Gejala manik atau mania adalah kondisi psikologis yang dapat membuat seseorang mengalami
euforia di luar batas. Episode manik adalah gejala umum dari gangguan bipolar. Gejala ini bisa
membahayakan jika tidak ditangani dengan tepat.
Orang dengan gejala mania dapat kehilangan kontrol akan diri mereka sendiri. Mereka bisa tidak
tidur semalaman, atau bisa juga terlibat dalam perilaku berisiko yang membahayakan diri mereka
sendiri.
Beberapa gejala manik yang umum dapat mudah diamati, salah satu gejalanya mengalami
halusinasi pendengaran atau visual, kemudian menunjukan paranoid atau perilaku delusi
(mempercayai sesuatu yang tidak nyata).
Tidak hanya 2 gejala umum di atas, ada beberapa gejala manik yang perlu Anda waspadai. Berikut
ini beberapa gejala manik lainnya:
Anda mungkin saja masih bekerja sampai larut malam, atau mengerjakan hal-hal yang sebelumnya
tidak Anda lakukan. Semua ini biasanya dilakukan karena Anda tidak dapat mengontrol episode
manik yang datang.
Misalnya, biasanya Anda berbicara dengan pelan, tidak terburu-buru dan penuh hati-hati. Namun,
jika seketika Anda berbicara dengan nada yang tinggi, cepat dan banyak kata yang salah itu perlu
diwaspadai.
Jika ada teman atau orang terdekat yang berperilaku seperti ini, cobalah tanyakan kembali apa yang
mereka maksud. Ini untuk membantunya memperlambat laju berpikirnya.
Menjadi patut pada Tuhan bukanlah tindakan yang salah, tetapi orang dengan episode manik bisa
sangat berlebihan dalam mendedikasikan dirinya pada agama.
Jika anggota keluarga Anda ada yang mengalami ini, cobalah ajak bicara apa yang membuatnya
berubah menjadi agamis.
PENYEBAB
Dijelaskan oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, gejala manik bisa terjadi karena
ketidakseimbangan hormon di otak. Jadi, muncul rasa senang berlebih (euphoria), pikiran yang tidak
bisa fokus, impulsif, mood yang intens, dan energi yang berlebih.
“Biasanya ini terjadi secara tiba-tiba pada penderita bipolar. Mereka yang mengalami ini juga
biasanya hormon adrenalinnya meningkat, sehingga impulsif dan nekat untuk melakukan sesuatu
yang berbahaya atau ekstrem,” ucap Psikolog Ikhsan.
Episode manik sering terjadi pada orang dengan gangguan bipolar tipe 1. Tetapi, bisa juga dapat
disebabkan oleh faktor dan kondisi kesehatan lain, termasuk:
Dijelaskan oleh Psikolog Ikhsan, jika Anda atau orang terdekat memiliki gejala manik, hal yang perlu
dilakukan adalah mencari pertolongan dari profesional seperti psikolog atau psikiater.
Nantinya, terapis akan melihat gejala dan memberikan saran untuk mengatasi gejala manik yang
terjadi.
“Paling utama adalah minum obat dengan yang direkomendasikan oleh psikiater. Selain itu, sebisa
mungkin kenali perilaku dan ciri ketika sedang manik, misalnya jadi banyak berbicara, tidak bisa
diam, atau lainnya,” ucap Psikolog Ikhsan.
Ia juga menambahkan, ketika sudah mengenali tanda-tanda manik yang terjadi, kita akan lebih
mudah menyalurkannya ke hal yang lebih aman atau tidak merusak diri.
Kemudian, gaya hidup sehat juga penting diterapkan untuk mencegah terjadinya gejala manik.
Misalnya, makan-makanan yang sehat, lakukan olahraga rutin, dan melakukan hobi yang positif. Hal
ini tujuannya agar Anda dapat menyalurkan energi ke hal yang lebih baik.
Selain itu, temukan support system juga dapat membantu. Memiliki orang yang selalu mendukung
apapun kondisi Anda, dapat membuat Anda merasa tidak sendiri dalam mengatasi gejala manik
yang dialami.
Selain mania, ada satu kondisi terkait lainnya yang disebut hipomania.
Hipomania merupakan bentuk ringan dari mania. Artinya, hipomania dan
mania merupakan kondisi yang hampir mirip namun mania bersifat lebih
intens.
Cedera otak
Tumor otak
Demensia
Radang otak
Lupus
Kurang tidur
Stroke
Berikut ini beberapa gejala yang dikaitkan dengan episode mania atau
manik:
Episod
e mania yang dialami penderita bipolar bisa memicu gangguan tidur
Episode mania di tahap awal juga dapat ditandai dengan bicara cepat
dengan suara yang lantang. Bicara cepat tersebut bisa sangat berbeda
dengan cara bicara penderitanya sehari-hari.
Gejala khas mania pada penderita bipolar lainnya adalah rima kata saat ia
berbicara. Rima kata tersebut sebenarnya tidak logis saat digunakan
bersama. Namun, orang dengan episode mania akan tiba-tiba lihai dalam
membuat rima kata dengan akhiran yang mirip.
Berbel
anja secara impulsif rentan dilakukan oleh penderita yang sedang memasuki episode mania
Selain berbicara dengan cepat dan suara lantang, seseorang yang tengah
memasuki episode mania juga akan mengalami pikiran yang berkelebat
dengan cepat. Perubahan gagasan dalam berpikir tersebut terjadi dalam
waktu yang singkat.
Sebagai contoh, ia akan berpikir cara untuk hidup bahagia tanpa bekerja.
Namun, beberapa detik kemudian ia memikirkan rencana untuk
mengadopsi hewan peliharaan. Beberapa detik selanjutnya, ia akan
berfilsafat dan mempertanyakan esensi kehadiran manusia di muka bumi.
9. Mudah tersinggung
Pada beberapa kasus, orang yang terjebak dalam episode mania juga
akan merasa putus asa dan mengutarakan pikiran untuk bunuh diri.
Penanganan episode mania
1. Obat-obatan
Obat tidur
2. Terapi
Terapi keluarga