KELAS : A03
KELOMPOK : 12
KELAS: A03
KELOMPOK: 12
Foto Berwarna
Nama : Muhammad Yusa B Background
Merah atau Biru
NIM :185080401111031 (3x4)
Kelompok : 12
Kelas : A03
Asisten : Qori Nurul Aini
3
KARTU KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN 2021
Foto Berwarna
Nama : Dandi Maulana R Background
NIM : 185080401111036 Merah atau Biru
(3x4)
Kelompok : 12
Kelas : A03
Asisten : Qori Nurul Aini
3
KARTU KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN 2021
Foto Berwarna
Nama : Aqilla Hayyatun N Background
NIM : 185080407111001 Merah atau Biru
(3x4)
Kelompok : 12
Kelas : A03
Asisten : Qori Nurul Aini
3
KARTU KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN 2021
3
KARTU KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN 2021
Foto Berwarna
Nama : Bella Putri Permono Background
NIM : 185080407111005 Merah atau Biru
(3x4)
Kelompok : 12
Kelas : A03
Asisten : Qori Nurul Aini
3
KARTU KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN 2021
Foto Berwarna
Nama : Braja Maulana Ibrahim Background
NIM : 185080407111015 Merah atau Biru
(3x4)
Kelompok : 12
Kelas : A03
Asisten : Qori Nurul Aini
3
KARTU KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN 2021
Foto Berwarna
Nama : Arvando Kasyfi K Background
NIM : 185080407111017 Merah atau Biru
Kelompok : 12
Kelas : A03
Asisten : Qori Nurul Aini
3
KARTU KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN 2021
Foto Berwarna
Nama : Raditya Hafizhan S Background
NIM : 185080407111018 Merah atau Biru
(3x4)
Kelompok : 12
Kelas : A03
Asisten : Qori Nurul Aini
3
KARTU KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN 2021
Foto Berwarna
Nama : Dian Estetika Sundari Background
NIM : 185080407111021 Merah atau Biru
(3x4)
Kelompok : 12
Kelas : A03
Asisten : Qori Nurul Aini
3
KARTU KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN 2021
Foto Berwarna
Nama : Jeremi Cristian Background
NIM : 185080407111023 Merah atau Biru
(3x4)
Kelompok : 12
Kelas : A03
Asisten : Qori Nurul Aini
3
KARTU KENDALI PRAKTIKUM
PRAKTIKUM MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN 2021
Foto Berwarna
Nama : Adrian Irsanda Boestamam Background
NIM : 185080407111024 Merah atau Biru
(3x4)
Kelompok : 12
Kelas : A03
Asisten : Qori Nurul Aini
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................3
DAFTAR ISI........................................................................................................15
DAFTAR TABEL................................................................................................16
DAFTAR GAMBAR............................................................................................17
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................18
1. PENDAHULUAN.........................................................................................19
1.1. Latar Belakang....................................................................................19
1.2. Tempat Dan Waktu.............................................................................20
2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................21
2.1 Pembentukan Organisasi Perusahaan Dan Perancangan Tenaga
Kerja 21
2.2 Perencanaan Produk..........................................................................27
2.3 Penentuan Lokasi...............................................................................31
2.4 Manajemen Bahan Baku....................................................................35
2.5 Penyusunan Peralatan Perusahaan..................................................38
2.6 Proses Produksi.................................................................................39
2.7 Perencanaan Kapasitas Produksi.....................................................41
2.8 Material Handling................................................................................43
2.9 Pemeliharaan (Maintenance).............................................................46
2.10 Peramalan Permintaan Produk..........................................................47
2.11 Menciptakan Pasar Hasil Produk......................................................48
2.12 Dasar Dasar Periklanan......................................................................51
4. Penutup......................................................................................................79
4.1 Kesimpulan.........................................................................................79
4.2 Saran...................................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................83
LAMPIRAN.........................................................................................................88
DAFTAR TABEL
Tabel……………………………………………………………………………Halaman
Tabel 1. Biaya Tetap Total Selama Satu Tahun.................................................88
Tabel 2. Biaya Variabel Total Selama Satu Tahun..............................................88
Tabel 3. Perhitungan Biaya Dengan Produksi Terkecil Dari Terbesar................89
Tabel 4. Biaya Tetap dan Biaya Variabel............................................................91
Tabel 5. Peramalan Bulan Januari......................................................................92
DAFTAR GAMBAR
Gambar…………………………………………………………………………Halaman
Gambar 1. Siklus Kehidupan Produk Industri.....................................................30
Gambar 2. Proses Pengembangan Produk Baru................................................32
Gambar 3. Bagan Struktur PT. Permono Product..............................................55
Gambar 4. Desain Fasilitas Bangunan...............................................................67
Gambar 5. Lay Out PT. Permono Product (PP).................................................68
Gambar 6. Logo Usaha.......................................................................................79
Gambar 7. Pamflet Iklan.....................................................................................79
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran………………………………………………………………………Halaman
Lampiran 1. Perhitungan Produktivitas Kerja......................................................88
Lampiran 2. Perhitungan Metode Analisis Biaya.................................................88
Lampiran 3. Perhitungan EQQ............................................................................89
Lampiran 4. Alur Proses Produksi......................................................................89
Lampiran 5. Alur Pengolahan Limbah Padat.......................................................90
Lampiran 6. Alur Pengolahan Limbah Cair.........................................................90
Lampiran 7. Perhtiungan kapasitas produksi menggunakan rumus:...................90
Lampiran 8. Perhitungan BEP............................................................................91
Lampiran 9. Perhitungan Peramalan Bulan Januari............................................92
1. PENDAHULUAN
Product Life Cycle atau siklus kehidupan produk adalah siklus atau
perjalanan suatu produk dimulai dari produk tersebut ditemukan, hingga akhirnya
mengalami penurunan karena persaingan dengan produk lain yang sejenis. Atau
bisa juga diartikan sebagai tahapan-tahapan atau proses perjalanan dari suatu
produk, mulai dari seorang produsen menemukan dan mengembangkan
produknya hingga pada akhirnya tergantikan dengan produk lain yang lebih
canggih dan terbaru. Siklus kehidupan produk industri memiliki empat fase, yaitu
fase pengenalan produk, fase pertumbuhan produk, fase pendewasaan, dan fase
penolakan produk. Suatu perusahaan apabila dapat memasuki fase
pertumbuhan artinya perusahaan tersebut berhasil menyusun strategi
perencanaan produk dengan baik. Namun suatu perusahaan harus mampu
menjaga kestabilan produk dan melakukan inovasi agar produk tersebut tidak
memasuki fase penolakan di pasar.
c) Proses Pengembangan Produk Baru
Proses pengembangan produk baru memiliki beberapa macam cara untuk
pengembangan produk baru, antara lain produk baru yang orisinil bagi
perusahaan dan di pasar, produk lama yang disempurnakan, produk lama yang
dimodifikasi dan pengembangan merek untuk pengembangan lini produk.
Perubahan selalu terjadi di pasar dan setiap perusahaan akan mengalami
perubahan atas siklus hidup produknya. Sebelum suatu produk mengalami tahap
kejenuhan di pasar, produk tersebut harus melalui proses pengembangan
produk. Perusahaan yang selalu bisa berinovasi dalam pengembangan produk
cenderung akan lebih kompetitif. Output produk baru yang telah mengalami
pengembangan mampu meningkatkan penjualan suatu perusahaan(Kusmantini,
Y, & T, 2011).
Proses pengembangan produk baru agar dapat dijalankan dengan baik
umumnya melalui delapan tahapan, yaitu penciptaan gagasan, penyaringan
gagasan, pengembangan dan pengujian konsep, strategi pemasaran, analisis
bisnis, pengembangan produk, uji coba pemasaran, dan komersialisasi. Untuk
penciptaan gagasan dapat digali melalui pelanggan, ilmuwan, kompetitor,
kebutuhan konsumen, dan masih banyak lagi. Gagasan ide yang lolos dari tahap
penyaringan selanjutnya memasuki langkah strategi pemasaran untuk
memperkenalkan produk-produk baru di pasar. Langkah berikutnya produk dapat
di evaluasi berapa besar daya tarik bisnis nya di pasar. Setelah produk melewat
proses analisis bisnis, produk akan dibuat contoh produk (product prototype)
untuk selanjutnya memasuki tahap uji coba pemasaran. Tahap uji coba
pemasaran diharapkan akan memberikan informasi yang cukup untuk keputusan
selanjutnya, pada tahap komersialisasi perusahaan telah mendapatkan
gambaran yang jelas mengenai prospek yang akan dihadapi oleh produk baru.
Berikut dibawah ini adalah proses pengembangan produk baru:(Alkurini &
Zuliarni, 2014)
Gambar 2. Proses Pengembangan Produk Pengembangan
Baru
produk merupakan
strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk dapat bertahan dan semakin
berkembang. Pengembangan produk baru akan menjadi sebuah terobosan
strategik untuk memecahkan situasi kebuntuan akibat karena persaingan bisnis
yang mulai jenuh. Pengembangan produk baru mengalami delapan tahapan,
yaitu penciptaan gagasan, penyaringan gagasan, pengembangan dan pengujian
konsep, strategi pemasaran, analisis bisnis, pengembangan produk, uji coba
pemasaran, dan komersialisasi. Alasan mengapa banyak perusahaan gagal
pada pengembangan produk barunya antara lain adalah peningkatan pada waktu
dan biaya pada setiap proses dan tahapan pengembangan produk baru.
Kegagalan produk baru untuk bertahan dan berkembang juga dipengaruhi oleh
sisi politik, ekonomi dan keadaan alam yang berkesinambungan dengan
permintaan konsumen dan pemasok yang lokasinya berbeda dengan lokasi
produksi. Sehingga, jika pada lokasi pemasok terjadi hal yang tidak diinginkan
maka kegiatan produksi juga terkena imbasnya. Oleh karena itu dalam
pengembangan produk baru harus memperhatikan faktor internal dan eksternal
perusahaan pada saat itu.
Dimana:
Q = Jumlah satuan per pesanan
Q* = EOQ
D = Kebutuhan tahunan
S = Biaya pesan per order
H = Biaya simpanan/unit/tahun.
Sebelum memproduksi barang mentah menjadi bahan olahan, diperlukan
persediaan bahan mentah yang akan diolah. Dalam pelaksanaannya terdapat
biaya yang dikeluarkan untuk menentukan seberapa besar persediaan yang
akan diambil. Biaya-biaya tersebut dibagi menjadi 4 yaitu: biaya simpan, biaya
pesan, biaya penyiapan, dan biaya kehabisan bahan. Agar biaya-biayayang
dikeluarkan untuk keperluan persedaiaan bersifat minimal, diperlukan
perhitungan EOQ. Rumus EOQ adalah sebagai berikut:
Dimana:
Q = Jumlahsatuan per pesanan
Q* = EOQ
D = Kebutuhan tahunan
S = Biaya pesan per order
H = Biaya simpanan/unit/tahun.
Keterangan :
KB = Kapasitas yang di butuhkan
WPT = Total waktu proses (jam / Cairan)
RP = Rencana Produksi (Meirizha & Ardiansyah, 2017) .
Kapasitas produksi adalah sebuah batas kemampuan, penerimaan,
penyimpanan atau keluaran dari suatu unit, fasilitas atau output untuk
memproduksi dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas produksi
menentukan persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar dari
biaya. Kapasitas produksi menentukan berapa jumlah permintaan yang harus
dipenuhi dengan menggunakan fasilitas produksi yang ada. Ada beberapa yang
mempengaruh kapasitas produksi seperti pekerja, mesin dan jumlah kerja .
Dengan adanya perencanaan kapasitas produksi yang baik di perusahaan maka
perusahaan dapat menentukan perencanaan kapasitas yang efektif dengan
mempertimbangkan beberapa unsur perencanaan kapasitas, yaitu jumlah tenaga
kerja, mesin, dan fasilitas fisik lainnya.
b) Analisa Bep (Break Even Point)
Menurut Ponomban (2013), Break even point (titik impas) adalah suatu
keadaan dimana sebuah perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan juga
tidak mengalami keruagian dari kegiatan operasinya, karena hasil penjualan
yang diperoleh perusahaan sama besarnya dengan total biaya yang dikeluarkan
perusahaan.Analisis titik impas digunakan untuk menentukan tingkat penjualan
dan bauran produk yang diperlukan hanya untuk menutup semua biaya yang
terjadi selama periode tertentu. Analisis break even point dapat digunakan untuk
menentukan titik dimana penjualan dapat menutup biaya-biaya yang dikeluarkan
supaya perusahaan tidak menderita kerugian dan dasar pengambilan keputusan
jumlah penjualan miimal yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami
kerugian serta mengetahui efek perubahan harga jual, biaya, dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh. Dapat diambil kesimpulan
bahwa analisis break even adalah suatu cara atau alat atau teknik yang
digunakan untuk mengetahui volume kegiatan produksi (usaha) dimana dari
volume produksi tersebut perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak
menderita rugi. Tujuan analisis impas adalah untuk menentukan volume
penjualan dan bauran produk untuk mencapai tingkat laba yang ditargetkan atau
laba sebesar nol.
Menurut Sorongan dan Nangoi (2014), suatu perusahaan dapat dikatakan
impas (break even) yaitu apabila setelah disususn laporan.
General Manajer
karyawan yang ada didalam perusahaan sehingga karyawan dapat bekerja
dengan efektif dan efisien. Manajer personalia juga bertanggung jawab atas
perencanaan, pengorganisasian, pengarah dan pengawasan terhadap
karyawannya. Selain bertanggung jawab terhadap karyawannya manajer
personalia juga bertanggung jawab melaporkan sumberdaya nya kepada
manajer umum. Berikut di bawah ini merupakan bagan struktur PT. Permono
Product (PP) :
General Manajer
Manajer Personalia
Keterangan :
EOQ : Kuantitas pemesanan ekonomis
R : Jumlah yang diperlukan satu-periode-tertentu
S : Biaya pesan
P : Harga beli satuan
I : Biaya simpan, dalam prosentase
Biaya penyimpanan % terhadap nilai barang (I):
I=
I=
Area Area
Pengolahan Pemasaran
Kasir
Dan
Administra
si
Area Penjualan
Keterangan :
1 = Parkiran
2 = Pos Keamanan
3 = Akses Keluar dan Masuk
4 = Meeting Room
5 = Ruang Manajer
6 = Ruang Karyawan
7 = Area Penjualan
8 = Kasir dan Administrasi
9 = Area Pengolahan
10 = Area Pengemasan
11 = Ruang Penyimpanan Bahan Baku
3.6 Proses Produksi
Proses produksi dalam suatu usaha dapat menarik pelanggan untuk
datang ke usaha kita karena jika proses produksi dilakukan dengan baik, maka
output akan baik dan memuaskan pelanggan. Berikut penjelasan proses
produksi di PT. Permono Product:
a) Proses Produksi
Proses produksi adalah suatu teknik atau teknik dalam melakukan dengan
menggunakan berbagai faktor dalam produksi. Faktor dalam produksi yang
dimaksud berupa berbagai input dari proses produksi yang berlangsung. Input
dari sebuah produksi meleputi sumber daya alam , sumber daya manusia ,
modal dan teknologi. Proses produksi didalam usaha atau perusahaan dibagi
menjadi dua yaitu proses produksi Tipe A (yang lazim dilakukan) dan prose
produksi tipe B. Pada tipe A , proses atau tahapan yang berjalan dapat diawasi
dan diperiksa dengan mudah. Sedangkan di tipe B,setiap tahapan dari proses
produksi saling kertegantungan satu sama lain (Hermawan,2018)
Secara umum alur pertama pada proses produksi adalah penerimaan
bahan bahan baku ikan kerapu selanjutnya dilakukan penggilingan setiap bahan
baku yang datang pertama hasruslah dilakukan sortasi (pemisahan) sesuai
dengan beberapa penilaian seperti tingkah kelayakan dan ukuran. Pemisahan
kelayakan dibagi menjadi 2 grade atau tingkatan yaitu grade A dan grade B.
Grade A untuk bahan baku yang dinilai bagus dan tingkat kelayakan tinggi
sedagkan grade B untuk bahan baku yang kurang bagus dan tingkat kelayakan
rendah. Setelah itu proses pencetakan dimana sesuai ukuran yang sudah
ditentukan. Dilanjut ke proses pembaluran tepung roti, setelah itu dilakukan
penggorengan dan pembekuan biasanya suhu penyimpanan yang digunakan
sekitar -18. Proses terakhir yaitu -18oc sampai -20oc. Proses terakhir yaitu
pengemasan.
b) Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah adalah usaha – usaha teknis untuk menghilangkan
bahan – bahan organik yang terlarut di dalam air limbah atau mengurangi sampai
batas yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Air Limbah adalah kotoran dari
masyarakat dan rumah tangga dan juga berasal dari industri, air tanah, air
permukaan serta buangan lainnya. Dengan demikian air buangan ini merupakan
hal yang bersifat kotoran umum. Air limbah sendiri memiliki efek terhadap
manusia karena dapat membahayakan kesehatan manusia. Air limbah yang tidak
diolah dapat membunuh atau merusak kehidupan yang ada di dalam air dan
dapat merusak keindahan (estetika) karena bau busuk dan pemandangan yang
tidak sedap dipandang mata terutama di daerah hilir sungai yang merupakan
daerah rekreasi (Rolia & Amran, 2016).
Terdapat dua jenis pengolahan limbah “NEKERBEL” pada PT. PP yaitu
pengolahan limbah padat dan pengolahan limbah cair. Limbah padat diolah
dengan beberapa proses yang terdiri dari proses pengumpulan, penyimpanan,
pengangkutan, pengolahan, dan pemusnahan.
1. Pengumpulan
Proses dari pengumpulan limbah padat dari hasil produksi “NEKERBEL”
PT. Permono Product dikumpulkan oleh petugas di tempat khusus dan
kemudian dikumpulkan di TPS (Tempat Penampungan Sementara) yang
setiap harinya petugas pengambil sampah dating setiap pukul 14.00 WIB
dengan menggunakan truk sampah.
2. Penyimpanan
PT. Permono Product juga melakukan tempat penyimpanan khusus pada
jenis limpah yang berbahaya seperti oli bekas, bola lampu bekas, dan kain
majun. Tempat penyimpanan limbah padat dilakukan secara terpisah antara
tempat sampah kering dan tempat sampah basah. Bentuk dari tempat
penyimpanan limbah padat di PT. Permono Production dibuat dengan kuat,
tidak mudah bocor, memiliki tutup dan mudah diangkut.
3. Pengangkutan
Sampah kering dan sampah basah dari hasil produksi tidak dipakai
kembali dan langsung dibuang ke TPS. Pengangkutan limbah padat
menggunakan truk sampah.
4. Pengolahan dan pemusnahan
PT. Permono Production tidak melakukan pemusnahan limbah padat
karena semua limbah padat yang berasal dari hasil produksi dan dari pabrik
diambil oleh petugas kebersihan. Limbah padat yang dihasilkan tidak boleh
dibuang di luar Kawasan industry.Limbah cair yang dihasilkan dari produksi
“NEKERBEL” PT. Permono Product diolah menggunakan satu system
pengolahan limbah cair yakni pengolahan primer (primary treatment). Tahapan
pengolahan limbah cair di PT. Permono Product dilakukan dengan melalui
beberapa tahap yaitu dengan menggunakan enam tangki/bak penampungan dari
hasil proses produksi sisa-sisa dari ikan kerapu, tepung, dan minyak. Proses ini
dilakukanuntukselanjutnya di salurkanke Kawasan industry Banyuwangi yang
mengasu pada peraturan pemerintah, alur pengolahan limbah cari PT. Permono
Product dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Berdasarkan skema alur di atas pengolahan limbah cair PT. Permono
Product bertujuan untuk mengefektifkan kinerja pengolahan limbah cair PT.
Permono Product melakukan beberapa proses pengolahan limbah cair yaitu
sebagai berikut :
1. Proses penyaringan
Proses ini merupakan kegiatan yang bertujuan untukmenyaring bahan
yang tersuspensi yang meiliki ukuran besar yang mengendap maupun terapung
di dalam pengolahan bak pertama
2. Proses penyaringan lanjutan
Proses ini merupakan proses lanjutandari proses penyaringan yang
pertama yang bertujuan untuk memastikan semua bahan yang teruspensi yang
berukuran besar maupun yang terapung tidak tercampur lagi dari proses
penyaringan yang pertama.
3. Proses pemisahan
Proses ini merupakan penyisihan bahan yang tersuspensi seperti pemisah
minyak yang dilakukan dengan menggunakan PAC (Poly Alum Chloride).
4. Proses koagulasi
Proses koagulasi yang dilakukan pada tahapan ini merupakan lanjutan
dari proses PAC pada proses pengolahan limbah sebelumnya.
Kandungan padatan yang berada pada air limbah setelah bereaksi
dengan PAC sebagai zat koagulan mengalami penggumpalan. Gumpalan
akan menjadi lebih besar dan berat dari pada yang terdapat pada proses
sebelumnya. Pada proses ini dilakukan juga proses netralisasi.
5. Proses pengendapan
Air limbah dialirkan dari bak pengolahan pertama ke bak pengolahan
limbah yang lain dengan menggunakan saluran pipa besi. Air limbah dialirkan
secara berkesinambungan dengan menggunakan prinsip pengaliran dari bawah
ke atas agar kecepatan air limbah yang mengalir mencapai kecepatan yang
sesuai agar dapat dilakukan pengendapan.
6. Proses netralisasi
Dengan menggunakan PAC pada proses netralisasi ditujukan agar
menetralisir pH air limbah sehingga dapat mencapai kadar yang optimum.
Namun PAC sebagai koagulan pH air hasil pengolahan tidak mengalami
penurunan pH, hal ini dikarenakan pengolahan limbah yang telah melalui proses
netralisasi akan dianggap telah bersih dan selanjutnya akan disalurkan ke
Kawasan industry Banyuwangi dan dilanjutkan pengolahan limbah selanjutnya.
3.7 Perencanaan Kapasitas Prodksi
Berikut merupakan perencanaan kapasitas produksi pada usaha PT.
Permono Product (PP) meliputi kapasitas produksi dan analisis BEP (break-even
point), sebagai berikut:
a) Kapasitas Produksi
Menurut Putri (2015), kapasitas produksi merupakan salah satu tolak ukur
yang penting dari suatu perusahaan. Kapasitas produksi adalah jumlah produk
yang seharusnya dapat diproduksi oleh sebuah perusahaan guna mencapai
keuntungan maksimal. Penentuan kapasitas produksi dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti jam kerja, jumlah pekerja, dan lain sebagainya. Perubahan sistem
produksi dari sistem borongan menjadi sistem produksi line menyebabkan kinerja
stasiun kerja lebih teratur, lebih seimbang, dan lebih produktif sehingga terjadi
peningkatan kapasitas produksi. Kapasitas produksi PT Permono Produk (PP)
secara teoritis adalah sebanyak 10 box truk per hari dengan jumlah pekerja
sebanyak 10 orang.
Pada usaha PT Permono Produk yang memproduksi produk nugget ikan
tenggiri 5000 pcs/ hari memiliki jumlah mesin yaitu sebanyak 10 alat. Output
yang dihasilkan dari 10 alat tersebut adalah dapat memproduksi 5000pcs per
hari atau 150.000 pcs per bulan. Kapasitas efektif dari penyimpanannya yaitu
sebanyak 180.000 dan memiliki kapasitas design sebesar 200.000 pcs.Kapasitas
produksi yang baik untuk PTpermono produk yaitu sebanyak 1.294,8 dengan
efisiensi 83% dan utilitas 75%. Karena tidak melebih batas yang ditentukan maka
untuk kapasitas produksi sangat baik dilakukan.
b) Analisis BEP (Break-Even Point) dan Kapasitas
Menurut Mardani (2016), BEPmerupakan sebuah analisis guna
menentukan jumlah produksi minimum perusahaan. Hal ini berarti jumlah
minimum produk yang dibuat guna mempertahankan perusahaan. Pada analisis
ini juga dapat menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai guna mencari
keuntungan minimum. Analisis ini digunakan untuk mengukur serta
mempertahankan titik impas (BEP), sehingga tingkat produksi juga tidak kurang
dari titik impas (BEP). Menganalisa perubahan harga jual, harga pokok dan
besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi. kapasitas adalah tingkat
kemampuan produksi dari suatu fasilitas dan biasanya dinyatakan dalam jumlah
volume output per periode waktu. Merancang suatu kapasitas adalah tahapan
pertama yang harus dilakukan sebelum perusahaan memutuskan suatu produk
baru atau perubahan jumlah volume produk. Besar kapasitas menentukan
rancangan sebuah fasilitas baru atau perluasan fasilitas.
BEP biasa dikenal dengan titik impas. Titik impas yang dimaksud adalah
keadaan perusahaan tidak mengalami kerugian tidak pula mengalami
keuntungan. Akan tetapi perusahaan masih mampu untuk menutupi modal yang
dikeluarkan untuk memproduksi barang. Perhitungan yang di dapatkan untuk
mendapatkan BEP pada perusahaan PT Permono Produk (PP). Pada
perhitungan BEP atau nilai impas pada PT Permonon Produk didapatkan BEP
dari perhitunhan antara biaya pemasukan dan pengeluaran. BEP unit dari PT
Permono Produk sebesar 27.724 unit yang artinya akan kembali balik modal atau
impas saat terjual 27.724 unit. BEP sales dari PT Pernono Produk yaitu Rp
1.260.000.000 yang artinya akan mendapatkan titik impas jika pendapatan
sebesar Rp 1.260.000.000.
3.8 Material Handling
Menurut Sukania, et al. (2016), material handling merupakan sebuah seni
dan ilmu yang bertujuan untuk memindahkan, meng-pack, dan menyimpan
bahan atau barang dalam berbagai bentuk. Selain itu material handling juga
dapat diartikan pula sebagai pergerakan, penyimpanan, perlindungan, dan
pengendalian material baik di dalam penggunaan dan pembuangannya diseluruh
proses manufaktur. Atau juga dapat diartikan sebagai penyedian material dalam
jumlah, kondisi, posisi, waktu, dan tempat yang tepat untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dengan biaya yang minimum. Material handling mengandung
pengertian yaitu suatu kegiatan memindahkan barang yang terdiri dari beberapa
bagian untuk menangani bahan atau material dengan segala bentuknya.
Pemindahan hal ini adalah memilih dan menentukancara terbaik dalam
memindahkan material dari satu tempat proses produksi ke tempat proses
produksi yang lain.
Pada PT Permono Produk yang membuat Nugget ikan tenggiri jenis
material handling yang digunakan adalah fixed path yaitu peralatan penggunaan
bahan dalam proses produksi yang penggunaanya tetap atau tidak dapat
dipindah-pindah. Pada proses material handling aktivitas yang dilakukan dimulai
dari awal proses produksi sampai dengan pemasaran adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan bahan baku ikan tenggiri didapatkan dari pasar import.
2. Ikan tenggiri kemudian disimpan kedalam cold storageagar bertahan lama.
3. Ikan tenggiri yang akan diproses dikeluarkan dari cold storage kemudian
dilakukan pencairan.
4. Dilakukan sortir dan penyiangan di bersihkan dari isi perut serta dilaukan
pembersihan di ruangan pembersihan.
5. Dilakukan pemasakan awal (pre-cooking).
6. Setelah ikan tenggiri setengah matang dilakukan pembuatan adonan
7. Lalu adonan yang telah ada akan di proses dengan mesin dan langsung
dipotong
8. Kemudian setelah jadi produk kembali di bekukan dan dilakukan packaging
9. Packaging dilakukan ditempat yang berbeda
10. Setelah packaging selesai, lalu di bawa ke gudang lalu di pasarkan.
3.9 Pemeliharaan (Maintenance)
Menurut Sari et al. (2018), pemeliharaan merupakan kegiatan perusahaan
dalam rangka menjaga fasilitas, aset, mesin dan peralatan perusahaan,
melakukan perbaikan, serta penggantian yang dirasa perlu agar keadaan
operasional berjalan dengan optimal sesuai harapan. Sedangkan manajemen
pemeliharaan adalah strategi pengorganisasian operasional perawatan. Hal ini
digunakan untuk memberikan panduan terhadap perawatan yang dilakukan oleh
perusahaan atau pemilik aset. Pengorganisasian ini dibentuk melalui gagasan
dan tindakan yang menghasilkan metode manajemen yang tepat. Metode ini
dilakukan dalam menunjang keberhasilan manajemen perawatan itu sendiri.
Metode yang digunakan dalam pemeliharaan di PT Permono Product (PP)
ini adalah metode preventive maintance (PM). Metode PM digunakan untuk
mencegah terjadinya kerusakan alat yang besar. Metode PM ini dilaksanakan
dengan perawatan mesin, fasilitas produksi dan masih banyak lagi.
Perawatannya dilakukan secara rutin dan berkala pada beberapa hal yang sudah
disebutkan. Namun pemeliharaan lebih fokus kepada pemeliharaan mesin
pembuatan adonan agar tidak mudah rusak dan umurnya panjang.
3.10 Peramalan Permintaan Produk
Peramalan adalah prediksi yang mengarahkan perusahaan untuk
mengetahui berapa jumlah produk yang akan dijual di masa depan, dasar
pengambilan keputusan penting, dan juga sebagai dasar perencanaan
keputusan pembuatan jadwal produksi, inventori distribusi, pembelian dan lain
sebagainya sebagai fungsi dari permintaan pelanggan. Objek peramalan adalah
data historis dari permintaan suatu produk. Metode peramalan kuantitatif terbagi
menjadi dua bagian yaitu intrinsic dan ekstrinsik. Model ekstinsik yang diguankan
adalah regresi kausal. Sedangkan model intrinsic terdiri atas beberapa model
yaitu moving averages model, weighted moving averages model, exponential
smoothing, trend line analysis model, dan exponential smoothing with trend
adjustment (Risal, et al, 2017).
Permono Product biasanya melakukan pengecekan terhadap jumlah
produk yang terjual setiap tahunnya. Permono Product juga mendata berapa
jumlah permintaan produk setiap tahunnya. Setiap tahunnya Permono Product
selalu mengalami naik turunnya permintaan produk dari konsumen. Agar
menghindari kelebihan produk dalam proses produksi maka Permono Product
mencoba meramalkan permintaan produk pada tahun 2017 dan juga 2018.
Peramalan ini menggunakan data yang sudah ada pada tahun sebelumnya yaitu
dari tahun 2008-2016. Dari peramalan permintaan produk tersebut didapatkan
pada tahun 2017 diperkirakan permintaan produk cumi beku sebesar 36.194,4
dan pada tahun 2018 sebesar 37.277,78.
3.11 Menciptakan Pasar Hasil Produksi
Dalam menciptakan pasar hasil produksi, PT Permono Product (PP) perlu
memerhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Konsep Pemasaran
Menurut Saptana dan Rahman (2015), pada konsep pemasaran terdapat
perspektif yaitu makro dan mikro. Sama halnya seperti pada konsep
pembangunan terdapat makro-mikro pembangunan dan mikro-makro daya saing.
Pemasaran yang dilihat dari perspektif makro akan dianalisis tingkat efisiensi
sistem pemasaran secara keseluruhan (agregat) mulai dari produsen hingga
tangan konsumen. Pemasaran yang dilihat dari perspektif mikro akan adanya
peninjauan pemasaran dari aspek manajemen untuk mencari besarnya
keuntungan, melalui minimalisisr biaya pengelolaan bahan baku, produksi,
penetapan harga, distribusi, dan promosi. Terdapat 2 alat analisis pemasaran
yang dilihat dari perspektif mikro yaitu (1) konsep manajemen rantai pasok
(supply chain management/SCM) dan (2) analisis rantai nilai (value chain
analysis/VCA).
Konsep pemasaran yang digunakan pada PT Permono Product (PP) dapat
dikatakan aktif. Hal ini dikarenakan adanya kolaborasi atau kerja sama yang baik
dalam menjalankan konsep yang ada. Hal ini di dukung dengan adanya produksi
yang optimal dengan menjaga biaya, sehingga harga yang tercipta sangatlah
terjangkau untuk segala kalangan. Promosi yang di lakukan juga secara aktif
dengan adanya pendistribusian yang meluas baik di dalam negeri atupun manca
Negara. Sehingga konsep pemasaran yang di buat dapat berjalan dengan
optimal dan efektif.
b. Bauran Pemasaran
Menurut Putra et al (2020), bauran pemasaran (marketing mix) adalah
kumpulan dari seperangkat alat pemasaran yang terkontrol dan terdiri dari
produk, harga, promosi dan distribusi yang saling berkaitan tujuannya dalam
perusahaan yaitu untuk mendapatkan respon yang diinginkan oleh pasar yang
dituju. Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
1. Produk (product)
Produk (product) merupakan perpaduan antara barang dan juga jasa yang
dinegosiasikan untuk pasar tujuan. Tawaran tersebut berupa keunikan dari
produk itu sendiri, pasar yang dituju untuk produk kita, mampukah produk yang
ditawarkan bertahan dipasaran dan juga seberapa lama produk yang ditawarkan
bisa bertahan.
2. Promosi (promotion)
Promosi (promotion) merupakan kunci untuk merencanakan strategi dalam
pemasaran dan juga dipandang menjadi unsur pencipta kesempatan penguasa
pasar sasaran.
3. Harga (price)
Harga (price) merupakan salah satu untur dari marketing mix yang bisa
diubah cepat oleh pasar.
4. Tempat (place)
Tempat (place) adalah wilayah yang digunakan untuk menawarkan produk
yang akan kita jual. Tempat yang dipilih tentunya tempat yang strategis supaya
menjadi minat bagi konsumen.
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah bauran pemasaran
(Marketing Mix), bauran pemasaran adalah strategi yang dijalankan suatu unit
usaha, yang berkaitan dengan penentuan serta bagaimana perusahaan
melakukan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang
merupakan sasaran pasarannya. Bauran pemasaran yang kami gunakan untuk
menjual produk kami yaitu 4 P meliputi (product, price, place dan promotion).
1. Product
Produk yang kami jual merupakan produk olahan hasil perikanan. Produk
yang kami jual yaitu olahan nuget ikan kerapu. Produk yang kami tawarkan yaitu
hanya varian rasa original. Produk ini memiliki cita rasa yang sangat tinggi dan
manfaat yang banyak. Selain itu kelebihan dari produk kami yaitu sudah
terstandarisasi mutu serta terjamin kebersihannya. Sementara keunggulan dari
produk kami selain karena mutu produknya yaitu karna kemasan yang menarik
untuk menarik minat pembeli.
2. Price
Harga yang kami tawarkan untuk kualitas kerapu terbaik cukup terjangkau.
Harga yang kami tawarkan yaitu: Rp. 35.000/ pcs. Harga tersebut sangatlah
terjangkau untuk masyarakat baik mahasiswa maupun ibu rumah tangga.
Mengingat target pasar kami yaitu seluruh kalangan masyarakat maka kami
sangatlah memikirkan harga yang sesuai untuk segala kalangan. Keuntungan
yang kami ambil dari produk ini tidak lah tinggi, karna kami sangat memikirkan
tercapainya demand yang efektif, agar tercipta minat untuk membeli kembali
produk kami lagi di kemudian hari.
3. Place
Tempat produksi kami terletak di Jl. Sampangan Muncar, Kec. Muncar,
Dusun Krajan, Kedungrejo, Banyuwangi, Jawa Timur. Pada kawasan tersebut
dilakukan proses mulai dari pra produksi sampai dengan produksi. Untuk
pemasaran terdapat kantor terpisah, yaitu terletak di Jl. Anggrek, Rogojampi,
Banyuwangi, Jawa Timur. Namun dalam pemasaran kami melakukan promosi
secara meluas di social media. Kami juga menerima dan memasarkan produk
baik dari dalam negeri sampai ke luar negeri melalui distributor.
4. Promotion
Promosi yang digunakan pada PT Permono Product (PP) yaitu melalui
social media dan juga bermintra dengan distributor yang sudah bekerja sama
dengan kami. Pada platform social media kami menggunakan blog dan juga
WhatsApp. WhatsApp lebih digunakan untuk pemesanan barang. Selain melalui
social media, promosi yang dilakukan melalui pendistribusian ke toko atau
warung dengan tujuan utama konsumennya adalah ibu- ibu rumah tangga
dikarenakan kebutuhan dan juga pentingnya untuk konsumsi keluarga. Promosi
yang dilakukan masih harus di perluas lagi agar lebih mudah terjangkau sampai
ke konsumen.
3.12 Dasar-Dasar Periklanan
Dalam melakukan kegiatan pemasaran PT Permono Product
menggunakan iklan sebagai media promosi, untuk media periklanana yang
digunakan adalah sebagai berikut.
a. Media Periklanan (Desain Iklan)
Menurut Mayadianti dan Irawan (2017), pada umumnya pengiklan,
perusahaanuperiklanan,udan mediauperiklananuadalah subjekuhukum yang
berpotensi dapat merugikan konsumen dan dapat juga dimintai pertanggung
jawaban. Contoh dariumedia periklananuadalahumelalui radio,utelevisi,umajalah
danusuratukabar. Suatu proses terjadinya iklan, baik melalui media cetak atau
media elektronik, pada dasarnya itu inisiatif yang datang dari para pengiklan
(yang dimaksud pengiklan adalah produsen,udistributor, suplierudanuretailer).
Kemudianuperusahaan iklanudan/atau mediauperiklanan denganupersetujuan
pengiklanusecara kreatifumenerjemahkanuinisiatif dalamubahasauperiklanan
untuk ditayangkanuatau dimuatudalam mediausebagai informasiuproduk bagi
konsumenuluas. Pelakuuusaha dalamumengiklankanuproduknya diumedia cetak
atauumedia elektronikuharus mempunyaiuitikad yanguibaik danumemenuhi
prestasinyausecaraubaik. Sedangkanuyang menyangkutukreatifitasuperusahaan
periklananudan mediauperiklanan yangubertentangan denganuasas-asasuitikad
periklanan yanguharus bertanggungujawab adalahupengiklan sertauperusahaan
iklan dan/atauumedia periklanan.uKetiga pelakuuusaha tersebutudapatudimintai
pertanggungjawabanusecara rentenguapabila iklanuyang ditayangkanudapar
merugikanukonsumen, mengingatudalam pembuatanuiklan pelakunyautidak
hanyauseorang atauusatu pihakusaja.
Media periklanan yang digunakan PT Permono Product berupa offline dan
online. Media Offline melalui kegiatan festival makanan dan minuman, promosi
secara langsung dengan menggunakan brosur, dan lain-lain. Sedangkan online
dilakukan dengan cara promosi menggunakan sosial media berupa whatsapp,
instagram maupun facebook. Target pasar dari PT Permono Product ini adalah
ibu rumah tangga. Dimana biasanya ibu rumah tangga akan memilih makanan
yang cepat saji untuk dijadikan camilan sehat bagi anak-anaknya.
Gambar 6. Logo Usaha
4.1 Kesimpulan
Alkurni, W., & Sri, Z. (2014). Analisis Proses Pengembangan Produk Baru dalam
Rangka Menghadapi Persaingan Bisnis. Jom FISIP, 1(2), 1-15.
Arrozi, F., & Ketut, S. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lama
Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik di Kota Denpasar. Jurnal
Ekonomi Pembangunan Universita Udayana, 7(12), 2732-2764.
Chelviani, K. M., Made, A. M., & Iyus, A. H. (2017). Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan lokasi toko modern di Kecamatan Buleleng.
Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 9(2), 257-266.
Evita , S. N., Wa, O. Z., & Raden, T. W. (2017). Penilaian Kinerja Karyawan
Dengan Menggunakan Metode Behaviorally Anchor Rating Scale dan
Management by Objectives. Pekbis Jurnal, 9(1), 18-32.
Halim, Eko, P., Arrifudin, M., & Khamadi. (2019). Perancangan Media Promosi
Untuk Memperkenalkan Cafe “Bring In” Kepada Masyarakat Kota
Semarang. 1-13.
Irawan, H., Yayan, H. Y., & Ani, U. (2016). Analisa Perubahan Jam Kerja Shift di
PT. MCCI. Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
4(2), 1-8.
Istianah, N., Hilya, F., & Erni, S. (2019). Perancangan Pabrik unutk Industri
Pangan. Malang: UB Press.
Jhon , F. W., Asyik, M., & Buchori. (2016). Model transportasi pengangkutan
batubara ke lokasi dumping dengan metode sudut barat laut dan metode
biaya terendah pada Pt. bukit asam (persero),tbk. Jurnal Fakultas Teknik.
Kushartini, D., & Almahdy, I. (2016). Sistem Persediaan Bahan Baku Produk
Dispersant Di Industri Kimia. Jurnal Pasti, 10(2), 217-234.
Lengkey, T. S., Lotje, K., & Indrie , D. P. (2014). Perencanaan Produksi Produk
Kecap dan Saos Pada CV. Fani Jaya. Jurnal EMBA, 2(3), 1614-1621.
Mulya, P. (2017). Analisis pelaksanaan pengawasan produksi dan lay out untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan pada pabrik Turen
Pematangsiantar. Jurnal SULTANIST, 6(1).
Putra, S. Y., Mahammad, M., & Afi, R. S. (2020). Pengaruh Desain Kerja,
Kepuasan Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.
Jurnal Riset Manajemen, 8(21), 1-22.
Setiobudi, E. (2017). Analisis Sistem Penilaian Kinerja Karyawan Studi Pada PT.
Tridharma Kencana. Journal of Applied Business and Economics, 3(3),
170-173.
Solihin, I., Fajrussalam, H., Syah, M., & Erihadiana, M. (2020). Peningkatan Mutu
Pendidikan Melalui Optimalisasi Manajemen Personalia. Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 3(6).
Sorongan, S. N., & Nangoi, G. B. (2014). Analisis Titik Impas Dasar Perencanaan
Laba Jangka Pendek Produk Kacang Olahan Pada Indusrti Kecil
Menengah Di Kawangkoan. EMBA, 2(2), 1647-1658.
Vikaliana, R., Yayan, S., Novi, S., & Dimas , B. A. (2020). Manajemen
Persediaan. Bandung: CV. Media Sains Indonesia.
Wahyudi, & Nur. (2010). Analisis faktor-faktor pemilihan lokasi usaha terhadap
kesuksesan usaha jasa mikro di Kecamatan Sungai Kunjang. Fakultas
Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Wijaya, M. M., Saerang, D. P., & Kalalo, M. Y. (2018). Analisis Biaya Persediaan
Bahan Baku Ikan Dan Perhitungan Economic Order Quantity (Eoq) Pada
Rumah Makan Ikan Bakar Kinamang. Jurnal Riset Akuntansi Going
Concern, 13(2), 290-299.
Yuliant, Saleh, R. A., & Bakar, A. (2014). Usula perancangan tata letak fasilitas
perusahaan garmen CV. X dengan menggunakan metode konvensional.
Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, 2(3).
Biaya Tetap A B C D
(dalam
Ribuan)
10 % Rp. 660.000,- Rp. 390.000 Rp. 700.000 Rp. 710.000
investasi
Listrik 130.000 98.000 60.000 130.000
Air 50.000 34.000 45.000 67.000
Pajak 133.000 128.000 163.000 135.000
Total Rp. 973.000 Rp. 650.000 Rp. 968.000 Rp. 1.042.000
Sedangkan biaya variable per unit untuk masing – masing ke empat lokasi
alternative biaya variable per unit
Tabel 2. Biaya Variabel Total Selama Satu Tahun
Biaya – A B C D
Biaya
Variabel
(dalam
Ribuan)
Tenaga Kerja Rp. 1,75 Rp. 1,10 Rp. 1,50 Rp. 1,90
Material 0,43 0,60 0,40 0,55
Transportasi 0,32 0,20 0,40 0,65
Total Rp. 2,50 Rp. 1,90 Rp. 2,30 Rp. 3,11
Data biaya tetap dari variable tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk
persamaan biaya tetap total setiap lokasi alternative sebagai berikut:
A = Rp. 973.000 + (Rp 2,5) X
B = Rp. 650.000 + (Rp 1,9) X
C = Rp, 968.000 + (Rp 2,3) X
D = Rp. 1.042.000 + (Rp 3,11) X
Volume produksi antara 75.000 sampai 140.000 kg per tahun. Dengan
memasukkan nilai tersebut pada persamaan di atas, maka kita dapat
memutuskan dimana sebaiknya perusahaan tersebut akan dibuat. Hasil
perhitungan seperti disajikan pada table.
Tabel 3. Perhitungan Biaya Dengan Produksi Terkecil Dari Terbesar
Lokasi (dalam ribuan 75.000 kg 140.000 kg
Rp)
A Rp. 1.160.500 Rp. 1.323.000
B Rp. 792.500 Rp. 916.000
C Rp. 1.140.500 Rp. 1.290.000
D Rp. 1.275.250 Rp. 1.477.400
Daging Ikan
Kerapu
Penggilingan
daging dengan
bumbu
Pencetakan
Pelapisan
Larutan Batter
Penggorengan Pembekuan
Pengemasan
Efisiensi
= 150.000/180.000
= 83%
Utilitas = output/ kapasitas design
= 150.000/200.000
= 75%
Available Capacity = Jumlah mesin x Efisiensi x utilitas x jumlah hari x jam
= 10 x 0,83 x 0,75 x 26 x 8
= 1.294,8
Lampiran 8. Perhitungan BEP
Tabel 4. Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya Tetap
No Jenis Biaya Tetap Nilai (Rp)
1 Pekerja Rp. 10.000.000
2 Penyusutan Rp. 8.000.000
3 Pbb Rp. 2.000.000
4 Perawatan usaha Rp 1.000.000
FC/Bln Rp 21.000.000
FC/tahun Rp 252.000.000
Biaya Variabel
1 Ikan Tenggiri Rp. 100.000.000
2 Tepung Terigu Rp 10.000.000
3 Telur Rp 5.000.000
4 Penyedap rasa Rp 2.000.000
Total VC/bulan Rp. 117.000.000
Total VC/tahun Rp 1.404.000.000
Vc/unit Rp 23.400
Total Biaya/tahun Rp 1.656.000.000
BEP Unit
Perhitungan BEP unit pada usaha PT Permono Produk (PP) adalah sebagai
berikut :
BEP (q) = FC / p – v
= 252.000.000 / 35.000 – 23.400
= 21.724,13 unit
Nilai BEP unit pada usaha PT Permono produk adalah 21.724,13 unit
BEP Sales
Perhitungan BEP sales pada usaha PT Permono Produk (PP) adalah sebagai
berikut :
BEP (s) = FC / (1 – ( VC/S ))
= 252.000.000 / (1 – 1.404.000.000/1.750.000.000)
= 252.000.000 / 0,2
= 1.260.000.000
Nilai BEP sales pada usaha PT Permono produk adalah Rp 1.260.000.000
Lampiran 9. Perhitungan Peramalan Bulan Januari
= 36.194,4
Peramalan Tahun 2018 = Intercept + (Variable x X)
=
= 37.277,78
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.932065
R Square 0.868746
Adjusted R Square 0.849995
Standard Error 1232.818
Observations 9
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 70416667 70416667 46.33159 0.000252
Residual 7 10638889 1519841
Total 8 81055556
Coefficients
Standard Error t Stat P-value Lower 95%Upper 95%Lower 95.0%Upper 95.0%
Intercept 25361.11 895.6218 28.31676 1.76E-08 23243.3 27478.92 23243.3 27478.9202
X Variable 1 1083.333 159.1562 6.806731 0.000252 706.9888 1459.678 706.9888 1459.67788