tidak baik
kalau manusia itu seorang diri saja.”

Lalu Allah menciptakan manusia itu laki-laki dan perempuan dan menyuruh mereka
beranak cucu. Seksualitas adalah ciptaan-Nya, perkawinan adalah lembaga-Nya dan perkawinan
insani tujuan-Nya. Jadi semua kebebasan insani yang kita sebut kesucian seks, perkawinan dan
keluarga, hak untuk berkumpul secara rukun, hak setiap orang untuk dihormati tanpa
memandang kepada usia, kelamin, ras atau kedudukan berada dalam satu rubrik yaitu hubungan
kita satu sama lain.

Yang ketiga​, t​ ugas kita selaku manusia adalah menjaga hubungan kita terhadap bumi
dan makhluk-makhluknya. Allah telah memberikan kita kuasa, dengan penegasan menaklukkan
dan mengolah bumi yang subur, serta berkuasa atas makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Jadi semua
hak manusia yang kita namakan hak mendapat pekerjaan dan hak mendapat istirahat, hak
mendapat bagian dari sumber-sumber daya bumi, hak atas pangan, sandang dan papan, hak atas
kehidupan dan kesehatan dan kelangsungannya, bersama-sama dengan kebebasan dari
kemiskinan, kelaparan dan penyakit berada di dalam rubrik hubungan kita terhadap bumi.

Jadi apa yang dimaksud dengan martabat manusia telah terangkum dalam bagaimana
manusia berdasarkan ketiga macam hubungan ini:

1. Hubungan kita terhadap Allah (hak dan tanggung jawab keagamaan)


2. Hubungan kita terhadap sesama (hak dan tanggung jawab atas persekutuan)
3. Hubungan kita terhadap bumi (hak dan tanggung jawab pengelolaan)

Dengan demikian maka semua hak manusia adalah pada dasarnya hak untuk menjadi
manusia, artinya hak untuk menikmati martabat sebagai makhluk yang diciptakan segambar
dengan Allah dan sebagai konsekuensinya mempunyai hubungan yang unik terhadap Allah
sendiri, terhadap sesama manusia dan terhadap bumi. Jadi nilai kita tergantung dari pandangan
Allah tentang kita dan hubungan kita dengan Allah. Oleh karena itu, hak-hak manusia bukanlah
hak-hak tak terbatas dimana manusia seakan-akan bebas untuk berada dan bertindak semaunya.
Baik keberadaan maupun tindak-tanduk kita terbatas pada apa yang sesuai dengan kemanusiaan
yang dikehendaki Allah.

Namun seiring berjalannya waktu, banyak sekali tindakan – tindakan yang merendahkan
martabat manusia. Tindakan – tindakan tersebut mencakupi kekerasan, perendahan ras agama
dan suku, dan lain – lain. Tindakan seperti ini justru cukup membahayakan / mengancam
martabat manusia. Kasus yang sering kali kita dengar di kalangan masyarakat mengenai
membahayakan martabat manusia adalah kasus berita bohong / ​hoax​.
II.​
​ LANDASAN TEORI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ​hoax d​ iserap ke dalam Bahasa
Indonesia menjadi ​hoaks ​yang berarti Berita Bohong. Berita hoax atau berita bohong yang tidak
bersumber kerap kali kita lihat dan dengar di dalam masyarakat kita. Berita hoax bisa
bermunculan dalam berbagai bentuk, baik pencemaran nama baik, ​urban legend​, dan
propaganda.

Berita hoax pertama yang tercatat dalam sejarah terjadi pada tahun 1661. Kasus tersebut
adalah soal ​Drummer of Tedworth,​ yang berkisah soal John Mompesson, seorang tuan tanah
yang dihantui oleh suara-suara drum setiap malam di rumahnya. Ia mendapat nasib tersebut
setelah ia menuntut William Drury, seorang drummer band gipsy, dan berhasil memenangkan
perkara. Mompesson menuduh Drury melakukan guna-guna terhadap rumahnya karena dendam
akibat kekalahannya di pengadilan.

Singkat cerita, seorang penulis bernama Glanvill mendengar kisah tersebut. Ia


mendatangi rumah tersebut dan mengaku mendengar suara-suara yang sama. Ia kemudian
menceritakannya ke dalam tiga buku cerita yang diakuinya berasal dari kisah nyata.

Kehebohan dan keangkeran ​local horror story tersebut berhasil menaikkan penjualan
buku Glanvill. Namun, pada buku ketiga Glanvill mengakui bahwa suara-suara tersebut hanyalah
trik dan apa yang dia ceritakan adalah bohong belaka.

Dengan perkembangan teknologi, masyarakat semakin mudah untuk mendapatkan


informasi apapun dari aplikasi media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan Whatsapp
serta pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk penyebaran hoax juga lebih mudah. Media
sosial menjadi ruang bagi masyarakat untuk mengungkapkan pendapatnya dan menyuarakan
pemikiran mereka yang mungkin sebelumnya sulit diungkapkan karena keterbatasan ruang untuk
berpendapat. Media sosial juga menjadi hal baru ruang untuk berekspresi bagi komunitas dunia
di tahun terakhir.

Menurut Van Dijk (2013) dalam Nasrullah (2017), media sosial merupakan platform
media yang fokus tentang ekstensibilitas pengguna yang memfasilitasi aktivitas mereka dan
kolaborasi. Karena itu, media sosial seperti ​online medium (fasilitator) yang memperkuat
hubungan antara pengguna serta ikatan sosial. Sedangkan menurut Boyd (2009), media sosial
adalah kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu dan komunitas untuk
berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu berkolaborasi atau bermain satu
sama lain. Media sosial memiliki kekuatan konten yang dihasilkan oleh pengguna (UGC), konten
tersebut dihasilkan oleh pengguna dan bukan oleh editor serta di media massa institusi
(Nasrullah, 2017: 11).

Agus Mario Domar (2018), dalam Liputan6.com kata, berdasarkan data Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tentang penetrasi dan perilaku pengguna Internet
di Indonesia, jumlah pengguna Internet yang tidak diketahui di Indonesia sudah mencapai 143,26
juta. Jumlahnya meningkat dari survei serupa yang dilakukan pada tahun 2016. Menurut survei
APJII penetrasi internet di Indonesia 132,7 juta dengan jumlah penduduk Indonesia adalah 262
juta.

Hoax memiliki beberapa ciri – ciri seperti, didistribusikan via email atau media sosial
karena efeknya lebih besar, berisi pesan yang membuat cemas dan panik para pembacanya,
diakhiri dengan imbauan agar si pembaca segera menyebarkan pesan tersebut ke forum yang
lebih luas dengan memanfaatkan niat baik si pembaca sehingga pembaca email ini tanpa meneliti
terlebih dahulu kebenaran beritanya langsung segera menyebarkannya ke forum yang lebih luas
membuat lalu lintas peredaran data di internet makin padat dengan berita yang tidak benar, dan
biasanya pengirim awal hoax ini tidak diketahui identitasnya.

Menurut situs web Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia,


sepanjang tahun 2016 Direktorat Metro Jaya Investigasi Kriminal berhasil diblokir lebih dari 300
akun media sosial dan media online yang menyebarkan informasi hoax, provokasi, hingga SARA
(Suku, Agama, Ras, dan antar kelompok), dari 800 ribu situs di Indonesia yang ada diindikasikan
sebagai penyebar berita palsu dan pidato kebencian yang diawasi oleh pemerintah.

Banyak penerima hoax terpancing untuk segera menyebarkan berita tersebut kepada
rekan sejawatnya, sehingga akhirnya hoax dengan cepat tersebar luas. Orang lebih cenderung
percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Vibriza Juliswara (2017: 142)
tentang "Mengembangkan Model Literasi Media yang Beragam dalam Menganalisa Informasi
Berita Palsu (Hoax) di Media Sosial " menyatakan bahwa penyalahgunaan media sosial seperti
penyebaran berita palsu (hoax) memiliki efek menimbulkan permusuhan dan tidak sesuai dengan
budaya Indonesia itu memprioritaskan toleransi. Studi Vibriza ini, mengembangkan model
literasi media yang beragam dalam menganalisis yang palsu berita (hoax) dalam berita di media
sosial. Melalui pengembangan model penilaian literasi media sebagai pendekatan yang
memberdayakan pengguna media social (netizen) maka diasumsikan netizen lebih banyak
mampu membangun muatan positif dalam penggunaan media social.

Dalam KALBIScientia Journal of Science dan Bisnis, Pengaruh Hoax dan Ujaran
Kebencian Kejahatan Cyber ​dengan Teknologi Sederhana dalam Kehidupan Komunitas Sosial
(Septanto, 2018), hoax merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi yang
sebenarnya, dengan kata lain hoax diartikan sebagai sebuah upaya untuk memutarbalikkan fakta
menggunakan informasi yang meyakinkan tetapi tidak bisa diverifikasi kebenarannya, bisa juga
diartikan sebagai tindakan mengaburkan informasi aktual, dengan membanjiri media dengan
pesan yang salah untuk menutupi informasi yang benar.

Di Indonesia hadirnya media sosial juga mempengaruhi politik, sosial, budaya dan
ekonomi perubahan. Media sosial bergeser dan menembus batas-batas pola hubungan hierarkis
interaksi menjadi egaliter, baik dalam politik maupun ruang budaya. Warga biasa bisa langsung
cukup mengkritik dan berkomunikasi dengan Presiden cukup dengan mengirimkan mention ke
Presiden tentang social akun media. Namun, kualitas informasi yang buruk bahkan tidak tersebar
secara besar besaran tanpa verifikasi dan konfirmasi.

III. RUMUSAN MASALAH


Fenomena berita bohong atau hoax di Indonesia sengaja disamarkan agar terlihat benar,
tidak luput dari ciri-ciri orang Indonesia yang sedang menggunakan media sosial. Jadi, setiap
hari masyarakat menerima berita dan informasi dengan cepat melalui media social perangkat.
Pemerintah harus serius dengan semakin maraknya penyebaran berita hoax, maka Pemerintah
telah membuat peraturan peraturan-undangan tentang penyebaran berita bohong itu sengaja
disebarluaskan sehingga menimbulkan kerugian bagi yang dilepas.

Memasuki tahun 2019, peredaran hoax terus berlanjut di internet semakin


mengkhawatirkan. Ini diungkapkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi yang mencatat
bahwa terjadi peningkatan beredarnya hoax selama 2019. Menteri Komunikasi dan Informasi,
Rudiantara, mengatakan itu selama Januari telah mendeteksi lebih dari 70 hoax. Jumlah tersebut
merupakan angka total mengalahkan hoax yang terjadi selama 2018. Jumlah hoax (hoax) selama
2018 hanya sekitar 60 masalah. Dikutip dari KBR, file Menteri Komunikasi dan Informasi,
Rudiantara mengatakan, “Pemerintah sudah melakukan pencarian dan selalu ingin menjadi
transparan. Setiap hari laporannya bisa dilihat di stophoax.id, ada informasi hoax yang
dimilikinya telah diverifikasi.”

“Menurut pakar komunikasi di Universitas Indonesia Effendi Gazali, hoax


begituberkembang di dunia, termasuk di Indonesia yaitu Filipina dan Amerika Serikat adalah
negaranya dengan berita palsu paling banyak,” kata Effendi Gazali JawaPos.com di kawasan
Mampang Jakarta Selatan (Senin 17 Januari 2017). Faktor yang membuatnya hoax yang jadi
viral adalah belum adanya kepastian hukum yang mengatur masalah. Padahal, supremasi hukum
selalu demikian telat membatasi gerak pembuat hoax atau penyebar. Serta minimnya literasi
social pengguna media. Pengguna harus memprioritaskan dua arah komunikasi di media sosial.
Jadi, itu tersebar hoax bisa ditolak dengan membalas yang sebenarnya informasi.

Pemerintah melalui Kepolisian Republik Indonesia telah mengeluarkan ancaman untuk


diproses hukum orang-orang yang menyebarkan berita palsu. Namun, ini kebijakan dikritik
sebagai ancaman terhadap kebebasan berbicara. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan
berpartisipasi dalam mengambil tindakan pencegahan terhadap penyebaran berita hoax. Salah
satunya, bisa dilakukan dengan menyediakan informasi berita hoax melalui klarifikasi berita web
untuk mengontrol penyebaran berita hoax tersebut diimplementasikan dengan pemrograman web
PHP bahasa dan DBMS MySQL sebagai Pengembangan Perangkat Lunak Alat (Ricky, 2017:
230).

Di bagian lain, berdasarkan hasil penelitian dilakukan oleh MASTEL (Telematika


Indonesia Masyarakat), hasilnya menunjukkan isu politik dan SARA (Suku, Agama, Ras, dan
Antarkelompok), paling banyak sering diangkat sebagai bahan konten hoax. Masalah sensitif
mengenai sosial, politik, etnis, Agama, ras dan antargolongan, dimanfaatkan penyebar hoax
mempengaruhi opini publik, sebanyak 91,8% dari Responden paling sering menerima hoax
tentang konten politik dan sosial, seperti pemilihan lokal dan pemerintahan. Jauh berbeda dengan
sosial politik, yaitu Isu SARA menempati urutan kedua dengan 88,6%.

Bentuk konten tipuan yang paling diterima oleh responden berupa teks sebanyak 62.1%,
sedangkan sisanya berupa gambar sebanyak 37,5%, dan video 0,4%. Sebanyak 92,4% responden
menyatakan mendapatkan konten hoax melalui media sosial, media social Facebook, Twitter,
dan Instagram. Angka ini cukup jauh dibandingkan dengan situs web (34,9%), televisi (8,7%),
Makalah Berita (5%), email (3.1%), dan radio (1.2%). Ini karena orang menyukai hal-hal yang
menghebohkan dan pada dasarnya sangat berbahaya, karena ini bisa menjadi tingkah laku.
Pengguna media sosial bisa menghasilkan hoax menciptakan kegembiraan. Selain itu, banyak
orang pada dasarnya penerima hoax yang tidak percaya dan periksa kebenarannya dulu, tapi
kebanyakan masih punya kesulitan dalam mencari referensi (Dikutip dari Mastel.id).

Memang Hoax atau berita bohong sangat berbahaya dan berdampak luas pada
masyarakat. Untuk memaksa berita penyebaran palsu, polisi melakukan kampanye anti hoax di
masyarakat dan di kampus, bersama berbagai bentuk untuk menjelaskan dan menarik kaum
milenial menciptakan begitu menyeluruh setiap informasi. Perangi tipuan dengan membaca
secara lengkap, periksa ke media yang kredibel, periksa ke sumber.
IV. KESIMPULAN
Keberadaan hoax atau hoax tidak bias terpisah dari peningkatan kemampuan media
komunikasi telekomunikasi. Kecepatan akses data, yang meningkat secara eksponensial, telah
memudahkan banyak orang menyebarkan berita palsu. Dengan menggunakan platform media
sosial seperti Facebook dan WhatsApp, penyebaran berita palsu bisa disebarkan metode siaran
dari satu pengguna ke pengguna lainnya.

Dalam perkembangan Industri Revolusi 4.0, media komunikasi menjadi salah satunya
pilar penting dalam mengembangkan keanekaragaman informasi yang diperoleh. Secara
eksponensial, file fungsi media komunikasi telah berubah sangat banyak. Kecepatan komunikasi
meningkat dengan cepat membawa pengguna bisa mendapatkan semua jenis informasi tersedia.
Artificial Intelligence (AI) yang merupakan bagian dari kemajuan Revolusi Industri 4.0
berkontribusi hingga peran yang secara umum mampu meredam berita palsu beredar di
masyarakat secara global. AI adalah teknologi dalam bentuk Artificial Intelligence diprogram
dalam sedemikian rupa sehingga teknologi atau alat yang dihasilkan akan melaksanakan pesanan
sesuai dengan tujuan awal pembentukannya. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi pada
skala yang lebih luas, AI mampu mereduksi berita palsu yang ada banyak beredar di internet.
Akan berdampak signifikan dirasakan oleh pengguna media sosial dalam memilah-milah berita
itu memiliki unsur berbohong atau tidak.

Banyak kasus hoax di dalam masyarakat yang telah membuat salah satu pihak maupun
kedua belah pihak merasakan dampak negatif dari hal tersebut. Maka dari itu, kami sebagai
seorang Canisian mengajak untuk teman – teman melakukan kebaikan seperti
#STOPPENYEBARANBERITAHOAX ​agar bukan hanya kita saja yang merasakan manfaat
dari hal tersebut, tetapi semua orang dalam lingkup luas pun bisa merasakannya.

Anda mungkin juga menyukai