Anda di halaman 1dari 5

SUPPLY CHAIN

Ketidaksiapan logistic pasukan Napoleon


mengakibatkan kekalahan dalam pertempuran
di Russia. (A painting by Adolph Northen).

Pengantar Supply Chain Management:

Konsep dan
Best Practise di
Industri Konstruksi
Wawan Setiawan

Supply Chain Management (SCM)


Supply chain management (SCM) adalah sebuah konsep yang lebih
luas dari logistic. Perkembangan terkini dari logistic management yang
munculnya diawali dari sebuah visi kebutuhan untuk bekerjasama.
Dalam sejarahnya, logistic management dikembangkan untuk
keperluan militer dimana logistic di yakini menjadi salah satu factor
penentu dalam kemenangan sebuah operasi militer (gambar 1). Tanpa
logistic management yang handal akan berakibat fatal.

Dalam perkembangan selanjutnya, logistic management diadopsi


oleh industri menjadi bagian dari fungsi binis, dimana antara tahun
1960-2000, logistic management berkembang dan terbagi menjadi
dua sub unit.

EXPLORE
63

LO_explore_DEC2014-rev13jan.indd 63 1/13/15 17:01


Gb. 2. Perkembangan Supply Chain Management dari masa kemasa (Cited in Ronald Ballou 2007)

Sub unit yang pertama adalah oleh sebagian pelaku usaha, sehingga
material management yang berorentasi untuk memenangkan pertempuran
pada sifat dasar material/barang, yang diperlukan sebuah upaya strategi yang
kedua adalah distribution management tepat. Saat ini kompetisi bisnis tidak
yang berorentasi pada proses lagi dianggap sebagai kompetisi antar
memindahkan material/barang dari satu perusahaan melainkan sudah dianggap
tempat ke tempat lain. sebagai kompetisi antar jaringan. Tidak
ada satupun intitusi yang berdiri sendiri
Sejalan dengan perkembangan mampu bertahan tanpa membangun
teknologi informasi, perubahan relasi dengan para mitra usahanya.
paradigma dalam berkompetisi,
kelangkaan sumber daya alam dan Untuk memenangkan kompetisi,
masalah lingkungan, di tahun 2004/5 SCM menjadi sangat strategis, karena
logistik managemen dirasa kurang bermanfaat untuk mencapai “linkage”
mampu untuk menjawab tantangan dan koordinasi antar proses dari
bisnis. Dengan masuknya fungsi bisnis semua elemen dalam sebuah mata
yang lain (strategic planning, information rantai (supplier/vendors dan customers).
services, marketing/sales, dan finance) Tujuannya adalah demi meningkatkan
pada akhirnya SCM saat ini mulai dikenal competitive advantage perusahaan yang
sebagai sebuah disiplin bisnis baru berorentasi pada customer value.
yang dianggap menjawab tantangan
bisnis terkini maupun yang akan datang SCM juga di yakini dapat
(gambar 2). menghasilkan tingkat efiesiensi yang
tinggi. Perusahaan tidak lagi di hantui
untuk selalu hanya berpatokan kepada
Munculnya Paradigma Baru inventory dalam menjalankan aktifitas
dalam Berkompetisi bisnisnya, akan tetapi semakin terpusat
dalam mengelola dan mengintegrasikan
Dunia bisnis seringkali bisa sebuah informasi dalam jaringan yang
dianggap sebagai medan pertempuran mereka miliki. Mengintegrasikan

EXPLORE
64

LO_explore_DEC2014-rev13jan.indd 64 1/13/15 17:02


informasi akan sangat meningkatkan Best Practice Supply Chain
proses koordinasi antar mitra usaha
kearah yang lebih strategis sehingga
Management di Industri
pada akhirnya memungkinkan untuk Konstruksi
terjadinya share resources dan risiko
Saat ini SCM telah diadopsi
dalam aktifitas bisnis. Perusahaan akan
secara luas dalam berbagai macam
semakin efisien karena lebih terfokus
industri diseluruh dunia, termasuk
pada bisnis inti dan menjadi lebih special.
juga di konstruksi. Penerapan SCM
Kompetisi bisnis juga tidak lagi dalam industri sangat tergantung dan
fokus pada “cost” atau harga, dimana membutuhkan penyesuaian dengan
dulu dianggap harga murah akan selalu sifat dan karakteristik dari masing-
menjadi strategi yang terbaik. Saat ini masing industri. Dalam praktiknya,
customer sudah menginginkan lebih dari sebagian besar perusahaan (47%) secara
sekedar harga. Strategi pada “customer tradisional mengembangkan SCM
value” dengan memberikan nilai lebih mereka. Berbagai cara dilakukan, semisal
pada customer akan menjadi sangat dengan memperlancar proses bisnis
strategis. Kecenderungan customer hanya dalam lingkup internal saja.
saat ini bukan hanya sekedar harga
Selanjutnya 34% perusahaan
murah namun juga pelayanan yang baik
lebih maju dengan mengembangkan
(responsiveness, reliability, resilience, dan
SCM dalam fungsi procurement yang
relationship). Dengan konsep ini, SCM
berintegrasi dengan supplier/vendor
sangat penting karena berperan strategis
utamanya, dan 11% mengembangkan
dalam meningkatkan customer service
supply chain dalam fungsi marketing
dan relationship sehingga berujung pada
dengan berintegrasi hanya kepada
peningkatan loyalitas pelanggan.
customer. SCM yang paling maju (8%),
yaitu dengan cara mengembangkan SCM
secara sistematis secara terintegrasi,
baik dengan supplier/vendor serta

Gb 3. Praktek Supply Chain Management saat ini (Cited in Ronald Ballou 2007)

Most companies are working to The Firm


create seamless processes within Purchasing | Production
their own four walls (47%) Marketing | R&D | Logistics

Many companies house SCM in


Key Suppliers purchasing & focus on integration
The Firm with first-tier supplier (34%)

Some companies house SCM in


Marketing & focus on integration Key Costumers
with key costumes (11%) The Firm
Few companies
systematically integrated
Key Suppliers Key Costumers up & downstream (8%)
The Firm

Key Suppliers Key Costumers


Suppliers The Firm Costumers

EXPLORE
65

LO_explore_DEC2014-rev13jan.indd 65 1/13/15 17:02


customer. Dan ini adalah kunci mereka SCM di perusahaan ini secara
dalam menjamin keberlangsungan bisnis sistematis membangun jaringan, baik
dalam jangka panjang (gambar 3). dengan key supplier atapun key customer.
Dengan key supplier, kontraktor ini
menyadari pentingnya SCM dengan
selektif dalam memilih vendor dan
SCM pada Kontraktor untuk mengurangi resiko supply chain
Nasional menjadikan subkontraktor/vendor
sebagai mitra kerja. Kontraktor ini
Penerapan SCM pada salah satu bekerjasama melalui training center-
kontraktor nasional (PT.TBP) sudah nya dengan memberikan solusi serta
dimulai sejak tahun 2010. Pemahaman mengembangkan vendor-vendor
tentang konsep SCM di kontraktor ini mereka. Dengan menyusun Corporate
lebih difokuskan pada konstruksi gedung. Plan 2010, kontraktor ini secara
Yang tentu saja telah berkembang sistematis membangun integrasi supply
sampai pada tahapan lebih terorganisasi. chain ke dalam sistem IT yang terintegrasi.
Kontraktor ini mengembangkan SCM Struktur organisasi perusahaan ini juga
dimulai dari hulu, dengan visi dan relatif flat sehingga memiliki kecepatan
strategy dasar pada deferensiasi bukan dan responsif terhadap perubahan
pada harga terendah pada saat mencari terutama market dan kompetisi yang
proyek. Strategi deferensiasi ini agaknya semakin sulit diprediksi.
sangat efektif untuk diterapkan pada
market proyek swasta, dimana PT.TBP Customer relationship management
mampu memberikan nilai tambah pada (CRM) telah dijalankan secara baik
customer-nya, sehingga, walaupun dengan terlihat dengan dibentuknya direktorat
harga relatif lebih tinggi dibandingkan yang secara khusus menangani customer
kompetitor, perusahaan ini tetap menjadi care dan product quality. Procurement
pilihan para pemilik gedung. dengan sistem terpusat dibawah

Resume Best Practices Supply Chain Management di Industri Konstruksi

Kontraktor Multi
No Item Kontraktor Nasional
Nasional
Ada. Sedikit jelas
1 Visi Supply Chain tertuang di strategi Ada. Jelas dan spesifik
dasar
Dilakukan di Pusat, di Dilakukan di Pusat, di
2 Proses Pengadaan Proyek untuk minor Proyek untuk minor
items items
Struktur Organisasi Di bawah Direktur Legal Di bawah Direktur
3
SCM dan Logistik Supply Chain
Sangat selektif (Sedikit Memilih hanya ‘Best
4 Strategi Pengadaan
Vendors &Strategis) Performance Vendors’
5 Informasi Teknologi Integrated, In House Integrated, Build Up
Berlatar belakang Integrated, Build Up &
6 SC atau Tim Pengadaan
teknik & MM SCM
7 Produktifitas per Orang 1,8 milyar/org 3,7 milyar/org

EXPLORE
66

LO_explore_DEC2014-rev13jan.indd 66 1/13/15 17:02


departemen logistik, bertanggung jawab dan hanya fokus pada transaksi strategis.
langsung kepada seorang direktur
dan disi oleh orang-orang dengan SCM pada perusahaan ini telah
kompetensi yang sangat baik dan menghasilkan effisiensi sekitar Rp. 280
berlatar belakang teknik serta master milyar per tahun, dengan produktifitas 3,7
management (MM). Penerapan SCM milyar/orang, sekitar 49.785 karyawan di
di perusahaan telah menghasilkan perusahaan mencetak revenue Rp. 187
effisiensi yang cukup significan, dengan trilyun ditahun 2013 atau naik 6.7% dari
jumlah karyawan sekitar 1.250 orang, pencapaian tahun sebelumnya.
perusahaan ini mencetak revenue Rp 2.3
trilyun di tahun 2013 atau naik 24.7%
dari pencapaian tahun 2012. Perusahaan
Kesimpulan
ini juga mencetak score CSI (Customer Walaupun masih relative baru,
Satisfaction Index) yang sangat baik yaitu SCM secara pasti telah berkembang
rata-rata 70%. Dan hal ini dapat diartikan dan telah dirasakan manfaatnya bagi
perusahaan ini mampu mempertahankan industri termasuk industri konstruksi.
loyalitas customer-nya atau 70% customer Dilatar belakangi kondisi pasar bisnis
melakukan repeat order setiap tahunnya. konstruksi yang sulit diprediksi dengan
tingkat persaingan yang sangat ketat,
mengakibatkan konsekuensi tingginya
SCM pada Kontraktor Multi resiko dan resources yang dibutuhkan.
Nasional Persaingan tidak lagi semata dipandang
sebagai persaingan antar perusahaan
Contoh selanjutnya adalah BB tapi lebih kepada persaingan antar
Plc, sebuah kontraktor multinasional jaringan atau mitra usaha. Paradigma
yang beromset mencapai 187 trilyun baru ini mengharuskan perusahaan
dan beroperasi di 80 belahan Negara untuk mengubah model bisnis agar tetap
di dunia. Perusahaan ini juga sudah “survive”.
menempatkan SCM di level strategis
dalam proses bisnisnya. Kontraktor ini Dengan kondisi ini, terlalu beresiko
menyusun visi SCM dengan sangat jelas, untuk setiap perusahaan berjalan
dimana BB Plc menyadari keberlanjutan sendiri. Dengan kata lain hampir tidak
bisnis merupakan tanggung jawab ada satu perusahaan pun yang mampu
bersama seluruh rangkaian supply chain. bertahan tanpa melakukan kerja sama.
SCM di perusahaan ini ditangani oleh Oleh karena itu, untuk menghasilkan
seorang direktur dengan membentuk efisiensi dan responsiveness terhadap
supply chain solution team untuk bekerja pasar yang kompetitif, perusahaan
sama dengan mitra stategis mereka. diharapkan mampu untuk saling
Strategi utama dalam proses pengadaan bekerjasama dan saling menguntungkan.
di perusahaan ini adalah selalu berprinsip SCM management memungkinkan
memperpendek supply chain dengan untuk menciptakan suatu sistem yang
selalu berhubungan dengan sumber awal. mendukung keberlanjutan bisnis dengan
Strategi lainnya, perusahaan ini juga terciptanya “linkage” yang baik dengan
selalu menggunakan “Best Performance key supplier dan key customer. (*)
Vendors” (subcontractor/supplier) dan
demi meningkatkan control dan visibility
sepanjang supply chain channel dengan Sumber Referensi: Ballou, R.H., 2007. The
membangun integrasi sistem IT serta Evolution and Future of Logistic and Supply
Chain Management
mengembangkan SDM yang kompeten

EXPLORE
67

LO_explore_DEC2014-rev13jan.indd 67 1/13/15 17:02

Anda mungkin juga menyukai