Anda di halaman 1dari 15

A̳̿b̳̿u̳̿ A̳̿h̳̿m̳̿ a̳̿d̳̿ S̳̿i̳̿r̳̿a̳̿j̳̿

Betapa Indahnya Islam; Sempurna,


Terang Jalannya, Mudah dan Penuh
Rahmat

[‎NASKAH TERTULIS] Khutbah ‘Idil


Fithri 1433 H – Ust Dzulqarnain
M.Sunusi: WASIAT-WASIAT
BERHARGA DARI MERENUNGI
NIKMAT ALLAH.

Posted on  25/08/2012 by  abuahmadsiraj  Standar


‫‪(https://aasiraj.files.wordpress.com/2012/08/547242_4803626653‬‬
‫)‪14069_222001726_n.jpg‬‬

‫‪[‎ NASKAH TERTULIS] Khutbah ‘Idil Fithri 1433 H – Ust‬‬


‫‪Dzulqarnain M.Sunusi.‬‬

‫‪WASIAT-WASIAT BERHARGA DARI MERENUNGI NIKMAT‬‬


‫‪ALLAH.‬‬

‫ِإ َّن اْلَح ْم َد ِهلل ‪َ ،‬ن ْح َم ُد ُه َو َن ْس َت ِع ْي ُنُه َو َن ْس َت ْغ ِف ُر ُه‪َ ،‬و َن ُع ْو ُذ ِب اِهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر َأ ْنُف ِس َنا َو َس ِّي َئ اِت َأ ْع َم اِل َنا‪،‬‬
‫َم ْن َي ْه ِد اُهلل َف اَل ُم ِض َّل َلُه ‪َ ،‬و َم ْن ُي ْض ِل ْل َف اَل َهاِد َي َلُه ‪َ ،‬و َأ ْش َه ُد َأ ْن اَل ِإ َلَه ِإ اَّل اُهلل َو َأ ْش َه ُد َأ َّن‬
‫‪ُ .‬م َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه‬
‫‪َ.‬ي ا َأ ُّي َه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُق وا اَهَّلل َح َّق ُتَق اِتِه َو اَل َت ُم وُت َّن ِإ اَّل َو َأ ْن ُت ْم ُم ْس ِلُم وَن‬
‫َي ا َأ ُّي َه ا الَّناُس اَّتُق وا َر َّب ُكُم اَّلِذ ي َخ َلَق ُكْم ِم ْن َنْف ٍس َو اِح َد ٍة َو َخ َلَق ِم ْنَه ا َز ْو َج َه ا َو َب َّث ِم ْنُه َم ا‬
‫‪ِ.‬رَج ااًل َكِث يًر ا َو ِن َس اًء َو اَّتُق وا اَهَّلل اَّلِذ ي َت َس اَء ُلوَن ِب ِه َو اَأْلْر َح اَم ِإ َّن اَهَّلل َكاَن َع َلْي ُكْم َرِق يًب ا‬
‫َي ا َأ ُّي َه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُق وا اَهَّلل َو ُق وُلوا َق ْو اًل َس ِد يًد ا‪ُ .‬ي ْص ِلْح َلُكْم َأ ْع َم اَلُكْم َو َي ْغ ِف ْر َلُكْم ُذ ُن وَب ُكْم‬
‫‪َ.‬و َم ْن ُي ِط ِع اَهَّلل َو َر ُس وَلُه َف َق ْد َف اَز َف ْو ًز ا َع ِظ يًم ا‬
‫‪َ ..‬أ َّم ا َبْع ـُد‬
‫َّل‬ ‫َل‬ ‫َّل‬ ‫ْل‬ ‫اَل‬ ‫ْل‬
‫َف ِإ َّن َأ ْص َد َق ا َح ِد ْي ِث َك ُم اِهلل ‪َ ،‬و َخ ْي َر ا َه ْد ِي َهْد ُي ُم َح َّم ٍد َص اُهلل َع ْي ِه َو َس َم ‪َ ،‬و َش َّر اُأْلُم ْو ِر‬
‫َّل اَل َل‬ ‫اَل َل‬ ‫َّل‬ ‫َّل‬
‫‪ُ.‬م ْح َد َث اُت َه ا‪َ ،‬و ُك ُم ْح َد َث ٍة ِب ْد َع ٌة ‪َ ،‬و ُك ِب ْد َع ٍة َض ٌة ‪َ ،‬و ُك َض ٍة ِف ي الَّناِر‬

‫‪Amma Ba’du,‬‬
Kaum Muslimin dan Muslimat, Jamaah shalat Id yang
berbahagia!

Pada pagi hari yang berbahagia ini, kita semua berkumpul


dengan suatu kegembiraan akan karunia dan rahmat Allah,
menyaksikan suatu hari yang sangat agung, salah satu simbol
Islam yang besar: Hari Idul Fitri.

Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,


‫ِل ُكِّل ُأ َّم ٍة َج َع ْلَنا َم ْن َس ًكا ُه ْم َن اِس ُكوُه‬
“Bagi tiap-tiap umat, Kami telah menetapkan syariat tertentu
yang mereka lakukan.”
[Al-Hajj: 67]

Ibnu ‘Abbâs menafsirkan bahwa setiap umat dijadikan suatu Id


untuknya. Demikianlah
yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarîr Ath-Thabary.

Ketika Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mendatangi


kota Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari yang
mereka bergembira pada dua hari tersebut pada masa
Jahiliyah. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam pun
bersabda,
‫ْل‬ ‫َل‬
‫ َو َي ْو َم الَّن ْح ِر‬، ‫ َي ْو َم ا ِف ْط ِر‬:‫ِإ َّن اَهلل َق ْد َأ ْبَد ُكْم ِب ِه َم ا َخ ْي ًر ا ِم ْنُه َم ا‬
“Sesungguhnya Allah telah mengganti kedua hari itu untuk
kalian dengan dua hari yang lebih baik daripada keduanya:
hari Idul Fitri dan hari An-Nahr (Idul Adha).” [Diriwayatkan
oleh Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasâ`iy]

Oleh karena itu, berbahagialah dengan nikmat hari Idul Fitri


ini. Bersyukurlah kepada
Allah atas segala karunia yang tidak mungkin kita jumlah dan
atas berbagai nikmat yang tiada terhingga dan terbilang.
‫َو ِإ ْن َت ُع ُّد وا ِنْع َم َت اِهَّلل اَل ُت ْح ُص وَها‬
“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak
akan mampu membilangnya.” [Ibrâhîm: 34]

Wahai Umat Islam,

Bersyukur akan nikmat Allah adalah suatu kewajiban yang


merupakan lambang penghambaan dan mahligai ‘ubûdiyyah
kepada Allah. Allah Ta’âlâ memerintah,
‫َو اْش ُكُر وا ِنْع َم َت اِهَّلل ِإ ْن ُكْنُت ْم ِإ َّي اُه َت ْع ُب ُد وَن‬
“Dan syukurilah nikmat Allah jika kalian menyembah hanya
kepada-Nya semata.” [An-Nahl: 114]

Kesyukuran akan nikmat adalah hal yang menambah nikmat


dan karunia Allah sebagaimana yang Allah ingatkan dalam
firman-Nya,
‫َو ِإ ْذ َت َأ َّذ َن َرُّب ُكْم َلِئْن َش َكْر ُت ْم َأَلِزيَد َّنُكْم َو َلِئْن َكَف ْر ُت ْم ِإ َّن َع َذ اِب ي َلَش ِد يٌد‬
“Dan (ingatlah juga) tatkala Rabb kalian memaklumkan,
‘Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepada kalian. Namun, jika kalian
mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya adzab-Ku sangat
pedih.’.” [Ibrâhîm: 7]

Siapa saja yang bersyukur akan nikmat Allah tidak perlu


khawatir terhadap musibah dan siksaan karena Allah telah
menjamin sebagaimana dalam firman-Nya,
‫َم ا َي ْف َع ُل اُهلل ِب َع َذ اِب ُكْم ِإ ْن َش َكْر ُت ْم َو آَم ْنُت ْم َو َكاَن اُهلل َش اِك ًر ا َع ِل يًم ا‬
“Mengapa Allah akan menyiksa kalian jika kalian bersyukur
dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha
Mengetahui.” [An-Nisâ`: 147]

Kaum muslimin dan muslimat,


Pada hari Idul Fitri yang bergelimang nikmat ini, marilah kita
merenungi dan mengingat-ingat berbagai nikmat agung, yang
dengannya Allah memuliakan kita, sebelum datang suatu hari
saat segala nikmat Allah akan dipertanyakan. Allah Ta’âlâ
mengingatkan,
‫ُث َّم َلُت ْس َأ ُلَّن َي ْو َم ِئٍذ َع ِن الَّن ِع يِم‬
“Kemudian, kalian pasti akan ditanyai pada hari (kiamat)
tentang segala kenikmatan (di dunia).” [At-Takâtsur: 8]

Salah satu nikmat-nikmat itu adalah nikmat keislaman dan


keimanan. Janganlah sekali-kali mencari pedoman dan
tuntunan hidup dari selain Islam karena Allah telah
menyempurnakan segala nikmat dalam syariat Islam ini,
‫اْلَي ْو َم َأ ْكَم ْلُت َلُكْم ِد يَن ُكْم َو َأ ْت َم ْم ُت َع َلْي ُكْم ِنْع َم ِت ي َو َرِض يُت َلُكُم اِإْل ْس اَل َم ِد يًنا‬
“Pada hari ini, telah Kusempurnakan agama kalian untuk
kalian, dan telah Ku-cukupkan nikmat-Ku kepada kalian, serta
telah Ku-ridhai Islam sebagai agama kalian.” [Al-Mâ`idah: 3]
Pelajari dan renungilah keindahan Islam yang merupakan
satu-satunya agama penyelamat di dunia dan di akhirat, serta
janganlah sekali-kali mengharap pedoman dan solusi, kecuali
dari syariat Islam,
‫َو َم ْن َي ْب َت ِغ َغ ْي َر اِإْل ْس اَل ِم ِد يًنا َف َلْن ُي ْق َب َل ِم ْن ُه َو ُه َو ِف ي اآْل ِخ َر ِة ِم َن اْلَخ اِس ِر يَن‬
“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, sekali-
kali tidaklah (agama itu) akan diterima darinya, dan di akhirat
dia tergolong sebagai orang-orang yang rugi.” [Âli ‘Imrân: 85]

Di antara nikmat Allah yang banyak dilalaikan oleh manusia


adalah memurnikan ibadah hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Nabi Yusuf ‘alaihis salâm mengingatkan,
‫َو اَّت َب ْع ُت ِم َّلَة آَباِئ ي ِإْبَر اِه يَم َو ِإْس َح اَق َو َي ْع ُق وَب َم ا َكاَن َلَنا َأ ْن ُن ْش ِر َك ِب اِهَّلل ِم ْن َش ْي ٍء َذ ِلَك ِم ْن‬
‫َف ْض ِل اِهَّلل َع َلْي َنا َو َع َلى الَّناِس َو َلِك َّن َأ ْكَث َر الَّناِس اَل َي ْش ُكُر وَن‬
“Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku, yaitu Ibrahim,
Ishaq, dan Ya’qub. Tiadalah kami (para Nabi) patut
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. Yang
demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan
kepada manusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia
tidak bersyukur (kepada-Nya).” [Yûsuf: 38]
Oleh karena itu, bersyukurlah kepada Allah dengan
memurnikan segala ibadah hanya untuk-Nya,
‫َب ِل اَهَّلل َف اْع ُب ْد َو ُكْن ِم َن الَّش اِك ِر يَن‬
“Oleh karena itu, hendaklah hanya kepada Allah semata
engkau menyembah, dan hendaklah engkau tergolong sebagai
orang-orang yang bersyukur.”“ [Az-Zumar: 66]

Ketahuilah, bahwa dalam memurnikan ibadah kepada Allah,


terdapat cahaya dalam kehidupan dan jaminan kebahagian di
dunia dan akhirat sebagaimana yang Allah jelaskan dalam
firman-Nya,
‫َم ْن َع ِم َل َص اِلًح ا ِم ْن َذ َكٍر َأ ْو ُأ ْن َث ى َو ُه َو ُم ْؤ ِم ٌن َف َلُن ْح ِي َي َّنُه َح َي اًة َط ِّي َب ًة َو َلَن ْج ِز َي َّنُه ْم َأ ْج َر ُه ْم‬
‫ِب َأ ْح َس ِن َم ا َكاُن وا َي ْع َم ُلوَن‬
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, sesungguhnya
Kami akan memberi kehidupan yang baik kepadanya dan
sesungguhnya Kami akan membalas mereka dengan pahala
yang lebih baik daripada apa-apa yang telah mereka kerjakan.”
[An-Nahl: 97]

Ingatlah, hanya dalam pemurnian ibadah kepada Allah-lah,


tercipta keamanan dan ketenangan hidup bagi orang-orang
yang ingin terlepas dari belenggu makhluk dan syaithan. Allah
‘Azza wa Jalla berfirman,
‫اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َلْم َي ْلِب ُس وا ِإ يَم اَن ُه ْم ِب ُظ ْلٍم ُأ وَلِئَك َلُه ُم اَأْلْم ُن َو ُه ْم ُم ْه َت ُد وَن‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan
iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah yang
mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk.” [Al-An’âm: 82]

Berdoalah hanya kepada Allah!


Mohonlah perlindungan kepada Allah saja!
Tuluskan nadzar dan penyembelihan hanya untuk Allah!
Berharaplah hanya kepada-Nya semata!
Gantungkanlah segala masalah dan gundah gulana kehidupan
hanya kepada Allah Yang Mencukupi hamba-Nya,
‫َأ‬ ‫ُأ‬
‫ اَل َش ِر يَك َلُه َو ِب َذ ِلَك ُأ ِم ْر ُت َو َأ َن ا‬. ‫ُق ْل ِإ َّن َص اَل ِت ي َو ُن ُس ِك ي َو َم ْح َي اَي َو َم َم اِت ي ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِم يَن‬
‫َأ َّو ُل اْلُم ْس ِلِم يَن‬
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, serta hidup
dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb alam semesta, tiada
sekutu bagi-Nya. Demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah).”“ [Al-An’âm: 162-163]
Berhati-hatilah terhadap perbuatan kesyirikan. Kesyirikan
adalah penghancur kenikmatan dan dosa terbesar yang akan
mengakibatkan pelakunya kekal di dalam neraka. Allah
Subhânahu mengingatkan,
‫َل ْل‬
‫ِإ َّن ُه َم ْن ُي ْش ِر ْك ِب اِهَّلل َف َق ْد َح َّر َم اُهَّلل َع ْي ِه ا َج َّن َة َو َم ْأ َو اُه الَّناُر َو َم ا ِل لَّظ اِلِم يَن ِم ْن َأ ْن َص اٍر‬
“Sesungguhnya, barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, pasti Allah mengharamkan surga kepadanya,
sedang tempatnya ialah neraka. Tidaklah ada seorang
penolong pun bagi orang-orang zhalim itu.” [Al-Mâ`idah: 72]
Memalingkan ibadah kepada selain Allah adalah kehancuran
terhadap seorang hamba. Allah menegaskan,
‫َأ‬ ‫َف‬ ‫َف َأ‬
‫َو َم ْن ُي ْش ِر ْك ِب اِهَّلل َك َّن َم ا َخ َّر ِم َن الَّس َم اِء َت ْخ َط ُف ُه الَّط ْي ُر ْو َت ْه ِو ي ِب ِه الِّر يُح ِف ي َم َكاٍن َس ِح يٍق‬
“Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, ia
seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh.” [Al-Hajj: 31]
Bahkan, keberadaan kesyirikan di tengah manusia adalah
ancaman terhadap sebuah negeri dan penduduknya menuju
malapetaka dan kebinasaan. Allah mengingatkan,
‫ َتَكاُد الَّس َم اَو اُت َي َت َف َّط ْر َن ِم ْن ُه َو َت ْن َش ُّق اَأْلْر ُض‬.‫ َلَق ْد ِج ْئُت ْم َش ْي ًئ ا ِإ ًّد ا‬.‫َو َق اُلوا اَّتَخ َذ الَّر ْح َم ُن َو َلًد ا‬
‫ َو َم ا َي ْن َب ِغ ي ِل لَّر ْح َم ِن َأ ْن َي َّت ِخ َذ َو َلًد ا‬.‫ َأ ْن َد َع ْو ا ِل لَّر ْح َم ِن َو َلًد ا‬.‫َو َت ِخ ُّر اْلِج َب اُل َهًّد ا‬.
“Dan mereka berkata, ‘Ar-Rahmân (Allah Yang Maha Pemurah)
mengambil (mempunyai) anak.’ Sesungguhnya kalian telah
mendatangkan suatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-
hampir langit pecah, karena ucapan itu, serta bumi terbelah
dan gunung-gunung runtuh, sebab mereka menyerukan
bahwa Ar-Rahmân mempunyai anak. Padahal, Ar-Rahmân
tidaklah layak mengambil (mempunyai) anak.” [Maryam: 88-
92]
Kaum Muslimin dan Muslimat, rahimani wa rahimakumullah!
Di antara nikmat Allah yang patut kita syukuri adalah sesuatu
yang Allah jelaskan dalam firman-Nya,
‫َو اْذ ُكُر وا ِإ ْذ َأ ْن ُت ْم َق ِل يٌل ُم ْس َت ْض َع ُف وَن ِف ي اَأْلْر ِض َتَخ اُف وَن َأ ْن َي َت َخ َّط َف ُكُم الَّناُس َف آَو اُكْم‬
‫َو َأ َّي َد ُكْم ِب َنْص ِر ِه َو َر َز َق ُكْم ِم َن الَّط ِّي َب اِت َلَع َّلُكْم َت ْش ُكُر وَن‬
“Dan ingatlah (wahai para Muhajirin) ketika kalian masih
berjumlah sedikit lagi tertindas di muka bumi (Makkah).
Kalian takut bila orang-orang (Makkah) akan menculik kalian
maka Allah memberi kalian tempat menetap (Madinah), dan
Dia menjadikan kalian kuat dengan pertolongan-Nya, serta Dia
melimpahkan rezeki kepada kalian berupa yang baik-baik agar
kalian bersyukur.” [Al-Anfâl: 26]

Oleh karena itu, Allah memerintah dengan mengingatkan


nikmat-Nya itu dalam firman-Nya,
‫َو اْع َت ِص ُم وا ِب َح ْب ِل اِهَّلل َج ِم يًع ا َو اَل َتَف َّر ُق وا َو اْذ ُكُر وا ِنْع َم َت اِهَّلل َع َلْي ُكْم ِإ ْذ ُكْنُت ْم َأ ْع َد اًء َف َأ َّلَف َب ْي َن‬
‫ُق ُلوِب ُكْم َف َأ ْص َب ْح ُت ْم ِب ِنْع َم ِت ِه ِإ ْخ َو اًن ا َو ُكْنُت ْم َع َلى َش َف ا ُح ْف َر ٍة ِم َن الَّناِر َف َأ ْنَق َذ ُكْم ِم ْنَه ا َكَذ ِلَك ُي َب ِّي ُن‬
‫اُهَّلل َلُكْم آَي اِتِه َلَع َّلُكْم َت ْه َت ُد وَن‬.
“Dan berpeganglah kalian semua kepada tali (agama) Allah,
janganlah kalian bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepada kalian ketika dahulu (pada masa Jahiliyah) kalian
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hati kalian,
lalu menjadilah kalian orang-orang yang bersaudara karena
nikmat Allah; juga kalian telah berada di tepi jurang neraka,
tetapi Allah menyelamatkan kalian dari (neraka) itu.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian
agar kalian mendapat petunjuk.” [Âli ‘Imrân: 103]

Agama kita satu, Rabb yang kita sembah hanyalah satu , dan
kiblat kita juga satu. Hindarilah segala bentuk perpecahan dan
perselisihan, baik berupa kesukuan, kelompok, maupun
persekutuan.
‫ ِم َن اَّلِذ يَن َف َّر ُق وا ِد يَنُه ْم َو َكاُن وا ِش َي ًع ا ُكُّل ِح ْز ٍب ِب َم ا َلَد ْي ِه ْم‬. ‫َو اَل َتُكوُن وا ِم َن اْلُم ْش ِر ِك يَن‬
‫َف ِر ُح وَن‬.
“Dan janganlah kalian tergolong sebagai orang-orang yang
mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-
belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan.
Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa-apa yang ada
pada golongan mereka.” [Ar-Rûm: 31-32]

Di antara nikmat Allah kepada manusia adalah adanya


sebagian dari mereka yang menjaga sebagian yang lain. Allah
Subhanahu mengingatkan,
‫َو َلْو اَل َد ْف ُع اِهَّلل الَّناَس َبْع َض ُه ْم ِبَب ْع ٍض َلَف َس َد ِت اَأْلْر ُض َو َلِك َّن اَهَّلل ُذ و َف ْض ٍل َع َلى اْلَع اَلِم يَن‬.
“Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian umat
manusia terhadap sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini,
tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas alam
semesta.” [Al-Baqarah: 251]

Ada dua tonggak pengaman di tengah manusia: pemerintah


dan ulama.
Imam Sahl bin Abdillah At-Tastury berkata, “Manusia akan
terus menerus berada di atas kebaikan selama mereka masih
mengagungkan Sulthan dan Ulama. Tatkala mereka
mengagungkan keduanya, Allah akan memperbaiki dunia dan
akhirat mereka. Apabila mereka menghinakan keduanya,
mereka telah merusak dunia dan akhirat mereka sendiri.”
[Tafsîr Al-Qurthuby 5/260-261]

Oleh karena itu, hargailah pemimpin dan pemerintah kalian


sebagaimana wejangan Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
، ‫ َو َم ْن َأ َهاَن ُس ْلَط اَن اِهلل ِف ي الُّد ْن َي ا‬، ‫ َأ ْكَر َم ُه اُهلل َي ْو َم اْلِق َي اَم ِة‬،‫َم ْن َأ ْكَر َم ُس ْلَط اَن اِهلل ِف ي الُّد ْن َي ا‬
‫َأ َهاَن ُه اُهلل َي ْو َم اْلِق َي اَم ِة‬
“Barangsiapa yang memuliakan sulthan Allah di dunia, Allah
akan memuliakannya pada hari kiamat. (Namun) barangsiapa
yang menghinakan sulthan Allah di dunia, Allah akan
menghinakannya pada hari kiamat.” [Diriwayatkan oleh
Ahmad dan selainnya. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albâny
dalam Ash-Shahîhah]
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
‫ َف ِإ َّن ُه َم ْن َخ َر َج ِم َن الُّس ْلَط اِن ِش ْب ًر ا َم اَت ِم يَت ًة َج اِه ِل َّي ًة‬، ‫َم ْن َكِر َه ِم ْن َأ ِم يِر ِه َش ْي ًئ ا َف ْلَي ْص ِب ْر‬
“Barangsiapa yang membenci sesuatu (yang ada) pada
pemimpinnya, hendaknya dia bersabar, karena siapa yang
keluar terhadap sulthan sejengkal kemudian dia mati, matinya
adalah mati jahiliyah.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan
Muslim dari Abdullah bin ‘Abbâs]

Bukanlah hal terlarang bila memberi nasihat kepada penguasa,


tetapi bukan dengan cara ribut-ribut dan keonaran, bukan
pula dengan cara berteriak-teriak di jalan dan menzhalimi
manusia.
Kewajiban untuk memberi nasihat adalah terhadap orang
yang berakal sesuai dengan etika dan ketentuannya. Nabi
shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ َف ِإ ْن َق ِب َل ِم ْن ُه‬، ‫ َو َلِك ْن َي ْأ ُخ ُذ ِبَي ِد ِه َف َي ْخ ُلو ِب ِه‬، ‫َم ْن َأ َر اَد َأ ْن َي ْن َص َح ِلِذ ي ُس ْلَط اٍن َف اَل ُي ْب ِد ِه َع اَل ِن َي ًة‬
‫ َو ِإ اَّل َكاَن َق ْد َأ َّد ى اَّلِذ ي َع َلْي ِه‬، ‫َف َذ اَك‬
“Barangsiapa yang menasihati penguasa, janganlah dia
menampakkan (nasihat itu) secara terang-terangan, tetapi
hendaknya dia mengambil tangan (penguasa tersebut) dan
berduaan dengannya. Kalau (sang penguasa) menerima, itulah
(yang diinginkan). Akan tetapi, jika (sang penguasa) menolak,
dia telah menunaikan kewajibannya.” [Diriwayatkan oleh Ibnu
Abi ‘Âshim, Al-Hâkim, dan Al-Baihaqy]

Terhadap pemimpin untuk berlaku lembut terhadap rakyatnya


dan menjaga segala kebaikan dan kemashlahatan mereka.
Rasulullah mengingatkan,
‫ ِإ اَّل َلْم َي ِج ْد َر اِئَح َة الَج َّن ِة‬، ‫ َف َلْم َي ُح ْط َه ا ِب َن ِص يَح ٍة‬، ‫َم ا ِم ْن َع ْب ٍد اْس َت ْر َع اُه اُهَّلل َرِع َّي ًة‬
“Tidaklah seorang hamba diberi tanggung jawab oleh Allah
dengan suatu tanggung jawab, kemudian dia tidak menjaganya
secara tulus dan maksimal kecuali dia tidak akan mencium
baunya sorga.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim
dari Ma’qil bin Yasar. Lafazh hadits adalah milik Al-Bukhâry]
Kaum muslimin dan muslimat,
Juga ketahuilah kedudukan para ulama sebagai lentera umat
dan pembimbing mereka menuju kepada jalan yang lurus.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
‫َف اْس َأ ُلوا َأ ْه َل الِّذ ْكِر ِإ ْن ُكْنُت ْم اَل َت ْع َلُم وَن‬
“Bertanyakanlah kalian kepada orang-orang yang berilmu, jika
kalian tiada mengetahui.” [Al-Anbiyâ`: 7]

Rasulullah bersabda,
‫َخ ْي ُر ُكْم َم ْن َت َع َّلَم الُق ْر آَن َو َع َّلَم ُه‬
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur`an
dan mengajarkan (Al-Qur`an).” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry
dari Utsman bin Affan]

Keberadaan rumah tangga yang memberikan kesejukan antara


satu dengan lainnya adalah suatu nikmat yang hendaknya
dijaga. Hendaknya kepala rumah tangga tidak menelantarkan
nikmat Allah dengan membiarkan ada kemungkaran di tengah
rumah tangganya. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
‫َي ا َأ ُّي َه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُق وا َأ ْنُف َس ُكْم َو َأ ْه ِل يُكْم َن اًر ا َو ُق وُد َها الَّناُس َو اْلِح َج اَر ُة َع َلْي َه ا َم اَل ِئ َكٌة ِغ اَل ٌظ‬
‫ِش َد اٌد اَل َي ْع ُص وَن اَهَّلل َم ا َأ َم َر ُه ْم َو َي ْف َع ُلوَن َم ا ُي ْؤ َم ُر وَن‬
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” [At-Tahrîm: 6]

Kaum Muslimin dan Muslimat,


Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kepada
kita akan lima nikmat yang banyak dilalaikan. Beliau berpesan
dalam sabdanya yang mulia,
، ‫ َو ِغ َناَك َق ْب َل َف ْق ِر َك‬، ‫ َو ِص َح َت َك َق ْب َل َس َق ِم َك‬، ‫ َش َب اَبَك َق ْب َل َه َر ِم َك‬: ‫اْغ َت ِنْم َخ ْم ًس ا َق ْب َل َخ ْم ٍس‬
‫ َو َح َي اَت َك َق ْب َل َم ْو ِتَك‬، ‫َو َف َر اَغ َك َق ْب َل ُش ْغ ِلَك‬
“Manfaatkanlah segera lima perkara sebelum (datang) lima
perkara: waktu mudamu sebelum (datang) waktu tuamu,
kesehatanmu sebelum (datang) sakitmu, kekayaanmu sebelum
(datang) kefakiranmu, waktu luangmu sebelum (datang) waktu
sibukmu, dan kehidupanmu sebelum (datang) kematianmu.”
[Diriwayatkan oleh Al-Hâkim dan selainnya dari Ibnu ‘Abbâs
radhiyallâhu ‘anhumâ. Dishahihkan oleh Al-Albany
rahimahullâh]

Wahai Para Pemuda dan Pemudi harapan umat,


Tataplah kehidupan untuk masa depan, jadilah orang yang
paling bermanfaat bagi manusia, dan jadilah orang-orang yang
berbekah di manapun kalian berada sebagaimana keberadaan
yang Nabi Isa ‘alaihis salâm yang berkata,
‫َو َج َع َلِن ي ُم َب اَر ًكا َأ ْي َن َم ا ُكْنُت‬.
“Dan Dia menjadikanku sebagai orang yang diberkahi di mana
saja aku berada.” [Maryam: 31]

Wahai Kaum Muslimat!


Penghormatan dan penjagaan Islam kepada kaum perempuan
adalah suatu nikmat yang sangat agung. Tidak pernah tercatat,
dalam sejarah umat manapun, bahwa ada yang melebihi
syariat Islam dalam hal pengagungan kepada kaum
perempuan. Oleh karena itu, suatu hal yang sangat
mengherankan bahwa banyak kaum muslimat yang berkiblat
kepada perempuan-perempuan kafir yang tidak pernah
mengenal makna kehormatan. Allah telah memerintah,
‫َي ا َأ ُّي َه ا الَّن ِب ُّي ُق ْل َأِلْز َو اِج َك َو َبَناِتَك َو ِن َس اِء اْلُم ْؤ ِم ِن يَن ُي ْد ِن يَن َع َلْي ِه َّن ِم ْن َج اَل ِب يِب ِه َّن َذ ِلَك َأ ْد َن ى‬
‫َأ ْن ُي ْع َر ْف َن َف اَل ُي ْؤ َذ ْي َن َو َكاَن اُهَّلل َغ ُف وًر ا َرِح يًم ا‬
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal maka
mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” [Al-Ahzâb: 59]
Kaum Muslimin dan Muslimat,
Pada hari kemarin kita dimuliakan dengan bulan Ramadhan.
Tiada terasa waktu terus bergulir, dan hari ini kita telah
meninggalkan Ramadhan. Itulah hari-hari kehidupan yang
terus berjalan tanpa henti menuju suatu yang pasti: kehidupan
akhirat, yang di hadapan Allah kita akan berdiri,
‫َو اَّتُق وا َي ْو ًم ا ُت ْر َج ُع وَن ِف يِه ِإ َلى اِهَّلل ُث َّم ُت َو َّف ى ُكُّل َنْف ٍس َم ا َكَس َب ْت َو ُه ْم اَل ُي ْظ َلُم وَن‬.
“Dan peliharalah diri kalian dari (adzab yang terjadi pada) hari
yang, pada waktu itu, kalian semua dikembalikan kepada
Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan sempurna
terhadap segala sesuatu yang telah mereka kerjakan, sedang
sedikitpun mereka tidak dianiaya (dirugikan).” [Al-Baqarah:
281]

Perbaharuilah lembaran-lembaran kehidupan yang segala


hasilnya akan kembali kepada kita juga,
‫َم ْن َع ِم َل َص اِلًح ا َف ِل َن ْف ِس ِه َو َم ْن َأ َس اَء َف َع َلْي َه ا َو َم ا َرُّبَك ِب َظ اَّل ٍم ِل ْلَع ِب يِد‬.
“Barangsiapa yang mengerjakan amalan shalih, (pahalanya)
untuk dirinya sendiri, sedangkan barangsiapa mengerjakan
perbuatan jahat, (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-
kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.”
[Fushshilat: 46]

Wahai Umat Islam,


Bulan Ramadhan telah meninggalkan kita. Siapa saja yang
beribadah kepada Allah, menegakkan shalat, puasa, dan zakat,
membaca Al-Qur’an, serta amalan kebaikan hanya di bulan
Ramadhan, sesungguhnya Ramadhan telah berlalu. Namun,
siapa saja yang menegakkan ibadah-ibadah tersebut karena
Allah, sesungguhnya Allah Maha Hidup dan Maha Kekal, serta
Allah mencintai hamba yang telah menyelesaikan suatu ibadah
kemudian menyambung ibadah tersebut dengan ibadah yang
lain. Allah memerintah kepada Nabi-Nya,
‫ َو ِإ َلى َر ِّب َك َف اْر َغ ْب‬. ‫َف ِإ َذ ا َف َر ْغ َت َف اْن َص ْب‬.
“Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) lain, dan hanya
kepada Rabb-mulah hendaknya engkau berharap.” [Asy-Syarh:
7-8]
Hiasilah kehidupan dengan ibadah kepada Allah pada segala
keadaan dan pada setiap waktu sebagaimana sabda Nabi
shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
‫ُل‬ ‫َة‬ ‫َة‬ ‫َأ‬
‫ َو َخ اِل ِق الَّناَس ِب ُخ ٍق َح َس ٍن‬،‫ َو ْت ِب ِع الَّس ِّي َئ الَح َس َن َت ْم ُح َه ا‬، ‫اَّت ِق اِهَّلل َح ْي ُث َم ا ُكْنَت‬
“Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada, dan
ikutilah kejelekan dengan kebaikan niscaya (kebaikan itu)
menghapus (kejelekan), serta berinteraksilah dengan manusia
dengan akhlak yang baik.” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy
dari Abu Dzarr]

Kaum muslimin dan muslimat!


Bersyukurlah kepada Allah akan nikmat ketenangan,
keamanan, dan kecukupan.
Pada hari yang berbahagia ini, sejumlah kaum muslimin
menghadiri hari Id ini dengan linangan air mata serta
berbagai duka dan nestapa. Oleh karena itu, ulurkanlah tangan
kebaikan dan tuangkanlah dari ketulusan hati kepada saudara-
saudara seagama. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
‫َه ْل ُت ْن َص ُر وَن َو ُت ْر َز ُق ون ِإ اّل ِب ُض َع َف اِئ ُكْم‬
“Tidaklah kalian mendapat pertolongan dan kelapangan
rezeki, kecuali dengan sebab (memperhatikan) orang-orang
lemah di antara kalian.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dari
Sa’d bin Abi Waqqâsh radhiyallahu ‘anhu]

Juga janganlah lupa kepada kaum muslimin di berbagai


belahan dunia: di Suriah, Myanmar, dan selainnya yang
diliputi oleh berbagai kesedihan. Curahkanlah doa dan
bantuan untuk mereka. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
sallam mengingatkan,
‫الُم ْؤ ِم ُن ِل ْلُم ْؤ ِم ِن َكاْلُب ْن َي اِن َي ُش ُّد َبْع ُض ُه َبْع ًض ا‬
“Seorang mukmin bagi mukmin yang lain seperti bangunan,
yang sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.”
(Dikeluarkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim dari Abu Musa Al-
Asy’ary radhiyallahu ‘anhu)

Pada hari ini, marilah kita senantiasa menghargai nikmat


Allah dengan menggunakan nikmat tersebut dalam hal yang
dicintai dan diridhai oleh Allah. Janganlah menggunakan
nikmat Allah dalam dosa, maksiat, permusuhan, dan memutus
silaturahim.

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa menjaga kita semua di


atas segala nikmat dan melindungi kita dari segala musibah
dan malapetaka.
Sebagaimana, kita bermohon kepada-Nya agar Dia menerima
amalan puasa, shalat, zakat, sedekah, bacaan Al-Qur`an, dan
segala amalan shalih, serta menjadikan amalan tersebut
sebagai pembebas leher-leher kita dari api neraka.
Semoga, pada setiap tahunnya, kaum muslimin dan muslimat
selalu berada di atas kebaikan dan ketakwaan, tergolong ke
dalam Al-Fâ`izin ‘orang-orang yang beruntung’ dan Al-Â’idin
‘orang-orang yang terlahir kembali, bersih dari dosa’.
‫ َو َص َّلى اُهلل َو َباَرَك َع َلى َن ِب ِّي َنا ُم َح َّم ٍد َو آِلِه َو َص ْح ِب ِه‬، ‫َتَق َّب َل اُهلل ِم َّنا َو ِم ْن ُكْم َص اِلَح اَأْلْع َم اِل‬
‫َو َس َّلَم َت ْس ِل يًم ا َم ِز يًد ا‬.

Dinukil dari: http://dzulqarnain.net/wasiat-wasiat-berharga-
dari-merenungi-nikmat-allah-2.html#comment-426
(http://dzulqarnain.net/wasiat-wasiat-berharga-dari-
merenungi-nikmat-allah-2.html#comment-426)
Tulisan ini dipublikasikan di nasihat dan tag naskah khutbah,
naskah khutbah idul fithri ustadz dzulqarnain, naskah tertulis.
Tandai permalink.

TEMA: FANWOOD LIGHT OLEH DEVPRESS.

Anda mungkin juga menyukai