Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 10 PENGANTAR BISNIS – KELAS H

Anggota :

1. Diah Ayu Putri Anggraini (042011233082)


2. Muhammad Rafi Sabitsa Rais ( 042011233083)
3. Rahmawati Indah Cahyani ( 042011233084)
4. Yahya Aditya Haidar ( 042011233085)
5. Salsabila Rizka Putri ( 042011233086)

Pembahasan Kasus

Latar Belakang Masalah

Theo Chocolate, merupakan sebuah perusahaan pembuat cokelat batang yang


didirikan oleh Joe Whinney dan mantan istrinya, Debra Music. Konsep berdirinya perusahaan
Theo Chocolate ini berawal ketika Whinney sedang melakukan perjalanan di wilayah
Amerika Tengah dan Africa. Whinney menyaksikan banyak petani menjadi korban
eksploitasi oleh perusahaan-perusahaan multinasional. Atas dasar pengalamannya tersebut,
beliau ingin membangun sebuah perusahaan yang dapat menjual produk berkualitas tinggi
sekaligus dapat menyejahterakan para petani tersebut.

Pada umur 20-an, Joe Whinney sempat menjadi pekerja sukarela di sebuah badan
konservasi yang melakukan penelitian terhadap cara masyarakat mengolah tanaman mereka.
Di situlah Joe Whinney menemukan ketertarikan pada tanaman kakao. Pada tahun 2006, Joe
Whinney dan mantan istrinya, Debra Music, mendirikan pabrik Theo Chocolate di Seattle
(Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa Joe Whinney mendirikan Theo Chocolate
bersama dengan temannya Jeff Fairhall). Perusahaan Theo Chocolate didirikan dengan tujuan
agar dapat menjadi percontohan bagi perusahaan-perusahaan lain. Sebuah perusahaan yang
didasarkan pada etika yang kuat dan kesuksesan finansial. Perusahaan ini merupakan
perusahaan pembuat cokelat batang pertama di Amerika Serikat yang mendapatkan sertifikat
Organic Fair Trade. Perusahaan ini memang ingin menciptakan produk yang organik
sehingga dapat menciptakan perdagangan yang adil antara perusahaan dengan para petani.
Dalam prosesnya sebagai sebuah perusahaan, Joe Whinney tidak ingin Theo
Chocolate hanya berfokus pada bagaimana mendapatkan keuntungan. Beliau juga ingin
perusahannya dapat bermanfaat untuk orang banyak terutama kepada para petani kakao.
Whinney dan Music juga sadar bahwa mereka juga butuh untuk mendengarkan permintaan
pelanggannya karena hal itu merupakan etika dalam berbisnis dan juga merupakan faktor
penting dalam mengembangkan strategi bisnis mereka.

Identifikasi Masalah
Joe Whinney (pendiri Theo) menyaksikan banyak petani kakao dieksploitasi oleh
perusahaan multinasional dan dibayar dengan harga yang rendah untuk menghasilkan produk
secara massal dengan harga yang murah. Ia tahu bahwa mempertahankan pertanian kakao itu
sangat melelahkan, secara fisik dan emosional. Dan memproduksi kakao tidak dapat
diselesaikan tanpa menggunakan alat tajam dan berat, penggunaan bahan kimia, berada di
sekitar serangga dan hewan, dan membawa beban berat. Lebih buruk lagi, buruh tani sering
bekerja tanpa akses ke kamar mandi, dan tidak ada bantuan dari panas yang ekstrim. Oleh
karena itu, mereka sering menderita berbagai penyakit fisik mulai dari kelelahan hingga
malaria. Namun, para petani kakao terpaksa bekerja tanpa lelah untuk mendapatkan
penghasilan yang cukup untuk bertahan hidup.

Jawaban Pertanyaan Kasus

1. Bagaimana Theo Chocolate menggabungkan konsep filantropi dan tanggung


jawab sosialnya ke dalam sebuah konsep bisnis yang sukses?
Theo Chocolate berkomitmen untuk mengembangkan kepercayaan dan
hubungan yang saling menguntungkan antara pemasok, perusahaan, dan konsumen
Theo Chocolate dengan melakukan tanggung jawab sosial, mematuhi hukum yang
relevan, bertindak, dan terlibat dalam kegiatan filantropi. Theo Chocolate melakukan
kegiatan perdagangan yang adil (fair trade) dan menggunakan bahan-bahan organik.
Mountain Rose Herbs, pemasok pala dan bubuk cassia Theo Chocolate juga
mengemukakan komitmen mereka melalui program karyawan yang kuat, kemasan
dari limbah pasca-konsumen, efisiensi energi, dan konservasi DAS. Di India,
Mountain Rose Herbs memastikan petani perempuan di India menerima gaji yang
sama dengan karyawan pria, kondisi kerja yang sehat dan aman, tunjangan karyawan
serupa dengan karyawan di AS, petani mengalami peningkatan kualitas hidup yang
berarti, mendanai pelatihan petani, dll.. Selain itu, dengan hadiah Fair for Life,
Mountain Rose Herbs juga membangun kembali beberapa rumah petani, melengkapi
panti asuhan dengan seragam sekolah dan buku, memperbaiki jembatan
penyeberangan, dan masih banyak lagi.
Hal tersebut bukan satu-satunya hal yang membuat Theo Chocolate sukses.
Mereka menggunakan standar yang sangat ketat dalam produksinya dan
menyesuaikan produksi mereka dengan selera konsumen. Strategi pemasaran mereka
membuat konsumen tertarik dan menjadikan perdagangan adil (fair trade) ini sebagai
nilai lebih. Meskipun konsumen harus membayar lebih mahal daripada coklat
biasanya, mereka tetap saja membelinya dengan harapan dapat mendukung program-
program kemanusiaan oleh Theo Chocolate.

2. Apa keuntungan yang dimiliki Theo Chocolate dengan memasok kakao dari
Kongo, meskipun pada akhirnya coklat yang dihasilkan membuat konsumen
membayar lebih mahal?
Konsumen Theo Chocolate mengerti bahwa Theo Chocolate menggunakan
perdagangan yang adil (fair trade) dan bahan organik. Itulah sebabnya, meskipun
lebih mahal, konsumen tetap membeli produk Theo Chocolate, karena konsumen tahu
bahwa mendukung hal tersebut akan menguntungkan petani kakao (Theo Chocolate
membayar coklat dengan harga 2-3 kali lipat dari harga normal dan memberi edukasi
kepada 2.000 petani tentang tanaman coklat).
Theo Chocolate juga menerapkan strategi pemasaran yang luar biasa, salah
satu alat pemasarannya yang terkenal ialah tur yang diberikan kepada pengunjung
yang mengunjungi pabrik Theo Chocolate. Hal tersebut dilakukan untuk
menunjukkan kualitas dan integritas produknya. Tidak hanya hal itu, ia juga
mengikuti perkembangan zaman dan membuka toko online, sehingga coklatnya bisa
dibeli oleh orang-orang dari berbagai belahan dunia.
Pemecahan Masalah
Setelah sempat bepergian ke Central America dan juga Afrika serta menyaksikan
secara langusung bagaimana para petani disana dieksploitasi dan diperlakukan semena-mena
oleh perusahaan-perusahaan multinasional, maka Whinney memutuskan untuk membangun
perusahaan yang akan menjual produk berkualitas tinggi tetapi juga menguntungkan bagi
petani yang memasok bahan-bahan mereka tanpa adanya eksploitasi dan juga diskriminasi.
Joe Whinney percaya bahwa keadilan dan kesejahteraan harus untuk semua, bukan hanya
untuk beberapa. karena itulah Theo Chocolate membayar lebih untuk perdagangan yang adil
(fair trade) dan kokoa organik untuk memastikan para petani menerima upah hidup yang
sepadan dengan kerja keras mereka terutama untuk para petani kokoa dengan tujuan untuk
membuktikan kalau kokoa dapat dibeli dengan cara yang memungkinkan semua pihak
mendapatkan keuntungan.

Sedari awal, Joe Whinney memang berkeinginan untuk memberitahukan dan


mengedukasi para konsumen dari Theo Chocolate mengenai fair trade. Selain itu, beliau juga
berniat memberikan paparan mengenai latar belakang pembuatan cokelat mereka. Hal ini
dilakukan semata-mata untuk memberikan apresiasi terhadap kerja keras dari para petani
supplier dari biji kokoa ini. Dengan begitu, meskipun para konsumen membeli bar cokelat
dari Theo dengan harga yang lebih tinggi dari bar cokelat lainnya, setidaknya mereka tahu
bahwa mereka telah ikut mengambil andil dalam upaya mewujudkan perdagangan yang adil
(fair trade) dan praktik pertanian organik yang menguntungkan bagi petani-petani kokoa
tersebut.

Theo mengerti betul jika semua kerja keras yang dilakukan untuk menciptakan Theo
Chocolate tidak dapat secara efektif memberdayakan petani kakao jika konsumen tidak
menyukai produk akhir. Sehingga, perdagangan adil untuk petani saja tidaklah cukup. Maka
dari itu, perusahaan ini memutuskan untuk mendengarkan permintaan dari para konsumen.
Salah satu contohnya adalah dengan membuat produk yang memiliki rasa lebih ke tradisional
seperti mint atau stroberi. Hal ini jauh lebih baik daripada perusahaan mengeluarkan varian
rasa yang baru dan unik, tetapi tidak menjamin akan terjual dengan baik karena konsumen
tidak tertaik. Oleh karena itu, perhatian terhadap keinginan para konsumen ini bukan hanya
merupakan bentuk etis dalam berbisnis, melainkan juga bagian penting dari strategi
pemasaran yang lebih sukses.
Dengan segala pertimbangan yang mementingkan keadilan bagi para petani dan juga
kepuasan pelanggan, maka pihak Theo Chocolate memutuskan akan terus menjaga kualitas
dan juga integritas dari produk tersebut dengan cara mengawasi dan mengatur proses
produksi cokelat dari bentuk biji kokoa menjadi produk jadinya dalam bentuk batang. Seperti
apa yang dikatakan oleh Whinney, "hanya dengan bahan yang organik dan juga perdagangan
yang adil tidaklah cukup. Kita pasti akan menarik perhatian dari para calon konsumen
dikarenakan sertifikasi dan integritas dari produk produk kami. Tapi apabila rasanya tidak
enak, maka hal hal yang lainnya itu percuma. Karena itulah yang paling kita utamakan dan
tekankan adalah kualitas dari produk."

(jumlah kata : 1.172 kata)

Anda mungkin juga menyukai