Disusun Oleh :
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
i
IV.3 Bahan Praktikum ......................................................................... 12
BAB V PEMBAHASAN............................................................................ 16
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar IV.1 Cetakan Silicone .................................................................... 10
Gambar IV.2 Mangkok dan Sendok ............................................................ 11
Gambar IV.3 Laptop .................................................................................... 12
Gambar IV.4 Semen .................................................................................... 12
Gambar IV.5 Air .......................................................................................... 13
Gambar IV.6 Cat .......................................................................................... 13
Gambar IV.7 Proses mencampurkan semen dan air .................................... 14
Gambar IV.8 Adonan semen yang telah dimasukan ke dalam cetakan ....... 14
Gambar IV.9 Hasil coran yang telah dilepas dari cetakan........................... 15
Gambar IV.10 Proses pengecatan produk ................................................... 15
Gambar V.1 Analisis Elemen Hingga dengan beban 1 kg .......................... 16
Gambar V.2 Analisis Elemen Hingga dengan beban 5 kg .......................... 17
Gambar V.3 Analisis Elemen Hingga dengan beban 10 kg ........................ 17
iii
DAFTAR TABEL
Tabel V.1 Data Ukuran Produk ................................................................... 16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah praktikum
sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menggunakan cetakan karet silicone pada proses
pengecoran?
2. Bagaimana tingkat kekuatan vas hasil pengecoran setelah dilakukan uji
analisis elemen hingga?
2
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang dilakukannya
praktikum, tujuan praktikum, rumusan masalah, manfaat
praktikum, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menguraikan tentang penjelasan tentang cetakan dan
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam praktikum pengecoran.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Pada bab ini menguraikan tentang flowchart praktikum pengecoran
dan penjelasan flowchart.
BAB IV HASIL
Pada bab ini menguraikan tentang hasil praktikum.
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab ini menguraikan tentang pembahasan hasil praktikum
yang telah disajikan dalam bab empat.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini menguraikan tentang kesimpulan atau rangkuman
yang menjelaskan tentang kandungan dari praktikum dan saran.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
setelah produk mengeras. Pada umumnya, permanent molds dibuat dari
close-grain dan dijepit satu sama lain. Cetakan ini biasanya dilapisi
dengan bahan perekat tahan panas (heatresistingwet mixture) dan jelaga
yang akan menjaga cetakan agar tidak lengket dan mengurangi efek
dingin pada logam (Mandala, 2017).
Setelah cetakan disiapkan, kemudian ditutup dan seluruh bagian inti atau
bagian yang bebas dikunci ditempat. Kedua biji besi dan biji baja dapat
digunakan dalam cetakan jenis ini. Untuk mengantisipasi suhu logam
dilakukan dengan menuangkan air kedalam cetakan melalui pintu yang
terbuka. Setelah hasil cetakan cukup dingin, bagian yang bebas ditarik
dan cetakan dibuka dan hasil cetakan diangkat. Cetakan tersebut
kemudian dibersihkan dan susun kembali bagian-bagian cetakan, cetakan
pun siap dituangi lagi (digunakan lagi). Alat ini sebagian besar digunakan
untuk mencetak piston dan bagian-bagian mesin kendaraan, mesin disel
dan mesin kapal. Penerapan lainnya banyak ditemukan di industri yang
membuat beberapa materi seperti gear pada mesin cuci, bagian-bagian
pada vacum cleaner, tutup kipas angin, bagian untuk alat-alat portable,
perlengkapan lampu luar ruangan, dan lainlain.
Permanent mold casting mempunyai hasil ahir permukaan yang bagus
dan detail yang tajam. Diperoleh keseragaman hasil dengan berat 1 ons
sampai 50 pound. Toleransinya berkisar dari 0,0025 inchi sampai 0,010
inchi. Permanent mold casting termasuk otomatis, sehingga dapat
diperoleh produk yang cukup banyak (Raja Gukguk, 2016).
5
II.4 Pengertian Pengecoran
Pengecoran (casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti
logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan
membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau dipecah-
pecah untuk dijadikan komponen mesin. Pengecoran digunakan untuk membentuk
logam dalam kondisi panas sesuai dengan bentuk cetakan yang telah dibuat.
Pengecoran dapat berupa material logam cair atau plastik yang bisa meleleh
(termoplastik), juga material yang terlarut air misalnya beton atau gips, dan materi
lain yang dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam kondisi basah seperti tanah
liat, dan lain-lain yang jika dalam kondisi kering akan berubah menjadi keras
dalam cetakan, dan terbakar dalam perapian. (Wijaya, 2017).
Untuk mendapatkan hasil pengecoran dengan tingkat kekasaran dan
kekerasan yang baik dengan proses pengecoran sand casting merupakan salah satu
tujuan utama. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap hasil dari
proses pengerjaan tersebut. Seperti perbedaan komposisi bahan paduan dan waktu
peleburan aluminium serta waktu yang diperlukan untuk pendinginan benda kerja
pada proses pengecoran sand casting. Dari beberapa faktor yang ada, maka
muncul permasalahan bagaimana pengaruh komposisi bahan paduan dan waktu
proses peleburan aluminium serta waktu proses pendinginan aluminium terhadap
tingkat kekasaran dan kekerasan benda kerja pada proses pengecoran sand casting
(Apriliyanto, 2017).
Pengecoran gravitasi adalah teknik pengecoran yang biasa nya
menggunakan cetakan logam dimana logam cair dimasukan ke dalam cetakan
dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Hasil pengecoran dengan sistem ini
memiliki permukaan yang halus dan dimensi yang cukup akurat, selain itu juga
memiliki sifat mekanis dan ketahanan tekan yang sangat baik (Ruanto, 2020).
6
sketsa ini dimensi digunakan sebagai parameter untuk mengontrol panjang dan
lebar sketsa. Parameter dimensi memungkinkan untuk menyusun sketsa dengan
masukan yang tepat. Hal ini sangat memudahkan kita ketika sedang dalam proses
desain suatu produk atau pancangan. Sebelum membuat model 3D yang Solid
atau surface, kita harus membuat sketsanya terlebih dahulu atau mengimport
gambar 2D dari Autodesk AutoCAD (Wibawa, 2018).
Autodeks Inventor digunakan untuk membuat desain produk atau teknik
permesinan yang memepunyai fasilitas yang lengkap untuk memvisualisasikan
model 3D seperti gambar animasi dari produk yang akan dibuat. Dokumen digital
membantu dalam memvisualisasikan, mensimulasikan dan menganalisasi suatu
produk sebelum dibuat. Autodesk Inventor memiliki beberapa kelebihan yang
memudahkan drafter dalam mendesain karena material telah disediakan sehingga
dapat diatur mirip material aslinya (Lasenta, 2019).
7
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
8
III.2 Flowchart Praktikum
Mulai
Studi Literatur
Identifikasi Masalah
Proses Pengecoran:
1. Persiapan alat dan bahan
2. Melakukan pengecoran
3. Menuangkan ke dalam cetakan
4. Proses pengeringan
5. Melepaskan dari cetakan
6. Pengecatan
Pengolahan Data
Menggunakan Metode Elemen Hingga
Selesai
9
BAB IV
HASIL
10
3. Sendok
Sendok sebagai pengaduk semen dan juga untuk membantu proses
penuangan semen kedalam cetakan.
11
Gambar IV.3 Laptop
IV.3 Bahan Praktikum
1. Semen
Semen sebagai bahan utama dalam praktikum ini. Semen yang kami
gunakan pada praktikum ini adalah semen putih.
12
2. Air
Air digunakan sebagai campuran semen yang membantu proses
pengecoran.
13
IV.4 Metode Pengecoran
Langkah-langkah metode pengecoran pada praktikum ini adalah:
1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan pengecoran.
2. Mencampurkan air dan semen dan mengaduknya hingga tercampur rata.
14
5. Melepaskan hasil pengecoran dari cetakan.
15
BAB V
PEMBAHASAN
16
2. Dengan beban 5 kg.
V.3 Pembahasan
Pada proses pengecoran vas bunga tidak mengalami kesulitan, produk yang
dihasilkan juga sesuai dengan cetakan silicone yang digunakan. Cetakan ini sangat
membantu dalam proses pengecoran karena mudahnya penggunaan dan
17
memberikan hasil yang memiliki tingkat kemiripan yang tinggi antara produk
dengan cetakan.
Hasil analisis elemen hingga yang menunjukkan bahwa tekanan beban
cukup tinggi dan cukup berpotensi kerusakan pada vas bunga hasil pengecoran
adalah dikarenakan dimensi ukuran dinding vas yang terlalu tipis sehingga tidak
mampu untuk menerima beban yang berat.
Solusi dari masalah di atas adalah dengan tidak memberikan beban yang
berat pada vas bunga, cukup dengan menaruh benda-benda ringan sebagai
pelengkap vas bunga. Contohnya adalah kaktus dengan media tanam tanah atau
bunga plastic dengan media batu-batu kecil sebagai penahannya.
18
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
1. Pengecoran dilakukan dengan menyiapkan alat dan bahan terlebih
dahulu, kemudian mencampurkan semen dengan air dan mengaduknya.
Langkah selanjutnya adalah memasukkan adonan ke dalam cetakan
silicone, mengeringkannya, dan melepaskan hasil pengecoran secara
perlahan.
2. Setelah dilakukan uji analisis elemen hingga, hasilnya menunjukkan
bahwa vas tidak mampu untuk menahan beban yang terlalu berat,
dengan maksimum ketahanan beban sebesar + 5 kg.
VI.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah agar dalam membuat suatu produk
pengecoran untuk ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Sulistyarini, D. H., Novareza, O., & Darmawan, Z. (2018). Pengantar Proses
Manufaktur Untuk Teknik Industri. Universitas Brawijaya Press.
Sumendap, W. (2013). Penggunaan Flowchart Dalam Penyusunan Organisasi
Administrasi Pembelian Dan Pembayaran Pada Pt Jaya Kencana Di
Surabaya (Doctoral Dissertation, Universitas Airlangga).
Wibawa, L. A. N. (2018). Simulasi Kekuatan Komponen Sarana Pengujian Roket
Menggunakan Autodesk Inventor Professional 2017. Buku Katta.
Wibawa, L. A. N. (2019). Desain Dan Analisis Tegangan Alat Pengangkat Roket
Kapasitas 10 Ton Menggunakan Metode Elemen Hingga. Jurnal Energi
Dan Teknologi Manufaktur (Jetm), 2(01), 23-26.
Wijaya, M. T. (2017). Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Terhadap
Ketangguhan Impak Dan Struktur Mikro Pada Pengecoran
Aluminium. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro Dan Ilmu
Komputer, 8(1), 219-224.
21