Anda di halaman 1dari 10

DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA

GIZI BURUK ATAU YANG BERISIKO


GIZI BURUK
No. Dokumen : /SOP.UKM/II/2019
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 2019
Halaman : 1/2
Sutiyono, SKM., MM.
Puskesmas
NIP.1984042420141210
Pulang Pisau
01

1. Pengertian Pelaksanaan sweeping dan kunjungan rumah balita yang terlihat kurus,
terdapat pitting edema bilateral, bayi <6 bulan yang lemah dan sulit
menyusu.
2. Tujuan 1. Kasus gizi buruk yang dapat dicegah dan ditangani dengan cepat dan
tepat sehingga kondisi mereka tidak menjadi lebih buruk
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor

4. Referensi Kementrian Kesehatan RI Tahun 2021, Standar Prosedur Operasional


Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
5. Prosedur 1. Petugas gizi mempelajari laporan balita gizi kurang dan gizi buruk
2. Petugas gizi menyiapkan alat antropometri
3. Petugas gizi berkoordinasi dengan petugas kesehatan yang lain
(dokter, perawat, bidan) untuk melaksanakan pelacakan
4. Nakes bersama-sama ke rumah balita gizi buruk
5. Petugas gizi melakukan penyelidikan apabila terjadi kasus gizi
buruk sesuai dengan form pelacakan kasus gizi buruk (Menimbang
BB, Mengukur TB, dan memeriksa balita Gizi Buruk)
6. Pelaporan dan pencatatan balita gizi kurang dan gizi buruk
7. Membuat rencana Tindak Lanjut
6. Bagan Alir

7. Unit Terkait  Petugas Gizi


 Dokter
 Bidan Desa
 Kader
8. Dokumen 1. Buku pencatatan hasil penimbangan di Posyandu.
Terkait 2. Form pelacakan kasus gizi buruk
3. Form rujukan

9. Rekam Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai


Perubahan diberlakukan
PENETAPAN DAN KLASIFIKASI
BALITA GIZI BURUK DI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN
No. Dokumen : /SOP.UKM/II/2019
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 2019
Halaman : 1/2
Sutiyono, SKM., MM.
Puskesmas
NIP.19840424201412
Pulang Pisau
1001

1. Pengertian Proses menentukan klasi�ikasi kasus masalah gizi balita yang


ditemukan dan dirujuk oleh kader atau anggota masyarakat, sehingga
dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
2. Tujuan 1. Balita kurang gizi akut atau yang berisiko mengalami gizi
buruk dan gizi kurang mendapatkan tindakan yang harus diberikan
sesuai dengan standar alur rujukan
2. Balita yang dirujuk mendapatkan perawatan yang cepat dan
tepat, termasuk tepat waktu, sesuai dengan kondisi balita (gizi
buruk, gizi kurang atau dengan hambatan pertumbuhan).
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor

4. Referensi Kementrian Kesehatan RI Tahun 2021, Standar Prosedur Operasional


Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
5. Prosedur 1. Pemeriksaan oleh Dokter
2. Pelaporan dan pencatatan balita gizi kurang dan gizi buruk
3. Membuat rencana Tindak Lanjut
4. Persiapan rujukan dari poli MTBS ke ruang rawat inap ke
fasyankes dengan perawatan
6. Bagan Alir

7. Unit Terkait  Petugas Gizi


 Dokter
8. Dokumen
Terkait

9. Rekam Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai


Perubahan diberlakukan
TATA LAKSANA BALITA GIZI BURUK
DI LAYANAN
RAWAT JALAN
No. Dokumen : /SOP.UKM/II/2019
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 2019
Halaman : 1/2
Sutiyono, SKM., MM.
Puskesmas
NIP.19840424201412
Pulang Pisau
1001

1. Pengertia Pelaksanaan tindak lanjut pada balita gizi buruk yang dirujuk ke fasyankes.
n
2. Tujuan 1. Balita gizi buruk usia 6-59 bulan tanpa komplikasi medis dapat dirawat
dengan cepat dan tepat sesuai 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk di
layanan rawat jalan.
2. Mengetahui dan merencanakan persiapan logistik, pemantauan dan
evaluasi manajemen layanan rawat jalan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor

4. Referensi Kementrian Kesehatan RI Tahun 2021, Standar Prosedur Operasional


Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
5. Prosedur 1. Dokter bersama nutrisionis menentukan anamnesis riwayat kesehatan
balita
2. Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan khusus
3. Melakukan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
4. Melakukan pemberian obat sesuai hasil pemeriksaan
5. Menghitung kebutuhan gizi balita
6. Melakukan tes nafsu makan
7. Mencatat hasil layanan dalam rekam medis dan formulir rawat jalan
6. Bagan
Alir
7. Unit  Petugas Gizi
Terkait  Dokter
 Bidan
 Perawat
8. Dokumen
Terkait

9. Rekam No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai


Histori diberlakukan
Perubahan

TATA LAKSANA GIZI BURUK PADA


BALITA USIA 6-59 BULAN DI LAYANAN
RAWAT INAP
No. Dokumen : /SOP.UKM/II/2019
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 2019
Halaman : 1/2
Sutiyono, SKM., MM.
Puskesmas
NIP.19840424201412
Pulang Pisau
1001
1. Pengertia Pelaksanaan perawatan pada balita gizi buruk usia 6-59 bulan dengan
n komplikasi medis,balita gizi buruk usia ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg
dan bayi gizi buruk
usia < 6 bulan.

2. Tujuan 1. Balita gizi buruk usia 6-59 bulan tanpa komplikasi medis dapat dirawat
dengan cepat dan tepat sesuai 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk di
layanan rawat inap.
2. Mengetahui dan merencanakan persiapan logistik, pemantauan dan
evaluasi manajemen layanan rawat jalan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor

4. Referensi Kementrian Kesehatan RI Tahun 2021, Standar Prosedur Operasional


Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
5. Prosedur 1. Petugas gizi memberikan tata laksana sesuai 4 fase yaitu: fase
stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan tindak lanjut.
2. Penentuan kondisi klinis balita gizi buruk berdasarkan tanda
bahaya dan tanda penting sesuai kondisi klinis mengacu pada 10
Langkah Tata Laksana Gizi Buruk

6. Bagan
Alir

7. Unit  Petugas Gizi


Terkait  Dokter
 Perawat
8. Dokumen
Terkait

9. Rekam No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai


Histori diberlakukan
Perubahan
TATA LAKSANA GIZI BURUK PASCA
RAWAT INAP PADA BAYI USIA < 6
BULAN DAN BALITA USIA ≥ 6 BULAN
DENGAN BERAT BADAN < 4 KG DI
LAYANAN RAWAT JALAN
No. Dokumen : /SOP.UKM/II/2019
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 2019
Halaman : 1/2
Sutiyono, SKM., MM.
Puskesmas
NIP.19840424201412
Pulang Pisau
1001
1. Pengertia Pelaksanaan perawatan pada bayi gizi buruk usia < 6 bulan dan balita usia ≥ 6
n bulan dengan BB < 4 kg pasca rawat inap di fasyankes.
2. Tujuan 1. Balita gizi buruk usia 6-59 bulan tanpa komplikasi medis dapat dirawat
dengan cepat dan tepat sesuai 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk di
layanan rawat jalan.
2. Mengetahui dan merencanakan persiapan logistik, pemantauan dan
evaluasi manajemen layanan rawat jalan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor

4. Referensi Kementrian Kesehatan RI Tahun 2021, Standar Prosedur Operasional


Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
5. Prosedur 1. Dokter bersama nutrisionis menentukan anamnesis riwayat kesehatan
balita
2. Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan khusus
3. Melakukan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
4. Melakukan pemberian obat sesuai hasil pemeriksaan
5. Menghitung kebutuhan gizi balita
6. Melakukan tes nafsu makan
7. Mencatat hasil layanan dalam rekam medis dan formulir rawat jalan
8. Bagan
Alir

9. Unit  Petugas Gizi


Terkait  Dokter
 Bidan Desa
 Kader
10. Dokumen
Terkait
11. Rekam No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai
Histori diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai