Anda di halaman 1dari 2

Ketika Dia Menghampiriku

Kala itu aku sedang duduk santai di bangku taman kampus, sambil membaca buku kuperhatikan satu-
persatu halaman demi halaman yang kuharapkan bisa menembah wawasanku. tak lama kemudian ku
mendengar suara langkah kaki yang hendak menghampiriku.

“Hai sedang apa?”. Suara laki-laki itu yang kurasa sudah berada dekat dengan posisi duduk ku.

“Sedang membaca buku saja,”. Jawabku agak malas.

“Tiba-tiba sekali kau melakukan ini”. Dirinya bertanya lagi padaku.

“Kurasa saat ini aku tak tahu mau melakukan apa, jadi apa salahnya aku membaca buku. Mengisi waktu
luang”. Timpalku sambil menjelaskan.

“Kau mau ini?”. Sambil menyodorkan segelas jus minuman dingin kepadaku.

“Ambillah aku membelikan ini untukmu”.

“Untukku?, tak biasanya kau seperti ini kepadaku, Han”

“Memangnya tidak boleh aku membelikan ini untukmu, ya sudah aku ambil lagi saja minumanku kalau
kau tidak menginginkannya”. Nada bicara yang membuatku terasa lucu jika didengar.

Akhirnya keduanya meminum minuman yang dibawa lelaki itu, dengan nikmatnya mereka meneguk
perlahan airnya. Tampak pandangan yang tak sewajarna sebagai seorang sahabat dekat, entah apa yang
mereka rasakan saat itu. Mereka seperti anak remaja yang dilanda rasa dilema yang mendalam. Apakah
mereka merasakan yang namanya cinta?. Jika salah satu dari mereka tidak bisa berjalan bersama,
seperti ada yang kurang dirasakan oleh rekan-rekan satu kampusnya. Pandangan mereka saling
bertemu, binaran cahaya di mata mereka menceritakan sesuatu yang sulit untuk dijelaskan bagaimana
rasanya. Mungkin mereka hanya bisa bertatap seperti itu, setelah selama 6 tahun menjalin
persahabatan yang begitu dekat seperti sepasang kekasih yang begitu serasi. Namun, sepertinya mereka
menyembunyikan perasaan yang mereka rasakan. Karena mereka lebih mencoba diam untuk masalah
ini. Hingga pandangan mereka pun terlepas ketika mendengar seseorang memanggil.

“Farhan?” Suara yang tidak asing menurut mereka untuk didengar.

“Eh, kamu San, ada apa?” Ya Santi yang menghampiri mereka saat ini, wanita yang sangat menyukai
Farhan. Namun sampai saat ini Farhan belum bisa membalas perasaannya karena ada wanita lain yang
mengisi hatinya terlebih dahulu, itulah Rasti sahabatnya sendiri.

“Kamu mau membantuku menyelesaikan tugas biologi ini tidak?, aku kesulitan nih, terlalu rumit bagiku
untuk menyelesaikannya. Mungkin dengan bantuan mu aku bisa memperbaiki nilaiku yang akhir-akhir
ini turun”. Ucapnya dengan agak sedih.
“Mungkin kau kurang belajar San, Harusnya kau mencoba dan lebih banyak membaca lagi tentang
memahami pelajaran ini. Sulit memang tapi pasti bisa kok”. Rasti memberikan motivasi kepada Santi,
namun dari raut muka yang ditunjukan Santi seperti raut wajah yang tidak suka Rasti berbicara seperti
itu.

“Kau tak perlu menasehati ku Rasti, aku tak suka dinasehati kamu, kau kira kau sudah lebih baik?. Aku
tak butuh kamu disini kalau hanya untuk menceramahi aku. Lebih baik kau pergi saja sana dengan yang
lain tinggalkan aku dan Farhan saja disni. Lagi pula aku cuma butuh Farhan bukan kamu”. Santi berucap
dengan sangat ketus kepada Rasti.

Tak layaknya perempuan seperti biasanya pastilah sakit hatinya apabila dikatakan hal semcam itu.
Tanpa fikir panjang Rasti pun meninggalkan mereka berdua dalam keadaan terisak, menimbulkan rasa
yang juga sedih dan tidak enak di hati Farhan. Ketika dirinya ingin mengejar Rasti, tangannya sudah
terkunci oleh dekapan tangan Santi.

“Apa yang kau lakukan kepadanya?, lihatlah dia menangis karena ucapanmu itu”. Farhan berusaha
membela.

“Aku tak menginginkan dia ada disini, kau tahu aku ingin belajar dengan mu, bukan dengan dia”. Bantah
Santi pada Farhan.

“Tetapi, aku tidak suka dengan caramu yang seperti tadi”. Farhan masih tidak menerima kini dia tidak
bisa berbuat banyak.

“Hei, disini aku ingin kau membantuku menyelesaikan ini, sudah lah dia cuma sahabatmu saja. Kenapa
kau begitu membelanya?. Lupakan dia disini ada aku yang sedang membutuhkanmu”. Santi sungguh
bersikeras membujuk Farhan.

Sebenarnya Farhan ingin sekali mengejar Rasti memberikan sedikit pengertian kepadanya. Tapi
rasanya tidaklah mungkin untuk saat ini sekarang ia hanya menunggu waktu yang tepat untuk menemui
sahabatnya dan berbicara secara perasaan dengannya.

Anda mungkin juga menyukai