PEMBAHASAN
A. Kajian Pustaka
1. Makna Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia diakui dan
diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya selaku makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, sama hak dan
kewajibannya, tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, dan
keturunan (Aa Nurdiaman, 2007).
Sebagai bangsa yang berketuhanan Yang Maha Esa dengan
sendiri- nya bangsa kita mempunyai rasa kemanusiaan yang luhur.
Pada hakekatnya kemanusiaan adalah bawaan kodrat manusia,
karena kemanusiaan adalah sifat atau ciri kodrat manusia.
Pengejawantahannya dapat kita lihat pada tindakan manusia yang
dapat kita nilai sesuai dengan kemanusiaan atau tidak. Peri
kemanusiaan adalah nilai khusus yang bersum- ber pada nilai
kemanusiaan. Jika sesuatu perbuatan dinilai sebagai tindakan yang
berperi kemanusiaan, ini berarti bahwa tindakan tersebut sesuai
dengan hakekat manusia yaitu kemanusiaan. Peri kemanusiaan adalah
sesuatu yang bersumber pada kemanusiaan, jiwa yang membedakan
manusia dengan makhluk lainnya.
Berdasarkan pengertian tersebut sebenarnya semua bangsa
mesti mempunyai kemanusiaan, begitu pula bangsa Indonesia,
bahkan kema- nusiaannya adalah adil dan beradab. Kekhususan
Bangsa Indonesia ada- lah adil dan beradab. Adil berarti memberikan
kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu apa haknya
sendiri. Beradab artinya mempunyai adab, mempunyai sopan santun,
mempunyai susila, artinya ada kesediaan menghormati bangsa lain,
menghormati pandangan, pendirian dan sikap bangsa lain (Mohamad
Sinal, 2017: 3-4).
Sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia terkenal
berwatak ramah tamah, sopan santun, lemah dengan sesama
manusia. Ini berarti bahwa bangsa Indonesia berperi kemanusiaan
yaitu mempunyai rasa bahwa antara mereka dengan bangsa lain ada
hubungan yang bersifat manusiawi. Sejak dahulu bangsa Indonesia
selalu menerima bangsa lain dengan keramah-tamahan, karena suatu
bangsa tidak akan dapat hidup sendirian terlepas dari bangsa lain.
Berikut ini saya kemukakan bukti-buktinya.
Bukti-bukti berupa bangunan, misalnya padepokan, pondok-
pondok. Bukti-bukti berupa semboyan, misalnya aja dumeh, aja
adigang adigung adiguna, aja kumenthus, aja kemaki, aja sawiyah-
wiyah, aja umuk, aja gumedhe, aja gumunggung. Pernyataan-
pernyataan tersebut intinya adalah larangan agar manusia jangan
berlaku sombong, congkak, tinggi hati dan besar kepala, dan
menganggap rendah orang lain yang mengakibatkan perbuatan tidak
berperi kemanusiaan.
Bukti-bukti berupa tulisan yang berisi karangan, ceritera-
ceritera dan kenyataan-kenyataan hidup, misalnya buku-buku
Bharatayuda, Ramayana, Arjunawijaya, Malin Kundang, Batu Pegat,
Anting Malela Bontu Sinaga, Danau Toba, Cindhe Laras, Riwayat
Dangkalan Metsyaha.
Bukti berupa perbuatan, adalah kegiatan-kegiatan kemanusiaan
mi salnya membantu meringankan penderitaan orang lain karena
bencana alam, membantu fakir miskin, membantu orang sakit,
hubungan dengan luar negeri baik melalui perdagangan maupun
politik. Cara mereka memberi bantuan kepada korban bencana alam
tentu saja tidak sama dengan sekarang misalnya mengumpulkan
sumbangan dan lain-lain. Begitu pula rumah untuk fakir miskin seperti
panti asuhan dan rumah sakit seperti sekarang belum ada. Meskipun
demikian perbuatan untuk meringankan penderitaan fakir miskin
sudah dilakukan misalnya dilakukan oleh para tetangganya. Meskipun
belum ada rumah sakit, tetapi sudah ada tempat (misalnya rumah
seseorang) untuk mencari obat. Meskipun belum ada dokter, tetapi
sudah ada dukun yang dapat menyembuhkan penyakit. Hubungan
dengan luar negeri dilakukan melalui perdagangan, perkawinan untuk
mempererat hubungan yang bersifat kemanusiaan.
Ceswara, Dicky Febrian, dan Puji Wiyanto. 2018. Implementasi Nilai Hak
Asasi Manusia dalam Sila Pancasila. Jurnal Universitas Negeri
Semarang. 2(2): 229
Lestari, Lilis Eka, dan Ridwan Arifin. 2019. Penegakkan dan Perlindungan
Hak Asasi Manusia di Indonesia dalam Konteks Implementasi Sila
Kemanusiaan yang Adil dan Beradad. J urnal Komunikasi Hukum
Universitas Pendidikan Ganesha. 5(2): 19
Matompo, Osgar S., Muliadi, dan Andi Nurul. 2018. Hukum dan Hak
Asasi Manusia. Malang, Jawa Timur: Intrans Publishing Wisma
Kalimetro