Anda di halaman 1dari 4

Metode

Alat dan bahan

Alat alat yang digunakan adalah Nira tebu dengan warna coklat kehijauan, pengilingan putar
berukuran besar, penyaring vakum putar , pemanas (Boiler), Diffuser, Tangki penjernih
(clarifier), evaporator majemuk' (multiple effect evaporator), pengering berputar (Sentrifuse),
panci pengkristal, dan panic pendidihan.

Tebu

Ekstraksi Ampas
Air Imbibisi
(St Penggilingan) (bagasse )
Nira Mentah

Klarifikasi Blotong
Bahan Kimia
(St Pemurnian) (press cake )
Nira Encer

Evaporasi
Uap Air kondensat
(St Penguapan)
Nira Kental

Kristalisasi
Uap Air kondensat
(St Masakan)
Masse Cuite

Sentrifugasi Tetes
(St Puteran) (molasse )

Gula

Prosedur

Pemanenan dapat dilakukan baik secara manual dengan tangan ataupun dengan mesin.
Pohon tebu yang sudah siap panen dilakukan pemotongan tebu secara. Tebu dipotong di bagian
atas permukaan tanah, dedauan hijau di bagian atas dihilangkan dan batang-batang tersebut
diikat menjadi satu. Potongan-potongan batang tebu yang telah diikat tersebut kemudian dibawa
menuju ke penggilingan. EkstraksiTahap pertama pengolahan adalah ekstraksi jus atau sari
tebu. Tebu dihancurkan dalam sebuah serial penggiling putar yang berukuran besar. Cairan tebu
manis dikeluarkan dan serat tebu dipisahkan, untuk selanjutnya digunakan di mesin pemanas
(boiler). Diffuser digunakan seperti yang digambarkan pada pengolahan gula bit. Jus yang
dihasilkan masih berupa cairan yang kotor: sisa-sisa tanah dari lahan, serat-serat berukuran kecil
dan ekstrak dari daun dan kulit tanaman, semuanya bercampur di dalam gula. Pengendapan
kotoran dengan kapur (Liming), jus hasil ekstraksi dibersihkan dengan menggunakan
semacam kapur (slaked lime) yang akan mengendapkan sebanyak mungkin kotoran, sebelumnya
dilakukan pemanasan terlebih dahulu untuk mengoptimalkan penjernihan. Kapur berupa kalsium
hidroksida atau Ca(OH)2 dicampurkan ke dalam jus dengan perbandingan yang diinginkan dan
jus yang sudah diberi kapur ini kemudian dimasukkan ke dalam tangki pengendap gravitasi:
sebuah tangki penjernih (clarifier). Jus mengalir melalui clarifier dengan kelajuan yang rendah
sehingga padatan dapat mengendap dan jus yang keluar merupakan jus yang jernih.

Kotoran berupa lumpur dari clarifier masih mengandung sejumlah gula sehingga


dilakukan penyaringan dalam penyaring vakum putar (rotasi), jus residu diekstraksi dan lumpur
tersebut dapat dibersihkan sebelum dikeluarkan, dan hasilnya berupa cairan yang manis. Jus dan
cairan manis ini kemudian dikembalikan ke proses. Evaporasi dilakukan setelah mengalami
proses liming, jus dikentalkan menjadi sirup dengan cara menguapkan air menggunakan uap
panas .Jus yang sudah jernih mungkin hanya mengandung 15% gula tetapi cairan (liquor) gula
jenuh (yaitu cairan yang diperlukan dalam proses kristalisasi) memiliki kandungan gula hingga
80%. Evaporasi dalam evaporator majemuk' (multiple effect evaporator) yang dipanaskan
dengan steam.Kristalisasi, sirup ditempatkan ke dalam panci kristalisasi besar untuk dididihkan.
Air diuapkan sehingga membentuk kristal pertama dengan mencampurkan sejumlah kristal ke
dalam sirup. Kristal yang terbentuk bercampur yang dihasilkan dan larutan induk (mother
liquor) diputar di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya, lalu kristal-kristal
tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum disimpan.
 Selanjutnya dilakukan pendidihan membutuhkan waktu yang lebih lama dan waktu
tinggal di dalam panci pengkristal juga lebih lama hingga ukuran kristal yang dinginkan
terbentuk. Beberapa pabrik melakukan pencairan ulang untuk gula B yang selanjutnya digunakan
sebagai umpan untuk pendidihan A, pabrik yang lain menggunakan kristal sebagai umpan untuk
pendidihan A dan pabrik yang lainnya menggunakan cara mencampur gula A dan B untuk dijual.
Pendidihan C membutuhkan waktu secara proporsional lebih lama daripada pendidihan B dan
juga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terbentuk kristal. Gula yang dihasilkan
biasanya digunakan sebagai umpan untuk pendidhan B dan sisanya dicairkan lagi. Gula dalam
jus tidak dapat diekstrak semuanya, maka terbuatlah produk samping (byproduct) yang
manis: molasses.
7. Penyimpanan
Gula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket selama
penyimpanan dan terlihat lebih menyerupai gula coklat lunak yang sering dijumpai di dapur-
dapur rumah tangga. 
8. Afinasi (Affination)
 
Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan pembersihan
lapisan cairan induk yang melapisi permukaan kristal dengan proses yang dinamakan dengan
afinasi. Gula kasar dicampur dengan sirup kental (konsentrat) hangat dengan kemurnian sedikit
lebih tinggi dibandingkan lapisan sirup sehingga tidak akan melarutkan kristal, tetapi hanya
sekeliling cairan (coklat). Campuran hasil (magma') di-sentrifugasi untuk memisahkan kristal
dari sirup sehingga pengotor dapat dipisahkan dari gula dan dihasilkan kristal yang siap untuk
dilarutkan sebelum perlakuan berikutnya (karbonatasi).
 
Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang telah dicuci mengandung berbagai zat
warna, partikel-partikel halus, gum dan resin dan substansi bukan gula lainnya. Bahan-bahan ini
semua dikeluarkan dari proses.
 
9. Karbonatasi
 
Tahap pertama pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan untuk
membersihkan cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh. Pada tahap ini
beberapa komponen warna juga akan ikut hilang. Salah satu dari dua teknik pengolahan umum
dinamakan dengan karbonatasi. Karbonatasi dapat diperoleh dengan menambahkan
kapur/ lime [kalsium hidroksida, Ca(OH)2] ke dalam cairan dan mengalirkan gelembung gas
karbondioksida ke dalam campuran tersebut. Gas karbondioksida ini akan bereaksi
dengan lime membentuk partikel-partikel kristal halus berupa kalsium karbonat yang
menggabungkan berbagai padatan supaya mudah untuk dipisahkan. Supaya gabungan-gabungan
padatan tersebut stabil, perlu dilakukan pengawasan yang ketat terhadap kondisi-kondisi reaksi.
Gumpalan-gumpalan yang terbentuk tersebut akan mengumpulkan sebanyak mungkin materi-
materi non gula, sehingga dengan menyaring kapur keluar maka substansi-substansi non gula ini
dapat juga ikut dikeluarkan. Setelah proses ini dilakukan, cairan gula siap untuk proses
selanjutnya berupa penghilangan warna. Selain karbonatasi, teknik yang lain berupa fosfatasi.
Secara kimiawi teknik ini sama dengan karbonatasi tetapi yang terjadi adalah pembentukan
fosfat dan bukan karbonat. Fosfatasi merupakan proses yang sedikit lebih kompleks, dan dapat
dicapai dengan menambahkan asam fosfat ke cairan setelah liming seperti yang sudah dijelaskan
di atas.
 
10. Penghilangan warna
 
Ada dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula, keduanya
mengandalkan pada teknik penyerapan melalui pemompaan cairan melalui kolom-kolom
medium. Salah satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular [granular activated
carbon, GAC] yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat warna. GAC merupakan cara
modern setingkat bone char, sebuah granula karbon yang terbuat dari tulang-tulang hewan.
Karbon pada saat ini terbuat dari pengolahan karbon mineral yang diolah secara khusus untuk
menghasilkan granula yang tidak hanya sangat aktif tetapi juga sangat kuat. Karbon dibuat dalam
sebuah oven panas dimana warna akan terbakar keluar dari karbon. Cara yang lain adalah dengan
menggunakan resin penukar ion yang menghilangkan lebih sedikit warna daripada GAC tetapi
juga menghilangkan beberapa garam yang ada. Resin dibuat secara kimiawi yang meningkatkan
jumlah cairan yang tidak diharapkan. Cairan jernih dan hampir tak berwarna ini selanjutnya siap
untuk dikristalisasi kecuali jika jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan konsumsi energi
optimum di dalam pemurnian. Oleh karenanya cairan tersebut diuapkan sebelum diolah di panci
kristalisasi.
 
11. Pendidihan
 
Sejumlah air diuapkan di dalam panci sampai pada keadaan yang tepat untuk tumbuhnya
kristal gula. Sejumlah bubuk gula ditambahkan ke dalam cairan untuk mengawali/memicu
pembentukan kristal. Ketika kristal sudah tumbuh campuran dari kristal-kristal dan cairan induk
yang dihasilkan diputar dalam sentrifugasi untuk memisahkan keduanya. Proses ini dapat
diumpamakan dengan tahap pengeringan pakaian dalam mesin cuci yang berputar. Kristal-kristal
tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum dikemas dan/ atau disimpan siap
untuk didistribusikan.
 
12. Pengolahan sisa (Recovery)

Cairan sisa baik dari tahap penyiapan gula putih maupun dari pembersihan pada tahap
afinasi masih mengandung sejumlah gula yang dapat diolah ulang. Cairan-cairan ini diolah di
ruang pengolahan ulang (recovery) yang beroperasi seperti pengolahan gula kasar, bertujuan
untuk membuat gula dengan mutu yang setara dengan gula kasar hasil pembersihan setelah
afinasi. Seperti pada pengolahan gula lainnya, gula yang ada tidak dapat seluruhnya diekstrak
dari cairan sehingga diolah menjadi produk samping: molase murni. Produk ini biasanya diolah
lebih lanjut menjadi pakan ternak atau dikirim ke pabrik fermentasi seperti misalnya pabrik
penyulingan alkohol.
 

Anda mungkin juga menyukai