Anda di halaman 1dari 3

NAMA: SHAKINA ALIQA NAZWA

KELAS: XI MIPA 1

HAPPY ENDING

Umur 14 tahun merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju masa remaja. Pada saat
inilah semua anak bakal mengalami perubahan secara fisik maupun psikis, gak ada lagi keseriusan dalam
belajar, yang ada hanyalah keinginan merasakan kebesan dan mencari tau apa itu cinta. Pada saat itu
pula rata-rata remaja bakal merasakan kasmaran, termasuk aku.

Namaku Raya Kusumajaya, biasa dipanggil Raya. Aku sekarang duduk dibangku kelas 3 SMP,
bukanya belajar dengan serius untuk menghadapi UN aku malah sibuk memikirkan seseorang. Yuuppp
tentu saja yang aku pikirkan itu seorang cowok namanya Fadli Putra Alveno, biasa dipanggil Fadli. Dia
adalah cowok yang sejak kelas 2 SMP aku sukai. Gak tau kenapa bukannya perasaan itu semakin
berkurang malah semakin bertambah.

Satu-satunya orang yang mengetahui aku mempunyai rasa sama Fadli cuma Rani, Rani lah yang selalu
setia mendengar celotehan ku tentang Fadli. Rani adalah sahabatku sejak kelas 1SMP Menurutku Rani
adalah cewek yang aneh, karena menurut pengakuannya gak ada cowok yang dia suka, setiap kali aku
bertanya tentang itu Rani selalu bilang dengan santai ‘’ GAK ADA’’. Rani memang cewek pendiam, beda
banget sama aku yang gak bisa diam karena sering nyari perhatian Fadli.
Aku dan Fadli satu kelas dan itu membuatku cukup salting di kelas. Sampai sekarang aku hanya
bisa memendam perasaanku, sampai suatun hari Rani ngomong sama aku, ‘’Ray, kalau kamu suka sama
Fadli, kenapa kamu nga coba dekatin?’’ ‘’Hahh?? Ran nga mungkin cewek yang deketin cowok’’ balas
aku dengan raut wajah yang tidak menentu. ‘’Ya ampun Raya, deketin seperti teman aja kali…… misalnya
SMSan sama Fadli ataupun sering ngobrol sama dia’’ , kata-kata Naya memang ada benarnya juga sih,
selama 2 tahun aku suka sama Fadli, aku paling jarang ngobtrol sama dia. ‘’Oke akan aku coba Rn’’.

Semenjak saat itu aku mulai mencoba untuk dekat dengan Fadli, mulai dari SMSan sampai sering
ngobrol sama dia . Fadli itu perfect dimataku dia hitam manis, tinggi, ganteng, pintar, dan baik hati.
Selama proses pendekatanpun aku ngerasa akrab banget sama dia. Sampai-sampai banyak orang di
kelas bilang kalau Fadli suka sama aku. Iya aku dengan Fadli dengan dekat banget, kami sering ke kantin
bareng, pulang bareng, dan itu termasuk hal yang menyenangkan bagi ku, tapi tetap saja aku ngerasa
kurang nyaman karena kedekatan kami tanpa status.

Karena semakin resah akhirnya suatu hari aku bertanya pada Arzan. Arzan adalah sahabatnya
Fadli ‘’Zan, ada yang mau aku tanyain sama kamu’’ ‘’Apaan Ray?’’ ‘’kamu tau gak siapa yang Fadli
suka?’’ ‘’Kalau itu sih aku juga kurang tau Ray, tapi yang jelas 3 Hari lagi Fadli bakalan nembak cewek
yang dia suka’’ mendengar itu jantungku terasa berdetak sangat cepat . ‘’Oh iya deh makasih infonya
yah’’, ‘’iya sama-sama Ray’’. Setelah itu aku langsung menceritakan semuanya sama Rani, dan Rani pun
menebak yang bakalan ditembak Fadli itu adalah aku……

Akhirnya hari yang aku tunggu tiba. Hari ini adalah hari dimana Fadli bakalan nembak cewek
yang dia suka. Akupun udah dandan cantik dan rapih banget, pergi sekolah pun aku semangat banget.
Setibanya di sekolah Fadli hanya teersenyum melihat aku yang sangat gembira. Sampai waktu istirahat
pun tiba, Arzan berdiri di depan kelas dan teriak ‘’ Ehh teman-teman Fadli bakalan nembak cewek nihh’’,
Aduh pas itu aku pun berbisik pada Naya ‘’Nay, kalau cewek yang ditembak Fadli nga nerima Fadli bakal
aku marahin, masa dia gak mau nerima Fadli yang perfect banget.’’ ‘’Ah bilang aja yang mau ditembak
Fadli itu kamu Raya’’. Mendengar balasan Naya aku hanya tersenyum malu

Gak terasa Fadli udah berdiri di depan meja ku sama Naya. Saat itu Fadli langsung ngomong
‘’Raaaaaa…..’’ aduh pas Fadli ngomong itu aku udah senang banget , nama aku Raya dan biasa teman-
teman kalau ngomong sama aku cuma Ra aja dan ternyata yang ditembak Fadli ‘’Raaaa….niiiii kamu mau
gak jadi pacar aku?’’.

Aku langsung kaget mendengar itu badanku terasa lemas banget, aku hanya bia senyum sambil
bisik ke Rani ‘’Terima Fadli ya Ran,, aku ikhlas asalkan Fadli bahagia.’’ waktu itu Rani dan Fadli resmi
pacaran

Pada saat itu aku keluar kelas dengan alasan sama Rani kalau aku mau ke kantin, padahal aku
langsung ke toilet . Keadaan toilet saat itu sepi karena anak-anak yang lain pada ke kantin, gak tau
kenapa air mata aku netes , aku menangis, rasanya itu perih banget ketika kita mencintai seseorang yang
malah mencintai sahabat kita sendiri. Lalu aku bergegas keluar dari toilet sambil menghapus air mata
aku. Plukk ternyata aku menabrak seseorang dan itu adalah Arzan. ‘Ra, kamu kenapa nangis ?’’
pertanyaan dari Arzan hanya membuat aku semakin menangis, ‘’Ra, sebenarnya aku udah tau kalu kamu
suka sama Fadli, aku jugaa tau kalau yang bakal ditembak sama Fadl itu Rani…’’

Mendengar itu air mataku pun semakin deras mengalir , tiba-tiba Arzan langsung mendekapku.
Mulai saat itu aku baru menyadari bahwa Arzan begitu perhatian terhadapku

Dihari-hari berikutnya aku berusaha bersikap biasa sama Rani. Fadli begitu perhatian sama Rani,
aku hanya dapat tersenyum melihat mereka seakan aku mendukung hubungan mereka. Tapi sebenarnya
hati ini tengah menangis, menangis sekuat-kuatnya, dan aku akan tetap berusaha tegar, mungkin aku
bisa membohongi Fadli dan Rani tapi tidak dengan Arzan. Ntah mengapa akhir-akhir ini aku merasa
nyaman saat bersama Arzan. Tapi aku takut kedekatan ini sama seperti kejadian aku dengan Fadli. Dulu
aku sempat dekat sama Fadli tapi ternyata Fadli sukanya sama Rani. ‘’Apakah mungkin Fadli dekat
denganku dan dia akan jadian dengan cewek lain??’’ tanyaku dalam hati

Aku mulai merasa ada yang aneh pada Arzan. Tiba-tiba Arzan mengeluarkan setangkai bunga
mawar putih dari kantong celananya. ‘’Ra mungkin ini adalah saat yang tepat untuk ngungkapin
perasaan aku sama kamu, sebenarnya aku udah lama suka sama kamu’’. ‘’Ra kamu mau gak jadi pacar
aku??’’. Mendengar ungkapan perasaan Arzan aku hanya bisa menangis dan karena aku memiliki
perasaan yang sama dengannya akupun menerima cinta Arzan. Kamipun resmi berpacaran.

Aku sangat berterima kasih pada Tuhan karena telah menciptakan sesosok Arzan yang telah
mampu mengobati luka hati ini. Sekarang aku dan Rani pun sama-sama bahagia. Dari pengalamanku ini
aku belajar cintailah orang yang mencintaimu karena belum tentu orang yang kamu cintai, mencintaimu
pula. Dan relakan orang yang kamu sayangi untuk bersama orang yang dia sayangi pula, karena
sebenarnya tuhan telah mempunyai pengganti yang lebih baik yang pasti terbaik untukmu

Anda mungkin juga menyukai