Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MENGAYOMI, MELAYANI DAN MELINDUNGI MASYARAKAT

Penumbuhan Karakter KepamongPrajaan


Dosen : Egi Tafianus Dino Putra, S.STP.,M.Si

OLEH
Kelompok : 5
Nama Anggota :
Agus Loho ( 32.1036 )
Aira Syatra Ulayya ( 32.0052 )
Ranang Zulfikram M. ( 32.0948 )
Theofilus Imanuel T. G ( 32.0402 )

STUDI TEKNOLOGI REKAYASA INFORMASI


PEMERINTAHAN
FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
KAMPUS SUMATERA BARAT
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
izin dan kekuatan kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Mengayomi, Melayani dan Melindungi Masyarakat”.

Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya,


tetapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
kami sampaikan terima kasih kepada Guru Pembimbing, yang telah membantu
dan membimbing dalam mengerjakan makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan praja yang juga
sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini. Tentunya ada hal-hal yang ingin diberikan kepada
masyarakat dari hasil makalah ini.

Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama. Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jumat, 09 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

2.1 Definisi Pamong Praja....................................................................................3

2.2 Tugas Pamong Praja.......................................................................................4

2.3 Pamong Praja dalam Mengayomi Masyarakat...............................................6

2.4 Pamong Praja dalam Melindungi Masyarakat................................................9

2.5 Pamong Praja dalam Melayani Masyarakat.................................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................13

3.1 Kesimpulan...................................................................................................13

3.2 Saran.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan.
Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Apalagi seperti
kebhinekaan yang ada di Indonesia. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang
harmonis anggota masyarakat yang berbeda dari adat, agama, ras dan sebagainya
haruslah saling menghormati dan menghargai untuk mencapai Indonesia lebih
baik.

Karakteristik sosok kepemimpinan transformasional ini menjadi begitu


penting karena kemajuan teknologi informasi plus peningkatan daya pikir prilaku
masyarakat menyebabkan seorang pamong praja tidak boleh ketinggalan jaman
dalam bekerja. Pemimpin atau pamong praja yang transformasional sudah
menjadi jawaban menghadapi globalisasi dan kompleksitas permasalahan dalam
pembangunan masyarakat, oleh karena itu sosok pamong praja juga harus
meningkatkan profesionalisme kerja agar lebih meningkatkan kerakteristik utama
berupa pemberian pelayanan kepada masyarakat yang paripurna. Juga menjadikan
koordinasi sebagai alat utama guna meningkatkan efisiensi pemberian pelayanan
kepada masyarakat.

Pamong praja juga harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang


bersifat umum (generalis) sekaligus juga memiliki keahlian khusus (spesialisasi)
yang bisa diandalkan, memiliki semangat dan jiwa kewiraswastaan guna untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat seperti ulasan lugas David Osborn dalam
bukunya Reinventing of Government (mewirausahakan birokrasi), memiliki
kemampuan bernegosiasi dalam arti positif seperti mampu membuat perencanaan
dan penjelasan lengkap untuk di sajikan kepada pemerintah atas agar program
kerja yang di susun mendapatkan dukungan dana tambahan, mampu menjalankan

1
kepemimpinan yang bersifat mengayomi, adil dan jujur serta berakhlak yang baik
tanpa cacat, mengutamakan kualitas kerja dan kualitas pelayanan prima kepada
masyarakat yang nyata dan bukan hanya di atas kertas, mempunyai strategic
vision dalam mengantisipasi perubahan pemerintahan maupun masyarakat yang
semakin cepat dan mengalami pasang surut artinya memiliki konsep bekerja yang
jelas. Pamong praja harus mampu melahirkan gagasan-gagasan inovatif plus
kreatifitas yang imaginatif dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan yang
diembannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi Pamong Praja?
2. Apa tugas Pamong Praja?
3. Bagaimana Pamong Praja dalam mengayomi masyarakat?
4. Bagaimana Pamong Praja dalam melindungi masyarakat?
5. Bagaimana Pamong Praja dalam melayani masyarakat?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui definisi Pamong Praja
2. Untuk mengetahui tugas Pamong Praja
3. Untuk mengetahui Pamong Praja dalam mengayomi masyarakat
4. Untuk mengetahui Pamong Praja dalam melindungi masyarakat
5. Untuk mengetahui Pamong Praja dalam melayani masyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pamong Praja


Pamong berasal dari bahasa Jawa yang kata dasarnya adalah among. Kata
ini serupa dengan momong yang artinya mengasuh, misalnya seperti kata
mengemong anak berarti mengasuh anak kecil. Kata momong, ngemong dan
mengasuh merupakan kata yang multidimensional. Sedangkan praja adalah
Pegawai Negeri, Pangreh Praja atau Pegawai Pemerintahan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia Pamong Praja berarti Pegawai Negeri yang mengurus
pemerintahan Negara.

Kepamongprajaan dengan demikian adalah suatu proses penyelenggaraan


pemerintahan yang dilandasi oleh kepemimpinan atas dasar pengemongan,
pengayoman, pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, yang dilakukan oleh
sekelompok orang/pegawai/pejabat yang disebut “Pamong Praja”.

Pamong praja adalah mereka yang menyelenggarakan pelayanan


pemerintahan pada organisasi peerintahan lini kewilayahan yang dididik secara
khusus yang meiliki kualifikasi kepemimpinan dan kemampuan manajerial untuk
melayani masyarakat serta konsisten menjaga keutuhan bangsa dan negara,
dengan bidang keahliannya sebagai generalis yang mengkoordinasikan cabang-
cabang pemerintahan lainnya.

Menurut Gaspersz (1997 : 197) figur yang cocok untuk memenuhi tuntutan
masyarakat seperti itu maka Pamong Praja harus mampu menjadi sosok
pemimpin/ kepemimpinan transformasional, yang memiliki karakteristik :
memiliki visi yang kuat; memiliki peta tindakan (map for action), memiliki
kerangka untuk visi (frame for the vision), memiliki kepercayaan diri (self
confidence), berani mengambil resiko, memiliki gaya pribadi inspirasional,
memiliki kemampuan merangsang usaha-usaha individual, kemudian memiliki
kemampuan mengidetifikasi manfaat-manfaat.

3
Pamong praja atau pangreh praja sebagaimana pengertian secara etimoligis
tersebut di atas mungkin masih relevan pada saat jaman kolonial dan awal
kemerdekaan di mana peran pemerintah masih sangat dominan, sistem
pemerintahan yang sangats entralistik, serta paradigma pemerintahan yang
menempatkan pemerintah sebagai pusat kekuasasaan. Tapi ketika sistem
pemerintahan berubah dan terjadi pergeseran paradigma pemerintahan dari
sentralistik ke desentralistik, kewenangan untuk mengurus juga ada pada rakyat,
rakyat lebih mandiri, maka dengan kondisi ini tentunya pengertian pamong praja
sebagaimana awal berkembangnya sudah berbeda dengan kondisi saat ini, definsi
pamong praja sesuai dengan konteks dan jamannya perlu ditinjau ulang.

Jadi pamong praja adalah orang yang memiliki kemampuan lebih dalam
memberikan pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan kepada masyarakat,
sehingga masyarakat bisa dan mampu menjadi lebih baik dan sejahtera sesuai
dengan amanat UUD 1945.

2.2 Tugas Pamong Praja


Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018, mempunyai tugas: Menegakan
Perda dan Perkada, Menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman, dan
Menyelenggarakan perlindungan masyarakat.

Pamong praja merupakan seperangkat aparatur negara yang senantiasa


menegakkan setiap aturan pemerintah.

1. Merumuskan, Melaksanakan dan Mengevaluasi Kebijakan

Sebagai aparatur negara, pamong praja dituntut untuk mampu menjalankan


segala kebijakan pemerintah. Kebijakan tersebut diantaranya adalah membantu
kelancaran tugas kepala daerah. Seperti memastikan penegakan perda,
memelihara kepentingan masyarakat, menjaga fasilitas publik dsb.

2. Melakukan Ketertiban Umum

Tugas dari PamongPraja berikutnya ialah Melakukan Ketertiban Umum,


dimana seorang Aparatur Sipil Negara yang akan mengatur masyarakat kedepan

4
nya untuk mengikuti dan mematuhi peraturan – peraturan yang telah dibuat
pemerintah dalam melakukan ketertiban umum.

3. Menjaga Ketentraman Masyarakat

Tugas lain nya adalah menjaga ketentraman masyarakat, dengan adanya


ketentraman yang terjaga hidup akan menjadi lebih tertata. Menjaga fasilitas
publik, melakukan swipping kegiatan yang meresahkan masyarakat dan diluar
norma.

4. Menaati Kebijakan Daerah dan Kepala Daerah

Dengan menaati segala kebijakan, diharapkan pamong praja bisa


mengemban dan menyelesaikan setiap permasalahan dengan baik. Terurainya
permasalahan dalam daerah atau pemerintahan jelas akan membantu menstabilkan
kegiatan bernegara. Rakyat akan merasakan rasa aman dan kehidupan bernegara
akan lebih menjadi tertata.

Diatas adalah beberapa tugas pamong praja, sangat beragam dan penuh
tanggung jawab Jika ingin menjadi seorang pamong praja siapkan mental dan
kondisi.

2.3 Pamong Praja dalam Mengayomi Masyarakat


Satuan Pamong Praja dalam menjalankan tugas dan fungsinya menetapkan
bahwa nilai-nilai budaya kerja organisasi yang menjadi visi dan misi antara lain:
Terwujudnya masyarakat yang adil, sejahtera, unggul dan bermoral dengan
pemerintahan inklusif partisipatif melalui kerja bersama dan semangat gotong
royong dan pemerintahan yang bersih, inovatif, terbuka, partisipatif untuk
memperkuat demokrasi sipil untuk menciptakan ruang sosial yang menghormati
prinsip keragaman. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya ditetapkan nilai-
nilai budaya kerja organisasi yang dijadikan pedoman yaitu: disiplin, kompak,
tanggung jawab, berani, tegas, tangguh dan sabar. Nilai budaya ini sejalan dengan
nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di lingkungan Satuan Pamong Praja
seperti Lapisan isi budaya organisasi Pamong Praja Provinsi agar semakin kuat
dan kondusif dilakukan melalui aktualisasi nilai-nilai kearifan dan kearifan
budaya lokal yang terus digali dan direvitalisasi menjadi nilai organisasi Pamong

5
Praja dengan sikap dan perilaku melayani dan mengayomi disosialisasikan dan
diinternalisasikan kepada anggota organisasi dengan keteladanan oleh pimpinan.
Kebijakan dan norma Pamong Praja yang diatur dalam Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri perlu ditinjau kembali karena memungkinkan
terjadinya sengketa kewenangan di lingkungan kerja. Kewenangan Pamong Praja
seperti penanganan unjuk rasa, pengawalan dan pengawalan serta penegakan
Peraturan Gubernur dan Peraturan Daerah bertepatan dengan kewenangan
Kepolisian Negara Republik Indonesia.(Damara 2020)

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja,
menunjukan bahwa aspek dari budaya kerja organisasi terdiri dari beberapa tolak
ukur. Tolak ukur tersebut dijadikan acuan oleh peneliti untuk mengetahui
penerapan budaya kerja organisasi di Satuan Pamong Praja.

2.4 Pamong Praja dalam Melindungi Masyarakat


Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dalam menciptakan kenyamanan masyarakat dalam
suatu daerah, oleh sebab itu hal tersebut selalu mendapat perhatian utama oleh
pemerintah daerah melalui Satuan Pamong Praja (Satpol PP) yang terdapat
disetiap daerah yang memiliki tugas atau peran menegakkan Peraturan Daerah
(Perda) dan Peraturan Kepela Daerah (Perkada), menyelenggarakan Ketertiban
Umum dan Ketentraman Masyarakat, serta menyelenggarakan perlindungan
maasyarakat.

Keberadaan satuan pamong praja dengan fungsi yang melekat tidak hanya
sampai pada pembinaan, penyuluhan dan patroli, namum di samping itu juga
memiliki fungsi untuk melakukan pengamanan dan pengawalan demi terwujudnya
ketertiban dan ketentraman yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat
daerah sendiri maupun tamu-tamu ataupun pengunjung (pejabat
pemerintahan/tamu pemerintah) yang berada di daerah.

2.5 Pamong Praja dalam Melayani Masyarakat


Mewujudkan ASN sebagai pelayan publik yang berakhlak. Salah satu fungsi
ASN (Aparatur Sipil Negara) adalah sebagai pelayan publik. Pelayan publik

6
adalah pejabat, pegawai, atau petugas yang betugas melaksanakan tindakan atau
serangkaian tindakan pelayanan publik, atau pelayanan masyarakat.

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka


pemenuhan kebutuhan masyarakat yang meliputi pelayan barang, jasa dan
administrasi. Sebagai pelayan publik, tugas ASN adalah memberikan pelayanan
publik yang professional dan berkualitas. Dalam kaitan dengan pelayanan publik
yang professional dan berkualitas, ASN dituntut untuk memiliki dan menerapkan
norma-norma tertentu, seperti kompeten dalam melaksanakan tugasnya, jujur
dalam perkataan dan tindakan, bersikap tegas dan rasional dalam bertindak dan
berperilaku, tegar dan kuat dalam menghadapi berbagai godaan, rintangan, dan
tantangan, bersikap netral dalam melaksanakan tugas, adil dan tidak diskriminatif,
tidak mempersulit, bersikap simpatik, membuka diri dan siap menampung kritik,
protes, keluhan, serta keberatan dari penerima manfaat layanan. Ini semua adalah
nilai-nilai yang baik yang di dalam ajaran Islam disebut dengan akhlak yang
terpuji. Akan tetapi persoalannya adalah bagaimana agar ASN mampu
mewujudkan nilai-nilai tersebut di dalam melaksanakan pelayanan public.

Dalam pengertian sehari-hari akhlak umumnya disama-artikan dengan budi


pekerti, tata-krama, kesusilaan, sopan santun, juga dengan kata moral dan etika.
Kata akhlak lebih sering digunakan dalam konotasi positif, sehingga orang yang
berperilaku baik sering disebut orang yang berakhlak, sementara orang yang
berperilaku tidak baik disebut orang yang tidak berakhlak. Padahal sebenarnya
akhlak bisa berarti positif dan bisa berarti negatif. Dalam arti tersebut, orang yang
berperilkau baik disebut sebagai orang yang berakhlak terpuji, dan orang yang
berperilaku buruk disebut sebagai orang yang berakhlak tercela. Manusia akan
menjadi sempurna jika mempunyai akhlak terpuji serta menjauhkan segala akhlak
tercela. Aklak seseorang dikatakan terpuji atau tercela bukan hanya diukur melalui
tuturkatanya, melainkan juga melalui sikap dan Tindakan atau perbuatannya.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pamong praja adalah mereka yang menyelenggarakan pelayanan
pemerintahan pada organisasi pemerintahan lini kewilayahan yang dididik secara
khusus yang meiliki kualifikasi kepemimpinan dan kemampuan manajerial untuk
melayani masyarakat serta konsisten menjaga keutuhan bangsa dan negara,
dengan bidang keahliannya sebagai generalis yang mengkoordinasikan cabang-
cabang pemerintahan lainnya.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam


Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018, Pamong Praja mempunyai tugas:
Menegakan Perda dan Perkada, Menyelenggarakan ketertiban umum dan
ketenteraman, dan Menyelenggarakan perlindungan masyarakat. Penyelenggaraan
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam menciptakan kenyamanan masyarakat dalam suatu daerah.
Sebagai pelayan publik, tugas ASN adalah memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas. Dalam kaitan dengan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas, ASN dituntut untuk memiliki dan menerapkan
norma-norma tertentu, seperti kompeten dalam melaksanakan tugasnya

3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu para pembaca
disarankan untuk membaca tentang merancang dan mengelola saluran pemasaran
teritegrasi pada referensi-referensi lainnya, agar pengetahuan pembaca semakin
banyak sehingga memperluas khazanah keilmuan kita.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anon. n.d. “Tugas Polisi Pamong Praja, Ternyata Begini - EDA WEB.”
Retrieved February 8, 2023 (https://www.edaweb.id/tugas-
polisi-pamong-praja/).

Damara, Wandi. 2020. “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG


KETERTIBAN UMUM DAN KETENTERAMAN
MASYARAKAT Studi: Penertiban Pedagang Kaki Lima
Oleh Satuan Polisi Pamong Praja Di Kabupaten Nunukan
Provinsi Kalimantan Utara.” Jurnal Tatapamong 1–16.

Effendy, Muhammad Ilham. 2020. “Peran Satuan Polisi Pamong Praja Dalam
Penyelenggaraan Ketertiban Umum Dan Ketentraman
Masyarakat Di Kabupaten Berau.” Jurnal Ilmu Pemerintah
8.

Irwan, Irwan, Bahmid Bahmid, and Junindra Martua. 2020. “ANALISIS YURIDIS
TERHADAP KERJASAMA SATUAN POLISI PAMONG
PRAJA DENGAN KEPOLISIAN.” JURNAL TECTUM
1(2).

Widagdo, Sunu Diah, Endang Indartuti, and M. Kendry Widiyanto. 2022.


“BUDAYA KERJA ORGANISASI SATUAN POLISI
PAMONG PRAJA (SATPOL PP) PROVINSI JAWA
TIMUR.” PRAJA Observer: Jurnal Penelitian Administrasi
Publik (e-ISSN: 2797-0469) 2(01):15–22.

Anda mungkin juga menyukai