Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KASUS ETIKA BISNIS

ETIKA BISNIS

Dosen Pengampu : Agus Kusmana SE, M.M

NAMA : SITI RACHMAWATI MAILANI

NIM : 1810111075

KELAS : B ETIKA BISNIS

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

2020
1.Kasus Tanggung Jawab Moral

Johnson and Johnson (J&J)

Menangani kasus keracunan Tylenol tahun 1982. Pada kasus itu, tujuh orang
dinyatakan meninggal secara misterius setelah mengkonsumsi Tylenol di Chicago.
Setelah diselidiki, ternyata Tylenol itu mengandung racun sianida. Meski
penyelidikan masih dilakukan guna mengetahui pihak yang bertanggung jawab, J&J
segera menarik 31 juta botol Tylenol di pasaran dan mengumumkan agar konsumen
berhenti mengonsumsi produk itu hingga pengumuman lebih lanjut. J&J bekerja
sama dengan polisi, FBI dan FDA (BPOM-nya Amerika Serikat) menyelidiki kasus
itu. Hasilnya membuktikan, keracunan itu disebabkan oleh pihak lain yang
memasukkan sianida ke botol-botol Tylenol.

Biaya yang dikeluarkan J&J dalam kasus itu lebih dari 100 juta dollar AS. Namun,
karena kesigapan dan tanggung jawab yang mereka tunjukkan, perusahaan itu
berhasil membangun reputasi bagus yang masih dipercaya hingga kini. Begitu kasus
itu diselesaikan, Tylenol dilempar kembali ke pasaran dengan penutup lebih aman
dan produk itu segera kembali menjadi pemimpin pasar (market leader) di Amerika
Serikat. Philosofi J&J yang meletakkan keselamatan konsumen di atas kepentingan
perusahaan berbuah keuntungan lebih besar kepada perusahaan.

Pertanyaan Kasus :

– Bagaimana pandangan anda terhadap apa yang dilakukan oleh J&J dalam menangani
masalah diatas?

Menurut pendapat saya Perusahaan Johnson and Johnson ini sangat cepat sigap
dalam menangani permasalahan dan dapat mempertanggung jawabkan masalah yang
ada. Dalam kasusnya perusahaan Johnson and Johnson ini juga sangat kooperatif
ketika dilakukan penyelidikan. Johnson & Johnson memberitakan semua proses
produksi dan quality control-nya ke publik — tidak hanya pada penyidik. Johnson
and Johnson mengalami penurunan penjualan karena semua inventaris Tylenol
ditarik dari semua rak supermarkets dan drugstores secara nasional, dan semua
produksi Tylenol berhenti, dan Karena karyawan dan pekerja tidak bersalah, mereka
tetap mendapat gaji. Kemudian Jhonson dan Jhonson ini menciptakan suatu produk
dengan kemasan yang lebih aman namun lebih mahal tanpa menaikan harga dengan
tidak memikirkan profit yang akan menurun. Jhonson and Jhonson ini tidak akan
pernah lari dari tanggung-jawab pada publik, dan secara pro-aktif memperbaiki
kesalahan sendiri, meski indikasinya kemudian mulai mengarah ke tindakan usil,
dan bukan kebocoran kualitas di pabrik-pabrik Tylenol. Sehingga dalam beberapa
waktu Jhonson and Jhonson ini mendapatkan kepercayaan publik kembali bahkan
publik sangat kagum karena dapat memulihkan citranya kembali. Sehingga market
share yang jauh lebih besar pada Tylenol daripada sebelumnya.

Maka Etika dalam berbisnis ini sangat penting untu diimplementasikan dalam
kegiatan perusahaan agar suatu kegiatan dapat berjalan dengan lancar sehingga
perusahaan mendapatkan profit tanpa harus menjatuhkan pesaing atau bersaing
secara kotor. Dan etika bisnis ini sangat penting untuk membuat kepercayaan kepada
konsumen terhadap produk yang perusahaan jual dan produksi. Dalam etika bisnis
apabila perilaku mencegah pihak lain menderita kerugian dipandang sebagai
perilaku yang etis, maka perusahaan yang menarik kembali produknya yang
memiliki cacat produksi dan dapat membahayakan keselamatan konsumen, dapat
dipandang sebagai perusahaan yang melakukan perilaku etis dan bermoral dan
perusahaan Jhonson dan Jhonson melakukan tindakan tersebut

- Mengapa kebanyakan pelaku bisnis tidak memperhatikan masalah etika,


jelaskan alasan-alasan yang telah anda pahami?

Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis, mengejar


keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut
tidak merugikan banyak pihak namun masih banyak perusahaan yang tidak
memerhatikan etika. Perusahaan banyak sudah terjadi kejahatan ekonomi dan
kecurangan bisnis yang dilakukan oleh banyak korporasi atau pelaku bisnis dan
ekonomi yang telah merugikan warga Negara, setidaknya dalam segi keuntungan
financial (pajak) dan kepercayaan public terhadap peranan Negara (pemerintah)
dalam mengawasi dinamika ekonomi, khususnya proses produksi, eksplorasi dan
eksploitasi sumbersumber kekayaan alam dan pelestarian lingkungan hidup.
Fenomena ini terjadi karena banyak korporasi, terutama para pemimpinnya tidak
memiliki komitmen yang kuat untuk memberantas kejahatan bisnis.

Kemudian alasannya adalah ada yang menyalahgunaan otoritas, korupsi dan


kolusi juga sulit diatasi. Penipuan sistematis terhada masyarakat yang dilakukan
beberapa pebisnis juga sering terjadi karena kurangnya pengawasan pemerintah
dalam mengendalikan suatu kegiatan perusahaaan . selain itu karena masih sering
terjadi persaingan tidak sehat dan monpoli terhadap sektor-sektor ekonomi serta
Kejahatan perbankan, keuangan (pasar modal) dan perpajakan juga sering dilakukan
oleh banyak orang. Penggelapan pajak, penipuan dengan kartu kredit atau kejahatan
maya (cyber crime), penyalahgunaan kredit, dan penggelapa pajak sangat sulit diatasi,
sebab selain masih rendahya penegakan hokum, etika bisnis an perilaku juga
mengalami distorsi luar biasa.

Alasan lainnya adalah masalah Mekanisme pengawasan dan penegakan


hukum terhadap kegiatan bisnis bersekala besar acap kali diabaikan oleh pemerintah,
bahkan terlihat banyak oknum aparat pemerintah melakukan konspirasi dan kolusi.
Fenomena ini dapat dirasakan pada kasus-ksus perbankan dan banyak kasus mega
proyek. Sedikit LSM yang menaruh perhatian penuh dalam mengawasi tindak
kejahatan bisnis yang mengakibatkan perusahaan tersebut dapat melakukan
pelanggaran mengenai etika bisnis yang ada dan Control lembaga legislatif
(parlemen) juga sangat lemah, sebab ada juga anggota parlemen tingkat pusat dan
tingkat daerah yang ikut melakukan kejahatan bisnis, atau sengaja membiarka terjadi
tanpa ada upaya melaporkannya. Sebagian aparatur pemerintah juga melakukan hal
yang sama. Para penegak hokum (beberapa hakim, jaksa,polisi dan pengacara) juga
terlibat dalam kejahatan bisnis/ekonomi.

2)Tiga Perusahaan Diduga Buang Limbah ke Kali Surabaya

SURABAYA, MINGGU - Inspeksi mendadak patroli air di kawasan industri


sepanjang Kali Surabaya dan Kali Tengah Jumat (9/1) lalu sempat dihalang-halangi
pihak keamanan setempat. Namun demikian, tim patroli air berhasil melakukan
pemberkasan di tiga industri yang terindikasi melakukan pembuangan limbah. Dalam
patroli air keempat yang berlangsung pukul 14.00 hingga pukul 23.30 ini, tim
menemukan tiga industri yang diduga menyalurkan limbah industri berbahaya ke Kali
Surabaya dan Kali Tengah. Tiga perusahaan tersebut adalah, industri kertas PT Surya
Agung Kertas, industri baja PT Sepindo, dan industri kerupuk PT Titian Alam
Semesta. Namun demikian, tim patroli tetap bersikeras untuk mengambil sampel
limbah secara langsung. Setelah terjadi perdebatan, tim akhirnya dapat mengambil
sampel limbah dan melakukan pemberkasan.

Sementara itu, pengambilan sampel dan pemberkasan di PT Titian Alam


Semesta berlangsung lancar. Saat tim datang, industri tersebut ditemui sedang
menguras ipal mereka. Karena saluran limbah ke kolam penampungan ditutup, maka
sebagian cairan limbah meluap dan mengalir ke Kali Tengah. Saat di lapangan, tim
menemukan indikasi pembuangan limbah berbahaya di saluran pembuangan yang
mengalirkan air berwarna putih. “Air yang mengalir di saluran pembuangan limbah
PT Surya Agung Kertas dan PT Sepindo berwarna putih pekat. Cairan tersebut
menyebabkan gatal-gatal di tangan,” kata anggota tim patroli sekaligus Koordinator
Konsorsoium Lingkungan Hidup Imam Rohani, Minggu (11/1) di Surabaya. Analisis
kasus terbut diatas

Analisis Kasus
Tiga perusahaan dalam kasus adalah industri kertas PT Surya Agung Kertas,
industri baja PT Sepindo, dan industri kerupuk PT Titian Alam Semesta yang dapat
memenuhi hidup orang banyak, tetapi dari cara pengolahan limbah dirasa masih
berpotensi menimbulkan beberapa masalah. Kasus tersebut merupakan suatu tindakan
pelanggaran dalam etika berbisnis karena telah membuang limbah pabrik ke kali ini
merupakan tindakan kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan, jika dilihat dari
etika bisnis merupakan hal yang salah danmerugikan banyak pihak.Secara langsung
pihak masyarakat sekitar di Kali Surabaya dan Kali Tengah merasaterganggu dan
dirugikan dengan pengelolaan limbah yang dilakukan manajemen pabrik.Limbah
berbahaya ini mengalirkan air berwarna putih, cairannya dapat menyebabkan gatal-
gatal di tangan.

Perusahaan harus memperhatikan lingkungan sosial masyarakat karena sangat


diperlukan mengacu kepada konsep sustainable development yang telah menjadi
acuan dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup di sekitar ketiga perusahaan
tersebut. Perusahaan harus dapat memberi jaminan kesehatan yang merupakan bagian
CSR kepada masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akibat limbah yang
dihasilkan perusahaan ketika beroperasi. perusahaan adalah suatu organisasi yang
kegiatan operasionalnya berpotensi menghasilkan limbah terlebih limbah tersebut
adalah limbah yang berbahaya. Tentunya jika limbah tersebut di buang begitu saja
tanpa di kelola maka akan dapat membahayakan lingkungan di sekitar terlebih
makhluk hidupnya jadi perusahaan harus menerapkan manajemen limbah pabrik
dengan baik.
Kemudian Pemerintah harus mempunyai political will yang kuat dan political
budget yang tinggi dan aturan yang jelas dan tegas dalam upaya mengatasi limbah
industri yang menyebabkan pencemaran. Dan diharapkan baik masyarakat maupun
ketiga perusahaan tersebut dapat lebih peduli dan berperan aktif dalam menjaga
lingkungan agar pencemaran sedikit berkurang.

Anda mungkin juga menyukai