Anda di halaman 1dari 10

JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Al-Khiyar dan Implementasinya dalam Jual Beli

Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Online


E-ISSN 2621-8348
Orin Oktasari

AL-KHIYAR DAN IMPLEMENTASINYA DALAM JUAL BELI ONLINE

Abstrak Orin Oktasari


Al-khiyar dan Implementasinya dalam Jual Beli online, Khiyar STIESNU BENGKULU
merupakan hak pilih bagi penjual dan pembeli untuk E-mail: orin@stiesnu-bengkulu.ac.id
melanjutkan atau membatalkan akad jual beli yang
dilakukannya. Jual beli dibolehkan dalam Islam untuk
memenuhi hajat pembeli memiliki barang dan jasa juga
memenuhi hajat penjual mendapatkan keuntungan. Jual beli
online merupakan proses jual beli, pertukaran produk, jasa dan
informasi melauli internet . Adanya hubungan yang secara
langsung antara jaringan komputer dengan jaringan yang
lainnya maka sangat memungkinkan untuk melakukan satu
transaksi langsung melalui jaringan komputer. Transaksi
langsung inilah yang kemudian disebut dengan transaksi
online. Khiyar ditetapkan dalam Islam untuk menjamin
kerelaan dan kepuasan timbal balik bagi pihak-pihak yang
melakukan akad dalam suatu jual beli. Prakteknya khiyar tidak
dilaksanakan dengan baik pada tarnsaksi jual beli, bahwa
penjual tidak mau melayani pembeli yang complaint terhadap
mutu barang yang telah dibeli atau berbeda dengan yang
diinginkan dan tidak mau menerima atau mengganti barang
tersebut. Hak khiyar yang tidak terlaksana pada jual beli ini
membuat pembeli lebih berhati-hati dalam bertransaksi agar
tidak menyesal ketika telah terjadi akad jual beli.
Kata kunci : Al-Khiyar, Jual beli Online

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman dan kecanggihan salam memiliki defenisi sederhana yaitu jual beli
tekhnologi sekarang telah mempermudah proses yang barangnya diserahkan dikemudian hari,
transaksi dalam bisnis. Begitu juga dengan sedangkan pembayarannya dilakukan diawal.
perkembangan pemasaran barang yang Bai’as-salam dengan akad pemesanan ini hukumya
diperjualbelikan (marketing). Media pemasaran boleh dalam transaksi ekonomi Islam.
yang awalnya hanya dilaksanakan dengan saling
Jual beli online diperbolehkan dalam Islam
bertemu pihak penjual dan pembeli, sekarang hal-
dengan syarat jenis objek, sifat objek, kadar objek
hal ini sudah bisa dilaksanakan tanpa harus bertemu
jual beli haruslah jelas. Jadi jika kemudian barang
langsung dengan adanya perkembangan alat
yang sesuai dengan spesifikasi penjual maka
telekomunikasi berupa jaringan internet. Jual beli
sahlah jual belinya. Pada praktiknya jual beli online
secara online sekarang ini telah menjadi pilihan
memiliki sisi positif dan negatifnya. Transaksi
bagi masyarakat untuk mendapatkan barang yang
online yang dinilai praktis ini menemukan sisi
dibutuhkan. Transaksi ini dinilai praktis dan tak
negatif dimana konsumen merasa dirugikan karena
serumit jual beli secara konvensional yang telah
barang yang dibeli tidak sesuai dengan pesanan
berlangsung lama. Dalam Islam jual beli online
atau dalam keadaan cacat. Hal ini tentu saja tidak
termasuk kedalam akad jual beli salam, bai’as-

39
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Al-Khiyar dan Implementasinya dalam Jual Beli
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Online
E-ISSN 2621-8348
Orin Oktasari

serta merta menjadi kesalahan yang dibebankan hak khiyar dalam jual beli sebagai bentuk kasih
kepada pihak penjual. Karena pembeli sebagai sayang terhadap pelaku akad.4
pelaku ekonomi juga punya kewajiban untuk Kata khiyar dalam bahasa arab berarti
menjaga hak-haknya sendiri dengan berhati-hati pilihan. Pembahasan khiyar di kemukakan oleh
ketika melakukan transaksi. Oleh karena itu ada para ulama fiqh dalam permasalahan yang
hak khiyar untuk menerus kan atau tidak menyangkut transaksi dalam bidang perdata
menuruskan jual beli tersebut. khususnya transaksi ekonomi, sebagai salah satu
hak bagi kedua belah pihak yang melakukan
Setiap kontrak yang dilakukan dipersyaratkan
transaksi (akad) ketika terjadi beberapa persoalan
adanya kerelaan (ridha) para pihak, maka syariat
dalam transaksi dimaksud.5 Secara terminolgi para
Islam menetapkan hak Khiyar yang fungsi
ulama fiqh mendefinisikan khiyar, antara lain:
utamanya untuk menjamin syarat kerelaan itu
a. Menurut wahbah al-zuhaili mendefinisikan
terpenuhi.1 Bisnis Islam mengenal prinsip customer
oriented yang berarti juga memberikan kebolehan khiyar dengan: “Hak pilih bagi salah satu
kepada konsumen atas hak Khiyar (meneruskan atau kedua belah pihak yang melaksanakan
atau membatalkan transaksi) jika ada indikasi transaksi untuk melangsungkan atau
penipuan atau merasa dirugikan. Konsep Khiyar ini membatalkan transaksi yang disepakati sesuai
dapat menjadi faktor untuk menguatkan posisi dengan kondisi masing- masing pihak yang
konsumen di mata produsen, sehingga produsen melakukan transaksi.”
atau perusahaan manapun tidak dapat berbuat b. Menurut sayyid sabiq: “khiyar adalah mencari
semena-mena terhadap pelanggannya.2 kebaikan dari dua perkara, melangsungkan
atau membatalkan (jual beli)”.
PEMBAHASAN Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
1. Konsep Al-Khiyar khiyar didefiniskan sebagai hak pilih bagi penjual
Mengingat prinsip berlakunya jual beli dan pembeli untuk melanjutkan atau membatalkan
adalah atas dasar suka sama suka, maka syara’ akad jual beli yang dilakukannya. Atau lebih
memberi kesempatan kepada kedua belah pihak jelasnya khiyar adalah “Hak pilih bagi salah satu
bagi mereka yang melakukan aqad jual beli untuk atau kedua belah pihak yang melaksanakan kontrak
memilih antara dua kemungkinan, yaitu untuk meneruskan atau tidak meneruskan kontrak
melangsungkan jual beli atau membatalkan jual dengan mekanisme tertentu”.
beli, ini dinamakan dengan khiyar.3 Seorang Definisi tersebut sesaui dengan makna
pelaku akad memiliki hak khiyar (hak pilih) antara khiyar dalam bahasa arab yang berarti pilihan
melanjutkan akad atau tidak melanjutkan dengan seseorang terhadap sesuai yang dipandang baik.
men-fasakh-nya (jika khiyarnya khiyar syarat, Sesuai dengan definisi di atas, khiyar dibagi
khiyar ru’yah, dan khiyar ‘aib) atau pelaku akad kedalam dua bagian:
memilih salah satu dari dua barang dagangan (jika a. Hak khiyar yang timbul karena kesepakatan
khiyarnya khiyar ta’yin). Perlu diketahui bahwa pihak akad (Khiyar Iradiyah). Jadi, hak khiyar
hukum asal jual beli adalah mengikat (lazim), ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi terjadi
karena tujuan jual beli adalah memindahkan karena keinginan pihak-pihak. Jika pihak-pihak
kepemilikan. Hanya saja, syari’at menetapkan akad tidak menginginkan dan tidak
menyepakati ada khiyar, maka hak khiyar
menjadi tidak ada, dan selanjutnya akad berlaku
efektif dan tidak bisa dibatalkan. Khiyar yang
1
Oni Sahroni dan M. Hasanudin, Fikih Muamalah :
Dinamika Teori Akad dan Implementasinya dalam Ekonomi Syariah
4
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016) h.111 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu, Ter.
2
Muslich, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: Ekonisia Abdul Hayyie Al Kattani Dkk, (Jakarta: Gema Insani,
Fakultas EkonomiUII 2010), h.215 2011), h. 181.
3 5
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Bogor : Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media
Kencana, 2013), h. 213. Pratama, 2007), h. 129.

40
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Al-Khiyar dan Implementasinya dalam Jual Beli
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Online
E-ISSN 2621-8348
Orin Oktasari

termasuk dalam kategori ini adalah khiyar syart dengan sistem khiyar ini adakalanya menimbulkan
dan khiyar ta’yin. penyesalan kepada salah seorang dari pembeli
b. Hak khiyar yang melekad dalam akad (Khiyar atau penjual, yaitu kalau pedagang mengharap
Hukmiyah). Khiyar ini diadakan untuk barang segera laku, tentu tidak senang kalau
memenuhi hajat (Maslahat) pihak akad, maka barangnya dikembalikan lagi sesudah jual beli atau
khiyar ini ada tanpa membutuhkan persetujuan kalau pembeli sangat mengharapkan mendapat
pihak-pihak akad. Khiyar yang termasuk dalam barang yang dibelinya, tentu tidak senang hatinya
kategori ini adalah khiyar ru’yah dan khiyar kalau uangnya dikembalikan lagi sesudah akad jual
‘aib. beli. Oleh karena itu, untuk menetapkan sahnya ada
Jika dilihat dari definisinya, tujuan khiyar khiyar harus ada ikrar dari kedua pihak atau
adalah agar adanya pemikiran yang benar-benar salah satu pihak yang diterima oleh pihak lainnya
matang baik dari segi positif maupun negatif bagi atau kedua pihaknya, jika kedua belah pihak
kedua belah pihak sebelum melakukan menghendakinya, maka hukumnya boleh.9
memutuskan jual beli. Hal ini untuk menghindari Dibolehkan khiyar dalam jual beli sebab,
kerugian yang terjadi dikemudian hari oleh kedua sebagian orang membeli suatu barang hanya karena
belah pihak. Jadi, hak khiyar itu ditetapkan dalam melihat dari bungkusnya atau tampilan luarnya saja
Islam untuk menjamin kerelaan dan kepuasan timbal tanpa memperhatikan mutu dan kualitasnya. Jika,
balik bagi pihak-pihak yang melakukan akad dalam sekiranya bungkus tersebut sudah dibuka dan
suatu jual beli. Suatu akad lazim adalah akad yang barangnya tidak sesuai dengan yang diinginkan,
kosong dari salah satu khiyar yang memiliki maka hanya penyesalan yang terjadi bagi pembeli,
konsekuensi bahwa pihak yang menyelenggarakan kemudian penyesalan itu diikuti oleh rasa dengki,
transaksi dapat melanjutkan atau membatalkan dendam, pertengkaran, dan lain sebagainya. Karena
kontrak. Khiyar diperlukan dalam melakukan hal seperti itu sangat dibenci dalam agama, oleh
transaksi yaitu untuk menjaga kepentingan sebab itu, khiyar sangat diperlukan dalam semua
kemaslahatan dan kerelaan kedua pihak yang transaksi untuk mempertimbangkan kemaslahatan
melakukan kontrak serta melindungi mereka masing-masing pihak yang melakukan transaksi.
dari bahaya yang mungkin menimbulkan
kerugian bagi mereka.6 Macam-macam khiyar
Pada dasarnya akad jual beli itu pasti Khiyar terjadi setelah setelah ijab dan
mengikuti selama telah memenuhi rukun dan kabul, jika terjadi sebelum ijab dan kabul itu
syaratnya, akan tetapi terkadang menyimpang dari dinamakan dengan tawar menawar (Musawamah).
ketentuan dasarnya. Sesungguhnya Allah Khiyar ada yang bersumber dari syara’, seperti
memperboleh khiyar untuk memenuhi sifat khiyar majlis, khiyar aib, dan khiyar ru’yah.
saling kasih sayang antara sesama manusia dan Selain itu, ada juga khiyar yang bersumber dari
untuk menghindarkan sifat dengki dan dendam di kedua belah pihak yang berakad, seperti khiyar
hati mereka.7 syarat dan khiyar ta’yin.10 Berikut ini akan
Menurut ulama fiqh, status khiyar adalah dijelaskan macam-macam khiyar yang populer
disyari’atkan atau dibolehkan karena suatu dikalangan jumhur ulama:11
keperluan yang mendesak dalam a. Khiyar Ru’yah
mempertimbangkan kemaslahatan masing-masing Khiyar ru’yah adalah hak pilih bagi
pihak yang melakukan transaksi.8 Akan tetapi salah satu pihak yang berkontrak – pembeli
masilanya – untuk menanyakan bahwa
6
kontrak yang dilakukan terhadap suatu
Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, Cet. II,
(Jakarta: Pt. Asdi Mahasatya, 2001), h. 407.
7
Abdulrahman Al-Jaziri, Fiqh Empat Mazhab: Bagian 9
Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam…., h. 408.
Ibadah , Jld.III, (Terj. Moh. Zuhri, Dipl. Tafl Dkk) 10
Nasroen Haroen, Fiqh Muamalah…., h.130.
(Semarang: CV. As-Syifa’, 1994), h. 350-351. 11
Oni Sahroni dan M. Hasanudin, Fikih Muamalah..., h.
8
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah…, h.129 114 - 125

41
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Al-Khiyar dan Implementasinya dalam Jual Beli
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Online
E-ISSN 2621-8348
Orin Oktasari

objek yang belum ia lihat ketika kontrak kontrak, dan cacat itu tidak diketahui
berlangsung - dilanjutkan atau tidak pemiliknya ketika kontrak berlangsung.
dilanjutkan. Atau lebih jelasnya, khiyar Misalnya, seorang pembeli yang belum
ru’yah yaitu hak yang dimiliki pihak akad melihat barangnya, kemudian melihat cacat
yang melakukan transaksi pembelian pada barang sebelum terjadi serah terima
barang, tetapi belum melihat barang yang (Taqabudh), dan pembeli belum mengetahui
dibelinya untuk membeli atau cacat tersebut di majlis akad dan ia tidak
membatalkannya (tidak jadi membeli) saat ridha dengan kondisi barang tersebut, maka
melihat barangnya. ia memiliki hak khiyar ‘aib
Jadi, dalam transaksi jual beli Seluruh ulama sudah ijma
tersebut, jika barang yang dilihatnya sesuai (konsesus) bahwa khiyar ‘aib itu dibolehkan
dengan pesanan dan kriteria yang disepakati (masyru’) karena setiap akad bisa disepakati
saat jual beli, maka pembeli harus jika objek akad (Ma’qud ‘alaih) itu tidak
melanjutkan akadnya. Tetapi jika barang bercacat. Jika ada cacat pada objek akad,
yang diterimanya itu tidak sesuai dengan maka itu indikasi pada pihak akad itu tidak
yang dipesannya, maka pembeli memiliki ridha karena itu keridhaan menjadi syarat
hak khiyar ru’yah yaitu hak untuk sah setiap akad, sebagaimana firman Allah
melanjutkan dan menerima cacat barang Swt QS. An-Nisa’ ayat 29:
atau membatalkannya dan mengambil
kembali harga yang telah diberkan kepada
penjual.
Mayoritas ahli hukum Islam, yan
terdiri atas ulama hannafiyah, Malikiyyah,
Hanabilah, dan Dhahiriyah berpendapat Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
bahwa bai’ ‘ain ghaibah (menjual barang janganlah kamu saling memakan harta
yang belum terlihat) itu boleh, maka khiyar sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
ru’yah itu juga dibolehkan. Sedangkan para dengan jalan perniagaan yang Berlaku
fuqaha yang berpendapat bahwa bai’ ‘ain dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
ghaibah itu tidak boleh, maka khiyar ru’yah janganlah kamu membunuh dirimu,
itu tidak dibolehkan juga. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Para ulama yang membolehkan bai’ Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa’ ayat
‘ain ghaibah (menjual barang yang belum 29).
terlihat) berdalih dengan hadits Rasulullah Maka syariat Islam memberikan hak
Saw: “Siapa yang membelih sesuatu yang fasakh kepada pihak yang menemukan cacat
belum ia lihat, maka ia berhak khiyar pada barang yang dibelinya sebagaimana
apabila telah melihat barang itu”. (H.R. Ad- sabda Rasulullah Saw:
Daruqutni dari Abu Hurairah). ‫ال يحل لمسلم باع ألخيه بيعا وفيه عيب إال بينه‬
Menurut mereka, akad seperti itu ‫له‬
dibolehkan karena objek yang akan dibeli Artinya : Seorang muslim tidak dibolehkan
itu tidak ada di tempatkan akad atau karena menjual sesuatu yang bercacat kepada
sulit dilihat, seperti makanan kaleng. saudaranya, kecuali menjelaskan cacat
b. Khiyar ‘Aib tersebut kepada saudaranya.
Khiyar ‘aib adalah hak untuk c. Khiyar Syart
membatalkan atau melangsungkan kontrak Khiyar syart adalah hak yang
bagi kedua belah pihak yang berakad, dimiliki salah satu atau seluruh pihak akad
apabila terdapat suatu cacat pada objek atau bagi orang lain untuk melanjutkan akad

42
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Al-Khiyar dan Implementasinya dalam Jual Beli
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Online
E-ISSN 2621-8348
Orin Oktasari

atau memfasakhnya dalam jangka waktu tersebut tetapi jahalah yang terjadi itu
tertentu sesuai dengan kesepakatan dalam menyebabkan perselisihan, karena harga
akad. Contohnya, seorang pembeli berkata barang-barang tersebut itu sama.
kepada penjual: “saya beli mobil ini dengan Sedangkan Syafi’iyah dan
harga 300 juta, dengan syarat saya memiliki Hanabilah berpendapat bahwa khiyar ta’yin
hak khiyar selama 3 hari”. tidak boleh berdasarkan qiyas yaitu
Seluruh ahli fiqh sepakat bahwa berdasarkan ketentuan bahwa objek akad itu
khiyar syart ini dibolehkan dengan tujuan harus jelas (diketahui) karena dengan
untuk memelihara hak-hak para pihak dari adanya khiyar ini, objek akad ini menjadi
unsur penipuan yang mungkin terjadi. majhul (tidak diketahui).
Walaupun khiyar syart ini menyalahi e. Khiyar al-majlis
hakikat akad yaitu luzum dan pada saat Khiyar majlis adalah tempat yang
yang sama menghilangkan sifat in’adnya dijadikan berlangsungnya transaksi jual beli.
(akad berlaku secara otomatis). Kedua belah pihak yang melakukan jual beli
Hal ini karena Rasulullah Saw, memiliki hak pilih selama masih berada
pernah berkata kepada hibban bin Munqidz dalam majelis. Artinya suatu transaksi
al-Anshari, sahabat tersebut sering dianggap sah apabila kedua belah pihak yang
melakukan praktik penipuan katika berjual yang melaksanakan akad telah berpisah
beli, Rasulullah Saw mengatakan badan atau salah seorang diantara mereka
kepadanya: telah menentukan pilihan untuk menjual dan
‫إذا بايعت فقل الخالبة ولي الخيار ثالثة أيام‬ atau membeli. Khiyar ini hanya berlaku dalam
Artinya : jika engkau bertransaksi, suatu transaksi yang bersifat mengikat kedua
katakanlah: tidak ada penipuan, dan saya belah pihak yang melaksanakan transaksi,
memiliki hak khiyar selama tiga hari. seperti jual beli dan sewa-menyewa. Landasan
d. Khiyar Ta’yin hukum khiyar majlis dapat dilihat dari sabda
Khiyar ta’yin adalah hak pilih bagi Rasulullah:
pembeli dalam menentukan barang yang Artinya : Dari Ibnu Umar ra, dari rasulullah
menjadi objek kontrak pada waktu tertentu Saw bahwa rasulullah bersabda, “apabila
sesuai dengan kesepakatan. Khiyar ta’yin dua orang yang melakukan transaksi jual
dibolehkan apabila identitas barang yang beli maka masing- masing dari mereka
menjadi objek kontrak belum jelas. Oleh (mempunyai) hak khiyar, selama mereka
sebab itu, khiyar at-ta’yin berfungsi untuk belum berpisah dan mereka masih
menghindarkan agar kontrak tidak terjadi berkumpul atau salah satu pihak
terhadap sesuatu yang tidak jelas. memberikan hak khiyarnya kepada pihak
Contohnya, seorang penjual berkata yang lain. Namun jika salah satu pihak
kepada pembelinya “saya jual satu diantara memberikan hak khiyar kepada yang lain
baju ini kepada kamu, dan kamu bisa lalu terjadi jual beli, maka jadilah jual beli
memilih diantara baju-baju tersebut”. Jika itu, dan jikamereka telah berpisah sesudah
pembeli telah memilih salah satunya, maka terjadi jual beli itu, sedang seorang diantara
objek beli menjadi jelas diketahui. mereka tidak (meninggalkan) jual belinya,
Para ulama berbeda pedapat tentang maka jual beli telah terjadi juga”.
legalitas khiyar ta’yin. Malikiyah dan (HR.Muttafaqun ‘alaih).12
Hanafiyah berpendapat bahwa khiyar ta’yin
itu dibolehkan dengan dalil istihsan karena
masyarakat membutuhkannya, walaupun 12
‘Abdul ‘Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi
terdapat faktor jahalah dalam khiyar ta’yin Fiqhis Sunnah Wal Kitabil ‘Aziz, (Jakarta: Pustaka as-
Sunnah, 2006), h. 666

43
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Al-Khiyar dan Implementasinya dalam Jual Beli
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Online
E-ISSN 2621-8348
Orin Oktasari

Penjelasan dari hadis diatas adalah dengan ijab dan kabul yang jelas, atau dengan
bagi tiap-tiap pihak dari kedua belah pihak cara saling memberikan barang atau uang tanpa
ini mempunyai hak antara melanjutkan atau mengucapkan ijab dan kabul, seperti yang
membatalkan selama keduanya belum berpisah berlaku pada pasa swalayan.17
secara fisik. Dalam kaitan pengertian berpisah Jual beli sebagai bagian dari mu’amalah
dinilai sesuai dengan situasi dan kondisinya. mempunyai dasar yang jelas, baik dari Al-
Dirumah yang kecil, dihitung sejak salah Qur’an, As-Sunnah dan telah menjadi ijma’
seorang keluar. Dirumah yang besar, ulama dan kaum muslimin, antara lain :
dihitung sejak berpindahnya salah seorang a. Firman Allah Swt dalam Surah Al-Baqarah
dari tempat duduk kira-kira dua atau tiga ayat 275
langkah. Jika keduanya bangkit dan pergi Artinya: .... Allah telah menghalalkan jual
bersama-sama maka pengertian berpisah beli dan mengharamkan riba....
belum ada. Pendapat yang dianggap kuat, b. Firman Allah Swt dalam Surah Al-Baqarah
bahwa yang dimaksud berpisah disesuaikan ayat 282
dengan adat kebiasaan setempat.13 Artinya: .... dan persaksikanlah apabila
Menurut ulama Hanafiyah dan kamu berjual beli ...
Malikiyah, maksud dari kata berpisah ialah c. Firman Allah Swt dalam Surah Al-Baqarah
berpisah dari segi ucapan, bukan badan. ayat 198
Dengan kata lain, bagi yang menyatakan ijab, Artinya: tidak ada dosa bagimu untuk
ia boleh menarik ucapannya sebelum dijawab mencari karunia (rezki hasil perniagaan)
qabul. dari Tuhanmu.
2. Konsep Jual beli d. Firman Allah Swt dalam Surah An-Nisa’
Jual beli secara bahasa adalah : ayat 29
14
‫مقابلة شيئ بشيئ على وجه المعاوضة‬
“Tukar menukar sesauatu dengan sesuatu
dengan adanya ganti atau imbalan”
Sementara itu, pengertian jual beli menurut
istilah:
15
‫مبادلة مال بمال تمليكا وتملكا‬ Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
“Tukar menukar harta dengan harta yang janganlah kamu saling memakan harta
berimplikasi pada pemindahan milik dan sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
kepemilikan” dengan jalan perniagaan yang Berlaku
Abdul hamid Hakim menjelaskan: dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
16
‫مبادلة مال بمال على سبيل تاترض على وجه مخصوص‬ janganlah kamu membunuh dirimu;
“Saling menukar harta dengan harta lain Sesungguhnya Allah adalah Maha
berdasarkan suka sama suka” Penyayang kepadamu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, e. Hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan
jual beli adalah transaksi tukar-menukar uang Rifa’ah bin Rafi’ al-Bazar dan Hakim:
dengan barang berdasarkan suka sama suka ْ َ‫ب أ‬
‫طيَبُ أ َ ْو‬ ِ ‫ي ْال َك ْس‬ ُّ َ ‫سلَّ َم أ‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ ‫ى هللا‬
َّ ‫صل‬َ ِ‫سئِ َل َرسُ ْو ُل هللا‬
ُ
menurut cara yang ditentukan syariat, baik
18 ُ
‫الر ُج ِل بَيَ ِد ِه َوك ُّل بَي ٍْع َمب ُْر ْو ٍر‬ َّ ‫ع َم ُل‬ َ ‫أ َ ْف‬
َ : ‫ض ُل قَا َل‬

13
Abdul Rahman dkk, Fiqh Muamalat (Jakarta:
Kencana, 2010), h.99-100 17
Rozalinda, Fiqh Ekonomi Syari’ah: Prinsip dan
14
Jalaluddin al-Mahally, Qulyubi Wa Amirah, Juz 3 (Mesir: Implementasi pada sektor keuangan syari’ah, (Jakarta: PT.
Mustafa Bab al-Halabi, 1956), h. 151-152 Raja Grapindo Persada, 2016), h. 64
15 18
Wahban az-Zuhaily, al-Fiqh al-Islami Wa Adillatuh, juz 4 Badruddin Al-Aini al Hanafi, Umdatul Qari Syarhu Shai
(Libanon: Dar al-Fikri, 1984), h. 345 al Bukhari, (Digital Library, al-maktabah al-Syamilah al-
16 Isdar al-Sani,2005) XVII/289
Abdul Hamid Hakim, al-muin al-mubin, (Bukit Tinggi:
Nusantara, 1956), h. 6

44
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Al-Khiyar dan Implementasinya dalam Jual Beli
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Online
E-ISSN 2621-8348
Orin Oktasari

Artinya: Rasulullah Saw. Bersabda: ketika rukun dan syarat murabahah pada
ditanya salah seorang sahabat mengenai dasarnya sama dengan jual beli biasa,
pekerjaan yang paling baik: Rasulullah Saw seperti para pihak yang melakukan akad
ketika itu menjawab: pekerjaan yang cakap bertindak hukum, barang yang
dilakukan dengan tangan seseorang sendiri diperjual belikan merupakan barang
dan setiap jual beli yang diberkati (jual beli yang halal, ada secara hakiki, dan dapat
yang jujur tanpa diiringi kecurangan). diserahterimakan.
f. Rasulullah Saw bersabda: 2. Jual Beli Salam
ِ ‫ ِإنَّ َما ْال َب ْي ُع َع ْن ت ََر‬: ‫سلَّ َم‬
‫اض‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫صلَّى هللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ Salam adalah salah satu bentuk dari jual
Artinya: Rasulullah Saw bersabda: beli. Secara bahasa menurut penduduk
Sesungguhnya jual beli itu harus atas dasar Hijaz (Madinah) dinamakan salam
saling merelahkan. sedangkan penduduk Irak diistilahkan
g. Hadits Rasulullah Saw. Yang diriwayatkan dengan salaf. Dikemukakan bahwa jual
Sufyan dari Abu Hamzah dari Hasan dari beli salam merupakan “jual beli
Abi Sa’id” pesanan” yakni pembeli membeli
‫ع ِن‬ َ ‫ع ْن أَبِى‬
َ ‫س ِع ْي ٍد‬ َ ‫س ِن‬ َ ‫ع ِن ْال َح‬ َ َ ‫ع ْن أَبِى َح ْمزَ ة‬ َ َ‫س ْفيَان‬
ُ ‫ع ْن‬ َ barang dengan kriteria tertentu dengan
ُ‫صد ُْو ُق األَمِ ْين‬
َّ ‫اج ُر ال‬ َّ َ
ِ ‫ الت‬: ‫سل َم قا َل‬َ َّ َ
َ ‫عل ْي ِه َو‬ َ ُ‫ى هللا‬
َّ ‫صل‬ َّ
َ ِ ‫النبِي‬ cara menyerahkan uang terlebih dahulu,
ِ‫َم َع النَّ ِب ِييْنَ َوالص ِدقِيْنَ َوالشث َهدَاء‬ sementara itu barang barang diserahkan
Artinya: dari Sufyan dari Abu Hamzah dari kemudian pada waktu yang ditentukan.
Hasan dari Abi Sa’id dari Nabi Saw. Pada waktu akad, barang yang dipesan
Bersabda: pedagang yang jujur dan hanya dijelaskan sifat, ciri dan
terpecaya itu sejajar (tepatnya di surga) karakteristiknya. Ini berarti pada jual
dengan para Nabi, Shiddiqin dan Syuhada’. beli salam, barang yang dibeli masih
Sementara legitimasi dari ijma’ adalah ijma’ dalam tanggungan penjual.21
ulama dari berbagai kalangan mazhab telah 3. Jual Beli Istishna
bersepakat akan disyari’atkannya dan Istishna secara bahasa berarti “meminta
dihalalnya jual beli. Jual beli sebagai untuk dibuatkan sesuatu “, yakni akad
mu’amalah melalui sistem barter telah ada yang mengandung tututan agar shani
sejak zaman dahulu. Islam datang memberi (produsen) membuatkan suatu pesanan
legitimasi dan memberi batasan dan aturan dengan ciri khusus dan harga tertentu.
22
agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi Adapun Istishna menurut jumhur dari
kezhaliman atau tindakan yang dapat segi definisi sama dengan salam, hanya
merugikan salah satu pihak. Selain itu saja Hanafiyah lebih spesisifik dan
dalam konteks indonesia juga ada legitimasi membedakannya dari salam. Menurut
dari Komplikasi hukum Ekonomi Syariah Hanafiyah akad istishna merupakan
(KHES) Pasal 56-115.19 suatu akad terhadap seorang pembuat
Berikut ini akan dijelaskan bentuk-bentuk atau pengrajin untuk mengerjakan atau
jual beli: membuat suatu barang tertentu yang
1. Jual Beli Murabahah ditangguhkan.
Jual beli murabahah adalah jual beli
dimana si penjual menggambil
keuntungan dari barang yang dijualnya,
sementara si pembeli mengetahui harga
awal dari barang tersebut.20 Mengenai

19
Imam Mustofa, Fiqh Muamalah Kontemporer..., h. 25 21
Rozalinda, Fiqh Ekonomi Syari’ah..., h. 94
20
Imam Mustofa, Fiqh Muamalah Kontemporer..., h. 68 22
Rozalinda, Fiqh Ekonomi Syari’ah..., h. 100

45
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Al-Khiyar dan Implementasinya dalam Jual Beli
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Online
E-ISSN 2621-8348
Orin Oktasari

Perbandingan Antara Bai’ as-Salam mendapatkan keuntungan. Pada dasarnya akad


dan bai’ al-Istishna23 jual beli bila terpenuhi rukun dan syaratnya
maka akad jual beli itu bersifat lazim. Namun,
kadangkala muncul kepentingan yang lebih
urgen dari akad ini oleh para pihak yang
melakukan jual beli, maka syariat membolehkan
khiyar sehingga kemashlatan para pihak selalu
terpelihara. Pelaksanaan khiyar bertujuan untuk
menghilangkan kesulitan, menolak
kemudharatan dan mewujudkan kemashlahatan
bagi pihak yang melakukan transaksi jual beli.
Khiyar sebagai hak memilih yang
Jual Beli Online diberikan kepada pihak yang berakad
Model transaksi jual beli di dunia maya merupakan hak yang diberikan Islam sebagai
saat ini berkembang sangat pesat. Sarana salah satu bukti sempurnanya Islam mengatur
transaksi juga menggunakan berbagai sarana sebuah transaksi. Selain mengatur rukun dan
yang ada dalam dunia maya. Transaksi online syarat akad jual beli, Islam juga mengatur
umumnya menggunakan media sosial, antara sebuah hak melanjutkan akad agar pihak yang
pihak yang bertransaksi tidak bertemu langsung, berakad merasa saling ridha terhadap transaksi
akan tetapu dapat berkomunikasi baik secara yang dilakukaknnya.
audio, visual, ataupun audio visual. Pada zaman sekarang implementasi
E-commerce merupakan salah satu khiyar pada transaksi bisnis atau jual beli online
implementasi dari bisnis online. Berbicara ditemukan sangat sedikit. Sebagai contoh yaitu
mengenai bisnis onlne tidak terlepas dari penjual biasanya terdapat keterangan dengan
transaksi, seperti jual beli via internet. Trasaksi memberikan catatan bahwa barang yang sudah
inilah yang kemudian dikenal dengan istilah e- dipesan tidak bisa dikembalikan, atau dengan
commerce. E-commerce merupakan aktivitas catatan “membeli berarti setuju”, atau “tidak
pembelian, penjualan, pemasaran dan pelayanan melayani complaint”, dan redaksi lainnya yang
atas produk dan jasa yan ditawarkan melalui menjelaskan bahwa hak khiyar tidak ada lagi.
jejaring komputer.24 Penjual tidak mau melayani pembeli yang
Adanya hubungan yang secara langsung complaint terhadap mutu barang yang telah
antara jaringan komputer dengan jaringan yang dibeli atau berbeda dengan yang diinginkan dan
lainnya maka sangat memungkinkan untuk tidak mau menerima atau mengganti barang
melakukan satu transaksi langsung melalui tersebut, padahal untuk khiyar aib perjanjian
jaringan komputer. Transaksi langsung inilah hak khiyar tidak mesti diungkapkan pada waktu
yang kemudian disebut dengan transaksi akad atau hak khiyar aib melekat pada transaksi
online.25 ini secara langsung. Begitu juga dengan khiyar
ru’yah yang terdapat pada transaksi jual beli,
3. Implementasi Khiyar dalam Jual Beli Online jika barang yang dilihatnya sesuai dengan
Akad jual beli dibolehkan dalam Islam pesanan dan kriteria yang disepakati saat jual
untuk memenuhi hajat pembeli memiliki barang beli, maka pembeli dapat melanjutkan akad,
dan jasa juga memenuhi hajat penjual tetapi jika barang yang diterimanya tiak sesuai
dengan yang dipesan maka pembeli memiliki
23
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah, (Jakarta: Gema Insani, hak khiyar ru’yah yaitu hak untuk melanjutkan
2017), h. 116 dan menerima cacat barang atau
24
Imam Mustofa, Transaksi Elektronik (E-commerce) dalam Perspektif
Fikih (Pekalongan: STAIN Pekalongan, Volume 10, Desember 2012) membatalkannya dan mengambil kembali harga
25
Imam Mustofa, Fiqh Muamalah Kontemporer..., h. 25

46
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Al-Khiyar dan Implementasinya dalam Jual Beli
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Online
E-ISSN 2621-8348
Orin Oktasari

yang telah diberikan kepada penjual. Pembeli Implementasi khiyar pada transaksi bisnis atau
sebenarnya memiliki hak untuk mendapatkan jual beli online ditemukan sangat sedikit.
kompensasi, ganti rugi, atau pergantian apabila Prakteknya khiyar tidak dilaksanakan dengan baik
barang yang diterima tidak sesuai dengan pada tarnsaksi jual beli, bahwa penjual tidak mau
semestinya. melayani pembeli yang complaint terhadap mutu
Penjual lebih memilih melayani barang yang telah dibeli atau berbeda dengan yang
pembeli yang komplain terhadap mutu barang diinginkan dan tidak mau menerima atau mengganti
atau terdapat cacat pada barang yang diketahui barang tersebut. Hak khiyar yang tidak terlaksana
pembeli setelah jual beli berlangsung hanya pada jual beli ini membuat pembeli lebih berhati-
dalam bentuk penukaran atau pergantian dengan hati dalam bertransaksi agar tidak menyesal ketika
barang lain, sedangkan untuk bentuk telah terjadi akad jual beli.
pengembalian uang atau pembatalan jual beli
karena merasa dirugikan pembeli kebanyakan Saran
tidak mau melayani pembeli dalam hal ini. Jual beli Online bukanlah hal yang baru
Penjual yang merasa tidak ingin direpotkan pada zaman sekarang ini dan menjadi aktitifitas
dengan pengembalian atau ganti rugi bagi yang lumrah, sehingga akan jauh lebih baik antara
barang yang cacat atau tidak sesuai dengan penjual dan pembeli menunaikan hak jual beli agar
pemesanan membuat hak khiyar ini tidak transaksi dilandasi keridhaan oleh pihak yang
terlaksana dan menjadikan pembeli untuk lebih berakad. Kebolehan kepada konsumen atas hak
berhati-hati dalam bertransaksi agar tidak Khiyar (meneruskan atau membatalkan transaksi)
menyesal ketika telah terjadi akad jual beli. jika ada indikasi penipuan atau merasa dirugikan
merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan
KESIMPULAN DAN SARAN sesuai dengan prinsip Islam.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, DAFTAR PUSTAKA
dapat disimpulkan bahwa khiyar adalah hak pilih
Abdulrahman Al-Jaziri, (1994). Fiqh Empat
bagi salah satu atau kedua belah pihak yang
Mazhab: Bagian Ibadah , Jld.III, (Terj.
melaksanakan kontrak untuk meneruskan atau tidak
Moh. Zuhri, Dipl. Tafl Dkk). Semarang:
meneruskan kontrak dengan mekanisme tertentu. Status
CV. As-Syifa’.
khiyar adalah disyari’atkan atau dibolehkan karena
Abdul Rahman, (2010).Fiqh Muamalat Jakarta:
suatu keperluan yang mendesak dalam
Kencana.
mempertimbangkan kemaslahatan masing-masing pihak
yang melakukan transaksi. Jadi, hak khiyar itu Abdul ‘Azhim bin Badawi al-Khalafi, (2006).Al-
ditetapkan dalam Islam untuk menjamin kerelaan dan Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal Kitabil
kepuasan timbal balik bagi pihak-pihak yang melakukan ‘Aziz. Jakarta: Pustaka as-Sunnah
akad dalam suatu jual beli dan diperlukan dalam
melakukan transaksi yaitu untuk menjaga kepentingan Amir Syarifuddin, (2013) Garis-Garis Besar
kemaslahatan dan kerelaan kedua pihak yang Fiqh Bogor : Kencana.
melakukan kontrak serta melindungi mereka dari Badruddin Al-Aini al Hanafi, (2005) Umdatul Qari
bahaya yang mungkin menimbulkan kerugian bagi Syarhu Shai al Bukhari, (Digital Library,
mereka. Konsep Khiyar ini dapat menjadi faktor al-maktabah al-Syamilah al-Isdar al-Sani)
untuk menguatkan posisi konsumen di mata XVII/289
produsen, sehingga produsen atau perusahaan Imam Mustofa, (2016) .Fiqh Muamalah
manapun tidak dapat berbuat semena-mena Kontemporer. Jakarta: PT. Raja Grafindo
terhadap pelanggannya. Persada.

47
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Al-Khiyar dan Implementasinya dalam Jual Beli
Volume 4 Nomor 1 Januari 2021 Online
E-ISSN 2621-8348
Orin Oktasari

Imam Mustofa, (2012) Transaksi Elektronik (E-


commerce) dalam Perspektif Fikih
(Pekalongan: STAIN Pekalongan, Volume
10.

Muhammad Syafi’i Antonio, (2017) Bank


Syari’ah,. Jakarta: Gema Insani,.

Muslich, (2010). Etika Bisnis Islami, Yogyakarta:


Ekonisia Fakultas EkonomiUII.

Nasrun Haroen, (2007). Fiqh Muamalah, Jakarta:


Gaya Media Pratama.

Oni Sahroni dan M. Hasanudin, ( 2016). Fikih


Muamalah : Dinamika Teori Akad dan
Implementasinya dalam Ekonomi Syariah .
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,.

Rozalinda, (2016) Fiqh Ekonomi Syari’ah: Prinsip


dan Implementasi pada sektor keuangan
syari’ah, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,.
Sudarsono, (2001) Pokok-Pokok Hukum Islam,
Cet. II, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Wahbah Az-Zuhaili, (2011) Fiqh Islam Wa


Adillatuhu, Ter. Abdul Hayyie Al Kattani
Dkk,.Jakarta: Gema Insani

48

Anda mungkin juga menyukai