Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS NUMERIK

Nama : Tata Winda Lesmana


NIM : 180803015
Kelompok : A

LABORATORIUM S1 MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
A. METODE BISECTION
Metode bisection adalah metode pencarian akar paling sederhana.
Akar dicari pada interval 𝑥𝑎 dan 𝑥𝑏 , dimana nilai 𝑓(𝑥𝑎 ) dan 𝑓(𝑥𝑏 )
mempunyai beda tanda. Jika suatu fungsi berubah tanda suatu selang,
maka nilai fungsi dihitung pada titik tengah. Kemudian lokasi akar
ditentukan pada titik tengah selang bagian tempat terjadinya perubahan
tanda.
Tahap pertama proses adalah menetapkan nilai sembarang a dan b
sebagai batas segmen nilai fungsi yang dicari. Batasan a dan b
memberikan harga bagi fungsi 𝑓(𝑥) untuk 𝑥 = 𝑎 dan 𝑥 = 𝑏, langkah
selanjutnya adalah memeriksa apakah 𝑓 (𝑎) . 𝑓(𝑏) < 0.
Apabila syarat tersebut terpenuhi berarti terdapat akar fungsi dalam
segmen tinjauan. Jika tidak demikian, harus ditetapkan kembali nilai a dan
b sedemikian rupa sehingga terpenuhi ketentuan perkalian 𝑓(𝑎). 𝑓 (𝑏) < 0
𝑎+𝑏
Dengan rumus 𝑥 = , diperiksa apakah nilai mutlak < 10−3
2

(batas simpangan kesalahan). Jika tidak terpenuhi, ditetapkan batas baru


dengan mengganti nilai 𝑏 = 𝑥 apabila 𝑓 (𝑎). 𝑓(𝑥) < 0, dan mengganti 𝑎 =
𝑥 bila 𝑓 (𝑎). 𝑓 (𝑥 ) > 0, proses menentukan 𝑥 baru dilakukan seperti
prosedur yang dijelaskan.
Secara geometris, metode Biseksi yang dikemukan di atas
diilustrasikan melalui gambar grafik berikut ini.
1. Langkah Menggunakan Metode Bisection
1) Untuk menggunakan metode biseksi, terlebih dahulu ditentukan
batas bawah (a) dan batas atas (b). Kemudian dihitung nilai tengah
𝑎+𝑏
𝑥= .
2

2) Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan keberadaan akar.


Secara matematik, suatu range terdapat akar persamaan bila 𝑓(𝑎)
dan 𝑓(𝑏) berlawanan tanda atau dituliskan : 𝑓(𝑎). 𝑓(𝑏) < 0.
3) Setelah diketahui dibagian mana terdapat akar, maka batas bawah
dan batas diperbaharui sesuai dengan range dari bagian yang
mempunyai akar.

2. Algoritma Metode Bisection


1) Definisikan fungsi 𝑓(𝑥) yang ada dicari akarnya
2) Tentukan nilai a dan b
3) Tentukan toleransi 𝜀 dan iterasi maksimum N
4) Hitung 𝑓(𝑎) dan 𝑓(𝑏)
5) Jika 𝑓 (𝑎). 𝑓 (𝑏) > 0 maka proses dihentikan karena tidak ada akar,
bila tidak dilanjutkan
𝑎+𝑏
6) Hitung 𝑥 = 2

7) Hitung 𝑓(𝑥)
8) Bila 𝑓 (𝑥 ). 𝑓 (𝑎) < 0 maka 𝑏 = 𝑥 dan 𝑓(𝑏) = 𝑓 (𝑥 ), bila tidak 𝑎 =
𝑥 dan 𝑓(𝑎) = 𝑓(𝑥 )
9) Jika |𝑏 − 𝑎| < 𝜀 atau iterasi > iterasi maksimum maka proses
dihentikan dan didapatkan akar = x, dan bila tidak, ulangi langkah
6.

3. Flowchart Metode Bisection


4. Contoh Metode Bisection
Contoh 1 :
Untuk kasus persamaan non linear 𝑓(𝑥) = 𝑥2 − 𝑥 − 2 = 0, dengan [𝑎,𝑏]
= [0 ,3] dan 𝜀 = 0,001
Uji Syarat :
𝑓(𝑎) ∙ 𝑓(𝑏) = −2 ∙ 4 = −8
𝑓(𝑎) ∙ 𝑓(𝑏) < 0 maka terdapat akar pada interval [0 ,3]

Iterasi 1 :
Interval [0,3]
𝑎 = 0 dan 𝑏 = 3
𝑎+𝑏 0+3
𝑥= = = 1,5
2 2
𝑓 (𝑎 ) = 𝑓 (0) = 02 − 0 − 2 = 0
𝑓(𝑥 ) = 𝑓 (1,5) = 1,52 − 1,5 − 2 = 1,25
𝑓(𝑎0 ). 𝑓 (𝑥 ) = 2,5 > 0 artinya terjadi pergantian 𝑎 = 𝑥
𝑒𝑟 = 1 > 𝜀 artinya masih dilakukan perulangan karena nilai yang
diperoleh masih lebih besar dari nilai toleransi.
Jadi, 𝑓(𝑥) punya akar pada interval [(1,5),3]

Iterasi 2 :
Interval [(1,5),3]
𝑎 = 1,5 dan 𝑏 = 3
𝑎 + 𝑏 1,5 + 3
𝑥= = = 2,25
2 2
𝑓(𝑎) = 𝑓(1,5) = 1,52 − 1,5 − 2 = −1,25
𝑓(𝑥 ) = 𝑓 (−1,25) = −1,252 − (−1,25) − 2 = 0,81250
𝑓(𝑎). 𝑓 (𝑥 ) = −1,01563 < 0 artinya terjadi pergantian 𝑏 = 𝑥
𝑒𝑟 = 0,3333 > 𝜀 artinya masih dilakukan perulangan karena nilai
yang diperoleh masih lebih besar teleransi.
Jadi, 𝑓(𝑥) punya akar dalam [(2,25), 1,5]
Iterasi 3 :
Interval [(2,25), 1,5]
𝑎 = 1,5 dan 𝑏 = 2,25
𝑎+𝑏
𝑥= = 1,875
2
𝑓(𝑎) = 𝑓(2,25) = −1,25
𝑓(𝑥 ) = 𝑓 (1,875) = −0,35938
𝑓(𝑎). 𝑓 (𝑚) = 0,44922 > 0 artinya terjadi pergantian 𝑎 = 𝑚
𝑒𝑟 = 0,2 > 𝜀 artinya masih dilakukan perulangan karena nilai yang
diperoleh masih lebih besar dari nilai toleransi.
Untuk nilai pada iterasi (i) selanjutnya dapat dilihat pada Tabel berikut
ini

𝑖 𝑎𝑛 𝑏𝑛 𝑓(𝑎𝑛) M 𝑓(𝑚) 𝑓(𝑎𝑛).𝑓(𝑚) 𝑒𝑟


1 1,50000 3,00000 -2,00000 1,5 -1,25 2,5 1
2 1,50000 2,25000 -1,25000 2,25 0,81250 -1,01563 0,3333
3 1,87500 2,25000 -1,25000 1,875 -0,35938 0,44922 0,2
4 1,87500 2,06250 -0,35938 2,0625 0,19141 -0,06879 0,09091
5 1,96875 2,06250 -0,35938 1,96875 -0,09277 0,03334 0,04762
6 1,96875 2,01563 -0,09277 2,01563 0,04712 -0,00437 0,02336
7 1,99219 2,01563 -0,09277 1,99219 -0,02338 0,00217 0,01176
8 1,99219 2,00391 -0,02338 2,00391 0,01173 -0,00027 0,00585
9 1,99805 2,00391 -0,02338 1,99805 -0,00586 0,00014 0,00293
10 1,99805 2,00098 -0,00586 2,00098 0,00293 -0,00002 0,00146
11 1,99951 2,00098 -0,00586 1,99951 -0,00146 0,00001 0,00073

Pada Iterasi ke−11, selisih interval < 0,001 dengan


nilai akar persamaannya adalah 1,99951
Contoh 2 :

Source Code :

Output :

clc;
f = inline ('x^2-8*x-16');
a = input ('batas bawah : ');
b = input('batas atas :');
error = input('Masukkan error : ');
iterasi =1;
disp('------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------');
disp(' i a b f(a)
f(b) x f(x) ');
disp('------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------');
if f(a)*f(b)>0
disp('tidak ada akar!!! ');
else
while abs(b-a) > error
x = (a+b)/2;
fprintf('%3g %10.7f %10.7f %10.7f %10.7f
%10.7f %10.7f\n',iterasi,a,b,f(a),f(b),x,f(x));
if f(x)*f(a)<0
b=x;
else
a=x;
end
iterasi = iterasi+1;
end
end
fprintf('akar persamaan di x = %10.7f\n',x);

Penjelasan :
Program ini menggunakan fungsi keputusan if else dan fungsi
pengulangan while. Pada program ini mendefinisikan fungsi 𝑥 2 −
8𝑥 − 16 . Selajutnya, program meminta untuk menginput nilai batas
bawah, batas atas, dan batas iterasi. Kemudian, fungsi keputusan
akan mengecek, jika f(a)*f(b)>0 maka program berhenti dan akan
menampilkan ‘tidak ada akar!!!’. Jika f(a)*f(b)<0 maka program
akan menjalankan fungsi pengulangan yaitu while dengan syarat
iterasi <= i. Pada awal program diatas memiliki nilai iterasi 1

dan i adalah batas iterasi yang diinput. Pada program ini batas
iterasinya adalah 10 berarti 1 <= 10, maka proses berlanjut pada x
=(a+b)/2, yang artinya disimpan melalui nilai x. Di dalam fungsi

pengulagan while terdapat fungsi keputusan if else. Pada fungsi


keputusan if f(x)*f(a)>0 jika syarat ini terpenuhi maka nilai
variabel a akan menjadi nilai variabel x, dan apabila nantinya syarat
tidak terpenuhi maka nilai variabel b menjadi nilai variabel x.
Selanjutnuya iterasi = iterasi + 1 yang artinya bahwa iterasi
memiliki nilai baru sampai syarat fungsi perulangan menjadi tidak
terpenuhi maka proses akan berhenti dan akan menampilkan hasil
akar persamaan di x.

5. Keuntungan Metode Biseksi


Selalu berhasil menemukan akar (solusi) yang dicari, atau dengan kata
lain selalu konvergen.

6. Kelemahan Metode Biseksi


Bekerja sangat lamban.Tidak memandang bahwa sebenarnya akar atau
solusi yang dicari telah berada dekat sekali dengan x0 ataupun x1.

B. METODE REGULA FALSI


Metode regula falsi disebut juga metode Interpolasi Linear atau metode
Posisi Salah adalah metode yang digunakan untuk mecari akar-akar
persamaan nonlinear melalui proses iterasi. Metode regula falsi merupakan
metode pencarian akar persamaan dengan memanfaatkan kemiringan dan
selilih tinggi dari dua titik batas range. Solusi akar (atau akar-akar) dengan
menggunakan metode Regula Falsi merupakan modifikasi dari Metode
Bisection dengan cara memperhitungkan ‘kesebangunan’ yang dilihat pada
kurva berikut:
Metode Regula Falsi menetapkan hampiran akar sebagai
perpotongan antara garis yang melalui titik [a, f(a)] dan titik [b,
f(b)] dengan sumbu-x. Jika titik potong tersebut adalah tersebut
adalah c, maka akar terletak antara (a,c) atau (c, b).

Perhatikan kesebangunan antara ∆𝑃𝑐𝑏 dan ∆𝑃𝑄𝑅 pada


gambar di atas, sehingga didapatkan persamaan berikut dapat
digunakan :

𝑃𝑏 𝑃𝑅
=
𝑏𝑐 𝑅𝑄

Diketahui :
Tabel Koordinat titik-titik pada Gambar di atas
Koordinat Titik koordinat
a (a, 0)
b (b, 0)
c (c, 0)
P (b, f(b))
Q (a, f(a))
R (c, f(c))

Dari persamaan di atas diperoleh :


𝑓(𝑏) − 0 𝑓 (𝑏) − 𝑓(𝑎)
=
𝑏−𝑐 𝑏−𝑎

Sehingga

𝑓(𝑏)(𝑏 − 𝑎)
𝑐 =𝑏−
(𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎))

Persamaan di atas disebut sebagai persamaan rekursif dari


metode Regula Falsi. Nilai c merupakan nilai x yang dicari.
Sehingga jika dituliskan dalam bentuk yang lain, nilai akar x
adalah sebagai berikut :
𝑓 (𝑏)(𝑏 − 𝑎)
𝑥=𝑏−
(𝑓 (𝑏) − 𝑓(𝑎))

Dengan kata lain titik pendekatan x adalah nilai rata-rata


range berdasarkan F(x)

Pada kondisi yang paling ekstrim |𝑏 − 𝑎𝑟 | tidak pernah


lebih kecil dari 𝜀, sebab salah satu titik ujung selang, dalam hal ini
b, selalu tetap untuk iterasi r = 1,2,3,.... Titik ujung selang yang
tidak berubah itu dinamakan titik mandek (stagnan point). Pada
titik mandek,

|𝑏𝑟 − 𝑎𝑟 | = |𝑏 − 𝑎𝑟 |, dimana r = 1,2,3,...

Yang dapat mengakibatkan program mengalami looping.


Untuk mengatasi hal ini, kondisi berhenti pada algoritma Regula-
Falsi harus ditambah dengan memeriksa apakah nilai f(x) sudah
sangat kecil hingga mendekati nol.

1. Langkah Menggunakan Metode Regula Falsi

1) Asumsi awal yang harus diambil adalah ‘menebak’


interval awal [a,b] dimana f(x) adalah kontinu padanya,
demikian pula interval tersebut harus terletak ‘mengapit’
(secara intuitif) nilai akar 𝛼, hitung pula nilai f(a) dan
f(b) sedemikian rupa sehingga :
𝑓 (𝑎). 𝑓(𝑏) ≤ 0

a disebut batas atas dan b adalah batas bawah.

2) Tentukan toleransi (𝜀) dan iterasi maksimum (n)

3) Mencari nilai x yaitu :

𝑓(𝑏)(𝑏 − 𝑎)
𝑥=𝑏−
(𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎))

4) Mencari nilai f(c)

5) Melakukan iterasi untuk mendapatkan akar yang dicari,


kemudian tentukan akar persamaan x. Kriteria
penghentian iterasi |𝑓(𝑥𝑛 )| ≤ 𝜀.

2. Algoritma Metode Regula Falsi

1) Definisikan fungsi f(x)

2) Tentukan batas bawah (a) dan batas atas (b)

3) Tentukan toleransi error (𝜀 ) dan iterasi maksimum


(n)

4) Tentukan nilai fungsi f(a) dan f(b)

5) Untuk iterasi I = 1 s/d n

𝑓(𝑏)(𝑏 − 𝑎)
𝑥=𝑏−
(𝑓(𝑏) − 𝑓 (𝑎))

 Hitung nilai f(x)

 Hitung error = |𝑓(𝑥)|

 Jika 𝑓 (𝑎). 𝑓(𝑥) ≤ 0 maka a = c jika tidak


𝑏=𝑐

 Jika |𝑓(𝑥)| ≤ 𝜀, hentikan Iterasi

6) Akar persamaan adalah x


Adapun tabel kerja dari metode ini (sesuai dengan
algoritmanya), dapat disajikan secara sistematis sebagai
berikut :

3. Flowchart Metode Regula Falsi


4. Contoh Regula Falsi

Carilah penyelesaian dari persamaan nonlinear berikut ini


dengan metode Regula Falsi:

𝑓 (𝑥) = 𝑥 3 + 𝑥 2 − 3𝑥 = 0

Penyelesaian :

Langka 1 :

Menentukan dua titik nilai f(a) dan f(b) dan harus


memenuhi hubungan 𝑓 (𝑥1 ). 𝑓(𝑥2 ) < 0. Misalkan nilai
a=1 dan b=2

𝑓 (𝑎) = 13 − 12 − 3(1) − 3 = −4

𝑓 (𝑏 ) = 23 − 22 − 3(2) − 3 = 3

Di dapat 𝑓 (𝑎). 𝑓 (𝑏) < 0 maka titik penyelesaian berada


diantara nilai a=1 dan b=2. Misalkan diambil 𝜀 = 10−8

Langkah 2 :

Mencari nilai x dengan persamaan :

𝑓(𝑏) 3
𝑥=𝑏− (𝑏 − 𝑎) = 2 − (2 − 1) = 1,57142
𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎) 3 − (−4)

Dan

𝑓(𝑥) = 1,571423 + 1,571422 − 3(1,7142) − 3 = −1,36443

Langkah 3 :

Karena nilai 𝑓(𝑎). 𝑓(𝑏) < 0 maka :

3
𝑥2 = 2 − (3 − 1,57142) = 1,7054108216
3 − 1,3644

Dan

𝑓(𝑥2 ) = 1,705413 + 1,705412 − 3(1,70541) − 3 = −0,247745

Iterasi selanjutnya mencari nilai 𝑎𝑛 dan 𝑓(𝑎𝑛 ) dan begitu


seterusnya sampai didapatkan nilai error lebih kecil dari
10−8 . Sehingga diperoleh data seperti pada tabel berikut.
n a b x f(a) f(b) f (x)
1 1 2 1,57143 -4 3 -1,36443
2 1,57143 2 1,70541 -1,36443 3 -0,24775
3 1,70541 2 1,72788 -0,24775 3 -0,03934
4 1,72788 2 1,73140 -0,03934 3 -0,00611
5 1,73140 2 1,73195 -0,00611 3 -0,00095
6 1,73195 2 1,73204 -0,00095 3 -0,00015
7 1,73204 2 1,73205 -0,00015 3 -2,3E-05
8 1,73205 2 1,73205 -2,3E-05 3 -3,5E-06
9 1,73205 2 1,73205 -3,5E-06 3 -5,4E-07
10 1,73205 2 1,73205 -5,4E-07 3 -8,4E-08
11 1,73205 2 1,73205 -8,4E-08 3 -1,3E-08
12 1,73205 2 1,73205 -1,3E-08 3 -2E-09

Nilai |𝑓(𝑥)| = 2 × 10−9 maka hentikan Iterasi karena


|𝑓(𝑥)| ≤ 𝜀. Sehingga diperoleh nilai akar x = 1,73205
dengan 𝜀 = |𝑓(𝑥)| = 2 × 10−9
DAFTAR PUSTAKA

https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/13-METODE_NUMERIK.pdf

https://www.academia.edu/35580073/MAKALAH_METODE_NUME
RIK_METODE_REGULA_FALSI

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/12142/1/ismuniyarto.pdf

https://www.academia.edu/RegisterToDownload?ssrv=c#BulkDownloa
d

Anda mungkin juga menyukai