SEMARANG Pemungutan pajak di Indonesia di masing-masing daerah dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan tata kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 55/PMK.01/2007. Contohnya di Semarang, terdapat KPP Pratama Candisari. Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik menurut Agus Dwiyanto (2008) diantaranya adalah produktivitas, kualitas pelayanan, responsivitas, responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas.Setelah dilakukan penelitian, berikut ini adalah kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Candisari: 1. Dari semua wajib pajak yang sudah mendaftarkan diri serta tercatat sebagai Wajib Pajak Badan, Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan, Wajib Pajak Orang Pribadi Non-Karyawan hanya sebesar 5% saja yang sudah melakukan pembayaran pajak. Tiga tahun terakhir jumlah wajib pajak terus mengalami kenaikan, namun wajib pajak yang membayar tidak juga mengalami kenaikan mengikuti wajib pajak yang sudah terdaftar. 2. Penerimaan pajak KPP Pratama Candisari pada tahun 2015 dalam capaian targetnya turun namun capaiannya mengalami peningkatan sebesar 19,3%, di tahun 2016 capaian mengalami kenaikan sebanyak 26,5%, di tahun 2017 capaian menurun sebesar (-10,2%) dan pada tahun 2018 ada kenaikan capaian sebesar 9,7%. Dapat dilihat bahwa tingkat produktivitas dari KPP Pratama Candisari tergolong rendah. 3. Ketepatan membayar wajib pajak di KPP Pratama Candisari tergolong rendah dilihat dari jumlah wajib pajak yang terdaftar dengan jumlah penerimaan pajak yang tidak sesuai dengan target capaian yang telah dibuat. Ditemukan pula faktor penghambat Kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Candisari Semarang, yaitu sebagai berikut: 1. Dimana penerapan teknologi kerap menyulitkan bagi wajib pajak yang berada di lanjut usia. Terkadang banyak dari wajib pajak yang lanjut usia mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan sistem teknologi yang sudah dibuat sedemikian rupa oleh pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Candisari, hal ini mampu memunculkan sikap malas untuk memahami dan menggunakan teknologi yang sudah dibuat, dan hal ini juga mampu berimbas pada ketidakmauan para wajib pajak tersebut untuk melaporkan serta membayarkan pajaknya. 2. Dalam prakteknya self assessment system dalam prakternya memiliki kelebihan serta kelemahan. Kelebihan dari sistem ini adalah sistem ini dilihat baik untuk dilaksanakan apabila dilaksanakan di negara yang telah maju. Sementara kelemahan dari sistem ini nampak dari jika diterapkan pada masyarakat atau warga negara yang tidak memiliki kesadaran yang tinggi serta pengetahuan yang memadai dalam hal pajak serta bagaimana menghitung berapa pajak yang harus dibayarkan. 3. Masyarakat hingga kini beranggapan bahwa pajak tidak sepenuhnya memberikan keuntungan bagi mereka yang sudah membayarkan pajak. Faktor ini masuk kedalam golongan faktor konstektual dengan substansi sosial Melihat beberapa indikator pengukuran kinerja Kantor Pelayanan Pajak Candisari, Semarang sekaligus faktor apa saja yang menghambat kinerja Kantor Pelayanan Pajak Candisari, maka baik dari pegawai maupun wajib pajak perlu dilakukan perbaikan. Dari sisi pegawai perlu meningkatkan kinerjanya dengan membangun relasi yang baik kepada para wajib pajak, memberikan sosialisasi secara rutin tentang pentingnya membayar pajak serta bagaimana membayarkan pajak khususnya bagi wajib pajak yang sudah lanjut usia. Bagi wajib pajak juga haruslah bersifat aktif.