Anda di halaman 1dari 22

Orkestra, Seni Musik

Orkestra merupakan gabungan dari sekelompok musisi yang memainkan alat musik bersama-
sama. Umumnya musik yang dimainkan adalah musik klasik. Orkestra sendiri dapat memainkan
berbagai repertoar seperti simfoni, overture, musik opera, ballet, dan sebagainya. Seiring
perkembangan jaman, saat ini banyak yang memainkan musik pop, tradisional dan musik untuk
film dalam aransemen orkestra. Jumlah pemusik dalam sebuah orkestra tergantung jenis musik
yang akan  dimainkan, dan keleluasaan ruang. Orkestra simfoni merupakan orkestra dengan
jumlah musisi terbesar yang mencapai hingga 100 orang.

Alat musik yang umumnya digunakan dalam orkestra adalah alat musik gesek, tiup, pukul, dan
tidak jarang diiringi dengan vokal, baik solo maupun grup. Selain orkestra profesional
sebenarnya banyak juga bentuk orkestra amatir, yaitu (1) Orkestra Sekolah, umumnya
beranggotakan murid dari tingkat SD hingga SMA yang mungkin tergabung dalam ekstra
kulikuler musik. Biasanya orkestra seperti ini dipimpin oleh seorang guru; (2) Orkestra
Universitas, umumnya beranggotakan mahasiswa jurusan musik dalam sebuah universitas.
Namun, seringkali orkestra di universitas dibuka untuk seluruh mahasiswa di universitas tersebut
dan dipimpin oleh dosen pengajar universitas tersebut; (3) Orkestra Kaum Muda, beranggotakan
anak-anak muda mulai dari umur 10 hingga 20 tahun, serta (4) Orkestra Komunitas, umumnya
memiliki anggota dari kelompok usia yang beragam, dan biasanya memainkan musik untuk
komunitas tertentu.

Kata Orkestra sendiri berasal dari bahasa Yunani, yang artinya merujuk pada lokasi paduan suara
bangsa Yunani bernyanyi dan menari. Namun di awal abad 18, kata Orkestra menjadi sebutan
bagi para musisi itu sendiri. Lalu pada abad ke-17, komposisi penggunaan alat musik yang
tergabung dalam sebuah orkestra menjadi sangat beragam, berbeda-beda dari satu lokasi ke
lokasi lainnya. Misalnya saja jenis alat musik petik lebih banyak dimainkan di Italia, Perancis
dan Inggris. Sementara jenis alat musik tiup lebih banyak digunakan di Jerman. Pada masa itu,
musik orkestra hanya ditampilkan bagi kalangan bangsawan dan keluarga kerajaan, bahkan
mereka mempekerjakan grup orkestra dan komposernya sendiri. Sehingga saat itu sebuah
kelompok orkestra hanya boleh tampil secara khusus bagi golongan-golongan elit.

Orkestra pertama yang terlihat mirip dengan orkestra saat ini terbentuk tahun 1607 oleh Claudio
Monteverdi. Dalam opera Orfeo, ia bermain bersama 40 musisi yang memainkan string, flute,
cornetts dan trombone. Dalam kurun waktu satu abad, orkestra mengalami perkembangan
terutama jumlah alat-alat musik yang digunakan terus bertambah. Pada era Baroque berkisar
tahun 1600-an sampai 1750, musik yang ditampilkan hanya menggambarkan satu emosi saja
hingga berdampak pada susunan musisi dalam orkestra. Bentuknya menjadi kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 6 biola, 3 viola, 2 cello, dan harpsichord. Pada masa inilah muncul cikal
bakal orkestra modern termasuk opera.

Sampai dengan awal abad ke-18, konser publik belum pernah dilakukan karena orkestra masih
dimiliki oleh kalangan atas secara eksklusif. Namun akhirnya di tahun 1725, muncul sebuah
konser publik berbayar, yang dilakukan di Perancis yaitu “Concerts Spirituels” di sebuah aula, di
Tuileries, Paris. Pada masa ini pula muncul dua orang komposer yang akhirnya benar-benar
berdiri sendiri dan tidak bekerja dibawah kelompok bangsawan tertentu, mereka adalah
Wolfgang Amadeus Mozart dan Ludwig Van Beethoven. Musik yang diciptakan oleh kedua
komposer itu umumnya membutuhkan musisi hingga 40 orang. Pada akhir abad ke-18, konser
publik sudah sering diselenggarakan meskipun harga tiket yang ditawarkan cukup tinggi.
Namun, pada jaman Mozart dan Haydn, para penonton tidak duduk diam seperti sekarang, tetapi
mereka dapat makan, minum, bercakap-cakap, bahkan tertidur di tengah jalannya pertunjukan.

Memasuki masa modern di abad ke-20, berbagai macam teknik dan improvisasi sering dilakukan
oleh para komposer tanpa meninggalkan unsur klasiknya. Konduktor semakin dikenal layaknya
selebritis, karena ia memiliki tanggung jawab lebih banyak dan masyarakat lebih mudah
mengenali sosok seorang komposer dan konduktor orkestra. Pada dasarnya komposisi dasar
orkestra abad ke-19 masih banyak digunakan, dan musik klasik masih sering dipentaskan dengan
berbagai improvisasi yang kreatif.

Orkestra hadir di Indonesia karena adanya interaksi dengan bangsa-bangsa barat. Pada abad ke-
16 banyak pedagang yang berasal dari Portugal dan negara Eropa datang ke Indonesia. Para
musisi kapal yang datang bersama mereka memberikan penampilan kepada raja atau penguasa
setempat, dan pada akhirnya musik barat juga mempengaruhi perkembangan budaya di
lingkungan istana di Jawa. Bahkan pertunjukan musik di Keraton Yogyakarta mengalami
kemajuan pesat pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VIII, dimana saat itu keraton
mempekerjakan komposer musik bernama Walter Spies yang bertanggungjawab terhadap
“Keraton Orkest Jogja”.

Tahun 1950-an pernah menjadi masa keemasan musik orchestra di Jakarta,  sayangnya sulit
menemukan rekaman maupun catatan fisik tentang musik orkestra tersebut. Pagelaran musik
orkestra di Indonesia saat ini sudah banyak dilakukan. Beberapa di antaranya merupakan
orkestra ternama seperti Erwin Gutawa Orchestra, Twilite Orchestra, Magenta Orchestra, Jakarta
Concert Orchestra, Nusantara Symphony Orchestra, Jakarta Philharmonic Orchestra, dan
Indonesia Youth Symphony Orchestra.

Pengertian Musik Orkestra


Dari segi etimologi, kata orkestra berasal dari bahasa Yunani kuno yang artinya tempat menari.
Dan sedangkan di beberapa tempat teather ada juga yang mengatakan orkestra adalah tempat-
tempat duduk hadapan panggung pemusik dan paduan suara yang disebut juga sebagai primafila
atau platea.

Ciri Ciri Musik Orkestra


Alat musik tiup kayu maupun logam dan alat musik perkusi, ditampilkan dalam jumlah yang
berbeda menyesuaikan dengan jenis lagu dan durasi lagu. Orkestra akan dimainkan
menyesuaikan dengan tempat dan waktu, dan daftar lagu yang dimainkan pasti
mempertunjukkan standar instrumentasi yang kaya.

Unsur-unsur Musik Beserta Penjelasan Lengkapnya

 Melodi. Salah satu unsur-unsur musik adalah melodi, merupakan tinggi, rendah dan
panjang pendeknya nada yang terdapat di dalam musik.
 Birama. Unsur-unsur musik selanjutnya adalah birama, atau sebuah ketukan secara
berulang-ulang.
 Irama atau Ritme.
 Tempo. ...
 Tangga Nada.
 Harmoni.
 Timbre.
 Dinamika.

Penyajian musik orkestra ialah penyajian suatu konser musik yg dihadiri oleh penonton dengan jumlah
yg cukup besar daripada penyajian musik lainnya. Contohnya: orkes pilharmoni, orkes simfoni, dan
sejenisnya.
Klasifikasi Alat Musik Orkestra yang Digunakan dalam Satuan Orkestra

Alat musik yang digunakan dalam pentas orkestra simfoni biasanya berupa alat musik gesek atau
strings, tiup (woodwind dan brass), dan pukul atau perkusi. Selain itu, ada beberapa alat musik
tambahan yang tidak wajib digunakan, namun masih dapat dikatakan standar dalam orkestra,
seperti harpa, kontrabasson, dan terompet.

Berikut klasifikasi alat musik orkestra yang terdiri dari instrumen string, woodwind, brass, dan
instrumen perkusi. Selamat membaca!

A.Instrumen String
Dalam kesatuan orkestra, instrumen yang dianggap dalam kategori alat musik gesek (strings)
adalah keluarga violin/biola. Meskipun sebenarnya banyak alat musik strings lain yang
dimainkan dengan atau tanpa alat penggesek (bow), yang dikenal dengan istilah kordofon
(chordophone).

Suara yang dihasilkan oleh alat musik gesek ini bergantung pada panjang senar, ketebalan, berat,
dan tekanannya. Umumnya, badan alat musik gesek terbuat dari bahan kayu seperti cemara
eropa, kayu arang atau ebony, dan pohon maple.

Awalnya, senar alat musik gesek ini terbuat dari usus domba. Namun seiring dengan majunya
perkembangan zaman, mengikuti kebutuhan lantangnya suara yang dihasilkan, senar alat musik
gesek kini dibuat dari kawat perak dan kawat baja.
1. Violin/Biola

Pada umumnya, biola menjadi instrumen yang memimpin dalam sebuah orkestra dengan jumlah
rata-rata sekitar 30-an biola dalam satu grup orkestra. Biola memiliki 4 buah senar yang mampu
menghasilkan nada hingga 4 oktaf.

Biola mampu mengekspresikan beragam rasa dalam sebuah permainan musik, mulai dari musik
yang sangat lembut hingga yang tegas. Meski begitu, semua tetap kembali pada kemampuan
pemain biola yang menggunakannya. Pemain biola disebut violinis.

Tidak ditemukan catatan sejarah yang menunjukkan siapa orang yang pertama kali menemukan
biola. Namun di awal kemunculannya, tercatat seorang pembuat biola terkenal bernama Andrea
Amati (1525 – 1611) yang juga pendiri Cremonese School of Violin Making.
2. Viola

Viola merupakan jenis biola alto yang memiliki ukuran sedikit lebih besar namun nada yang
lebih rendah dibandingkan dengan biola biasa seperti yang kita bahas pada poin sebelumnya.
Salah satu karya yang menonjolkan biola alto sebagai solo yaitu Harold en Italie karya Berlioz
pada tahun 1834.

Teknik memainkan viola juga sedikit berbeda dengan biola biasa. Ukuran viola yang lebih besar
memaksa jari-jari untuk lebih melebar. Kemudian senar viola juga tak se-responsif biola,
sehingga pemain viola harus memiliki teknik dan banyak latihan agar bisa memahami dan
menyesuaikan dengan karakter viola.
3. Cello

Cello adalah bagian dari keluarga biola yang nada rendah (bass), satu oktaf di bawah biola alto.
Cello merupakan alat musik terbesar kedua dari keluarga alat musik gesek. Selain dengan
digesek menggunakan bow, cello juga bisa dimainkan dengan cara dipetik.

Karena ukurannya yang besar, maka posisi cello saat dimainkan berbeda dengan biola atau viola.
Ketika dimainkan, ujung bagian bawah cello diletakkan di lantai, sementara badan cello
diposisikan di antara kedua kaki pemainnya.

Cello pertama kali dikenalkan pada abad ke-16 oleh Andrea Amati dari Cremona. Andrea Amati
adalah pembuat cello terkenal bernama “King Amati” pada 1572 yang sampai saat ini masih
diabadikan di Metropolitan Museum of Art di New York.
4. Double Bass/String Bass

Double bass juga sering dikenal dengan contrabass atau bass, merupakan alat musik terbesar dari
keluarga instrumen dawai gesek (strings). Bass juga merupakan salah satu instrumen penting
dalam satuan orkestra karena ia menghasilkan bunyi dengan nada yang paling rendah.

Ketika dimainkan, umumnya posisi bass diletakkan di lantai karena ukuran tubuhnya yang tinggi
dan besar, sementara pemain bass mengambil posisi duduk pada kursi yang tinggi atau bisa juga
dengan berdiri. Bass seringklai dimainkan dengan cara dipetik meski bisa juga dimainkan
dengan digesek menggunakan bow.
5. Harpa

Harpa (harp) merupakan salah satu alat musik terbesar dalam jajaran alat musik orkestra. Harpa
modern memiliki 46 senar dengan jangkauan nada hingga 6 1/2 oktaf, Cara memainkannya
dengan dipetik dan tanpa menggunakan alat gesek.

Harpa juga termasuk salah satu alat musik tertua di dunia yang diperkirakan sudah ada sejak
3000 tahun sebelum masehi. Hal ini dibuktikan dengan lukisan dinding yang ditemukan pada
dinding piramida walupun bentuknya sedikit berbeda dengan harpa yang kita kenal saat ini.

B.Instrumen Woodwind
Woodwind adalah keluarga alat musik tiup yang terbuat dari bahan kayu. Meski demikian, pada
kenyataannya di zaman kini, keluarga woodwind tak lagi sepenuhnya terbuat dari kayu,
melainkan sudah dikombinasikan dengan bahan logam, plastik, dan kombinasi lainnya.
Pada dasarnya, bentuk alat musik keluarga woodwind ini mirip seperti pipa silinder yang
memanjang. Di salah satu ujung pipa tersemat pipa kecil sebagai tempat lubang peniup
(mouthpiece).

Dalam keluarga woodwind, ada 4 jenis alat musik orkestra yang bakal kita bahas, yaitu: flute,
oboe, clarinet, dan bassons, di mana pada masing-masing jenis masih memiliki jenis yang lebih
spesifik lagi.

1. Flute

Dalam bahasa Indonesia, flute lebih akrab dikenal dengan “seruling”, Meski tidak terbuat dari
kayu, flute tetap termasuk dalam keluarga woodwind, Umumnya, flute terbuat dari bahan logam
seperti perak atau kadang emas. Dalam catatan sejarah, flute telah mulai digunakan pada pentas
orkestra sejak tahun 1681.

Untuk menghasilkan bunyi pada flute, pemain harus meniup pada lubang mulut flute di bagian
ujung samping yang memungkinkan udara untuk mengalir hingga lubang paling ujung sehingga
mengeluarkan suara seperti sebuah siulan.
Salah satu jenis flute yang memliki nada paling tinggi adalah piccolo. Terkadang pemain flute
juga merangkap bergantian memainkan piccolo, tergantung musik yang ia mainkan dalam
sebuah orkestra.

2. Oboe

Tidak diketahui siapa sebenarnya yang pertama kali menciptakan oboe, namun oboe mulai
dikenal pertama kali di Paris pada tahun 1670. Dalam kurun waktu 10 tahun, penggunaan oboe
akhirnya semakin menyebar ke daratan Eropa lainnya.

Oboe dimainkan dengan cara ditiup pada bagian ujungnya (mouthpiece), sehingga menghasilkan
suara khas yang lembut dan melankolis. Nada yang dihasilkan alat musik ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan flute.

Salah satu jenis oboe yang dikenal dengan cor anglais (english horn) juga sering digunakan
dalam satuan orkestra. Cor anglais menghasilkan nada yang lebih rendah (tenor) dibandingkan
dengan oboe.
3. Clarinet

Mirip seperti oboe, clarinet terbuat dari bahan kayu dan dimainkan dengan posisi vertikal.
Clarinet diciptakan pertama kali pada tahun 1690 oleh seorang pembuat alat musik woodwind
terkenal dari Nuremberg, Johann Cristoph Denner bersama Jakob anaknya.

Clarinet menghasilkan suara yang jernih dan terdengar romantis, namun tetap tergantung dengan
kencang atau lembut-nya pemain clarinet meniupnya.

Ada beberapa jenis clarinet yang umum digunakan seperti bass clarinet atau contrabass clarinet.
Kedua jenis clarinet tersebut menghasilkan nada yang lebih redah dibandingkan dengan clarinet
biasa.
4. Basson

“Badut oerkestra”, begitu alat musik basson ini seringkali dijuluki, merupakan instrumen dari
keluarga woodwind yang memiliki nada paling rendah (bass). Perannya juga melengkapi
keragaman dari seluruh instrumen satuan orkestra.

Basson merupakan alat musik terbesar di antara keluarga woodwind, terlebih jenis basson
dengan nada paling rendah, contra-basson. Bentuk basson serupa dengan pipa panjang yang
melekuk dan terdapat banyak tuts, Basson menghasilkan suara yang kaya dan vibrato yang
lembut, cenderung mirip dengan suara vokal penyanyi bernada bariton.

C.Instrumen Brass
Keluarga alat musik brass adalah alat musik tiup seperti woodwind, namun bedanya ia terbuat
dari bahan kuningan. Keluarga alat musik brass mampu menghasilkan suara yang sangat keras
sehingga mereka cenderung mendominasi satuan suara dari jajaran alat musik orkestra.
Perbedaan lainnya dengan instrumen keluarga woodwind yaitu pada bagian lubang tiup
(mouthpiece). Alat musik keluarga woodwind memiliki ujung tipis yang disisipkan ke dalam
mulut ketika meniupnya, sementara instrumen brass yang memiliki ujung yang melebar
mengharuskan pemain untuk menempelkan bibir luar-nya pada ujung peniup.

Pada dasarnya, alat musik brass berupa pipa yang sangat panjang dengan corong yang melebar di
ujung pipa. Maka untuk lebih mempermudah pemain dalam memegang dan memainkannya, pipa
yang panjang itu dibuat meliuk-liuk  dengan berbagai bentuk.

Beberapa alat musik yang termasuk dalam keluarga brass adalah Terompet/Trumpet , French
Horn, Trombone dan Tuba.

1. Terompet

Dalam sejarahnya, terompet sudah dikenal sejak zaman Mesri kuno yang ditunjukkan melalui
lukisan-lukisan dinding di makam raja-raja Mesir kuno. Terompet kuno terbuat dari bahan perak
atau tembaga dengan panjang berkisar 50-60 cm. Di masa itu, terompet dianggap sebagai sesuatu
yang sakral dan hanya digunakan untuk penyembahan dewa Osiris.

Terompet merupakan alat musik terkecil dari keluarga brass. Namun begitu, terompet mampu
menyumbangkan nada dengan pitch tertinggi di antara alat musik keluarga brass lainnya.
Karakter suaranya terdengar kencang dan melengking.

Di masa ini, terompet umumnya terbuat dari bahan kuningan dengan bentuknya yang memiliki
dua lekukan. Apabila lekukan ini diluruskan, panjang terompet bisa mencapai hampir 2 meter.
Dalam satuan orkestra, umumnya terdapar dua sampai empat pemain terompet.
2. French Horn

Horn merupakan salah satu alat musik yang memilik bentuk sangat unik. Seperti misalnya, tuts
pada horn dimainkan dengan tangan kiri dan corong yang biasanya menghadap ke depan, dalam
permainan horn corong dihadapkan terbalik ke belakang. Horn memang merupakan salah satu
instrumen yang cukup sulit dimainkan.

Seperti namanya, french horn berasal dari Perancis. Bentuknya yang meliuk-liuk itu
membuatnya terlihat begitu unik. Apabila pipa pada french horn dibuat luru, maka ukuran
panjangnya dapat mencapai sekitar 550 cm. Umumnya dalam satuan orkestra, terdapat dua
hingga delapat pemain french horn.
3. Trombone

Trombone merupakan alat musik dalam keluarga bass yang memiliki ukuran yang cukup
panjang. Berbeda dengan alat alat musik pada umumnya yang memiliki tuts untuk mengatur
nada, cara memainkan trombone adalah dengan didorong ke depan ditarik ke belakang.

Trombone pertama kali diciptakan pada pertengahan abad 15 untuk memenuhi kebutuhan pada
komposer untuk menghadirkan nada rendah dalam orkestra. Meski ragam bentuk trombone
berubah-ubah, namun konsep dasar dalam memainkannya tidak berubah hingga kini.

Pada umumnya, trombone terbuat dari bahan kuningan yang panjang. Apabila semua lekukannya
dibuat lurus, maka ukuran trombone dapat mencapai 275 cm. Dalam satuan orkestra, umumnya
terdapat tiga pemain trombone.
4. Tuba

Di antara alat musik brass lainnya, tuba memiliki ukuran paling besar. Tuba berperan
menghadirkan nada terendah (bass) dalam satuan orkestra dari keluarga brass. Untuk
memainkannya, tuba harus digendong atau dipangku karena ukurannya yang besar terlebih
corong di bagian ujungnya yang melebar.

Di antara seluruh alat musik orkestra, tuba mampu menghasilkan suara paling rendah dan berat.
Ukuran panjang tuba yang dibuat berliku-liku itu dapat beragam dari sekita 250 cm sampai
dengan 550 cm. Semakin panjang ukuran tuba, maka semakin rendah nada yang dihasilkan.

Dalam satuan orkestra, umumnya hanya ada satu pemain tuba. Maka demikian, seorang pemain
tuba harus memiliki pernafasan yang baik karena ia membutuhkan tenaga pernafasan yang cukup
kuat agar tuba dapat menghasilkan suara yang lantang dan seimbang dengan paduan suara yang
lain.

D.Instrumen Perkusi
Perkusi (percussion) adalah jenis alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul, dikocok, atau
digesek. Keluarga perkusi sendiri memiliki anggota alat musik paling banyak di antara keluarga
alat musik yang lain.

Menjadi pemain perkusi membutuhkan banyak pengalaman dan latihan karena harus mampu
mengontrol kekuatan dan ketepatan dalam menabuh alat musiknya. Sehingga dengan begitu,
suara yang dihasilkan dapat sesuai dengan keharmonisan orkestra.

Alat musik perkusi bertanggung jawab dalam menentukan ritme dan tempo ketukan dalam
sebuah aransemen. Berbeda dengan pemain alat musik lain dalam orkestra, pemain perkusi
terkadang merangkap memainkan beberapa alat musik sekaligus.

Dalam keluarga alat musik perkusi, ada beberapa alat musik yang bisa menghasilkan nada dan
suara yang dapat membunyikan not, seperti: xylophone, timpani, dan piano. Sebagian alat musik
lainnya dalam keluarga ini yang tidak memiliki nada contohnya: Cymbals, Bass Drum, dan
Castanets.

Dalam satuan orkestra, alat musik perkusi yang paling umum digunakan antara lain: Timpani,
Xylophone, Cymbals, Triangle, Snare Drum, Bass Drum, Tambourine, Maracas, Gong, Chimes,
Celesta, dan Piano.
1. Bass Drum

Bass drum adalah salah satu jenis alat musik drum dengan  ukuran diameter yang sangat lebar,
bahkan merupakan yang terbesar dalam jenisnya. Suara yang dihasilkan berupa nada rendah
yang memberikan aksen pada nada bass.

Bentuk dan bahan dasar-nya mirip dengan snare drum, namun bass drum tidak
menggunakan snare atau kabel-kabel di sekitarnya. Bass drum bukan termasuk alat musik yang
menghasilkan melodi.

Cara memainkan bass drum dengan dipukul menggunakan tongkat pemukul khusus, di mana
bagian kepalanya bisa dibuat dengan bahan yang keras atau lembut yang nantinya akan
mempengaruhi bunyi yang dihasilkan. Selain tongkat, teknik dan kekuatan yang disalurkan juga
mempengaruhi suara yang dihasilkan.

Dalam satuan orkestra, umumnya hanya terdapat satu bass drum yang dimainkan oleh seorang
pemain yang kemungkinan juga merangkap dengan alat musik perkusi lain.
2. Chimes

Apabila diartikan secara harfiah, chimes berarti lonceng. Namun chimes di sini mengacu pada
alat musik dalam keluarga perkusi yang memiliki bunyi seperti deringan dan beberapa lonceng
dengan nada tinggi.

Pada awalnya, chimes umum digunakan sebagai denting jam. Sudah sejak tiga ribu tahun yang
lalu chimes ditemukan , namun baru mencapai daratan Eropa pada abad ke-11.

Chimes terbuat dari bahan logam berbentuk panjang dan kecil-kecil yang disusun sejajar dalam
posisi digantung. Cara memainkannya dengan menggunakan sebuah tongkat kecil dengan cara
disentuh atau dipukul.
3. Tubular Bells

Tubular bells merupakan alat musik dalam keluarga perkusi yang masih memiliki hubungan
dekat dengan chimes. Tubular bells pertama kali dikenal pada tahun 1886 di Inggris. Pada
dasarnya, suara yang dihasilkan mirip seperti bel gereja.

Tubular bells terbuat dari bahan logam yang berbentuk tabung-tabung dengan ukuran diameter
kisaran 30-80 mm. Semakin panjang ukurannya, semakin rendah nada yang dihasilkan. Suara
yang dihasilkan sangat jelas dan memiliki resonansi yang baik.
Soal

1. Uraikan makna dari Orkestra


2. Tuliskan cirri-ciri orkestra
3. Tuliskan unsure-unsur orchestra
4. Sebutkan klasifikasi musik Orkestra beserta contohnya
5. Uraikan sejarah perkembangan musik orchestra

Anda mungkin juga menyukai