Catatan Akhir Tahun 2022 Pusaka
Catatan Akhir Tahun 2022 Pusaka
OTONOMI
PENGUASA
Januari 2023
Prakata ......................................................................................................................................................... v
Ringkasan Eksekutif...................................................................................................................................vii
01 Kebijakan Pemekaran Provinsi Baru:
Otoritarianisme, Hak Masyarakat Adat & Ancaman Deforestasi Meluas ...................................... 1
02 Kebijakan Pengakuan Hak Masyarakat Adat Papua ....................................................................... 9
03 Putusan Mundur Mahkamah Agung ............................................................................................... 15
04 Deforestasi Meningkat di Papua .................................................................................................... 19
05 Belum Surut Peristiwa Kekerasan Pelanggaran HAM di Papua Sepanjang Tahun 2022 ........ 25
06 Jalan Panjang Merebut Keadilan, Mengamankan Tanah dan Melawan Deforestasi ................ 31
07 Perempuan Awyu di Kampung Yare............................................................................................... 39
08 Profil Komunitas: Suku Awyu di Kali Mappi .................................................................................. 43
09 Lumbung Pangan Papua:
Demi Menumbuhkan Komoditas Fleksibel dan Akumulasi Kapital ............................................ 49
10 Arah Rancangan Revisi Peraturan Presiden Reforma Agraria dan UU Cipta Kerja ................... 55
P
ublikasi Catatan Akhir Tahun (Catahu) Diharapkan publikasi ini dapat melengkapi
2022 yang ada didepan Anda adalah dan memperkaya lansekap pengetahuan
dokumentasi dan catatan pembelajaran Anda terkait situasi di Tanah Papua, dan
dari Yayasan Pusaka Bentala Rakyat, yang dapat bermanfaat bagi upaya advokasi
menyajikan dan mengulas beberapa aspek dan pemajuan, penghormatan dan perlindungan
isu-isu sosial ekonomi, politik dan hukum, Hak HAM, dan pembangunan berkelanjutan di
Asasi Manusia, serta situasi lingkungan hidup, Tanah Papua, yang adil, lestari dan berpihak
terlebih khusus di Tanah Papua sepanjang pada Orang Asli Papua.
periode 2022.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
Catahu Pusaka 2022 ini diberikan tema Tim Pusaka yang terlibat dalam penyusunan
“Otonomi Penguasa”. Tema ini diperoleh dari dan penyajian Catatan Akhir Tahun 2022.
refleksi dan kritik kami terhadap kondisi Terima kasih kepada tim pendukung, yang
kebijakan penguasa yang mendominasi dan terlibat melakukan proofreading, editing dan
menentukan pengurusan ruang kehidupan layout, sehingga Catahu ini dapat tampil
sosial ekonomi, politik, hukum, yang tidak adil, pantas, cermat dan enak dibaca.
tidak konsisten dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan dan mengabaikan prinsip HAM.
Pemerintah menggunakan cara-cara halus Jakarta, 30 Januari 2023
hingga keras dan kejam untuk melarang dan
membatasi partisipasi masyarakat sipil,
menertibkan dan menghentikan aksi-aksi
damai di Tanah Papua. Franky Samperante
Direktur
Otonomi Penguasa
O
toritarianisme dikendalikan dan pengelolaan pemerintahan dan
dijalankan berdasarkan kepentingan pembangunan di Tanah Papua, namun
dan kekuatan penguasa dominan dibuat longgar terbuka oleh kepentingan
sudah pasti bertentangan dengan konstitusi, pemerintah pusat dan bagi setiap orang.
prinsip negara hukum dan demokrasi. Status otonomi khusus Papua dikebiri
Indonesia pernah mengalami sehingga memungkinkan pemerintah pusat
otoritarianisme pada era rezim Orde Baru. secara top down mengatur dan menentukan
Kehidupan kebebasan sipil dan demokrasi kembali. Otoritas dan peran institusi MRP
dikekang, aktivis dan rakyat kritis dituduh dan DPRP untuk menentukan pemekaran
subversif, anti pembangunan dan daerah dapat dilakukan pemerintah pusat
dikriminalisasi, organisasi masyarakat dan DPR, tanpa harus memenuhi
dikooptasi kepentingan penguasa, termasuk persyaratan dasar. Pemerintah pusat
institusi politik, hukum dan ekonomi, dijabat membentuk Badan Pengarah Percepatan
dan dikendalikan militer, posisi jabatan dan Pembangunan Otonomi Khusus Papua,
proyek diperoleh dengan cara KKN, yang dipimpin Wakil Presiden, dalam
menguntungkan birokrat, penguasa pelaksanaan percepatan pembangunan di
ekonomi dan pemimpin elite politik. Di wilayah Papua. Pemerintah sepakat
Papua, militer menggelar operasi militer menghapus pasal partai politik lokal.
menaklukkan dan menembaki rakyat tanpa
Kebijakan ala otonomi penguasa ditolak
diadili, dan mengamankan bisnis yang
kepala daerah, MRP, DPRP, institusi sosial,
dikuasai pemodal.
pemimpin agama dan kebanyakan Orang
Suasana otoritarianisme dapat kembali kita Asli Papua. Pemerintah pusat tidak peduli
rasakan saat ini. Penguasa menggunakan dengan alasan apapun dan menetapkan
hukum seakan-akan punya legitimasi untuk pembentukan empat provinsi baru, hingga
menentukan dan bertindak dalam ada enam provinsi di Tanah Papua.
memperbesar kekuasaan kelompoknya Kebijakan UU Otsus Papua dan empat
sendiri, memberikan kemudahan dan provinsi baru masih berhubungan dan
menertibkan pembatas-pembatas bagi didasarkan oleh UU Cipta Kerja. UU sapu
perluasan kekuasaan modal yang dikuasai jagat ini dikhawatirkan menjadi alat
segelintir orang. penguasa negara dan modal untuk
kepentingan bisnis, membuka keran
Dalam konteks Papua, pemerintah pusat
investasi di tanah adat, memperlancar
menjalankan kuasanya melakukan revisi
ekstraksi sumber daya alam dan produksi
dan mereduksi status otonomi khusus, yang
komoditi, perluasan pasar dari pengurasan
seharusnya pemerintah daerah dan institusi
hak buruh dan degradasi lingkungan.
khusus seperti MRP mempunyai otoritas
dan kewenangan khusus dalam kebijakan
P
embubaran, penghadangan, Sepanjang tahun 2022, Pusaka mencatat
penangkapan, represif dan kekerasan delapan kejadian aksi demonstrasi penolakan
fisik, todongan senjata dan bahkan kebijakan DOB di berbagai daerah di Papua
penembakan terhadap rakyat sipil dilakukan dan di luar Papua, yang berakhir dengan
aparatus keamanan negara untuk pembubaran, penangkapan, berdarah-darah
membendung aksi protes menentang dan dua korban meninggal. Disini kita
keinginan politik kebijakan pembentukan disuguhi kontradiksi politik, degradasi
daerah otonomi baru (DOB) Papua. moralitas pembentukan hukum dan praktik
demokrasi yang menyimpang.
1 Lihat: https://pusaka.or.id/kebijakan-dob-papua-
berpotensi-menciptakan-konflik-sosial-di-papua/
2 Lihat: 1092523-20-795332/kenapa-orang-papua-
https://www.cnnindonesia.com/nasional/2022051 menolak-otsus-dan-pemekaran-wilayah-dob
Izin Hutan
Izin Penebangan
Izin Tambang Tanaman Izin Kebun
Kayu
Provinsi Industri
Jml Luas Jml Luas Jml Luas Jml Luas
Prshn (Ha) Prshn (Ha) Prshn (Ha) Prshn (Ha)
Papua
0 0 5 783.189 8 898.645 29 871.590
Selatan
Papua
34 814.832 3 432.970 0 0 6 158.023
Tengah
Papua
4 199.320 0 0 0 0 0 0
Pegunungan
Papua Barat
10 156.536 4 432.068 0 0 16 472.911
Daya
Provinsi Papua Selatan, Papua Tengah dan dan konversi hutan untuk produksi komoditi
Papua Barat Daya merupakan wilayah paling komersial. Kehadiran investasi dan
luas menjadi sasaran bisnis ekstraktif, usaha pemekaran provinsi baru juga akan
pertambangan, perkebunan, usaha mendorong migrasi penduduk dari luar Papua
penebangan kayu dan hutan tanaman sebagai pencari kerja dan atau sengaja
industri. Kehadiran provinsi baru dan didatangkan melalui pasar tenaga kerja. Hal
kebijakan perijinan investasi yang mana kehadiran penduduk migran memiliki
dipermudah dan terbuka, maka akan permasalahan tersendiri dan meningkatkan
berpotensi meningkatnya jumlah investasi ketegangan sosial secara horisontal.
3 Lihat: https://suryapapua.com/dua-point-penting-
dibicarakan-bupati-merauke-dengan-menko-
perekonomian-ri/
F
enomena pejabat publik menggunakan pemajuan hak masyarakat adat, pemilik
busana baju adat mengundang banyak budaya dan busana. Praktiknya negara masih
perhatian dan persepsi publik terhadap mengabaikan dan mengingkari hak
penguasa, apalagi jika digunakan seorang masyarakat adat, minimnya akses terhadap
pemimpin dan pejabat negara. Fashion keadilan, meningkatnya konflik, kekerasan
statement pejabat berhubungan dan terkesan dan perampasan hak masyarakat adat, yang
hendak memberikan sinyal dan citra, nilai, mengancam dan menyingkirkan keberadaan
sikap politik, identitas, dan sebagainya. dan hak-hak hidup, dan hak dasar
masyarakat adat.
Presiden Joko Widodo berkali-kali
menggunakan busana adat dalam acara Misalnya Rancangan Undang Undang tentang
resmi hari nasional. Tenaga Ahli Utama Masyarakat Hukum Adat yang sudah
Kantor Staf Presiden, Agung Hardjono dirancang semenjak tahun 2013, namun
(2022), mengatakan pemakaian baju adat belum kunjung dibahas dan disahkan hingga
oleh Jokowi merupakan usaha menumbuhkan tahun 2022. Di tingkat daerah Papua, urgensi
kecintaan, kebhinekaan, serta simbol tak ada kebijakan daerah tentang pengakuan,
sekat antar suku dan golongan. Pemakaian penghormatan dan perlindungan hak-hak
baju adat di acara kenegaraan bertujuan masyarakat adat Papua, belum mengalami
sebagai terapi merekatkan masyarakat yang kemajuan berarti. Bandingkan dengan laju
terbelah akibat polarisasi politik. proses pembentukan dan penetapan
peraturan tentang provinsi pemekaran di
Berbusana ala pejabat penguasa terkesan
Papua. Kebijakan peraturan diperlukan untuk
hanya simbolik dan pesan kamuflase untuk
melindungi hak masyarakat adat dan wilayah
kepentingan tertentu, jika dibandingkan
adatnya.
dengan realitas kebijakan negara dalam
“Izin-izin yang tidak dijalankan, yang tidak meminta putusan ini harus diikuti dengan
produktif, yang dialihkan ke pihak lain, serta tindakan memulihkan dan mengakui hak
tidak sesuai dengan peruntukan dan masyarakat atas tanah dan hutan adat.
peraturan, kita cabut”.4
Praktiknya, keputusan pencabutan izin ini
belum sepenuhnya dilaksanakan. Pihak
P
perusahaan memanfaatkan kelalaian ini dan
residen RI Joko Widodo, membuat
terus melakukan aktivitas penggusuran dan
pernyataan di atas pada awal tahun
pengembangan usaha pada konsesi kawasan
2022. Pemerintah mencabut sebanyak
hutan, seperti PT Permata Nusa Mandiri
2.078 izin perusahaan pertambangan
(PNM) di Kabupaten Jayapura, PT Inti Kebun
mineral dan batu bara, 192 izin sektor
Sejahtera dan PT Inti Kebun Sawit di
kehutanan seluas 3.126.439 hektar, HGU
Kabupaten Sorong.
perkebunan yang ditelantarkan seluas
34.448 hektar yang dimiliki 36 badan Di Jayapura, masyarakat adat terdampak di
hukum. Lembah Grime Nawa, Dewan Adat Suku
(DAS) Namblong, Organisasi Perempuan
Mengenai pencabutan izin konsesi, Menteri
Adat (ORPA) Namblong, bersama Koalisi
Lingkungan Hidup Kehutanan menerbitkan
Selamatkan Lembah Grime Nawa, berulang
Surat Keputusan Menteri LHK Nomor SK
kali melakukan aksi protes dan aktif
01/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2022,
bersuara, menuntut bupati menegakkan
tanggal 5 Januari 2022 tentang Pencabutan
hukum, menertibkan dan mencabut izin
Izin Konsesi Kawasan Hutan, dengan
perusahaan perkebunan kelapa sawit PT
melampirkan nama perusahaan pemegang
Permata Nusa Mandiri (PNM), yang
izin konsesi yang dicabut. Terdapat 192 izin
melakukan aktifitas menggusur hutan adat,
konsesi yang dicabut, sebanyak 51 izin
padahal izin konsesi PT PNM sudah dicabut.
diantaranya berada di Provinsi Papua dan
Papua Barat, dengan luas areal perizinan “Kami menolak hutan adat digusur secara
yang dicabut sebesar 1.287.030,37 hektar. sewenang-wenang. Perusahaan tidak
memiliki itikad baik dengan mengabaikan
Masyarakat adat Wambon Tekamerop, Marga
putusan pemerintah dan ketentuan hukum”,
Kinggo Kambenap, di Dusun Kali Kao, Distrik
ungkap Rosita Tecuari (Juli 2022).
Jair, Kabupaten Boven Digoel, bereaksi atas
putusan ini dengan memasang spanduk dan
4 Lihat: cabut_ribuan_izin_usaha_tambang_kehutanan_dan
https://www.setneg.go.id/baca/index/pemerintah_ _hgu_perkebunan
P
enghujung Juli 2022, Perserikatan melawan krisis lingkungan hidup, perubahan
Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui hak iklim, pengelolaan dan penggunaan sumber
atas lingkungan hidup yang baik dan daya alam yang tidak berkelanjutan,
sehat sebagai Hak Asasi Manusia (HAM) pencemaran lingkungan, pengelolaan bahan
Universal melalui resolusi A/RES/76/300, kimia dan limbah yang tidak sehat, dan
yang disahkan pada sidang tahunan United hilangnya keanekaragaman hayati, yang
Nations General Assembly (UNGA) ke–76. mengakibatkan dan mengganggu penikmat
Resolusi ini menunjukkan kemajuan berarti hak.
adanya kesepakatan negara-negara bersatu
5 https://www.hukumonline.com/berita/a/lingkungan-hidup-yang-bersih-sehat-sebagai-ham-universal-
lt6329fce5d6023
6 7
https://jaring.id/interaktif/penyelundupan-burung- Lihat:
dilindungi/ https://www.mongabay.co.id/2022/10/19/oknum-
tentara-dalam-perdagangan-paruh-bengkok-
papua-1/
Pada 3 Desember 2022, Tim Penegakan Pusaka berpandangan harus ada sanksi
Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan disintensif terhadap korporasi dengan
(Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup pencabutan, penghentian dan penolakan izin
dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan baru, termasuk tidak memberikan
melalui siaran pers, telah berhasil kemudahan finansial dalam mendukung
mengamankan 57 kontainer bermuatan kayu usaha korporasi oleh negara dan lembaga
olahan jenis merbau yang diduga berasal dari finansial non-negara.
pembalakan liar di hutan Papua. Barang
Pusaka juga berpandangan institusi penegak
bukti kayu olahan dan dokumen nota
hukum dan aparat penegak hukum, maupun
perusahaan telah diamankan di Depo Spil,
perangkat peraturan yang memuat-mengatur
Surabaya, Jawa Timur.
materi hukum, semestinya dapat berjalan
Patut diapresiasi sikap Penyidik KLHK untuk seiring, diperkuat, aktif melakukan
menggunakan pasal pidana berlapis, pembaruan hukum dan pembuatan hukum
termasuk pidana pencucian uang agar ada baru, dalam menyikapi keragaman
efek jera, terhadap keterlibatan korporasi permasalahan hukum dan penegakan hukum
kejahatan kehutanan dan diancam penjara untuk mewujudkan keadilan sosial.
seumur hidup serta denda satu triliun rupiah.
P
ada 9 November 2022, dilakukan semestinya terhadap kerja pengacara dan
sidang Peninjauan Berkala Universal pembela HAM, termasuk menghentikan
(Universal Periodic Review, UPR) proses hukum terhadap mereka yang
Indonesia Siklus keempat di Markas PBB di dikriminalisasi karena berpandangan kritis”.
Jenewa, Swiss. Sidang PBB ini bertujuan
Pemerintah Indonesia menanggapi
untuk memeriksa pemenuhan HAM di suatu
diantaranya kerja Pembela HAM yang sah
negara dan meminta
dilindungi. Pembangunan terus meningkat di
pertanggungjawabannya. Pusaka bersama
Papua dan 2,25 % anggaran nasional akan
jaringan organisasi masyarakat sipil
terus meningkatkannya. Otonomi khusus
menyampaikan laporan terkait situasi HAM
menambahkan anggaran pembangunan dan
di Tanah Papua (Maret 2022), mencakup hak
memperbaiki transparansi dan akuntabilitas.
masyarakat adat, hak atas tanah,
deforestasi, bisnis dan HAM, dan Pembela Praktiknya kekerasan dan pelanggaran HAM
HAM. di Papua tidak pernah surut. Padahal
pemerintah telah mengirimkan dan
Pemerintah Indonesia mendapatkan 269
menambah aparat keamanan, melakukan
rekomendasi dari 108 negara anggota PBB
“Operasi Penegakan Hukum”, menambah
dan diantaranya delapan negara secara
anggaran proyek kesejahteraan, dan
khusus menyampaikan situasi di Papua,
sebagainya. Pusaka mencatat sepanjang
salah satunya Belanda, menyampaikan
tahun 2022 terjadi 34 peristiwa kekerasan
“melanjutkan investigasi pelanggaran HAM,
dan pelanggaran HAM yang melibatkan
termasuk di Papua, adili secara transparan
aparatus negara, dengan korban masyarakat
mereka yang bertanggung jawab, dan
sipil dan aktivis mahasiswa Papua.
berhenti melakukan tindakan pelecehan,
penganiayaan, atau gangguan yang tidak
Jumlah
No Tempat Kejadian Jenis Hak Terdampak
Kasus
3. Kab. Nduga 4 Hak hidup ; hak bebas berkumpul dan bebas berpendapat;
Kab. Keerom,
Pegunungan
Bintang, Paniai, Masing- Hak hidup ; hak bebas berkumpul dan bebas berserikat ; hak
6. Merauke, Nabire, masing untuk bebas dari diskriminasi ; hak untuk bebas dari hukuman
Yahukimo, Teluk 1 kasus. mati ; hak untuk bebas dari penyiksaan
Bintuni, Boven
Digoel, Puncak.
Ilustrasi Ketidakadilan
sumber gambar: PUSAKA
“Tanah tidak beranak, tanpa tanah, kami Pemerintah memberikan izin usaha
tidak bisa hidup”. perkebunan kelapa sawit kepada tujuh
perusahaan, yang bernaung dibawah Menara
Group untuk pengembangan Proyek Tanah
U
ngkapan ini disampaikan Hendrikus Merah, dengan luas 280.000 hektar, serupa
Woro, asal dari Kampung Yare, Distrik empat setengah kali luas wilayah Jakarta.
Fofi, Kabupaten Boven Digoel, Hutan adat milik Suku Awyu yang berada
Provinsi Papua, saat berdiskusi dalam acara diantara Kali Mappi dan Kali Digoel ini di
sarasehan bertema Selamatkan Manusia, konversi dan dialihfungsikan untuk tanaman
Tanah dan Sumber Daya Alam di Papua, monokultur, yang dilakukan secara diam-
pada Kongres AMAN VI di Jayapura, Oktober diam, tanpa konsultasi dan kesepakatan luas
2022. dengan masyarakat adat setempat. Saat itu,
Tanah dan hutan sangat terbatas dan harus pejabat Menteri KLHK Zulkifli Hasan, saat ini
dikelola secara adil. Memisahkan menjabat Menteri Perdagangan.
masyarakat adat dari tanah dan hutan, yang Pada tahun 2015, pejabat bupati mencabut
menjadi sumber hidupnya, akan beresiko izin-izin perusahaan Menara Group, dua
bagi keberlanjutan kehidupan dan masa bulan kemudian memberikan izin lokasi baru
depan anak cucu. Pandangan ini mendasari kepada salah satu perusahaan PT Indoasiana
perjuangan Hendrikus Woro bersama Lestari (IAL) seluas 39.190 Ha. Pusaka
kelompok Paralegal Cinta Tanah Adat Suku bersama warga Suku Awyu di Kampung Yare,
Awyu. Sejak tahun 2017, mereka aktif Distrik Fofi, mendokumentasikan potensi
membela dan mengamankan tanah dan kekayaan alam dan jasa lingkungan di
hutan adat dengan ‘palang salib merah’, dan wilayah ini pada 2022, diperkirakan aktifitas
menolak rencana perusahaan perkebunan pengrusakan dan penggundulan hutan PT
kelapa sawit yang beroperasi di wilayah adat IAL akan berpotensi melepaskan emisi
mereka. karbon mencapai 25.091.061 Ton Co2.
C
erita serupa dialami Rosita Tecuari, melibatkan PT PNM dan pejabat pemberi
pemimpin Organisasi Perempuan Adat izin, serta ancaman hilangnya hutan,
(ORPA) Namblong, Kabupaten deforestasi mengancam keberlanjutan hidup
Jayapura. Awal tahun 2022, perusahaan PT masyarakat adat.
Permata Nusa Mandiri (PT PNM) menggusur
Perjuangan Rosita Tecuari dan anggota
hutan adat suku Namblong di Lembah Grime
ORPA, DAS, dan pemuda adat, menjadi motor
Nawa untuk ditanami kelapa sawit. Rosita
penggerak di akar rumput, mengumpulkan
Tecuari bersama anggota ORPA Namblong,
dan membagi informasi, mendidik dan
Dewan Adat Suku (DAS) Namblong,
menyadarkan masyarakat adat terdampak,
masyarakat adat terdampak, organisasi
membuat ikrar adat, melakukan dialog
masyarakat sipil, pemuda dan mahasiswa,
dengan pejabat hingga mendatangi kantor
berkonsolidasi membentuk Koalisi
pemerintah dengan spanduk dan alat
Perlindungan (save) Lembah Grime Nawa
pengeras suara, menguraikan permasalahan,
dan bersepakat menolak operasi dan izin PT
kekhawatiran masyarakat dan permintaan
PNM di Lembah Grime Nawa. Alasannya, ada
pencabutan izin.
banyak temuan pelanggaran perizinan dan
pelanggaran hak masyarakat adat yang
Regina Bay bersama Koalisi Save Lembah Grimenawa menuntut Bupati Jayapura untuk mencabut izin PT PNM
Sumber Foto: PUSAKA
P
usaka mencatat sepanjang tahun Putera Mandiri (PPM), juga melakukan aksi
2022, masyarakat adat pemilik tanah pemalangan akses jalan operasi PT PPM
adat pada areal perusahaan pada 15 Agustus 2022. Masyarakat adat
melakukan aksi protes dan pemalangan adat Suku Marind di daerah Mam, Distrik Ngguti,
meluas untuk menghentikan aktifitas Kabupaten Merauke, melakukan aksi
produksi perusahaan. Aksi Palang Adat pemalangan di lokasi perusahaan kelapa
bukan akhir perlawanan, melainkan salah sawit PT Dongin Prabhawa pada Oktober
satu sanksi larangan adat yang ditempuh 2022. Marga Werbete, Suku Kuri di
selain aksi-aksi damai lainnya untuk tujuan Kabupaten Teluk Bintuni, melakukan aksi
pemulihan dan penghormatan hak pemalangan jalan operasional perusahaan
masyarakat adat, maupun memenuhi janji pembalakan kayu PT Wijaya Sentosa, pada
kesejahteraan, yang menjadi tanggung jawab Mei 2022. Masyarakat adat Marind di
perusahaan. Kampung Buepe, Distrik Kaptel, Kabupaten
Merauke, melakukan aksi pemalangan areal
Marga dari suku Moi pemilik tanah di areal
pembibitan dan jalan opersaional
perkebunan kelapa sawit PT Henrison Inti
perusahaan hutan tanaman PT Plasma
Persada (HIP), Distrik Klamono dan Klayili,
Nutfah Marind Papua, pada Mei 2022.
melakukan aksi pemalangan kantor dan
pabrik minyak kelapa sawit PT HIP pada 19 Dalam kasus PT HIP dan PT PPM, operator
Juli 2022 dan 04 Oktober 2022, menuntut perusahaan melakukan ancaman kekerasan
haknya atas bagi hasil dan realisasi janji kepada masyarakat adat terdampak.
kesejahteraan. Masyarakat adat Iwaro di Perusahaan mengundang aparat keamanan
Kampung Jamarema, Distrik Metamani, TNI/Polri dan terjadi pengrusakan paksa dan
Kabupaten Sorong Selatan, yang terdampak penghancuran “Palang Adat” hingga luluh
operasi perusahaan kelapa sawit PT Permata lantak.
A
kses masyarakat adat Papua atas hukum dan peradilan negara, ditengah upaya
keadilan, masih rumit, dibatasi dan ini masih dihalang-halangi oleh tawaran
mahal, yang berkelindan dengan pragmatis yang menyandera hak atas
persoalan belum adanya pengakuan, keadilan.
penghormatan dan perlindungan terhadap
Hendrikus Woro dan Rosita Tecuari sebagai
hak Orang Asli Papua, masih terjadi
rakyat harus berhadapan dengan pihak yang
diskriminatif, putusan dan sanksi hukum
mereka berikan mandat untuk melindungi,
yang tidak memberikan kepastian hukum
memenuhi dan menghormati hak mereka,
berpihak, dan tidak berpihak kepada korban.
walaupun regulasi telah mengatur kewajiban
Negara yang dibentuk untuk melindungi, penjaminan negara terhadap hak rakyat
memenuhi hak-hak masyarakat adat justru namun tidak dilakukan. Sekarang dengan
menjadi aktor pelanggar berkombinasi mudahnya aparatus negara mengatakan
dengan aktor non negara (pelaku kapital). “silahkan gugat ke pengadilan” gambaran
Masyarakat adat harus menempuh waktu bahwa negara telah membuka jurang jarak
lama dan mahal untuk mencapai lembaga dengan rakyatnya.
Perempuan adat di kampung Yare mama”, ujar mama Barbara Mukri sambil
menghayati tanah dan hutannya sebagai memegang tanah dan duduk.
mama, yang memberikan kehidupan dan
Perempuan-perempuan ini menolak
menyediakan kebutuhan hidup. Penghayatan
kehadiran perusahaan kelapa sawit, karena
ini diamalkan dalam tradisi penggunaan
menurut mereka, hutan dan tanah ini adalah
pakaian adat, cawat (sya) yang terbuat dari
mama yang memberikan hidup dan
daun sagu muda kering yang dipintal dan
menyediakan air minum dan bahan pangan.
dianyam sesuai ukuran tubuh, perhiasan
adat dari tanaman, merias wajah dan “Kita tidak mau perusahaan datang gundul
anggota tubuh dengan tanah, berjalan tanpa kami punya hutan adat kami. Karena ada
alas kaki. alam kita hidup, kalau tidak ada alam kita
tidak bisa hidup. Air, sagu, rawa ada, baru
Mereka bermusyawarah dan membicarakan
manusia bisa hidup. Tanah adalah mama,
soal tanah, harus menyatu dan duduk di
mama adalah tanah. Jadi kita tidak bisa jual
tanah. “tidak apapa, ini kan kita punya
kita punya mama. Mama yang kasih makan
kita setiap hari” – mama Barbara Mukri.
Kampung Yare.
Sumber Foto: PUSAKA
Sohonokio Nato
Sohonokio Nato, Gisio nugu sumdi haki
Sohonokio Nato, Gisio nugu sumdi haki
Asu pemige, sawa pemige
Kamu pemige, sufi pemige
Gisio nugu bari, nato gankira kira
Gisio nugu bari, nato gankira kira
Bapa moyang, orang lain sudah mau datang mau gusur tanah kita
Bapa moyang berdiri
Lindungi tanah ini, anak kita bersama moyang jaga tanah
K
ampung Yare merupakan kampung Mappi di sebelah barat dan kali Edera di
lama yang berada di pinggiran kali sebelah timur, sedangkan untuk disebelah
Mappi, didirikan sekitar tahun 1948- utara dan selatan berbatasan dengan
1949. Kampung Yare didiami suku Awyu dari wilayah adat marga Mukri. Mereka
sub suku Fofi, terdiri dari: marga Mukri, berpandangan tanah adat bukan hanya soal
Womu, Sifirahagi, Noyagi, Benni, Hamnahagi, pepohonan, hutan atau luasannya. Tanah
Yame, Nawisi, Woro, Menggo, dan adat merupakan identitas mereka sebagai
Nogoyahagi. seorang Awyu dan sebagai seorang Woro,
siapa, dari mana asalnya dan bagaimana
Marga Woro di Kali Mappi memiliki tanah
berbahasa serta mengelola tanahnya.
adat yang berbatasan langsung dengan kali
M
ata pencaharian masyarakat di seperti masakan sagu di atas daun rotan,
Kampung Yare adalah berburu dan dicampur sayur dan ulat, daging atau ikan,
meramu, mengolah hasil hutan, lalu ditutup menggunakan daun rotan
rawa sagu, rawa gaharu dan sungai. Mereka lainnya, diikat menggunakan daun sagu
berkebun dalam luas tertentu. Seorang muda atau tali rotan, terakhir dibakar hingga
mama mengatakan, “Kami ini tidak tahu masak.
berkebun, kalau dilihat lagi kami tidak seperti
Sumber protein dari hutan adalah hewan
orang Wambon yang punya bekas-bekas
buruan, babi, kasuari, tikus tanah, walef, ikan
kebun. Kami itu hanya mengandalkan hutan
dan beberapa burung. Pengetahuan berburu
saja”. Hal ini diperkuat oleh penuturan mama
masih menggunakan peralatan sederhana,
lainnya. “kami tidak bikin kebun, tapi kami
membuat jerat pada wilayah yang
hanya tanam-tanam saja di pinggir rumah
menunjukan kehadiran hewan buruan,
sini untuk makan hari-hari”. Masyarakat
berburu di tempat tertentu pada jalur jelajah
menanam tanaman pertanian yang tergolong
hewan buruan.
baru. Jenis tanaman pangan yang ditanam di
pekarangan adalah ubi kayu, kacang, labu, Mereka memancing ikan di kali Mappi dan
pepaya, patatas dan gambas. kali-kali kecil sekitar kampung atau bevak
mereka. Tehnik dan peralatan penangkapan
Berdasarkan perjalanan kami menelusuri
ikan berdasarkan musim. Pada musim banjir
hutan adat Marga Woro, kami menemukan
(hujan), menggunakan perangkap besar (me)
adanya bevak-bevak atau bekas
dan perangkap kecil (kosge) yang terbuat
perkampungan, terdapat rumpun pisang dan
dari tali rotan berduri, yang dianyam lalu
kelapa, jenis pohon buah-buahan, rambutan,
dibungkus menggunakan daun, lalu diletakan
manga dan durian.
beberapa umpan di dalamnya seperti
Masyarakat Kampung Yare pergi ke hutan belalang (supse), cicak, kodok, cacing pita –
dan tinggal di bevak sekitar 3 -7 hari, waktu jenis cacing yang lebih besar dan mirip
itu digunakan untuk menokok sagu di dengan belut. Ketika musim kemarau,
dusun/rawa sagu (bi), mencari gaharu di digunakan tanaman hutan tuba, sejenis
rawa gaharu, berburu atau mencari racun ikan, kulit kayu tuba yang digarung
kebutuhan pangan lainnya. Pengolahan menggunakan tali rotan dan diekstrak
tepung sagu melibatkan perempuan, mulai sarinya untuk dimasukan ke dalam air.
dari menokok dan mengumpulkan pati sagu.
Cara lain menangkap ikan menggunakan
Pati sagu dikumpulkan dalam motu/ kantung
kemboti terbuat dari anyaman daun sagu
terbuat dari kulit ari pohon. Sagu hasil panen
yang dibuat membulat dan dimasukan
tidak disimpan dalam bentuk basah, tetapi
beberapa umpan seperti ane-ane (sarang
dikeringkan dengan cara diasapi pada para-
semut - nige) lalu ditutupi dengan daun.
para perapian (seno). Masyarakat juga
Kemboti ditancapkan pada dasar sungai
memanfaatkan pucuk sagu sebagai sayur
menggunakan kayu. Alat tangkap lain yang
dan perasa asin atau garam alam. Batang
digunakan adalah panah yang terbuat dari
pohon sagu yang membusuk juga
kulit gagar atau lidi sagu yang dikikis hingga
menghasilkan ulat, sebagai sumber protein.
meruncing dan tajam. Sekarang, mereka
Selama di bevak, perempuan mengumpulkan biasa membuatnya dengan menggunakan
pucuk genemo, rebung, dan pucuk nibung besi yang ditancapkan pada kayu. Hasil ikan
sebagai bahan sayuran, yang diolah dan dan daging hewan diawetkan dengan diasapi
dimasak atau digabungkan dengan sagu, dan bisa menjadi persediaan makanan.
Mengusahakan hasil hutan untuk dijual dan penilaian para pembeli. Misalnya gaharu
paling digemari adalah pengolahan kayu kategori super atau AB dibeli sebesar antara
gaharu, gambir dan buah kasuari. Hasil Rp. 1.500.000 -Rp5.000.000 per ons. Usaha
hutan kayu dan bukan kayu ini dijual ke agen lain adalah menjual hasil hewan buruan.
pengumpul atau pembeli yang juga pemilik Hasil buruan yang didapatkan akan dibagi
kios darat dan kios terapung, yang umumnya untuk kebutuhan di dalam rumah dan lalu
dimiliki orang pendatang asal dari Bugis, sisanya dijual. Hewan hasil buruan
Makasar, Butan, Toraja dan Sanger. Harga diawetkan dengan cara pengasapan dan
gaharu menurut kelas dan jumlahnya, dan diberi garam menjadi dendeng.
seringkali berubah-ubah tergantung
P
andemi Covid-19 mempengaruhi dekade terakhir, baik pembahasan di PBB,
situasi sosial saat ini di tengah gejolak komitmen perusahaan untuk produksi
geopolitik, volatilitas harga pangan rendah karbon, dan di gerakan sosial.
dan krisis energi yang belum mereda. Indeks
Konvergensi antara krisis pangan, energi,
Harga Pangan FAO menunjukkan lonjakan
lingkungan hidup, dan ekonomi yang
akibat kombinasi antara efek pandemi pada
tampaknya tumpang tindih menjadi lanskap
rantai pasokan, peningkatan aktivitas dan
negara berinisiatif membangun lumbung
permintaan yang dialami pada tahun 2021,
pangan dan energi nasional, melalui Proyek
dan gangguan ekspor sereal dan minyak
Strategis Nasional (PSN). Ditopang visi
nabati sebagai dampak dari perang Rusia
spektakuler untuk memenuhi pangan dunia,
dan Ukraina.
energi berkelanjutan, dan pemulihan
Hal ini telah menyebabkan kerentanan ekonomi di tengah krisis. Jutaan hektar
pangan (food insecurity) utamanya di Afrika, tanah dan hutan di Kalimantan Tengah,
jumlah populasi kelaparan meningkat. Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur,
Perusahaan dan institusi finansial tiba-tiba Sumatera Selatan, Sulawesi, termasuk
ambruk dan mengemis bantuan negara, Papua, untuk menumbuhkan berbagai
bertentangan dengan doktrin para penganjur komoditas fleksibel. Komoditas fleksibel
ekonomi neoliberal. Jutaan orang kehilangan (flex commodity) di sini berarti tanaman
pekerjaan atau terpaksa beralih ke sektor yang memiliki daya kelenturan fungsi yang
informal yang rentan. Ancaman perubahan tidak hanya mampu melayani satu
iklim yang bersinggungan dengan krisis kepentingan spesifik, melainkan berbagai
pangan dan ekonomi semakin mendesak dan pemenuhan kebutuhan manusia.
menjadi seruan utama dalam beberapa
8
Borras, Saturnino et. al. (2015) “The Rise of Flex and Commodities, No. 1 June 2014. Transnational
Crops and Commodities: Implication for Research” Institute (TNI) Agrarian Justice Program.
9
Journal of Peasant Studies dan Borras, Saturnino et. Alonso-Fradejas, A., Liu, J., Salerno, T., & Xu, Y
al. (2014) “Toward Understanding the Politics of (2016) “Inquiring into the political economy of oil
Flex Commodities: Implication for Research and palm as a global flex crop. The Journal of Peasant
Policy Advocacy” Think Piece Series on Flex Crops Studies, 43(1), 141–165.
10 https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/4605/perkuat-food-soveregnity-dan-food-resilience-pemerintah-
kembangkan-food-estate-di-sejumlah-wilayah
11 TAPOL dan AwasMifee (2022) “Peran Militer Indonesia dalam Rencana Food Estate.” dan TAPOL dan AwasMifee
(2022) “Perampasan Tanah dengan Dalih Pandemi: Siapa yang diuntungkan dari Food Estate di West Papua?”
12 Direktorat Sumber Daya Air Siap Dukung Food Estate di Papua. Lihat,
https://sda.pu.go.id/berita/view/direktorat_jenderal_sumber_daya_air_siap_dukung_food_estate_papua.
13 Republika (2022) “Kementan Siapkan Rp 2,3 Triliun untuk Food Estate Sentra Pangan di 2023”
Laporan Studi Pusaka (2022), masyarakat adat sekitar dan terdampak proyek lumbung pangan
program MIFEE hanya menjadi penonton saja. Mereka kehilangan hutan, kehilangan sumber
pangan dan sumber pendapatan, dan terpaksa menjadi buruh leles di perusahaan dengan
pendapatan tidak layak. Perubahan ini mendatangkan malapetaka penyakit kekurangan gizi
dikarenakan perubahan pola konsumsi, dari bahan makanan alami kepada makanan instan yang
diproduksi dari luar. Kejahatan penjajahan pangan yang masih dipromosikan.
Pusaka berpandangan kebijakan reorganisasi ruang, konversi dan pembukaan kawasan hutan baru
untuk pengembangan kawasan industri untuk komoditas fleksibel, penggunaan aparat keamanan
yang represif, eksploitasi buruh dan penyingkiran hak Orang Asli Papua dalam proyek lumbung
pangan, justru akan menambah runyam, menambah konflik dan mempertebal krisis sosial, pangan
dan ekologi. Pemerintah pusat dan daerah perlu mengakui hak dan konsisten untuk
memprioritaskan pemberdayaan usaha dan ekonomi Orang Asli Papua, melindungi dan
mempromosikan sistem dan segala upaya untuk melepas relasi komoditas. Memperkuat
ketahanan pangan rakyat semesta menuju sistem pertukaran yang setara di antara rakyat.
14 Gillon, Sean (2016) “Flexible for whom? Flex crops, crises, fixes, and the politics of exchanging use values in US corn
production” Journal of Peasant Studies, 43: 1.
R
eforma agraria sebagai bagian dari Mengutip laporan resmi pemerintah capaian
janji politik Jokowi yang tercantum RA dari 2015-2020 misalnya menunjukkan
dalam dokumen RPJMN 2015-2019. data redistrubusi tanah ex-HGU, tanah
Reforma Agraria masuk dalam agenda terlantar, dan tanah negara masih mencapai
pembangunan nasional di mana jumlah luas 966.159 hektar (1.4 juta bidang), dan
tanah objek reforma agraria (TORA) tanah TORA yang berasal dari pelepasan
mencapai 9 juta ha dengan skema legalisasi kawasan hutan mencapai luasan 210.835
aset 4,5 juta ha dan 4,5 juta ha melalui hektar atau 383.679 bidang. Di sisi lain,
skema redistribusi tanah pada kawasan sertifikasi tanah mencapai angka yang tinggi
hutan. yakni 5,37 Juta hektar baik tanah
transmigrasi maupun tanah-tanah yang
Pada rezim Joko Widodo, kebijakan reforma
sudah dikuasai masyarakat.15
agraria termuat dalam Perpres No.88 Tahun
2017 tentang Penyelesaian Penguasaan Pemerintah beralasan pelaksanaan RA
Tanah dalam Kawasan Hutan dan Perpres mengalami kemandekan/kesulitan
No.86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria menyangkut ketersediaan TORA dari
(RA). Empat tahun berjalan, Perpres a quo kawasan hutan, karena keterbatasan
belum terlaksana efektif bagi redistrubusi kemampuan regulasi (restricted regulation)
objek TORA. Pasalnya berdasar evaluasi yang mendukung pelaksanaan RA. Alasan
berbagai pihak, implementasi di lapangan yang sama digunakan pemerintah untuk
mengalami kemacetan masih fokus pada membentuk UU Cipta Kerja sebagai solusi
legalisasi tanah dan terlihat dari data masalah pembangunan yang terhambat oleh
redistribusi TORA yang rendah. regulasi.16
Draft design Rancangan Perpres Percepatan instrumen penyedia tanah objek reforma
Pelaksanaan Reforma Agraria ini ternyata agraria di kawasan hutan. 22
merupakan penggabungan Perpres No.88
Dalam konteks ini dimasukkannya reforma
Tahun 2017 dan Perpres No.86 Tahun 2018.
agraria (Ran Perpres RA) ke dalam desain
Ran Perpres RA ini sebenarnya politik hukum
hukum pembangunan ala UU Cipta Kerja
(kepentingan pemerintah) untuk
menjadi penanda serius yang tidak bisa
memasukkan ketentuan pengaturan agraria
diabaikan (neglected). Keberadaannya harus
dan kehutanan yang banyak direvisi oleh UU
dilihat sebagai cara rezim pembangunan
Cipta Kerja ke dalam Ran Perpres RA.19
memerankan ketentuan hukum yang comply
Keberadaan norma-norma baru dalam UU
dengan tujuan-tujuan pembangunan dan
Cipta Kerja yang mengubah regulasi agraria
perluasan investasi.23 Hal ini karena
dan kehutanan membawa skema baru tata
berkaitan dengan kepentingan rezim
Kelola pertanahan dan kehutanan yang
pemerintahan Joko Widodo yang
selaras dengan tujuan pembangunan yang
mengutamakan percepatan pembangunan
diusung oleh UU Cipta Kerja. Antara lain,
yang cepat mengangkat dan menarik
ketentuan reforma agraria yang dimasukan
ekonomi seperti infrastruktur, proyek
dalam kelembagaan bank tanah, 20 dan
strategis nasional dan kawasan ekonomi
penyelesaian keterlanjuran kegiatan di
khusus.
kawasan hutan21 yang dijadikan sebagai
24 Lihat Pasal 55 sampai Pasal 64 darf Ran Perpres 26 Dalam Ran Perpres RA diatur Pasal 40, 41, 42, 43
RA tentang penyelesaian konflik agraria aset BUMN
25 Baik Perpres No.86 maupun Ran Perpres RA Bidang Pertanahan dan Pasal 44 penyelesaian
persamaannya memiliki tim Gugus Tugas Reforma konlfik agraria aset tanah BMN dan BMD
27
Agraria yang keberadaannya bertingkat mulai Kantor Staf Presiden Deputi II, Penguatan
Pusat sampai Kabupaten/Kota. Kebijakan Reforma Agraria Untuk Percepatan
Penyelesaian Konflik Agraria, 2022. Pdf
28
Catatan; UU Cipta Kerja secara normative hukum-pertanahan-ugm--pengaturan-bank-tanah-
sebenarnya tidak merubah ketentuan dalam UU PA. bermasalah-lt5fa87162dec93?page=3
Namun dalam Ran Perpres RA memasukkan UU CK 30 Lihat Pasal 19 PP No.64 Tahun 2021 tentang Bank
dalam konsideran. Secara normative ini tidak sesuai Tanah. Lihat juga dalam
dengan landasan yuridis Reforma Agraria yang https://www.hukumonline.com/berita/a/ahli-
harusnya merujuk UU PA dan TAP MPR No.IX tahun hukum-pertanahan-ugm--pengaturan-bank-tanah-
2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan bermasalah-lt5fa87162dec93?page=3
SDA. 31 dalam lampiran Penjelasannya dinyatakan secara
29 Lihat Pasal 2 ayat (2) huruf (f) PP No.64 Tahun jelas bahwa pengaturan dalam PP No. 24 Tahun
2021 tentang Bank Tanah. Dalam Penjelasan PP ini 2021 bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan
Reforma Agraria yang dilakukan oleh Bank Tanah tumpang tindih kegiatan usaha perkebunan kelapa
dilaksanakan di luar Kawasan hutan. sawit ± 3.3 Juta ha yang berada secara illegal.
https://www.hukumonline.com/berita/a/ahli-
32 Pasal 40 ayat 6 PP No. 64 Tahun 2021 tentang White dan Gunawan Wiradi, Reforma Agraria dalam
Bank Tanah Tinjauan Komparatif, Bogor, Brighten Press, hlm.40
33 35
Teknokratis dalam konteks ini karena dalam Lihat dalam Dianto Bachriadi dan Gunawan Wiradi,
melaksanakan RA disimplifikasi melalui sertifikasi Enam Dekade Ketimpangan Masalah Penguasaan
terhadap tanah-tanah yang sudah dikuasai Tanah di Indonesia, Bina Desa, KPA, ARC, 2011.
masyarakat selama bertahun-tahun namun belum 36 Sebelumnya pembingkaian Reforma Agraria dalam
mendapat sertifikat tanda bukti hak. Dan hal ini logika pembangunan dan dioperasikan
dibingkai dalam logika hukum yang mendukung menggunakan logika hukum pembangunan juga
proses dan menjadikan reforma agararia ini larut terjadi dalam kasus kebijakan hukum reforma
dalam logika normatif hukum, serta menjauhkannya agraria di Bolivia. Walau dengan cara teknokratisasi
dari masalah fundamental yakni ekonomi dan yang beda tetapi punya pendekatan tujuan yang
politik. sama yakni memberi ruang pada pasar tanah
34 Sebagai catatan, jauh sebelum itu, kecenderungan (marked led agrarian reform/MLAR). Lihat Honor
mereduksi reforma agraria menjadi sekedar land Brabazon, Juridifying Agrarian Reform; The Role of
reform untuk meredam gejolak perubahan yang Law In The Reconstitution of Neoliberalism In
mendasar dalam struktur agraria juga telah dibahas Bolivia, Canadian Journal of Development Studies,
oleh Ben White dan Gunawan Wiradi. Lihat Ben 2021. pdf