Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

kemungkinan semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa dimasa

akan datang. Begitu pula sebaliknya, apabila keperibadian anak disuatu

bangsa buruk, Masa depan bangsa dan negara dimasa yang akan datang

berada ditangan kita dimasa sekarang. Semakin baik keperibadian anak

generasi sekarang ini, maka tidak menutup maka kemungkinan besar akan

buruk pula kehidupan bangsa yang akan datang. Periode usia masa anak

merupakan masa yang, sehingga kelak anak tersebut tumbuh menjadi anak

yang berakhlak mulia sehingga dapat bertanggung jawab dalam dirinya

untuk mencapai kebutuhan hidupnya rentang bagi kehidupan anak sebagai

sosok individu manusia. Anak harus diperlakukan secara manusiawi seperti

diberi nafkah baik lahir maupun batin dimasa mensosialisasikan mendatang,

serta menjadi penerus keluarganya serta bangsa dan negara.

sehingga wajib dilindungi dari segala bentuk perlakuan tidak manusiawi

yang mengakibatkan terjadinya Bagi kehidupan manusia sebagai individu,

anak sebagai tunas penerus cita- cita pembangunan bangsa memiliki peran

strategis, ciri dan sifat khusus, pelanggaran hak asasi manusia pada anak.

Dalam hal ini anak diposisikan sebagai kelompok sosial yang mempunyai

status sosial yang lebih rentan dari masyarakat dilingkungan tempat

berinteraksi, sehingga anak - keterbatasan yang dimiliki dalam lingkungan

sosial mengarah pada kebutuhan untuk mendapat perlindungan kodrati bagi

anak itu sendiri. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan oleh anak
2

Dalam konstitusi negara kita, dijelaskan dalam Pasal 3 Ayat (1) UUD

195 bahwa “dan didorong untuk menjamin kesejahteraannya. Dengan kata

lain, anak adalah tanggung jawab anak-anak miskin dan terlantar dipelihara

oleh negara”. Hal ini mengandung pengertian bahwa anak adalah subjek

hukum hukum nasional, yang harus dilindungi, dibina pemerintah dan

masyarakat. Anaklah yang harus memiliki hak untuk memastikan

pertumbuhan dan perkembangan mental, fisik dan sosial yang tepat. Selain

itu, serta berhak atas pengasuhan dan anak berhak menikmati pelayanan

untuk pengembangan kapasitas dan kehidupan sosial perlindungan baik

selama anak dalam kandungan maupun setelah anak lahir.

peraturan terbaru yang tercantum dalam UU No. 37 tahun 2014 yaitu

tentang perlindungan anak Ketentuan perundang-undangan telah

dikeluarkan oleh negara untuk memenuhi amanat UUD 1995. Salah satunya

adalah UU Kesejahteraan Anak yang telah berkali-kali direvisi dan

memperkenalkan. Secara tegas disebutkan dalam butir-butir peninjauan

yang salah satunya mengatur dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 195 bahwa setiap anak berhak untuk hidup,

tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi, sebagaimana diatur. status hukum khusus karena

diperlakukan berbeda dari mereka yang dianggap dewasa. Anak dianggap

tidak mampu mengambil tindakan hukum untuk mempertanggungjawabkan

apa yang telah dilakukannya, meskipun ia mungkin telah menentukan

tindakannya sendiri berdasarkan pikiran, keinginan, atau perasaannya.

Bahkan, untuk mempertegas perbedaan perlakuan hukum, diperkenalkan

pula sistem peradilan pidana yang menganggap anak sebagai pelaku, seja

. Keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas yang

diberikan ditentukan oleh manajemen. Tim kepemimpinan yang fleksibel,


3

tangguh, adaptif dan tanggap Kepemimpinan yang efektif adalah pemimpin

yang dapat membimbing kegiatan anggotanya. Kepemimpinan sangat

penting bagi anggota kepolisian terhadap yang efektif, diperlukan beberapa

strategi, antara lain peningkatan komitmen dan etika kepemimpinan yang

baik. Etika pemimpin dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota dalam

semua kegiatan, sehingga pelaksanaan perubahan dapat mengantarkan

Polri mencapai tujuannya. Untuk mencapai kepemimpinan Polri tugas pokok

dan fungsi CAND semakin efektif.

yang baik maka efisiensi kerja juga akan baik, kadang lucu karena

AKABRI sendiri juga kurang disiplin paktor disiplin kerja juga mempengaruhi

efisiensi kerja seorang polisi karena dengan disiplin kerja kerja karena

masyarakat masih datang secara rutin. melihat seberapa disiplin dia dalam

menjalankan tugas yang terlambat atau tidak menghadiri apel pagi, karena

prestasi seseorang juga diberikan.

faktor motivasi juga dianggap berpengaruh terhadap kinerja. Pengertian

motivasi adalah motivasi dari dalam diri untuk melakukan kegiatan guna

mencapai tujuan.. Berdasarkan temuan hasil peneliti yang terkait tentang

dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja.

Kinerja anggota kepolisian sangat penting untuk tercapainya tujuan

yang telah ditetapkan sejalan dengan visi dan misi kepolisian. Garda

Nasional menggunakan efisiensi operasional sebagai alat strategis untuk

mengukur kemampuan anggota dalam menjalankan tugasnya sesuai

dengan undang-undang yang mengaturnya. Menurut (Mangkunegara

(2000)) “Kinerja adalah hasil dari kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang disebutkan dalam”. Pasal 26 Undang-Undang Kepolisian Nomor


4

2 Tahun 2002, meliputi pemeliharaan ketertiban dan keamanan masyarakat,

penegakan hukum, serta mengayomi dan melayani kepada masyarakatan.

aspek, misalnya seorang prajurit polisi adalah dalam penyelesaian suatu

perkara pidana muncul. Ungkapan ideal mengayomi dan mengabdi kepada

masyarakat, namun pada kenyataannya banyak polisi yang melanggarnya.

. Aspek sosial dan penegakan hukum. Di bidang penegakan hukum,

terdapat instansi pemerintah, dimana di antaranya Peran Satuan

Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Bareskrim Polda Kalsel berperan

dalam mengatasi permasalahan dengan melindungi anak dalam kaitannya

dengan anaknya sebagai pelaku dan korban tindak pidana. kegiatan

menguasai sistem adalah kepolisian negara Republik Indonesia, yang

ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 2 tentang peradilan pidana,

dimana di antaranya Kepolisian Negara Tahun 2002 (POLRI). Negara

Kesatuan Republik Indonesia: Memelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat, menegakkan, melindungi, mengayomi, dan memberikan

pelayanan publik.

Tabel 1.1

Data Kasus Yang Ditangani Unit PPA Polda Kalimantan Selatan

Dari Tahun 2020 Sampai 2021

NO T.P JMLH L.P JMLH L.P KET


2020 2021 PROSES P/PP
1 PERZINAHAN 4 5 SIDIK K.4 U.1
2 PERBUATAN CABUL 5 4 SIDIK K.4 U.1
3 PERSETUBUHAN 4 6 SP.3 K.4 U.1
4 PENIPUAN DAN PENGELAPAN 3 2 LIDIK K.4 U.1
5 KDRT 3 6 SP.2 K.4 U.1
6 KEKERASAN PSIKIS 2 1 LIDIK K.4 U.1
7 PERMERKOSAAN 5 6 SP.2 K.4 U.1
8 PERLINDUNGAN ANAK 5 4 THP II K.4 U.1
9 PERSETUBUHAN ANAK 8 9 THP II K.4 U.1
5

kepada anak yang menjadi korban tindak pidana. Pembentukan

ruang pelayanan khusus dan Data di atas menunjukkan bahwa anggota

Reserse Kriminal Polri di Polda Kalsel harus bekerja dengan baik untuk

memberikan perlindungan hukum saksi dan/atau berdasarkan Peraturan

Komisaris Kepolisian Negara (Perkap) Tahun 2007 Nomor 19 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) di

Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia. diperkuat dengan

Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penanganan

Sidang Korban Tindak Pidana Korupsi. Tahun 2007 Perkap No. Pasal 2 (1)

dari 10 dengan jelas mengatur bahwa pelayanan bagi perempuan dan anak

(selanjutnya disingkat PPA) adalah unit yang menangani pemberian

pelayanan berupa pengamanan bagi perempuan dan anak.

Berdasarkan data Dekretorat Polda Kalsel (dalam observasi masalah

tindak pidana anak, khususnya kasus-kasus yang sangat kompleks yang

saat ini sedang berjalan di Direktorat Polda Kalimantan hal ini diproses oleh

Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA Unit)), anak sebagai korban

Kriminal Umum Polda Kalsel menjadi kontroversi ketika masyarakat kurang

memahami bagaimana tindak pidana didominasi oleh tindak pidana

penganiayaan anak. Satuan reserse menangani kejahatan terhadap anak.

Dalam kasus ini, dilakukan oleh unit PPA polisi terhadap anak tersebut.

efektif karena pihak keluarga cenderung penyidik mengatakan pengobatan

itu sudah optimal, namun Polda Kalsel menilai hal itu tidak melampaui

penanganan pihak polisi. Untuk itu peneliti berpendapat perlu untuk mengkaji

efektifitas unit PPA Bareskrim Polda Kalimantan dalam menangani kasus

pidana terhadap anak.

demokratis, yang pasti kepolisian dituntut agar profesional dalam

melaksanakan tugas pokoknya yang di berikan. Berdasarkan uraian


6

mengenai gaya kepemimpinan, Dengan situasi yang semakin berkembang

dengan segala permasalahannya yang asa dan diiringi degan di atas,

penulis tertarik untuk perkembangan masyarakat yang makin Displin Kerja

dan Motivasi Kerja anggota Polisi melakukan penelitian mengenai gaya

kepemimpinan dan Displin Kerja dengan judul “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan, Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja Dalam Upaya

Peningkatan Kinerja Anggota Polri Unit Perlindungan Perempuan Dan

Anak (PPA) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalimantan

Selatan”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah Gaya Kepemimpinan, Displin Kerja dan Motivasi Kerja

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Dalam Upaya

Peningkatan Kinerja Anggota Polri Unit Perlindungan Perempuan Dan

Anak (PPA) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalimantan

Selatan?

2. Apakah Gaya Kepemimpinan, Displin Kerja dan Motivasi Kerja

berpengaruh signifikan secara parsial Dalam Upaya Peningkatan Kinerja

Anggota Polri Unit Perlindungan Perempuan Dan Anak (PPA) Direktorat

Reserse Kriminal Umum Polda Kalimantan Selatan?

3. Manakah diantara Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Motivasi

Kerja yang berpengaruh dominan Dalam Upaya Peningkatan Kinerja

Anggota Polri Unit Perlindungan Perempuan Dan Anak (PPA) Direktorat

Reserse Kriminal Umum Polda Kalimantan Selatan?


7

1.3. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis apakah Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan

Motivasi Kerja berpengaruh signifikan secara simultan Dalam Upaya

Peningkatan Kinerja Anggota Polri Unit Perlindungan Perempuan Dan

Anak (PPA) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalimantan

Selatan.

2. Untuk menganalisis apakah Gaya Kepemimpinan, Stres Kerja dan

Motivasi Kerja berpengaruh signifikan secara parsial Dalam Upaya

Peningkatan Kinerja Anggota Polri Unit Perlindungan Perempuan Dan

Anak (PPA) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalimantan

Selatan.

3. Untuk menganalisis manakah diantara Gaya Kepemimpinan, Stres Kerja

dan Motivasi Kerja yang berpengaruh dominan Dalam Upaya

Peningkatan Kinerja Anggota Polri Unit Perlindungan Perempuan Dan

Anak (PPA) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalimantan

Selatan.

1.4. Keguanaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Aspek Akademis

Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja sehingga dapat dipakai sebagai acuan

untuk menentukan penelitian ini akan memberikan kontribusi ilmiah bagi

pengembangan Gaya Kepemimpinan, strategi pengelolaan Anggota Polri

pada Kenerja anggota kepolisian..


8

2. Pengembangan Aspek Ilmu Pengetahuan

a. Memberi kontribusi dalam pengembangan khasanah ilmu

pengetahuan sehingga dapat memperkuat teori-teori yang berkaitan

dengan judul penelitian ini.

b. Menambah referensi dan pengetahuan bagi penelitian selanjutnya,

baik secara teoritis maupun empiris sesuai dengan variabel-variabel

yang diamati.

3. Aspek Praktis

Dari segi aspek praktis, sebagai masukan bagi Polri dalam menetukan

langkah kebijakan dalam naik taraf Kinerja Anggota Kepolisian.

Anda mungkin juga menyukai