Anda di halaman 1dari 4

CASE STUDY 3

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM

“A MAKE-OR-BUY DECISION AT BAXTER MANUFACTURING


COMPANY”
Dosen Pembimbing: Drs. Yong Dirgiatmo, M.Sc., Ph.D.

Group 7:

Dimas Yusuf Agil (F0220037)


Muhammad Ilham Setya Deva (F0220088)

PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2023
CASE STUDY 3
“A MAKE-OR-BUY DECISION AT BAXTER MANUFACTURING
COMPANY”

LATAR BELAKANG
Baxter Manufacturing Company (BMC), yang terletak di kota kecil di Midwestern,
adalah produsen terkemuka untuk stamping yang ditarik dalam, terutama untuk rumah motor
listrik. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1978 oleh ketuanya, Walter R. Baxter, sebagai
pemasok peralatan dan cetakan, tetapi segera berkembang menjadi bisnis stamping. BMC
adalah perusahaan yang dipegang erat, dengan keluarga pendiri memegang sebagian besar
saham.
Insinyur BMC telah menerapkan beberapa konsep stamping yang paling kompleks di
industri ini, karena perusahaan telah menetapkan ceruknya sebagai pemasok berkualitas untuk
stamping yang ditarik dalam ke industri otomotif (85 persen dari penjualan) dan peralatan
(15 persen dari penjualan). Pelanggan utama BMC termasuk Ford, General Motors, Honda
Amerika, General Electric, Whirlpool, Amana, dan Maytag. BMC sangat menekankan pada
kualitas dan telah mencapai status Q-1 dari Ford, Penghargaan QSP dari GM, dan
penghargaan kualitas dari Honda, dan diakui sebagai pemasok kelas dunia dalam ceruk
pasarnya.
Memproduksi bagian yang ditarik dalam adalah proses kompleks yang
membutuhkan stempel berulang, masing-masing dengan pasangan die pria/wanita yang
berbeda. Proses ini dilakukan pada mesin press yang berat, menggunakan cetakan yang
sangat kompleks yang mungkin terdiri dari 10 cetakan individu yang dirakit menjadi satu
baris. Gulungan baja dengan lebar dan ketebalan yang sesuai dimasukkan ke salah satu
ujung mesin press. Setelah setiap siklus stamping, mekanisme transportasi presisi
menggerakkan material ke depan dengan jarak yang tepat sehingga bagian yang telah
menyelesaikan satu tahap diposisikan dengan benar pada tahap berikutnya untuk dipukul
oleh cetakan berikutnya pada siklus pers berikutnya. Jadi setiap siklus pers melakukan
operasi pembentukan yang berbeda pada masing-masing dari 10 bagian, dan bagian yang
sudah jadi keluar dari mesin pada akhir setiap siklus.

MASALAH YANG TERJADI


Pada tahun 1989, masalah dalam produksi mulai muncul pada BMC karena adanya
masalah kapasitas yang berkembang dan adanya peralihan pelanggan ke JIT. Hal tersebut
memunculkan adanya perubahan dalam persyaratan pelanggan, sehingga jadwal produksi
harus diubah, yang memaksa adanya perubahan jadwal pada bagian lain, dan orang-orang
produksi tampaknya menghabiskan seluruh waktu mereka untuk melakukan penjadwalan
ulang terkait hal ini. Manajemen BMC memutuskan bahwa jika penjadwalan dapat
dipercepat, maka masalah dapat teratasi. Akibatnya, dibuatlah keputusan dengan membeli
paket perangkat lunak untuk penjadwalan.
Pada tahun 1991, masalah kembali muncul dalam memenuhi jadwal pengiriman,
sehingga BMC harus menolak bisnis baru. Manajemen kembali membuat keputusan untuk
melakukan penjadwalan mesin, sehingga mereka harus membuat keputusan untuk membeli
paket penjadwalan sekali lagi. Dalam memutuskan paket apa yang akan dibeli, Sue Barkley
dan Nancy Shaw melibatkan lebih banyak orang.
Kyle Baxter selaku presiden BMC dan Sue Barkley selaku wakil presiden untuk
hubungan pelanggan sedang melakukan diskusi apakah akan melakukan pembelian pada
paket perangkat lunak manufaktur Sistem Manajemen Efektif yang diusulkan oleh Lucas
Moore selaku Wakil Presiden Manufaktur. Berbagai pengalaman buruk yang diterima
sebelumnya membuat BMC takut untuk melakukan pembelian pada perangkat lunak ini.
Akan tetapi, keberhasilan Sistem Manajemen Efektif dalam pembangunan sistem inilah
yang membuat Barkley terkesan, sehingga terjadilah kebingungan dalam pengambilan
keputusan.

TINDAKAN YANG DIAMBIL Atau TELAH DILAKUKAN

Perusahaan manufaktur Baxter mengadopsi CAD/CAM. Namun, dikarenakan


perusahaan manufaktur Baxter memiliki sedikit pengalaman maka BMC bereksperimen
dengan spreadsheet Lotus, yaitu salah satu aplikasi pertama yang dibuat untuk menghasilkan
penawaran pelanggan dengan menghitung berapa harga yang harus dikenakan untuk suatu
suku cadang berdasarkan perkiraan biaya bahan baku, biaya perkakas, biaya stamping, dan
jumlah yang diharapkan untuk diproduksi.

Memodifikasi sistem perusahaan yang ada yang memungkinkan penerimaan dan


pengiriman data melalui paket yang dibeli oleh perusahaan. Namun, jika sistem yang ada
tidak terintegrasi dengan baik dengan paket yang dibeli, maka sistem tambahan akan
diterapkan untuk menerjemahkan dari satu sistem paket ke sistem lainnya.Dalam upaya
kedua, BMC kembali membeli sistem Penjadwalan, lebih baik dari yang sebelumnya tetapi
masih tidak memenuhi persyaratan. Perusahaan telah kehilangan $270,000 dan harus
menolak pelanggannya karena tidak dapat menerima pesanan baru. Sistem gagal karena
manual penuh kesalahan, jadwal dibuat ulang harus memasukkan ulang semua pesanan,
memakan waktu.

ALTERNATIF SOLUSI YANG BISA DIAJUKAN

BMC telah beberapa kali melakukan pembelian perangkat lunak dari vendor
meskipun akhirnya berjung pada kegagalan. BMC juga sudah memiliki perangkat lunak
buatan mereka sendiri, tetapi manajemen BMC perlu melakukan percepatan penjadwalan
sehingga pada saat itu keputusan yang diambil adalah dengan mulai membeli paket
perangkat lunak. Jadi, menurut kelompok kami, solusi yang dapat dilakukan oleh perusahaan
adalah dengan membuat dan mengembangkan perangkat lunaknya sendiri. Dengan
melakukan pengembangan pada perangkat lunak sendiri, perusahaan akan lebih mengetahui
tentang apa saja yang perusahaan butuhkan. Selain itu biaya yang dikeluarkan juga akan lebih
sedikit dibandingkan dengan membeli perangkat lunak dari vendor, karena adanya tambahan
biaya, yang salah satunya merupakan biaya pemasangan. Lalu, Sistem bawaan perusahaan
lebih andal karena dapat menangani operasi sehari-hari dengan mudah, Integrasi sistem itu
mudah, Staf tidak memerlukan tambahan pelatihan, Biaya lebih murah dibandingkan dengan
membeli sistem baru, dan Sistem dapat dengan mudah dimodifikasi berdasarkan kebutuhan
manufakturnya.

KESIMPULAN
Setiap perusahaan dalam memutuskan apakah akan membuat atau membeli, harus
terlebih dahulu mengetahui apa saja kebutuhan dari perusahaan dan memperhatikan
kemampuan dari karyawan dalam beradaptasi agar memudahkan melakukan pekerjaan.
Perusahaan juga perlu membandingkan biaya apa saja yang dipelrukan dalam membuat
keputusan ini, kaitannya dalam perangkat lunak manufaktur.
Menurut kelompok kami, jika dilihat dari sudut pandang Moore, yang menjadi
keputusan terbaik perusahaan adalah membuat dan mengembangkan perangkat lunaknya
sendiri. Selain karena sistemnya yang sederhana, biaya yang akan perusahaan keluarkan
lebih sedikit dibandingkan ketika melakukan pembelian kepada vendor. Dan jika dilihat dari
segi tenaga kerja, karyawan juga dapat dengan mudah melakukan perubahan sehingga
pekerjaan dapat lebih mudah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai