Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PAMONG PRAJA SEBAGAI PROFESIONAL PEMERINTAHAN

Disusun oleh:

Karina Aprillia - 32.0377

Intan Dwi Lestari - 32.0255

A Muhammad Ridho M. H. - 32.0712

Graha Setyatama - 32.0014

Arya Muda N. Siagian - 32.0061

- 32.

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH

FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini ialah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Karakter Kepamongprajaan. Makalah
mengenai Pamongpraja sebagai Profesional Pemerintahan ini ditujukan untuk mengetahui
bagaimana seorang Pamong Praja berperan sebagai professional dalam pemerintahan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


penyusunan makalah ini. Penulis sadar terdapat kekurangan dalam penulisan makalah
sehingga perlu dilakkan perbaikan dari kritik dan saran yang membangun penulisan
kedepannya. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis secara khusus dan
bagi pembaca pada umumnya.

Jatinangor, 26 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Pamong Praja dalam Pemerintahan..................................................................................3

2.2 Profesional Pemerintahan.................................................................................................5

2.3 Peran Pamong Praja sebagai Pofesional Pemerintahan...................................................7

BAB III PENUTUP....................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9

3.2 Saran.................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bekerjanya suatu organisasi maupun institusi pemerintahan dalam kehidupan


bermasyarakat merupakan proses yang berjalan dengan aktor didalamnya, salah satunya
Pamong Praja. Pamong Praja sebagai aktor penggerak organisasi yang statis menjadi dinamis
dengan penggunaan kewenangan dan pelayanan terhadap masyarakat. Keterlibatan dan
kebutuhan pemerintah dalam mengatur kehidupan masyarakat menjadikan Pamong Praja
menjadi unsur utama didalamnya.

Pada mulanya, sekelompok orang yang berstatus sebagai pemerintah dilayani di masa lalu
disebut sebagai Pangreh Praja. Makna pangreh menunjukan kekuatan penguasa atau
pemimpin. Sedangkan praja berarti negara, atau kerajaan. Jika diartikan, pangreh praja lebih
merujuk pada pejabat politik yang memiliki derajat kekuasaan dengan batas-batas tertentu.
Paradigma yang ada pada saat itu bahwa pangreh praja berperan untuk menarik pajak dari
masyarakat.

Berbeda dengan istilah Pamong yang merujuk pada kata among, atau emong. Istilah
ini berarti mengasuh atau membiming. Dari kata among kemudian menjadi pengamong
artinya orang yang mengasuh atau membimbing. Sementara praja berarti kerajaan atau
negara. Menurut Prof. Sadu Wasistiono, Pamong Praja adalah aparatur pemerintah baik di
pusat maupun daerah yang di didik secara khusus untuk menjalakan tugas-tugas
pemerintahan dengan kompetensi dasar koordinasi, kolaborasi dan consensus dalam rangka
memberika pelayanan umum serta menjaga keutuhan NKRI. Sementara di Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), Pamong Praja berarti pegawai negeri yang mengurus
pemerintahan negara.

Berdasarkan penjelasan tersebut, Pamong Praja merupakan bagian dari Aparatur Sipil
Negara (ASN). Pamong Praja menjadi unsur sumber utama dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan ditentukan oleh kualitas
sumber daya manusianya. Sumber daya manusia dewaasa ini berguna dalam penggunaan
teknologi, penggunaan modal, pengaturan dana, dan dalam menghasilka produk yang

1
berkualitas. Oleh karena itu, seorang Pamong Praja harus menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas.

Pamong Praja sebagai unsur aparatur negara harus memberikan secara professional.
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Apaatur Sipil Negara Pasal 11 tertulis
bahwa salah satu tugas Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pegawai Aparatur Sipil Negara
(ASN) adalah memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Profesional
adalah kemampuan seseorang dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan bidang yang ia
tekuni. Sikap atau keterampilan ini tentunya sangat penting karena dapat mendukung
pengembangan karier seseorang. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
profesional adalah sesuatu yang bersangkutan dengan profesi atau memerlukan kepandaian
khusus dalam menjalankan pekerjaan yang mengharuskan adanya pembayaran untuk
melakukannya.

Profesionalisme selalu berbasis ilmu pengetahuan. Semakin tinggi ilmu seseorang


maka semakin menjamin tingkatan profesionalisme seseorang. Seorang profesional adalah
seorang pemikir. Ia dilindungi oleh pasal 28 UUD tentang kemerdekaan berpikir dan
mengeluarkan pikiran. Kompetensi ini mengaharuskan pamongpraja untuk menguasai asas-
asas profesionalisme dan menggunakan kode etik kepamongprajaan sebagai pola perilakunya
sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah. Antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan Pamong Praja dan perannya dalam pemerintahan?
2. Apa yang dimaksud professional pemerintahan?
3. Bagaimana peran Pamong Praja sebagai professional pemerintahan?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa tujuan penulisan. Antara lain:

1. Mengetahui peran Pamong Praja dalam pemerintahan.

2. Mengetahui makna professional pemerintahan.

3. Mengetahui peran Pamong Praja sebagai professional pemerintahan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pamong Praja dalam Pemerintahan

Kata "pamong" berasal dari bahasa Jawa "among" atau "emong" yang berarti
mengasuh, membimbing, atau mendidik. Dalam sejarah, kata "among" digunakan sebagai
metode pendidikan nasional Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantoro di
Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 1892. Dari kata "among" atau "emong" kemudian
berkembang menjadi "pengamong" atau "pengemong" yang berarti orang yang mengasuh,
membimbing, atau mendidik. Menurut KBBI artinya adalah pengasuh, pendidik, dan
pengurus dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata pamong adalah
pengasuh. Arti lainnya dari pamong adalah pendidik (guru).

Istilah "praja" berasal dari bahasa Jawa kuno yang mengartikan kerajaan atau negara,
contohnya Praja Ngamarto yang berarti Kerajaan Ngamarto atau pendovvo. Jadi, secara asal
kata, "pamong praja" dapat diartikan sebagai pelayan masyarakat atau pengurus negeri.
Secara umum, "pamong praja" merujuk kepada Pegawai Negeri Sipil yang mengurus
pemerintahan negara. Profesor Sadu Wasistiono menjelaskan bahwa "pamong praja" adalah
aparatur pemerintah baik di pusat maupun di daerah yang bertujuan memberikan pelayanan
umum serta menjaga keutuhan NKRI. Sehingga, secara harfiah, "pamong praja" dapat
diinterpretasikan sebagai pelayan, pengurus, atau pengasuh masyarakat atau negara.

Menurut Dr. D. D. Kosoemahatmaja (1978) Pamong Praja merupakan sekelompok


warga negara yang di didik khusus untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan umum di
daerah sebagai wakil pemerintahan pusat. Sementara menurut Prof. M. Ryaas Rasyid (2013)
Pamong Praja adalah penyelenggara pemerintahan yang merupakan inti dari birokrasi. Dalam
KBBI Pamong Praja adalah pegawai negeri yang mengurus pemerintahan negara.

Pamong Praja adalah sektor pemerintah yang terutama terdiri dari birokrat karier yang
diangkat berdasarkan cara profesional daripada ditunjuk atau dipilih. Masa jabatan
institusional biasanya bertahan dalam transisi kepemimpinan politik. Sebagai profesional
pemerintah, Pamong Praja memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas sosial, politik,
dan ekonomi daerah. Mereka melaksanakan tugas pembinaan ketentraman dan ketertiban

3
4

umum serta perlindungan. Sebagai bagian integral dan aparatur pemerintahan daerah,
Pamong Praja harus senantiasa menjunjung tinggi disiplin dan memberikan pelayanan publik
yang profesional.

Pamong Praja merupakan aparatur penyelenggara pemerintahan dalam negeri yang


melaksanakan tugas pembinaan ketentraman dan ketertiban pemerintahan daerah di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Selain itu, Pamong Praja juga berperan dalam
koordinasi penyelenggraan pemerintahan dan pembinaan kesatuan bagsa dan politik dalam
negeri. Pamong Praja secara harfiah diartikan sebagai pelayan masyarakat. Korps pamong
praja adalah perangkat atau pejabat pemerintahan sipil yang bertugas melaksanakan urusan-
urusan pemerintahan. Keberadaan korps pamong praja sudah ada sejak zaman Hindia
Belanda sebagai Binnenlands Bestuur Corps (BBC) dan Inlands Bestuur Corps (IBC). Pada
masa awal kemerdekaan, korps ini berubah namanya menjadi Korps Pangreh Praja, yang
kemudian diganti menjadi namanya menjadi Korps Pamong Praja.

Korps Pamongpraja memiliki kode etik atau Code of Conduct yang dinamakan
HASTA BUDI BHAKTI PAMONG PRAJA yaitu Delapan Nilai Pegangan Untuk Berbakti
yang mengandung nilai professional dan etika. Delapan Kode Etik Kepamongprajaan ini
sebenarnya merupakan pegangan moral bagi siapapun yang masuk Korp Pamong Praja
adalah:

1. Korps Pamong Praja Sebagai pengamal Pancasila dan pembela Negara Kesatuan
Republik Indonesia menjadi pengayom dari seluruh rakyat tanpa membedakan golongan,
aliran dan agama;
2. Korps Pamong Praja berkewajiban memberikan petunjuk dan bimbingan kepada rakyat
dalam pergaulan hidup Bersama menuju ketertiban dan ketentraman umum;
3. Korps Pamong Praja merupakan penyuluh dalam gelap dan menolong dalam penderitaan
bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga tercapai ketenangan dan ketentraman lahir
bathin;
4. Korps Pamong Praja membina semangat kehidupan masyarakat sehingga terjelma sifat
dan sikap dinamis, konstruktif, korektif;
5. Korps Pamong Praja bertugas menumbuhkan dan memupuk daya cipta rakyat kearah
kesejahteraan masyarakt.
6. Korps Pamong Praja bertugas menampung dan mencarikan penyelesaian segala persoalan
hidup dan kehidupan sehari-hari sehingga diperlukan sifat sabra, tekun, ulet dan
bijaksana;
5

7. Korps Pamong Praja menjadi penggerak segala kegiatan dalam masyarakat menuju
tercapainya masyarakat yang adil dan Makmur yang disertai oleh Tuhan Yang Maha Esa;
8. Korps Pamong Praja Harus bertindak tegas, adil dan jujur dalam memberantas kejahatan
dan kemaksiatan tanpa pandang bulu, sebaliknya menjadi teladan dalam kebaikan dan
kemaslahatan.

2.2 Profesional Pemerintahan

Sistem penyelenggaraan pemerintahan negara merupakan unsur penting dalam suatu


negara. Oleh karena itu, maka tidak berlebihan apabila salah satu faktor penentu krisis
nasionaldan berbagai persoalan yang melanda bangsa Indonesia bersumber dari kelemahan di
bidang manajemen pemerintahan, terutama birokrasi, yang tidak mengindahkan prinsip-
prinsip tata pemerintahan yang baik. Asas-asas umum pemerintahan yang baik merupakan
jembatan antara norma hukum dan norma etika. Asas-asas tersebut ada yang tertulis dan tidak
tertulis. Asas ini sebagai perwujudan pemerintahan yang baik, baik dari sistem dan
pelaksanaan pemerintahan. Pada awalnya dengan adanya kewenangan bagi administrasi
negara untuk bertindak secara bebas dalam melaksanakan tugas-tugasnya maka ada
kemungkinan bahwa administrasi negara melakukan perbuatan yang menyimpang dari
peraturan yang berlaku sehingga merugikan masyarakat luas. Oleh sebab ituperlu adanya
asas-asas untuk membatasi dari wewenang administrasi tersebut sehingga terhindardari
pelampauan wewenang.

Dalam Perundangan-undangan formal kita yang tertulis dalamsebuah naskah UU. Di


dalam UU sudah ada mengatur tentang asas-asas umum pemerintahan yang baik. Di dalam
UU RI No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih danbebas dari KKN
Pasal 1 (6) yaitu Asas umum pemerintah yang Asas Umum Pemerintahan Negara yang Baik
adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan, dan norma hukum, untuk
mewujudkan Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi,dan
nepotisme. Dalam Pasal 3 UU RI No. 28 Tahun 1999 terdiri dari tujuh poin:

1. Asas Kepastian Hukum

2. Asas Tertib Penyelenggaraan

3. Asas Kepentingan Umum

4. Asas Keterbukaan

5. Asas Proporsionalitas
6

6. Asas Profesionalitas

7. Asas Akuntabilitas

Asas Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan


kodeetik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Profesionalisme berasal
dari kata profesional. Sedangkan profesional itu sendiri berasaldari kata profesi. Profesi itu
adalah suatu keahlian, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh seseorang dalam suatu
bidang yang ditekuninya. Sedangkan profesional adalah suatu makna yang lebih mengacu
kepada profesi sesorang dalam bidang pekerjaan yang dijalankan orang tersebut. Sedangkan
profesionalisme adalah sebuah istilah atau sebutan yang diberikan kepada seseorang yang
dalam melaksanakan tugas yang diberikan dijalankan dengan baik dan penuh tanggung jawab
dalam sebuah organisasi atau pekerjaan yang telah dijalankan, dan selalu meningkatkan
kualitas yang diharapkan dalam sebuah bidang pekerjaan atau Organisasi.

Profesional pemerintahan adalah seorang yang mempunyai keahlian tinggi dalam


melaksanakan tugas-tugasnya sebagai aparatur pemerintah. Mereka memiliki pendidikan
lanjut di dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan sebagai prangkat dasar untuk
di implementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Seorang profesional
pemerintahan hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian dalam pelaksanaan tugas
penegakan peraturan daerah. Mereka memiliki kualitas sumber daya yang sesuai dengan
tuntutan organisasi, yang mencakup kemampuan, tingkah laku, loyalitas, inovasi,
produktivitas, dan kreativitas. Dengan profesionalisme, aparat pemerintah dapat
melaksanakan pelayanan publik dengan mutu yang baik dan memberikan kepuasan bagi
masyarakat.

Profesionalisme pemerintahan merujuk pada kemampuan, keterampilan, dan keahlian


aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan publik yang responsif, transparan, efektif,
dan efisien. Hal ini mencakup kemampuan untuk menjalankan tugas dengan kecermatan,
mutu tinggi, serta prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh masyarakat.
Profesionalisme juga mencerminkan kesesuaian tingkat pengetahuan, latar belakang
pendidikan, beban kerja, dan tanggung jawab yang menjadi cerminan potensi diri yang
dimiliki oleh para aparatur pemerintah. Dengan profesionalisme, diharapkan pelayanan
publik dapat terwujud dengan baik, adil, dan inklusif, serta dapat memahami serta
menterjemahkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat ke dalam kegiatan dan program
pelayanan.
7

Di dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-


undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian, dalam Pasal 17 ayat 2
mengatur pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan berdasarkan prinsip
profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja dan jenjang pangkat yang
ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat objektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin,
suku, agama dan golongan. Seorang Pegawai Negeri Sipil haruslah memiliki profesionalisme
hal ini dikarenakan beberapa tuntutan diantaranya adalah:

1. Tugas, pokok, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan yaitu
memberikan pelayanan publik.
2. Pelaksanaan pemerintahan yang baik (Good Governance)
3. Dalam upaya mengimbangi perubahan lingkungan strategis yang cepat berubah, baik itu
lingkungan internal organisasi, maupun lingkungan eksternal organisasi.
4. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan era globalisasi yang sedang berlangsung
yang tidak bisa dicegah dan di tolak lagi.

2.3 Peran Pamong Praja sebagai Pofesional Pemerintahan

Sebagai aparatur negara, Pamong Praja memiliki peran penting dalam pemerintahan.
Pamong Praja berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Pamong Praja juga
berperan sebagai pelaksana kebijakan pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
Dalam melaksanakan tugasnya, harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan
dan partai politik. Pamong Praja juga harus menjalankan tugasnya secara profesional dan
tidak berpihak. Dengan meningkatkan profesionalisme, diharapkan kualitas pelayanan publik
dapat meningkat dan memberikan kepuasan bagi masyarakat.

Kemampuan yang harus dimiliki oleh Pamong Praja untuk menjadi profesional
pemerintahan mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan dengan bidang
pekerjaan dan tugas-tugas yang diemban. Beberapa kemampuan yang harus dimiliki untuk
menjadi profesional pemerintahan antara lain:

1. Keterampilan dan keahlian: Pamong Praja harus memiliki keterampilan dan keahlian
yang sesuai dengan tugas pelayanan publik.
2. Sikap altruistik: Pamong Praja harus memiliki sikap altruistik yang membantu menjaga
kepentingan publik dalam melaksanakan tugas pelayanan publik.
8

3. Ketaatan terhadap aturan main profesional (kode etik): Pamong Praja harus memiliki
ketaatan terhadap aturan kode etik yang mengutamakan kepentingan publik.
4. Pendidikan dan pelatihan: Pamong Praja harus mengikuti pendidikan dan pelatihan
fungsional yang langsung berkaitan dengan tugas dibidang pelayanan publik.
5. Pengembangan kemampuan: Pamong Praja harus mengembangkan kemampuan yang
sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi pemerintahan.
6. Pengembangan keterampilan: Pamong Praja harus mengembangkan keterampilan yang
sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi pemerintahan.

Dengan memiliki kemampuan yang sesuai, Pamong Praja dapat menjadi profesional
pemerintahan yang mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas tinggi dan
memberikan kepuasan bagi masyarakat. Selain kemampuan, Pamong Praja juga harus
memiliki sikap yang mencerminkan seorang profesional. Sikap yang harus dimiliki oleh
Pamong Praja untuk menjadi profesional pemerintahan meliputi:

1. Etika kerja yang tinggi mencerminkan profesionalisme Pamong Praja dan


membantu membangun citra yang baik dalam pelayanan publik.
2. Ketaatan terhadap aturan kode etik yang mengutamakan kepentingan publik.
3. Memiliki perilaku yang bermoral, bermental baik, dan bertanggung jawab.
4. Tidak berpikir untuk sendiri (selflessness) dalam menjalankan tugas pelayanan
publik.
5. Memiliki integritas dalam melaksanakan tugas dan pelayanan publik.
6. Bersikap obyektif dalam mengambil keputusan dan bertindak.
7. Memiliki disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Dengan memiliki sikap-sikap tersebut, Pamong Praja dapat menjadi profesional


pemerintahan yang mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas tinggi dan
memberikan kepuasan bagi masyarakat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pamong Praja merupakan aparatur penyelenggara pemerintahan dalam negeri yang


melaksanakan tugas pembinaan ketentraman dan ketertiban pemerintahan daerah di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Selain itu, Pamong Praja juga berperan dalam
koordinasi penyelenggraan pemerintahan dan pembinaan kesatuan bagsa dan politik dalam
negeri. Pamong Praja secara harfiah diartikan sebagai pelayan masyarakat. Sebagai bagian
integral dan aparatur pemerintahan daerah, Pamong Praja harus senantiasa menjunjung
tinggi disiplin dan memberikan pelayanan publik yang profesional.

Profesionalitas menjadi salah satu asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang


baik. Profesional pemerintahan adalah seorang yang mempunyai keahlian tinggi dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sebagai aparatur pemerintah. Profesionalisme pemerintahan
merujuk pada kemampuan, keterampilan, dan keahlian aparatur pemerintah dalam
memberikan pelayanan publik yang responsif, transparan, efektif, dan efisien.

Peran seorang pamong praja sebagai profesional pemerintahan sangat relevan


dalam konteks penerapan asas-asas umum pemerintahan yang baik. Dengan menekankan
asas profesionalitas, seorang pamong praja diharapkan dapat menjalankan tugasnya
dengan keahlian berlandaskan kode etik dan peraturan perundang-undangan. Dengan
demikian, peran pamong praja sebagai profesional pemerintahan mendukung terwujudnya
tata pemerintahan yang baik dan bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan diatas, penting bagi pamong praja untuk terus meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mereka. Partisipasi aktif dalam pelatihan dan
pengembangan diri akan membantu kita mengikuti perkembangan terkini dan memperoleh
keterampilan baru. Selanjutnya, perlu adanya peningkatan etika kerja dan integritas. Selain
itu, transparansi dalam pengambilan keputusan dan memberikan pelayanan yang
berkualitas akan memperkuat citra pamong praja sebagai profesional pemerintah.
Diharapkan pamong praja menjalankan tugas dengan lebih profesional, mendukung tata

9
kelola pemerintahan yang baik, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Damalyanto, D. (2015). Profesionalisme Aparatur Dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan


Publik Di Kantor Kelurahan Simpang Raya Kecamatan Barong Tongkok
Kabupaten Kutai Barat. Jurnal Administrative Reform.
Kamanjaya, H. (2013, Januari 23). Kepamongprajaan. Retrieved from Berbagi Ilmu:
https://hendry-kamanjaya.blogspot.com/2013/01/normal-0-false-false-false-in-x-
none-x.html
Konten, J. T. (2024, January 9). Kehidupan Kerja. Retrieved from Jobstreet:
https://www.jobstreet.co.id/id/career-advice/article/profesional-adalah-arti-etika-
contoh-cara-meningkatkan
Makalah Kepamongprajaan. (2016, Oktober 30). Retrieved from Djendul:
https://djendul.blogspot.com/
Mulachela, H. (2022, Februari 7). Profesional Adalah: Pengertian, Etika, dan Konsepnya.
Retrieved from Kata Data:
https://katadata.co.id/intan/berita/6200cd0ce47b4/profesional-adalah-pengertian-
etika-dan-konsepnya
Mushlihin. (2012). Pengertian, Fungsi dan Wewenang Pamong Praja. Pmerintahan.
Mustaqiem. (2010). Profesionalisme Pegawai Negeri Sipil dalam Pelayanan Publik.
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS.
Nanang. (2018). STUDI ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN UNTUK
PENGEMBANGAN DESAIN PROGRAM DIKLAT.
Saleh, A. (2020). KARAKTER DAN NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN
PAMONGPRAJA UNTUK SINERGITAS ORGANISASI DAN PELAYANAN
PUBLIK DI KOTA MAKASSAR . PALLANGGA PRAJA.
Sasmito, Y. (2022). Analisis Profesionalitas Aparatur Sipil Negara Berdasarkan
Pengukuran Indeks Profesionalitas ASN (IP ASN) di Badan Perencanaan
Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Nahkoda Jurnal Ilmu Pemerintahan, 31-43.
Toana, D. M. (2016). Kepamongprajaan di Indonesia Pertumbuhan dan Perkembangan.
Bogor: Penerbit Dhalia Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai