Anda di halaman 1dari 3

IDENTIFIKASI THEO CHOCOLATE

Theo Chocolate merupakan perusahaan cokelat organik yang mengedepankan sisi etika moral
dan dukungan finansial yang kuat dalam operasional perusahaan. Theo Chocolate sangat
menjunjung tinggi nilai - nilai budaya dalam sebuah organisasi. Hal ini dilakukan agar
menciptakan sebuah terobosan dalam perusahaan agar terjadi sebuah perdagangan yang adil
yang hal ini diharapkan dapat ditiru oleh perusahaan yang lain. Perdagangan yang adil yang
dimaksudkan oleh pihak Theo Chocolate tidak hanya memastikan produknya berkualitas tinggi
dari proses kacang ke batang, tetapi bagaimana mereka memerhatikan rantai pasok pembuatan
cokelat dari pemasok, produsen, dan konsumen. Mereka berpikir bahwa sebuah cokelat yang
berkualitas tinggi harus dikontrol dari apapun gangguan yang mungkin membahayakan integritas
cokelatnya itu sendiri.

Theo Chocolate sangat menjunjung tinggi kualitas produk - produknya dan tidak melupakan
untuk mendengarkan pihak konsumen dalam pengembangan varian dan cita rasa produk
cokelatnya. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari strategi mereka dalam upaya pemasaran yang
sukses dan membentuk kepercayaan konsumen atas produk – produk yang mereka tawarkan.
Mereka memberikan fasilitas lebih kepada konsumennya, seperti melihat bagaimana proses
dibalik produksi produk – produk Theo Chocolate. Hal ini dilakukan oleh pihak Theo Chocolate
agar tidak hanya membangun kepercayaan hanya dari pihak konsumennya saja, tetapi bagaimana
proses kegiatan ekonomi yang dimulai dari pihak pemasok, produsen, dan konsumen tetap
terjaga integritasnya.

Mereka meluncurkan sebuah produk dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan
kebanyakan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama. Mereka melakukannya agar
pemasok atau petani tetap mendapatkan keuntungan yang tidak memberatkan pihak pemasok.
Selain itu, Theo Chocolate memberikan pembekalan pelatihan kepada para pemasok cokelat agar
dapat meningkatkan hasil tanaman kakao. Hal ini semata – mata menunjukkan komitmen Theo
Chocolate untuk memperkuat kepercayaan dan hubungan yang menguntungkan antara pemasok,
produsen, dan konsumen.

Hal tersebut tentu berimbas kepada tingginya harga yang harus dibayarkan oleh pihak konsumen,
tetapi lebih dari itu, pihak Theo Chocolate ingin memberikan sebuah legacy kepada konsumen
bahwa dengan konsumen yang harus rela mengeluarkan uang lebih atas produk – produk Theo
Chocolate sama saja mereka telah mendukung perdagangan yang adil dan dan praktik organik
yang menguntungkan kesejahteraan para petani atau pemasok.

Walaupun prinsip ekonomi yang mengatakan “sumber daya sedikit – dikitnya untuk
mendapatkan hasil tertentu” atau “sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil yang
maksimal” dalam hal ini untuk memeroleh laba yang maksimum, Theo Chocolate sadar bahwa
memeroleh keuntungan saja tidak cukup, tetapi bagaimana hasil dari keuntungan yang diperoleh
dapat meningkatkan nilai – nilai budaya dalam praktek perdagangan yang adil agar hasilnya
dapat dirasakan pula oleh masyarakat serta mendukung hubungan yang baik dengan masyarakat
dan pemangku kepentingan. Ditambah, dengan praktik perdagangannya tersebut, mereka secara
tidak langsung telah melakukan kegiatan filantropi atau kegaiatan amal dari setiap operasional
perusahaannya yang menunjukkan bahwa perusahaan dapat menciptakan sebuah perubahan
positif juga menguntungkan pada saat yang bersamaan bagi berbagai pihak.

PERTANYAAN

1. How has Theo Chocolate incorporated its model of philanthropy and social responsibility
into a successful business concept?
>> Pihak Theo Chocolate memasukkan model filantropi dalam konsep bisnisnya dengan
mematok harga ekstra atas cokelat batangannya sebesar US$ 5 per bar dari produk pada
umumnya. Selain itu, mereka membayar dua hingga tiga kali lebih besar dalam membeli
kakao dari para petani. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan para
petani kakao. Selain memasukkan model filantropi dalam konsep bisnisnya, untuk
mendukung tanggung jawab sosial, Theo Chocolate memberikan pembekalan berupa
pelatihan kepada 2000 petani kakao untuk meningkatkan hasil dari tanaman kakao. Hal
ini didasarkan selain memang pihak Theo Chocolate sendiri ingin mendapatkan
keuntungan atas proses produksinya, mereka tidak melupakan untuk tetap
mengedepankan perilaku etis. Hal ini dilakukan agar mereka tetap dapat mewujudkan
perdagangan yang adil dan mencipatakan perubahan yang positif pada saat yang
bersamaan.
2. What advantages does Theo Chocolate have by sourcing cocoa from the Congo, even
though the chocolates ends up costing consumers more?
>> Sebagai pabrik cokelat organik yang mengedepankan perdagangan yang adil, prinsip
dari Theo Chocolate adalah bahwa cokelat terbaik di dunia dapat dan seharusnya
diproduksi dengan cara yang sepenuhnya etis dan berkelanjutan. Semua bahan produk
Theo Chocolate secara hati-hati disaring dan pihak ketiga diverifikasi untuk memastikan
mereka memenuhi standar mereka untuk tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Semuanya dimulai dengan kacang. Mereka membangun Theo dengan keyakinan bahwa
biji kakao lebih dari sekadar bahan. Kacang mereka dan kehidupan yang mereka sentuh
berada di jantung bisnis mereka. Masing - masing dari setiap tanaman kakao mereka
adalah organik, juga telah tersertifikasi. Itu berarti mereka tumbuh secara berkelanjutan
dengan cara yang mempromosikan keanekaragaman hayati dan berdampak positif
terhadap kehidupan petani yang mereka beli. Dan dengan berkomitmen untuk membayar
premi kualitas yang signifikan di atas harga pasar, mereka memastikan mereka
mendapatkan biji-bijian terbaik yang tersedia setiap saat.
(4) Encouraging Ethical Behaviour

Apa yang dapat dilakukan oleh pihak perusahaan untuk meningkatkan perilaku etis bagi
karyawannya?

Perusahaan sebagai controller atas karyawannya harus menegakkan prinsip – prinsip berperilaku
etis. Hal ini untuk membuat sebuah peradaban moral atas karyawan – karyawan perusahaan dan
menciptakan efisiensi sebuah perusahaan. Pernyataan itu dipertegas oleh ahli manajemen, Tom
Peters yang mengatakan, “Hampir semua peningkatan kualitas berasal dari penyederhanaan
desain, manufaktur, susunan, proses & prosedur”. Di satu sisi memang meningkatkan perilaku
etis mengakibatkan banyaknya aturan – aturan yang dibuat dan ditetapkan pihak perusahaan,
tetapi lebih dari itu, peraturan sendiri dapat membuat sesuatu menjadi lebih teratur dan
transparan. Dalam menumbuhkan perilaku etis, pihak perusahaan dapat memulai dari proses
seleksi karyawan dengan mengedepankan etika dan trade record karyawan. Hal ini bertujuan
untuk mendapatkan karyawan yang beretos kerja tinggi dan realistis. Selain itu,  pelatihan
perilaku beretika harus digunakan untuk membantu dalam pemecahan masalah dan hadir
sebagai simulasi atas situasi yang mungkin timbul. Penilaian kinerja harus komprehensif dan
tidak hanya fokus pada hasil semata. Audit independen yang mengevaluasi keputusan dan
praktik manajemen dalam hal kode etik organisasi dapat digunakan untuk mencegah tindakan
perilaku tidak etis . Akhirnya, organisasi dapat menyediakan mekanisme formal sehingga
karyawan dengan dilema etika dapat melakukan sesuatu tentang mereka tanpa takut pembalasan.

Anda mungkin juga menyukai