Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL IMIAH

“PERPECAHAN CEKOSLOWAKIA”
Diajukan untuk memenuhi Penilaian Penugasan mata pelajaran
Sejarah Peminatan

Disusun oleh :
Yeni Rahmawati
XII IPS 5

SMA NEGERI 1 PASAWAHAN


Pasawahan-Purwakarta
Tahun Ajaran 2020/2021
PERPECAHAN CEKOSLOWAKIA

Pada 1 Januari 1993, Republik Sosialis Cekoslowakia pecah menjadi dua negara yang
merdeka dan berdaulat, yaitu Republik Ceko dan Republik Slowakia.

SEJARAH
Bangsa Ceko fail Slowakia pernah dipimpin oleh seorang saudagar asal kekaisaran Franken
yang bernama Samo pada abad VII. Sebagai pemimpin, Samo berjuang melawan invasi bangsa
Turki yang datang dari Asia Tengah.
Sepeninggal Samo, bangsa Ceko dan Slowakia kembali tercerai-berai. Pada 883 M, ksatria
bernama Mojmir berhasil menyatukan mereka dan membentuk negara besar yaitu Moravia
Raya. Pada 900 M, suku magyar dari Asia Tengah menguasai Raya. Sejak saat itu bagian timut
laut Moravia Raya, Felvidek, dikuasai oleh suku Magyar selama berabad-abad. Sementara
bangsa Ceko masih bertahan dan membentuk kerajaan Bohemia.
Tomas Garrigue Masaryk presiden pertama Cekoslowakia, menjelang berakhirnya perang
dunia I (1914-1918) kekaisaran Austro-Hungaria runtuh. Hal ini menjadi kesempatan
membentuk negara Cekoslowaki. Untuk mewujudkan hal ini, Tomas Garrigue Masaryk
beserta para utusan bangsa Ceko dan Slowakia menghadiri pertemuan. Pertemuan tersebut
mengahasilkan Nota Kesepahaman yang isinya menyetujui pembentukan sebuah negara
federal yang terdiri dari Republik Ceko dan Republik Slowakia.
Pada 18 Oktober 1918, Tomas Garrigue Masaryk mengumumkan kemerdekaan Cekoslowakia.
Kemudian pada pemerintahan Presiden Edvard Benes (1939-2 april 1945 dan 1954-1948)
negara federal dibubarkan dan diganti menjadi negara kesatuan. Dan pada Maret 1939, Adolf
Hilter menganeksasi wilayah Ceko menjadi wilayah kekuasaan Jerman dan dijadikan negara
boneka.

DALAM CENGKRAMAN PARTAI KOMUNIS CEKOSLOWAKIA ( PKC )

Tomas Garrigue Masaryk presiden pertama Cekoslowakia, menjelang berakhirnya perang


dunia I (1914-1918) kekaisaran Austro-Hungaria runtuh. Hal ini menjadi kesempatan
membentuk negara Cekoslowaki. Untuk mewujudkan hal ini, Tomas Garrigue Masaryk
beserta para utusan bangsa Ceko dan Slowakia menghadiri pertemuan. Pertemuan tersebut
mengahasilkan Nota Kesepahaman yang isinya menyetujui pembentukan sebuah negara
federal yang terdiri dari Republik Ceko dan Republik Slowakia.
Pada 18 Oktober 1918, Tomas Garrigue Masaryk mengumumkan kemerdekaan Cekoslowakia.
Kemudian pada pemerintahan Presiden Edvard Benes (1939-2 april 1945 dan 1954-1948)
negara federal dibubarkan dan diganti menjadi negara kesatuan. Dan pada Maret 1939, Adolf
Hilter menganeksasi wilayah Ceko menjadi wilayah kekuasaan Jerman dan dijadikan negara
boneka.
Selama pemerintahan Partai Komunis Cekoslowakia, oposisi di Cekoslowakia tak berkutik.
Represi negara sangat keras, mereka yang tak sepakat dengan pemerintah harus bersiap disebut
musuh negara Cekoslowakia jauh dari demokratis. Keterbukaan yang minim, ketakutan
dimana-mana dan hak menyampaikan pendapat dibungkam. Otoritas negara berkuasa penuh
mulai dari pendidikan, informasi, ekonomi, militer hingga keamanan.
Sebagai reaksi atas otoritarianisme PKC pada tahun 1968 Cekoslowakia mengalami prague
spring atau musim semi prahara. Periode musim praha dimulai sejak 5 Januari 1968-21 Agustus
1968 ketika Uni Soviet dan anggota sekutu Pakta Warsawa menyerang Cekoslowakia untuk
menghentikan reformasi ini.
Dalam peristiwa ini, tokoh antikomunis, Vaclav Havel, ditangkap dan dipenjarakan.
Satu-satunya paket reformasi yang selamat dari pemberangusan Uni Soviet adalah penerapan
kebijakan desentralisasi parsial dalam bentuk pemberlakuan kembali negara federal pada 27
Oktober 1968. Pada 1971, Presiden dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Cekoslowakia
yang baru, Gustav Husak (1969-1987), mempertahankan bentuk negara federal. Namun, pada
saat yang sama, ia memperkuat kekuasaan pemerintah pusat di Praha. Ironisnya,''Gustav Husak
sendiri adalah seorang berkebangsaan Slowakia. Pendekatan ini menumbuhkan kembali
sentimen separatisme, yang kemudian menguat pasca jatuhnya komunisme pada akhir 1990.
Sejak pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, menggulifkan kebijakan glasnost
(keterbukaan) dan perestroika (pembenahan) pada 1985, pemerintahan Cekoslowakia menjadi
lebih luwes. Namun, kendati PKC mendukung kebijakan tersebut, pembenahan yang dilakukan
minim sekali terjadi. Akibatnya, pada akhir 1980 an, ekonomi Cekoslowakia melemah dan
konsumsi turun drastis. Keadaan tersebut memicu rakyat untuk turun ke jalan-jalan menuntut
reformasi. Puncaknya adalah terjadinya Velvet Revolution atau Revolusi Beludru pada 17
November hingga 29 Desember 1989. Masyarakat Cekoslowakia menyerukan penghapusan
sensor, menuntut pembebasan Vaclav Havel, serta menyerukan reformasi total. Rezim
komunis Cekoslowakia akhirnya runtuh seiring melemahnya pengaruh Uni Soviet.

PECAHNYA CEKOSLOWAKIA

Usai rezim komunis diruntuhkan, konflik yang sebelumnya terpendam mulai muncul
kembali. Konflik tersebut menyangkut stabilitas politik dan potensi gesekan aspirasi serta
kepentingan antara dua bangsa, yakni Ceko dan Slowakia. Hal itulah yang menjadi salah satu
tantangan utama (selain masalah ekonomi) yang dihadapi presiden baru, Vaclav Havel,
presiden non-komunis sekaligus pejuang hak asasi manusia, yang diangkat menjadi presiden
pada 29 Desember 1989.
Kesenjangan ekonomi semakin memperparah gesekan yang muncul. Pada 1991, GDP (gross
domestic product! produk domestik bruto) Republik Ceko 20% lebih tinggi daripada Republik
Slowakia. Pada Januari 1991, transfer payments (semacam subsidi dan sumbangan sosial) ke
Slowakia yang biasanya diberikan oleh Ceko pada tahun-tahun sebelumnya dihentikan. Pada
saat yang sama, beberapa tokoh terkemuka Slowakia menginginkan persatuan yang lebih
longgar, sementara PartaiNasional Slowakia menghendaki kemerdekaan dan kedaulatan yang
penuh.

Pemerintah pusat bersikap tegas, dengan mendesak berbagai


pihak untuk menghentikan langkah-langkah yang bisa memicu perpecahan. Namun, bangsa
Slowakia tetap menginginkan reformasi total, salah satunya desentralisasi.

Vaclav Havel, pemimpin antikomunis Cekoslowakia.


Menjelang pertengahan 1992, perwakilan Ceko, Vaclav Klaus, dan perwakilan Slowakia,
Vladimir Meciar, berunding untuk menentukan jalan keluar terbaik. Opsinya adalah federacy
yang lebih ketat (kekuasaan terbesar diserahkan ke negara bagian) atau membentuk dua negara
merdeka. Sempat muncul ide konfederasi dari Vladimir Meciar dan para tokoh Slowakia
lainnya. Pada Juli 1992, Parlemen Slowakia mendeklarasikan kemerdekaan bangsa Slowakia.
Enam hari kemudian, Klaus dan Meciar menandatangani pembubaran Cekoslowakia dalam
sebuah pertemuan di Bratislava, ibu kota Slowakia. Akibat kekecewaan atas kesepakatan itu,
Presiden
Vaclav Havel mengundurkan diri.

Setelah itu, diadakan serangkaian perundingan agar perpecahan itu berjalan damai. Pada
November 1992, Majelis
Federal mengesahkan UU No. 541 (Constitution Act 541) tentang pembagian properti antara
Ceko dan Slowakia. Pada 25 Desember 1992, Cekoslowakia resmi dibubarkan. Pembubaran
itu berjalan damai, tanpa kekerasan. Bahkan, Cekoslowakia menjadi satu-satunya bekas negara
komunis yang mengalami perpecahan secara damai dan merupakan prestasi politik yang sangat
menonjol di Eropa pascajatuhnya komunisme. Ironisnya, banyak orang dari kedua negara
meyakini perpisahan tersebut bukan langkah bijak. Dalam sebuah jajak pendapat pada
September 1992, hanya 37% orang Slowakia dan 36% orang Ceko yang menginginkan
perpecahan.

SEBAB-SEBAB RUNTUHNYA CEKOSLOWAKIA

Secara umum, penyebab timbulnya perpecahan di Cekoslowakia adalah sebagai berikut.


1) Faktor internal: perbedaan latar belakang sejarah Sejak awal, latar belakang sejarah bangsa
Ceko dan bangsa Slowakia memang berbeda. Sekalipun memiliki leluhur yang sama, mereka
tumbuh dan berkembang dalam kultur yang berbeda. Dengan demikian, masing-masing
membentuk dan mengembangkan identitas sendiri. Persatuan tidak pernah menjadi cita-cita
atau aspirasi mereka sejak semula.Tampaknya, pihak yang menginginkan persatuan hanyalah
bangsa penjajah, Uni Soviet dan Austro-Hungaria. Mereka sendiri hanya menginginkan sebuah
negara federal yang di dalamnya, baik Republik Ceko maupun bangsa Slowakia, memiliki
otonomi untuk mengurus wilayah dan mempertahankan identitasnya masing-masing. Ketika
otonomi tersebut tidak mampu mengantar mereka kepada kesejahteraan,
misalnya karena berbagai faktor politik dan ekonomi, pilihan yang tersisa adalah kemerdekaan
yang penuh. Hal itu terwujud ketika rezim komunisme runtuh dan era kebebasan lahir. Era
kebebasan membuka peluang bagi menguatnya kembali sentimen identitas, yang telah lama
terpendam, tetapi tetap hidup, yaitu identitas kultural antara pengaruh budaya Jerman (Ceko)
dan pengaruh budaya Magyar (Slowakia).
2) Faktor eksternal: pecahnya negara-negara satelit Soviet Runtuhnya rezim komunis di
Cekoslowakia berarti dimulainya era kebebasan, baik di bidang ekonomi maupun politik.
Muncul harapan bahwa di era kebebasan, segala sesuatu akan menjadi lebih baik. Tidak ada
kesejahteraan dalam situasi penuh tekanan di bawah rezim komunisme Uni Soviet. Optimisme
ini melahirkan rasa percaya diri untuk mengatur diri sendiri, termasuk membentuk negara
sendiri. Keyakinan itu didapat setelah mereka saksikan secara nyata di Amerika Serikat dan di
belahan Eropa lainnya, yang berkembang pesat dalam berbagai bidang karena ditopang oleh
sendi utama, yaitu kebebasan. Hal itulah yang mendorong Ceko dan Slowakia untuk berpisah
secara damai. Persatuan tidak pernah menjadi cita-cita atau aspirasi bangsa Ceko dan bangsa
Slowakia. Tampaknya, pihak yang menginginkan persatuan hanyalah bangsa penjajah,
UniSoviet dan AustroHungaria.
3) Faktor khusus: Slowakia merasa sebagai “ anak tiri” dalam negara Cekoslowakia Dua
entitas, Ceko dan Slowakia, memang berasal dari leluhur yang sama, tetapi memiliki nasib
berbeda. Sejak berada di bawah kepemimpinan Borivoj Premislovek, Praha (ibu kota Kerajaan
Bohemia) tumbuh sebagai kota yang maju. Hal sebaliknya dialami Bratislava, ibu kota
Slowakia. Sejak bersatu dalam negara federal Cekoslowakia, negara bagian Ceko secara
reguler memberi tunjangan sosial dan subsidi yang disebut transfer payments ke negara bagian
Slowakia. Ceko (Praha) menjadi pusat kemajuan.
Artinya, kesenjangan ekonomi antara dua entitas tersebut begitu terasa. Tanpa disadari, hal ini
menimbulkan kecemburuan, yang pada gilirannya ikut membentuk tekad bangsa Slowakia
untuk membentuk negara sendiri.

Anda mungkin juga menyukai