STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK SISWA SMK TEKNIK BANGUNAN Pendidikan jarak jauh di masa pandemi covid-19 seperti ini memang cenderung sulit dilakukan, semuanya serba online dan butuh adaptasi dengan kebiasaan baru. Penulis akan membahas di SMK Keahlian Teknik Bangunan, yang peserta didiknya cenderung menyukai dan seharusnya melakukan praktik agar siap bekerja. Di dalam jurnal (Warastuti & Usman, 2013) SMK diartikan sebagai lembaga pendidikan formal tingkat menengah atas yang dipersiapkan untuk siap bekerja sesuai keterampilan yang dipelajari, maka Jurusan Teknik Bangunan merupakan jurusan yang mempersiapkan peserta didik untuk siap bekerja atau melanjutkan pendidikan yang berhubungan dengan bangunan. Dan tugas utama pendidik atau guru sebagai kunci utama sistem pendidikan yaitu mempersiapkan peserta didik untuk dapat mempraktikkan pengetahuan teoritis yang sudah dipelajari (Smirnova et al., 2019). Lalu apa siap kerja hanya berdasarkan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki? Kesiapan kerja merupakan kondisi fisik, mental, dan pengalaman yang matang mengenai keahlian tertentu, selain itu harus bisa menyeimbangkan soft skill dan hard skill yang dapat diupayakan melalui praktik industri maupun kompetensi (Sijabat, 2018). Karena pemerintah belum mengizinkan untuk tatap muka di sekolah, lalu bagaimana strategi yang tepat agar peserta didik SMK dapat menerima ilmu seperti melakukan praktik sebelum pandemi? Dapat diterima disini berarti bisa mencapai keberhasilan belajar, yang berarti proses pembelajaran yang terjadi dapat mengaktifkan peserta didik dan prestasi belajar peserta didik meningkat. Dalam beberapa jurnal, permasalahan yang terjadi yaitu proses pembelajaran belum efektif dan kurangnya motivasi untuk peserta didik. Namun sebelum pendidik menerapkan strategi pembelajaran bermacam-macam, seharusnya keduanya diberi pelatihan terlebih dahulu terkait pembuatan media dan menggunakannya (Hadiprayitno, 2016) lalu bisa juga pendidik melakukan penelitian serta mampu mengevaluasinya, agar pembelajaran berlangsung lancar karena siswa akan bosan apabila pengelolaan kelas belum berjalan dengan baik meskipun sudah menggunakan media yang bagus. Kurikulum terbaru saat ini cenderung mendukung 4C (creativity, critical thinking, communication, collaboration) dan mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Saat ini media pembelajaran yang mendukung kurikulum tersebut pun sudah sangat banyak dilakukan oleh pendidik. Kita dapat kembali ke kurikulum yang dulu dimana ada metode ceramah yang membuat peserta didik menjadi pasif dan bosan. Berlanjut ke media powerpoint dan LKS, powerpoint memang lebih mudah dipahami dan masih digunakan hingga sekarang, tapi hanya mengisi LKS dan dijelaskan kurang mendukung kurikulum baru ini lalu berdasarkan penelitian yang dilakukan (Syah & Suparji, 2016) hasil belajarnya pada siklus I masih tidak tuntas <75% dimana ada 20 dari 31 siswa tidak tuntas dan baru pada siklus II terjadi peningkatan sudah >75%. Lalu ada media powerpoint audio visual (Damitri & Adista, 2020) menampilkan teks, suara, dan gambar yang dapat merangsang peserta didik untuk semangat belajar karena adanya daya tarik tersendiri. Selain powerpoint audio visual, ada media audio visual juga seperti penampilan video dibarengi dengan ceramah yang pastinya menarik dan dapat diedit kapan saja, dan berdasarkan hasil penelitian (Rinaldi et al., 2017) terjadi peningkatan dalam mengerjakan pre test dan post test sebesar 16,88%, namun pendidik harus mendapat pelatihan dalam membuat media seperti ini. Terdapat penilaian multimedia untuk pembelajaran mendalam, namun pembelajaran mendasarlah yang dimenangkan dalam penelitian (Hamm & Robertson, 2010). Selanjutnya strategi pembelajaran yang mendukung kurikulum masa kini terdapat penerapan blended learning (Rizkiyah, 2015) yaitu kombinasi dari pembelajaran tatap muka dan e-learning, memang variatif tetapi dengan situasi pandemi hanya bisa menerapkan e-learning saja. Selain itu ada model pembelajaran tipe buzz groups dimana peserta didik membuat kelompok kecil untuk mendiskusikan terkait topik pembelajaran tertentu dan mencatatnya dilanjut presentasi di depan kelas, model seperti ini memang butuh banyak persiapan apalagi pembelajaran jarak jauh, dari penelitian (Wahyulliyono, 2016) hasil dari model pembelajaran ini mendapat rata-rata nilai 75,16 (tuntas). Adapun model pembelajaran yang membuat peserta didik lebih mandiri dan dewasa yaitu peer tutoring dimana sumber pembelajaran ada pada peserta didik yang lebih unggul, menjadikan peserta didik lebih aktif dan saling membantu sesama (Sa’diyah & Sabariman, 2020). Untuk menjadi siap bekerja di dunia nyata diperlukan keterampilan berpikir produktif, komunikasi, berpikir kritis dan semacamnya, dengan penggunaan kasus memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan itu semua sekaligus menggabungkan teori dan praktik (Smirnova et al., 2019). Berdasarkan tinjauan dari beberapa jurnal, penulis mempunyai solusi strategi pembelajaran untuk pendidikan vokasi bangunan di masa pandemi yaitu penerapan problem based learning (PBL) yang berarti strategi pembelajaran yang mendorong peserta didik dalam memecahkan masalah kompleks, strategi ini juga mendorong peserta didik untuk bekerja sama, berpikir kritis, memecahkan masalah, dan kreatif (Januariyansah et al., 2020). Berdasarkan penelitian pembelajaran SPICES (PBL) (Maharani & Laelasari, 2017) menunjukkan interaksi positif, meningkatkan motivasi belajar, serta hasil pre test dan post test memiliki peningkatan yang cukup baik. Menurut jurnal (Fraser et al., 2019) dari 10 keterampilan hanya 3 keterampilan yang paling banyak diajarkan yaitu komunikasi, manajemen, dan keterampilan berpikir. Dalam pembelajaran PBL ini seharusnya juga dinilai keaktifan dan keterampilan sikapnya agar siswa tidak hanya mengejar nilai untuk ujian (van der Klink et al., 2007). Strategi pembelajaran problem based learning yang dapat menggabungkan teori dan praktik soft skill sangat disarankan untuk pembelajaran jarak jauh untuk SMK. Karena selain mendapat ilmu mata pelajaran murni, peserta didik juga dapat aktif dan lebih kreatif apalagi menggunakan media yang menarik dan menyenangkan. Poin pentingnya lagi strategi ini bisa dilakukan online tatap muka maupun tidak. DAFTAR PUSTAKA Damitri, D. E., & Adista, G. A. Y. P. (2020). Keunggulan Media Powerpoint Berbasis Audio Visual sebagai Media Presentasi terhadap Hasil Belajar Siswa SMK Teknik Bangunan. Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan, 6(2), 1–7. Fraser, C. J., Duignan, G., Stewart, D., & Rodrigues, A. (2019). Overt and Covert: Strategies for Building Employability Skills of Vocational Education Graduates. Journal of Teaching and Learning for Graduate Employability, 10(1), 157–172. https://doi.org/10.21153/jtlge2019vol10no1art782 Hadiprayitno, S. (2016). Kemampuan Guru SMKN Program Keahlian Teknik Bangunan Dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Vokasi, 6(3), 305–317. https://doi.org/10.21831/jpv.v6i3.11440 Hamm, S., & Robertson, I. (2010). Preferences for Deep-Surface Learning: A Vocational Education Case Study Using a Multimedia Assessment Activity. Australasian Journal of Educational Technology, 26(7), 951–965. https://doi.org/10.14742/ajet.1027 Januariyansah, S., Gunawan, S., Rohmantoro, D., & Liana, A. (2020). Pengaruh Problem Based- Learning dalam Pembelajaran Kejuruan: Sebuah Meta Analisis. Journal of Mehcanical Engineering Learning, 9(2). Maharani, A., & Laelasari, L. (2017). Experimentation of Spices Learning Strategies with the Method of Problem Based Learning (PBL) to Build Motivation and the Ability to Think Logically for Vocational School Students. Infinity Journal of Mathematics Education, 6(2), 149–156. https://doi.org/10.22460/infinity.v6i2.p149-156 Rinaldi, A. A., Daryati, D., & Arthur, R. (2017). Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual untuk Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan. Jurnal PenSil, 6(1), 1–7. https://doi.org/10.21009/jpensil.v6i1.7231 Rizkiyah, A. (2015). Penerapan Blended Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Bangunan di Kelas X TGB SMK Negeri 7 Surabaya. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan, 1(1), 40–49. Sa’diyah, H., & Sabariman, B. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Peer Tutoring dengan Modul pada Mata Pelajaran Mekanika Teknik. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan, 6(2). Sijabat, R. (2018). Rekayasa Model Penguatan Kesiapan Kerja Lulusan Pendidikan Vokasi (Studi pada SMK di Kota Semarang). Fokus Ekonomi : Jurnal Ilmiah Ekonomi, 13(2), 144– 162. https://doi.org/10.34152/fe.13.2.144-162 Smirnova, Z. V., Vaganova, O. I., Loshkareva, D. A., Konyaeva, E. A., & Gladkova, M. N. (2019). Practice-Oriented Approach Implementation in Vocational Education. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 483(1), 1–5. https://doi.org/10.1088/1757-899X/483/1/012003 Syah, M., & Suparji. (2016). Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Menggunakan Media Powerpoint dan LKS pada Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan Kelas X KBB di SMK Negeri 7 Surabaya. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan, 3(3), 17–27. van der Klink, M., Boon, J., & Schlusmans, K. (2007). Competences and Vocational Higher Education: Now and in Future. European Journal of Vocational Training, 1(40), 67–82. Wahyulliyono, E. D. (2016). Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Buzz Groups dan Model Pembelajaran Konvensional pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Kelas X TGB SMK Negeri 3 Jombang. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan, 1(1), 147–153. Warastuti, W. P., & Usman, H. (2013). Kinerja Guru SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(3), 373–390.