Anda di halaman 1dari 8

Analisis Nilai Tambah Pada Agroindustri Sari Apel (Studi Kasus: KSU Brosem)

Analysis Of Value Added In Apple Cigar Agroindustry (Case Study: KSU Brosem)

Naila Nashri, Maisyaroh Mutiara S, M Ale Rahman, Teddy Firmansyah Dwi E.


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Malang.
Kontak Penulis: 22001032058@unisma.ac.id

Abstrak
KSU Brosem merupakan salah satu industri yang memproduksi sari apel dengan proses
pembuatan mengikuti perkembangan industri. Dengan melakukan pengolahan terhadap buah
apel maka harga jual dapat meningkat, masa simpan menjadi lama dan jangkauan pemasaran
lebih luas. Kegiatan pengolahan pasca panen atau agroidustri sangat diperlukan untuk
meningkatkan nilai tambah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mencari nilai tambah
dalam sari apel brosem ini. (2) Untuk mengetahui faktor-faktor yg mempengaruhi produksi
minuman sari apel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara,
kuesioner, dan, analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah yang
dihasilkan oleh KSU Brosem ini masih kurang dari 50%, sehingga masih dikatakan kecil.
Kata Kunci: Nilai Tambah; Sari Apel; Agroindustri.

Abstract
KSU Brosem is one of the industries that produces apple cigar with a manufacturing process
following industrial developments. By processing apples, the selling price can be increased,
the shelf life is longer and the marketing reach is wider. Post-harvest or agro-industrial
processing activities are needed to increase added value. This study aims to (1) find the
added value in this brosem apple cider. (2) To determine the factors that affect the
production of apple cider drinks. The methods used in this research are observation,
interviews, questionnaires, and data analysis. The results showed that the added value
produced by KSU Brosem was still less than 50%, so it was still said to be small.

Keywords: Value Added ; Apple Cider; Agro industry.

1. Pendahuluan
LatarBelakang
Apel merupakan buah yang sering dikonsumsi dan juga disukai berbagai kalangan.
Apel termasuk komoditas unggulan di Kota Malang, terutama di Kota Batu. Wilayah Kota
Batu memiliki luas lahan sekitar 19.908,7 hektar, dan 30% dari luasan tersebut adalah tegalan
dan kebun yang merupakan tempat utama untuk usahatani apel. Luasan tersebut hampir
mendekati luas lahan untuk hutan dan penggunaan lain (35%), sedangkan sisanya adalah
untuk sawah (5%) dan pemukiman (8%). Tanaman apel dijumpai paling banyak pada
ketinggian dibawah 1.400 mdpl. Buah apel dari Kota Batu diakui memiliki cita rasa yang
enak dan segar. Lahan perkebunan apel Kota Batu sendiri memiliki luas sebesar 1.092 Ha,
yang berarti bahwa Indonesia seharusnya sudah mampu untuk mengekspor buah apel produk
Kota Batu. (Rana Angely Syawalia, 2020).
KSU Brosem merupakan industri yang memproduksi minuman sari apel yang diolah
langsung dari buah apel segar yang ditanam di daerah dataran tinggi dan diproses secara
higienis dengan teknologi yang mengikuti perkembangan industri yang nantinya hasil proses
produksi ini berupa minuman segar yaitu sari apel Brosem. Proses pembuatan sari apel
brosem sudah dibuat dan diproses dengan teknologi yang mengikuti perkembangan industri.
Minuman sari buah adalah minuman ringan yang dibuat dari campuran sari buah
dengan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan bahan tambahan makanan yang
diizinkan. Pembuatan sari buah utamanya bertujuan untuk meningkatkan ketahanan simpan
serta diversifikasi produk buah-buahan. Sari buah pada umumnya dibuat dengan cara
menghancurkan daging buah dan kemudian ditekan (pressing) untuk memperoleh sarinya.
Gula ditambahkan pada proses pembuatan sebagai pemanis sari buah. Pengawet
biasanyaditambahkan untuk memperpanjang daya simpan pada sari buah, selanjutnya cairan
tersebut disaring, dibotolkan, dan dipasteurisasi agar daya simpan pada sari buah semakin
lama. Minuman sari buah adalah sari buah yang telah diencerkan dengan menggunakan air.
Kandungan sari buah pada minuman minimal harus 35% dengan atau tanpa penambahan
gula.
Pendirian industri sari buah juga merupakan industri yang menguntungkan jika
ditinjau dari sudut ekonomi dan peningkatan konsumsi sari buah, oleh karena itu perlu
dilakukan untuk mencari nilai tambah dalam industri sari buah. Hal ini bertujuan untuk
mencapai tujuan yang telah ditargetkan, sekaligus untuk dapat bersaing dengan industri sari
buah lain yang telah lebih dahulu dikenal oleh masyarakat. Menurut Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian (2012) persentase konsumsi sari buah penduduk Indonesia 200 mL
selama seminggu per Kapita pada tahun 2011 sebesar 7,9%. Diasumsikan persentase
konsumsi sari buah 200 mL per hari di Jawa Timur sebesar 0,18% dari penduduk Jawa Timur
(33.293.200 penduduk), maka diperoleh masyarakat yang mengkonsumsi sebanyak 60.657
jiwa. Berdasarkan asumsi perhitungan tersebut maka kebutuhan masyarakat Jawa Timur akan
sari buah sebesar 12.131L per hari.

Tujuan
Berdasarkan permasalahan di atas tujuan penelitian ini yaitu :
1. Untuk mencari nilai tambah dalam sari apel brosem ini.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yg mempengaruhi produksi minuman sari apel.

2. Metode Penelitian
Metode penelitian ini dilakukan di KSU Brosem yang berlokasi di Jl. Bromo No. 23
sisir, Kecamatan batu, Kota batu. Penelitian dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2022,
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Observasi
Metode ini mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap
objek penelitian dalam periode waktu tertentu dan melakukan pencatatan data yang
didapatkan. Observasi ini berguna untuk memperoleh data pendukung terkait topik
penelitian.
B. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan tanya jawab kepada pihak terkait. wawancara ini dilakukan
secara sistematis untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan proses produksi yang
ada pada objek penelitian. Wawancara dilakukan pada pemilik KSU Sari Apel Brosem.
C. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan
maupun pernyataan tertulis kepada responden yang terkait dengan bahan baku dan proses
produksi minuman sari apel. Dengan memberikan daftar pertanyaan tersebut, jawaban-
jawaban yang diperoleh kemudian dikumpulkan sebagai data.
D. Analisis Data
Adapun analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis nilai tambah
dengan menggunakan metode hayami. Menurut (Hayami (1987) , nilai tambah (value
added) adalah pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan,
pengangkutan ataupun penyimpanan dalamsuatu produksi. Menurut (Hayami (1987)
tujuan dari analisis nilai tambah adalah untuk menaksir balas jasa yang diterima oleh
tenaga kerja langsung dan pengelola. mendapatkan perlakuan. Berikut tabel prosedur
perhitungan nilai tambah metode Hayami pada Tabel 1.

Tabel 1 Perhitungan Analisis Nilai Tambah


No Variabel Nilai
Output, Input, Harga
1 output/total ptoduksi (unit) A
2 Input bahan baku (/unit) B
3 Input tenaga kerja (HOK/unit) C
4 Factor konversi (1)/(2) D= A/B
5 Koefisien tenaga kerja (3)/(2) E=C/B
6 Harga Produk (Rp/Unit) F
7 Upah rata-rata tenaga kerja per orang (Rp/HOK) G
Pendapatan dan keuntangan
8 Harga input bahan baku (Rp/unit) H
9 Sumbangan input lain (Rp/unit) I
10 Nilai produk (4) x (6) (Rp/unit) J = D.F
11 a. Nilai tambah (10) - (8) - (9) (Rp/unit) K=J-H-I
b. Rasio nilai tambah (11a)/(10) (%) I%=(k/J)%
12 a. pendapatan tenaga kerja (Rp/unit) M=E.G
b. imbalan tenaga kerja (12a) / (11a) (%) N%=M/K)%
13 a. keuntungan (11a) - (12a) (Rp/unit) O=K-M
b. tingkat keuntungan (13a) / (10) (%) P%=(O-J)%
Balas jasa untuk faktor produksi
14 marjin (10) - (8) (Rp/unit) Q=J-H
a. pendapatan tenaga kerja (12a) / (14) (%) R%=(M/Q)%
b. sumbangan input lain (9) / (14) (%) S%=(I/Q)%
c. keuntungan perusahaan (13a) / (14) (%) T%=(O/Q)%
Keterangan :
A = output atau total produksi minuman sari apel yang dihasilkan
B = input atau bahan baku yang digunakan untuk memproduksi sari apel
C = tenaga kerja yang digunakan dalam memproduksi sari apel dihitung dalam bentuk
HOK (Hari Orang Kerja)
D = output atau total produksi sari apel berbanding input atau bahan baku yang digunakan
E = HOK dibagi input atau bahan baku yang digunakan
F = harga produk yang berlaku pada satu periode analisis
G = jumlah upah rata-rata yang diterima oleh pekerja dalam satu periode produksi yang
dihitung berdasarkan per HOK (Hari Orang Kerja)
H = harga input bahan baku utama yaitu apel per kilogram pada saat periode analisis
I = sumbangan atau biaya input lainnya yang terdiri dari biaya bahan baku penolong,
biaya penyusutan.
J = nilai dari faktor konversi dikalikan dengan harga produk yang berlaku pada satu
periode analisis
K = Nilai output dikurangkan dengan sumbangan input lain dan harga bahan baku
L = persentase dari nilai tambah yang dibagi dengan nilai output
M = koefisien tenaga kerja dikalikan dengan upah rata-rata tenaga kerja
N = persentase dari imbalan tenaga kerja yang dibagi nilai tambah
O = nilai tambah dikurangkan dengan imbalan tenaga kerja
P = persentase dari keuntungan yang dibagi nilai tambah
Q = nilai output dikurangkan harga bahan baku
R = persentase dari keuntungan yang dibagi margin keuntungan
S = persentase dari imbalan tenaga kerja yang dibagi margin keuntungan
T = persentase dari sumbagan input lain yang dibagi margin keuntungan

3. Hasil dan Pembahasan


Gambaran Umum Tempat Penelitian
KSU Brosem didirikan pada tahun 2004 oleh kelompok tani PKK wanita kota Batu
sekitar 20 ibu rumah tangga. BROSEM kepanjangan dari Bromo-Semeru. Brosem sendiri
berlokasi di jalan bromo rw 10, Kelurahan Sisir, kota Batu. Awalnya ibu PKK ini mendapat
pelatihan dari dinas pertanian membuat minuman sari apel dan jenang apel tetapi ibu PKK
lebih memilih membuat dan mengembangakan usaha sari apel. Berdasarkan keinginan untuk
mengangkat derajat kehidupan masyarakat setempat, maka perkumpulan ini kemudian
mendirikan sebuah usaha bersama yang dimiliki oleh masyarakat setempat.
Sejak tahun 2005, Brosem resmi bergabung menjadi Mitra Binaan Telkom yang
memperoleh bantuan pinjaman kredit dari PT Telkom. Dengan bantuan kredit berbunga
rendah yang diberikan Telkom, brosem mampu berkembang dengan cukup pesat.Terlihat dari
peningkatan omzet dan asset-asset yang dimiliki Brosem dari tahun ke tahun yang
menunjukkan peningkatan. Saat ini Brosem juga memiliki banya outlet yg tersebar di kota
Batu dan Malang bahkan,pemerintah mendungkung usaha tersebut.

Analisis Nilai Tambah


Agroindustri minuman sari apel merupakan salah satu industri yang mampu
memberikan value added bagi salah satu produk perkebunan yaitu apel. Pendirian
agroindustri minuman sari apel ini adalah keinginan untuk melakukan pengembangan dari
pengolahan komoditas apel yang jumlah produksinya melimpah di kota Batu. Ketersediaan
bahan baku apel, memungkinkan KSU Brosem untuk melakukan usaha secara kontinyu serta
melihat proses-proses pembuatan atau pengolahannya yang sederhana.
Kemampuan perusahaan dalam menentukan produk utama yang akan diproduksi
adalah hal penting yang akan menentukan tingkat biaya dan keuntungan yang akan diperoleh
(Sari dan Putri, 2019).
Nilai tambah adalah perbedaan antara barang yang ditangani pada tahap tertentu dan
nilai yang digunakan dalam proses tersebut. Analisis nilai tambah adalah metode estimasi
bahan baku yang mengalami perlakuan khusus untuk mendapatkan nilai tambah (Artika dan
Marini, 2016).
Analisis nilai tambah pengolahan komoditas pertanian dapat dengan mudah dilakukan
dengan menghitung nilai tambah per kilogram bahan baku dalam proses produksi. Analisis
nilai tambah membantu memperkirakan imbalan yang diterima oleh pelaku ekonomi
agribisnis dan mengukur besarnya kesempatan kerja yang dihasilkan oleh pengusaha
agribisnis (Herdiyandi, et al. 2016).
Perhitungan nilai tambah pada pengolahan minuman sari apel brosem dilakukan pada
satu kali proses produksi yang berlangsung kurang lebih satu hari dengan waktu produksi
yang dibutuhkan selama kurang lebih 1 jam. Dalam perhitungan tersebut terdapat beberapa
komponen-komponen yang digunakan dalam perhitungan nilai tambah, antara lain yaitu
output, input, tenaga kerja langsung, harga output, upah rata-rata tenaga kerja HOK, harga
bahan baku, dan sumbangan input lain. Hasil nilai tambah dilakukan dengan menggunakan
metode Hayami pada pengolahan minuman sari apel pada agroindustri KSU Brosem dapat
dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2 Perhitungan Nilai Tambah Agroindustri Brosem
No Variabel Nilai
Output, Input, Harga
1 output/total ptoduksi (unit) 422400
2 Input bahan baku (/unit) 8
3 Input tenaga kerja (HOK/unit) 6,43
4 Factor konversi (1)/(2) 52800
5 Koefisien tenaga kerja (3)/(2) 0,80
6 Harga Produk (Rp/Unit) 795
7 Upah rata-rata tenaga kerja per orang (Rp/HOK) 50000
Pendapatan dan keuntangan
8 Harga input bahan baku (Rp/unit) 160000
9 Sumbangan input lain (Rp/unit) 975150
10 Nilai produk (4) x (6) (Rp/unit) 41953434,93
11 a. Nilai tambah (10) - (8) - (9) (Rp/unit) 40818284,93
b. Rasio nilai tambah (11a)/(10) (%) 1%
12 a. pendapatan tenaga kerja (Rp/unit) 40187,5
b. imbalan tenaga kerja (12a) / (11a) (%) 0,001%
13 a. keuntungan (11a) - (12a) (Rp/unit) 40778097,43
b. tingkat keuntungan (13a) / (10) (%) 1%
Balas jasa untuk faktor produksi
14 marjin (10) - (8) (Rp/unit) 41793434,93
a. pendapatan tenaga kerja (12a) / (14) (%) 0,001%
b. sumbangan input lain (9) / (14) (%) 1%
c. keuntungan perusahaan (13a) / (14) (%) 1%

Berdasarkan Tabel 2, nilai tambah diperoleh dari proses pengolahan apel menjadi
minuman sari apel, dalam satu cup minuman sari apel brosem berisi 120 ml sari apel dan
dalam satu kardus berisi sejumblah 32 cup yang dijual dengan harga Rp 38.000. rata-rata
jumlah output yang dihasilkan dalam satu kali produksi adalah sebanyak 422.400 unit.
Tenaga kerja yang digunakan adalah sebanyak 17 orang, diman tenaga kerja tersebut
memiliki job description nya masing-masing yaitu pada proses pemotongan, proses produksi,
proses quality control, dan proses pengangkutan. Dalam satu kali produksi hari orang kerja
adalah 6,43. Sehingga koefisien tenaga kerja yang didapat adalah 0,80 unit/HOK, jadi dimana
setiap 1 unit minuman sari apel brosem yang diolah membutuhkan 0,80 jam/HOK yang
didapat dari tenaga kerja dibagi jumlah terung yang diolah selama satu kali produksi.
Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan minuman sari apel brosem adalah
sebesar Rp 40.818.284,93. Nilai tambah ini timbul dari penurunan nilai produk akibat harga
bahan baku dan nilai input lainnya. Nilai tambah yang dicapai masih nilai tambah bruto
karena tidak dikurangi dengan kompensasi upah. Nilai tambah adalah rasio nilai tambah dan
nilai produksi, dan nilai tambah yang dihasilkan adalah sebaasar 1%. Dengan kata lain,
pengolahan apel menjadi minuman sari apel menghasilkan nilai tambah sebesar 1% dari nilai
produksi.
Menurut Sudiyono (2004) tentang analisis nilai tambah, jika nilai tambah yang
diperoleh industri melebihi 50% maka nilai tambah yang diperoleh besar, dan sebaliknya jika
nilai tambah yang diperoleh industri kurang dari 50% maka nilai tambah adalah dikatakan
kecil. Berdasarkan pernyataan tersebut, nilai tambah yang dihasilkan oleh KSU Brosem ini
masih kurang dari 50%, jadi relatif kecil.
Hasil analisis nilai tambah juga dapat menunjukkan marjin dari bahan baku apel
menjadi minuman sari apel yang didistribusikan kepada imbalan tenaga kerja, sumbangan
input lain, dan keuntungan usaha. untuk masing-masing faktor yaitu keuntungan sebesar Rp
40.778.097,43 dengan tingkat keuntungan sebesar 1%, tenaga kerja sebesar Rp 40.187,5
dengan imbalan tenaga kerja sebesar 0,001% dan sumbangan input lain sebesar 1% dari
marjin nilai tambah ini dapat dilihat persentase keuntungan, tenaga kerja dan sumbangan
input lain. Hasil yang didapatkan menunjukkan persentase tertinggi yaitu pada sumbangan
input lain, karena harga sumbangan input lain seperti gula, essense, dan bahan baku lainnya
harganya lebih tinggi dibandingkan bahan baku pokok.
Dari hasil perhitungan tabel yang disajikan didapati marjin keuntungan pada KSU
Brosem sebesar Rp 41.793.434,93. Marjin keuntungan bisa ditingkatkan lagi jika jumlah
tenaga kerja dikurangi mengingat dengan jumlah tenaga kerja yang banyak akan
mengeluarkan upah yang banyak pula. Peningkatan output produksi dengan meningkatkan
penjualan dapat dilakukan juga sebagai upaya peningkatan marjin keuntungan, besarnya nilai
tambah ditentukan oleh besarnya nilai output, harga bahan baku dan harga input lain.
Proporsi tenaga kerja dan keuntungan terhadap nilai tambah dapat menunjukkan apakah
usaha tersebut padat modal atau padat karya. Ditinjau dari aspek agroindustri, KSU Brosem
ini umumnya masih bersifat industri padat karya yang dijalankan dengan masih banyaknya
tenaga kerja dengan teknologi yang masih belum sepenuhnya modern.

Faktor-Faktor Produksi
Faktor-faktor yg mempengaruhi produksi minuman sari apel adalah bahan baku apel
yang nantinya akan dijadikan sebuah produk minuman sari apel, faktor sumber daya manusia
karena tanpa adanya peranan manusia maka proses produksi juga tidak bisa berjalan dengan
baik dan tidak ada yang mengolah bahan mentah tersebut,faktor berikutnya adalah modal
Karena untuk memproduksi sebuah produk tentunya membutuhkan sebuah modal untuk
memproduksi sebuah produk. Modal tersebut akan digunakan untuk membeli bahan mentah,
alat produksi barang, hingga membayar tenaga kerja.
Dalam menghasilkan produk, Koperasi Brosem membutuhkan bahan baku dan bahan
penolong, mesin dan peralatan, dan proses produksi.
A. Bahan Baku
1. Apel
B. Bahan Penolong
1. Karamel
2. Gula
3. Esense
4. Natrium Benzoat
5. Acid
6. Natrium Benzoat
7. Air
C. Mesin dan Peralatan
1. Kompor
2. Stum listrik
3. Sealer
4. Conveyor
5. Cup
6. Elpiji
7. Karton
8. Selotip
D. Proses Produksi
1. Pertama apel dicuci bersih,setelah dicuci bersih apel di potong-potong lalu direbus 20
menit.
2. Setelah direbus kemudian disaring untuk mendapatkan sarinya,lalu proses tahap
pencampuran bahan lain dengan dilakukan pemanasan (sterilisasi) dengan suhu 110
derajat celcius. Kemudian dilakukan pendinginan sampai suhu 75 derajat celcius.
Tujuan pemanasan (sterilisasi) untuk mensterilkan sari buah apel dan membunuh spora
kapang, perebusan sendiri dilakukan dengan tujuan mematangkan apel dan agar
mendapatkan sari dari apel dengan jumlah yang lebih banyak.
3. Setelah itu langsung dikemas. Sebelum dikemas dilakukan tahap quality control
setelah itu baru dipasarkan.
E. Proses Distribusi
Dalam menyalurkan barang-barang hasil produksinya, pihak brosem menggunakan
saluran distribusi ke Produsen Konsumen. Saluran distribusi ini merupakan saluran distribusi
langsung, dimana perusahaan menjual hasil produksinya secara langsung kepada konsumen
akhir.Saluran distribusi ini berlaku untuk daerah Malang. Produsen Agen Konsumen Dalam
hal ini perusahaan menyalurkan hasil produksinya melalui agenagen yang berhubungan
langsung dengan konsumen akhir.Saluran distribusi ini berlaku untuk daerah luar Malang.

4. Kesimpulan
Berdasarkan pengumpulan dan hasil analisis pengolahan data yang telah dilakukan di home
industry brosem maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai tambah diperoleh dari proses pengolahan apel menjadi minuman sari apel, dalam
satu cup minuman sari apel brosem berisi 120 ml sari apel dan dalam satu kardus berisi
sejumblah 32 cup yang dijual dengan harga Rp 38.000. rata-rata jumlah output yang
dihasilkan dalam satu kali produksi adalah sebanyak 422.400 unit.
2. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan minuman sari apel brosem adalah sebesar
Rp 40.818.284,93. Nilai tambah ini timbul dari penurunan nilai produk akibat harga
bahan baku dan nilai input lainnya.
3. Jika nilai tambah yang diperoleh industri melebihi 50% maka nilai tambah tersebut
dikatakan besar, dan sebaliknya jika nilai tambah yang diperoleh industri kurang dari
50% maka nilai tambah tersebut dikatakan kecil. Berdasarkan pernyataan tersebut, nilai
tambah yang dihasilkan oleh KSU Brosem ini masih kurang dari 50%, sehingga masih
dikatakan kecil.
4. Hasil analisis nilai tambah menunjukkan marjin dari bahan baku apel menjadi minuman
sari apel yang didistribusikan kepada imbalan tenaga kerja, sumbangan input lain, dan
keuntungan usaha. untuk masing-masing faktor yaitu keuntungan sebesar Rp
40.778.097,43 dengan tingkat keuntungan sebesar 1%, tenaga kerja sebesar Rp 40.187,5
dengan imbalan tenaga kerja sebesar 0,001% dan sumbangan input lain sebesar 1% dari
marjin nilai tambah ini dapat dilihat persentase keuntungan, tenaga kerja dan sumbangan
input lain.
5. Dari hasil perhitungan tabel yang disajikan didapati marjin keuntungan pada KSU
Brosem sebesar Rp 41.793.434,93. Marjin keuntungan bisa ditingkatkan lagi jika jumlah
tenaga kerja dikurangi mengingat dengan jumlah tenaga kerja yang banyak akan
mengeluarkan upah yang banyak pula.
6. Faktor-faktor yg mempengaruhi produksi minuman sari apel adalah bahan baku apel yang
nantinya akan dijadikan sebuah produk minuman sari apel, faktor sumber daya manusia
karena tanpa adanya peranan manusia maka proses produksi juga tidak bisa berjalan
dengan baik dan tidak ada yang mengolah bahan mentah tersebut,faktor berikutnya adalah
modal.

Daftar Pustaka

Artika, I.B.E. dan Marini, I.A.K. 2016. Analisis Nilai Tambah (Value Added) Buah Pisang
Menjadi Keripik Pisang di Kelurahan Babakan Kota Mataram. Ganac Swara Vol.10
No.1 2016.

Hamdi, Miftakhu dan Nikmatul Khoiriyah dan Moch Noerhadi Sudjoni. ANALISIS
EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KERIPIK APEL DI KOTA
BATU
Herdiyandi, Rusman, Y., & Yusuf, M. N. (2016). Analisis Nilai Tambah Agroindustri
Tepung Tapioka di Desa Neratengah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 2(2), 81–86.
Sa’adah, Lailufary Ichda Noor dan Teti Estiasih. 2015. KARAKTERISASI MINUMAN
SARI APEL PRODUKSI SKALA MIKRO DAN KECIL DI KOTA BATU: KAJIAN
PUSTAKA Vol. 3 No 2 p.374-380
Sari, R. I. K. and Putri, M. A. (2019) ‘Analisis Nilai Tambah Produk Olahan Ubi Kayu Di
Kota Payakumbuh Analysis Of Value Added Wood Sweet Processed Products In
Payakumbuh City’, Journal of Food System and Agribusiness, 3(1), pp. 9–14.
Sudiyono, Armand 2004. Pemasaran Pertanian. UMM Press. Malang.

Anda mungkin juga menyukai