Anda di halaman 1dari 4

CAMPUS EXCURSION/ACADEMIC FIELD TRIP RISK ASSESSMENT STEPS AND

PROCEDURE

A. Teori Dasar
Risk assessment merupakan suatu aktivitas yang dilaksanakan untuk memperkirakan
suatu resiko dari situasi yang di definisikan dengan jelas ataupun potensi dari suatu ancaman
atau bahaya baik secara kuantitatif atau kualitatif. Penilaian resiko juga bisa diartikan sebagai
suatu proses pemeriksaan keselamatan dengan suatu struktur tertentu, pembuatan suatu
rekomendasi khusus, dan rekomendasi pengambilan keputusan dalam suatu kegiatan dengan
menggunakan analisis resiko, perkiraan resiko, dan informasu lain yang memiliki potensi untuk
mempengaruhi keputusan (FERC, 2015).
Risk assessment berfungsi untuk memanajemen segala resiko dalam suatu kegiatan,
menganalisa potensi bahaya, sebagai alat bantu menentukan tindakan pengendalian resiko,
menilai tindakan atas potensi resiko. Dalam Risk assessment terdapat beberapa faktor atau
aspek yang harus dianalisa dan dipertimbangkan. Beberapa faktor tersebut berhubungan dengan
kegiatan dan akan menjadi perkiraan dan penilaian dalam risk assessment.
Risk assessment are responsible for ensuring that hazards are identified and risks are
assessed in areas under their control, diantaranya :
 Risk assessment are recorded and retainder for any significant hazards
 Risk assessment are suitable and sufficient
 HSE team/guider are aware of and understand relevant risk assessments
 Risk assessments are reviewed periodically
Beberapa hal yang wajib diperhatikan dalam pengolahan risk assessment antara lain
adalah :
 Bahaya, merupakan sesuatu yang berpotensi menimbulkan cidera/kerugian kepada
manusia, proses, properti, dan lingkungan dalam sebuah kegiatan. Bahaya dalam sebuah
daerah/area berpotensi dari berbagai faktor seperti; cuaca, human errors, biological,
benda, dll.
 Resiko, sesuatu yang berpotensi menimbulkan cidera/kerugian dan merupakan
kombinasi dari kemungkinan/peluang dan konsekuensi dari suatu bahaya.
 Permits, sebuah dokumen yang secara administratif digunakan untuk pengendalian resiko
sebelum memulainya kegiatan.
 Risk Analisis, adalah analisa resiko dengan membandingkan terhadap tingkat/kriteria
resiko yang telah ditetapkan.
 Risk Rating, merupakan suatu penilaian/penentuan tingkat resiko terhadap setiap resiko
dan tingkat resiko pada sebuah kegiatan
 Manajemen resiko adalah penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen,
prosedur, dan aktifitas dalam kegiatan identifikasi bahaya, analisa, penilaian, penanganan
dan pemantauan serta review resiko.
 Hierarcy of control, merupakan sebuah tindakan terdekat yang akan dilakukan pada suatu
resiko jika memang terjadi.
 Reporting, sebuah pertanggungjawaban aktifitas dari mulai awal kegiatan sampai dengan
kegiatan selesai.
 Investigation and Evaluation, dibutuhkan jika resiko terjadi pada saat kegiatan. Resiko
yang terjadi di investigasi dan di evaluasi, di rekap, dan di update untuk kebutuhan risk
assessment berikutnya terutama pada kegiatan di lokasi lapangan yang sama.

B. Method
1. Pre Event
Beberapa survey dilakukan untuk data kegiatan dan resiko sebelum kegiatan dimulai.
Survey dilakukan non-lapangan dan di lapangan. Hasil survey pre-event digunakan dalam
pembuatan permit dan risk assessment.
Beberapa survey non-lapangan antara lain :
 Lokasi kegiatan
 About fieldwork and its activities (penyelenggara, tujuan, penanggung jawab)
 Number of trip participants
 Transportasi
 Communication
 Alat pelindung diri (APD)
 Evacuation plan
Beberapa survey di lapangan antara lain :
 Access (sketch, map, and photos)
Mendata seluruh access pada lokasi kegiatan dari mulai titik penjemputan, perjalanan
lokasi, rute pada lokasi, dan perjalanan pulang hingga kembali ke titik penjemputan. Seluruh
access dapat berupa sebuah gambar, map, deskripsi tentang lokasi, dan photo sebagai
penunjang data. Selain access untuk kegiatan, pada survey ini juga dilakukan survey access
untuk evacuation route.
 Risk data record
Beberapa pengambilan data baik non-lapangan maupun di lapangan dilakukan untuk
kebutuhan safety permit dan risk assessment. Safety permit berfungsi sebagai dokumen wajib
sebelum kegiatan dimulai dan merupakan sebuah pengendalian resiko secara administratif
dalam mengendalikan potensi resiko. Pihak HSE secara aktif berdiskusi mengenai safety permit
dengan pihak penyelenggara sampai pada akhirnya timbul kesepakatan dan persetujuan dari
setiap pihak yang bersangkutan. Pihak tersebut antara lain HSE team, penyelenggara, dan
fakultas. Safety permit ini ditandatangani sebagai tanda pertanggungjawaban atas sebuah
kegiatan excurtion.
Setelah diskusi mengenai safety permit oleh pihak penyelenggara, pihak HSE melakukan
pembuatan safety permit berikut melampirkan hasil analisa resiko pada kegiatan tersebut. Hasil
analisa resiko tersebut pun dikomunikasikan kepada pihak penyelanggara dan pihak HSE
berwenang untuk menyampaikan saran dan beberapa perubahan kegiatan—jika memang
dibutuhkan—yang menyangkut keselamatan para peserta excurtion.
Semua hasil dari analisa risk ini berkaitan dengan kelancaran kegiatan, keselamatan
participants dan bentuk tanggungjawab dari HSE officer/field guider.
2. Event
 Safety Induction
Briefing ataupun induksi tentang keselamatan sebelum memulai kegiatan. Berfungsi
untuk mengingatkan kembali mengenai potensi bahaya yang ada di lokasi kegiatan agar peserta
lebih aware terhadap bahaya dan lingkungan sekitar.
 Field Guiding
Merupakan tindakan pengawalan HSE team/guider terhadap peserta kegiatan. Field
guiding meliputi pengawalan mengenai waktu, ketertiban peserta, keselamatan peserta, daerah
berpotensi bahaya, dan penyelamatan awal jika terjadi suatu resiko.
 Evacuation
Sebuah evacuation ataupun penyelamatan pada resiko yang telah terjadi di suatu
kegiatan, melakukan pertolongan pertama dan mengantarkan/merujuk ke instansi kesehatan
terdekat jika memang diperlukan. Dalam hal evacuation ini HSE team harus menentukan
evacuation route, memilih track yang cenderung dekat/cepat pada saat evakuasi, dan
penanganan yang tepat agar resiko tidak semakin parah.
3. Pre-event
 Reporting
Reporting merupakan sebuah dokumen pertanggungjawaban dari HSE team/guider terhadap
kegiatan dan penyelenggaranya. Secara tidak langsung dokumen ini juga menandakan
kesuksesan sebagai HSE dalam menghindari dan meminimalisasi resiko di suatu kegiatan.
Reporting meliputi laporan kegiatan, dan laporan keselamatan yang nantinya akan dijadikan arsip
untuk kegiatan selanjutnya pada lokasi yang sama ataupun sebagai evaluasi jika terjadi resiko
dalam suatu kegiatan.
 Evaluation and Investigation
Sebuah evaluasi oleh HSE team jika terjadi resiko dalam suatu kegiatan. Seluruh resiko
yang terjadi selama kegiatan dicatat oleh HSE team yang nantinya akan di evaluasi dan akan
dilakukan investigasi dari setiap resiko yang telah terjadi. Investigasi ini lebih kepada bagaimana
resiko tersebut dapat terjadi agar dapat dijadikan referensi dalam pembuatan/penyempurnaan
risk assessment berikutnya.

References
Federal Energy Regulatory Commission, 2015. Risk Assessment
Fieldwork Risk Assessment, School of Environmental and Life Sciences, Charles Darwin
University.
UK Field Trips, Risk Assessment, Faculty of History, Cambridge University
Step by Step guide to Fieldwork Risk Assessment, Faculty of ESSL, University of Leeds
Academic Field Trip Risk Assessment and Planning Record for Low Risk Field Trips, Brock
University. HR-EHS. 09-2007

Anda mungkin juga menyukai