NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana prosedur Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar
skrining di IGD? Rumah Sakit untuk menetapkan apakah pasien dapat
dilayani oleh Rumah Sakit.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria TRIASE visual atau
pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium
klinik atau diagnostik imaging sebelumnya (SPO Triase)
2 Bagaimana prosedur
SPO Pendaftaran Pasien Rawat Inap
penerimaan pasien rawat
SPO Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
inap dan rawat jalan?
3 Bagaimana prosedur Rumah Sakit melaksanakan proses triase berbasis bukti untuk
triase? memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya
menggunakan Australian Triage Scale (ATS) kategori I, II, III,
IV dan V.
4 Bagaimana RS Rumah Sakit mengidentifikasi hambatan di populasinya dengan
mengidentifikasi hambatan membuat kajian data cakupan antara lain usia, etnis, agama,
di populasinya dalam faktor biologis dan psikososialnya.
memberikan pelayanan? RSUD Banten memiliki kriteria dan prosedur untuk menangani
pasien yang berusia lanjut dengan atau tanpa keterbatasan fisik.
5 Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit?
1
TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT
PETUGAS
KETRERAMPILAN YANG
PASIEN PENDAMPING PERALATAN UTAMA
DIBUTUHKAN
(MINIMAL)
DERAJAT 0 / Petugas Bantuan Hidup Dasar Ambulans, status rekam
DERAJAT 0,5 ambulans medis, hasil pemeriksaan
penunjang, formulir transfer
pasien, ringkasan pulang
pasien dan kursi
roda/tempat tidur
DERAJAT 1 Petugas Bantuan Hidup Dasar, pemberian Semua peralatan diatas
ambulans dan oksigen, pemberian obat-obatan, kenal ditambah tabung oksigen,
perawat akan tanda deteriorasi, keterampilan suction, tiang infus portable,
perawatan, trakeostomi dan suction infus pump, pulse oxymetry
DERAJAT 2 Petugas Perawat minimal 2 tahun bekerja Semua peralatan diatas
ambulans merawat pasien kritis ditambah monitor EKG dan
Dua orang Semua keterampilan diatas, tekanan darah, dan
perawat ditambah: penggunaan alat defibrillator bila diperlukan
pernafasan, bantuan hidup lanjut,
penggunaan ambu bag, penggunaan
defibrillator dan perawatan CVP
DERAJAT 3 Petugas Dokter : Semua peralatan diatas
ambulans Bersertifikat ACLS & ATLS ditambah monitor ICU
Dokter Sudah lulus inhouse training Code portable yang lengkap,
Dua orang Blue Lanjutan ventilator dan peralatan
perawat Perawat : transfer yang memenuhi
Minimal 2 tahun bekerja di ICU standar minimal
Sudah lulus inhouse training Code
Blue Lanjutan dan BTCLS
2
Pasien dengan alamat yang tidak diketahui atau berasal
dari luar kota.
Tunawisma.
Pasien yang kemungkinan akan dirawat kembali dalam 30
hari.
Percobaan bunuh diri.
Pasien tidak dikenal/ tidak ada identitas.
Korban kasus kriminal.
Trauma multipel.
Tidak bekerja/ tidak ada asuransi.
7 Siapa yang menjadi MPP Dokter atau perawat yang memiliki pengalaman minimal 3 tahun
/ Case Manager? dalam pelayanan klinis di rumah sakit (pengalaman dokter
ruangan selama 1 tahun dan kepala perawat minimal 2 tahun)
yang telah mengikuti pelatihan MPP/case manager
8 Kasus yang harus masuk Usia ≥ 65 tahun
ke dalam MPP Fungsi kognitif rendah
Risiko tinggi dengan asuhan kompleks
Potensi komplain tinggi
Kasus penyakit kronis, katastropik dan terminal
Status fungsional rendah, kebutuhan bantuan activity daily
living yang tinggi
Riwayat penggunaan peralatan medis di masa lalu dan masih
terpasang di tubuh pasien
Riwayat gangguan mental, upaya bunuh diri, krisis keluarga,
isu sosial
Sering masuk IGD (lebih dari 3x dalam seminggu) atau
readmisi rumah sakit
Perkiraan asuhan dengan biaya tinggi
Kemungkinan sistem pembiayaan yang kompleks, adanya
masalah finansial
Kasus yang mungkin melebihi rata-rata lama dirawat
Kasus yang diidentfikasi rencana pemulangan kondisi
khusus/kompleks yang membutuhkan kontinuitas pelayanan.
3
BAB - PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang di maksud 1. Obat-obat High alert adalah obat yang memiliki
dengan obat high risiko lebih tinggi untuk menimbulkan adanya
alert? komplikasi atau membahayakan pasien secara
signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan.
2. Obat-obat high alert dikelompokan menjadi:
a. Obat yang terlihat mirip dan obat dengan ucapan
mirip/ NORUM/LASA (Look A Like, Sound A
Like)
b. Elektrolit pekat
c. Obat dengan rentang terapi sempit dan indeks
terapi sempit
2 Apa saja kebijakan 1. Obat- obatan NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan
terkait obat-obatan Mirip)/LASA disimpan secara terpisah minimal
NORUM / LASA? selisih 1 (satu rak) antara satu sama lain dan rak
penyimpanan diberi stiker LASA untuk
menghindari kesalahan pengambilan dan
penggunaan obat
4
4. Elektrolit pekat Natrium Bikarbonat 8,46% (Meylon
8,46%) dalam jumlah terbatas terdapat di ruang
ICU di dalam troli emergensi, tepisah dan diberi label
high alert.
5. Penyiapan dan pemberian obat harus dilakukan
double check oleh dua orang petugas yang
berbeda
4 Bagaimana prosedur 1. Obat emergensi disimpan dalam troli/kit
pengelolaan obat emergensi terkunci, obat emergensi dipastikan
emergensi RS? selalu tersedia dan harus diganti segera setelah
digunakan atau jika sudah tidak sesuai lagi dengan
daftar yang di tempel di troli/kit/emergensi.
2. Petugas ruangan melapor kepada petugas farmasi
bila troli emergensi terbuka/terpakai, sehingga troli
dapat diisi kembali dan dikunci oleh petugas farmasi
3. Untuk obat high alert dalam troli dipisahkan dari
obat lain dan dibeli label merah dan stiker high
alert
4. Untuk obat NORUM/LASA disimpan tidak secara
berdekatan
5 Bagaimana alur 1. Jika petugas menemukan terjadi medication error
pelaporan insiden melaporkan kejadian tersebut sesuai dengan SPO
apabila terjadi Pelaporan Insiden
medication error? 2. Petugas akan mengidentifikasjkan tipe kejadian
untuk menentukan tindak lanjut dari insiden
3. Buat laporan insiden dengan mengisi formulir
laporan insiden, paling lambat 2 x 24jam
4. Membuat grading rIsiko kemudian melakukan
investigasi sederhana
5. Melaporkan ke komite mutu sub keselamatan pasien
untuk dianalisa kembali
6 Bagaimana kebijakan 1. Dalam resep harus memuat:
Rumah sakit tentang a. Identitas dokter (nama dokter dan paraf dokter
persyaratan untuk resep reguler, sedangkan untuk resep
kelengkapan resep? Narkotika harus memuat nama dokter, SIP, dan
tanda tangan dokter)
b. Tanggal penulisan resep
c. Asal ruangan/poliklinik
d. Alergi obat diisi jika ada
e. Simbol R/ untuk setiap obat, nama obat, bentuk
sediaan, dosis, kekuatan, dan jumlah sediaan
f. Untuk obat racikan ditulis nama setiap jenis
obat/bahan obat dan jumlah bahan obat
(mikrogram, miligram, gram, untuk cairan tetes,
mililiter, liter)
g. informasi tentang aturan penggunaan obat
5
h. Identitas pasien meliputi: nama pasien, nomor
rekam medik, tanggal lahir/umur pasien, berat
badan (untuk pasien anak) serta alamat pasien
i. Tandatangan penerima resep
j. Kolom Hitung, Timbang, Etiket, Penyerahan dan
informasi diisi oleh petugas farmasi yang
memberikan pelayanan resep
2. Penulisan resep harus memperhatikan aturan umum
sebagai berikut:
a. Tulisan harus jelas dan dapat dibaca
b. Tanggal bulan dan tahun resep ditulis jelas
c. Umur pasien ditulis jelas
d. Sebelum menulis resep, dilakukan penyelarasan
obat yaitu membandingkan antara daftar obat
yang sedang digunakan pasien dengan obat yang
akan diresepkan agar tidak terjadi duplikasi atau
terhentinya terapi suatu obat
e. Penulisan resep harus memperhatikan
kotraindikasi, interaksi obat, alergi, efek samping
obat
f. Apabila aturan pakai resep PRN (pro re nata atau
bila perlu) harus dicantumkan maksimal
pemakaian sehari dan indikasi untuk penggunaan
g. Penulisan obat yang termasuk kelompok obat
LASA harus mencantumkan dengan jelas dosis
dan satuan obat.
3. Resep yang tidak terbaca atau tidak jelas petugas
farmasi yang menerima resep harus menghubungi
dokter penulis sesuai dengan standar prosedur
operasional penanganan resep yang tidak terbaca.
4. Resep yang tidak memenuhi kelengkapan yang di
tetapkan tidak dapat dilayani oleh Instalasi Farmasi.
7 Bagaimana prosedur 1. Pemberian obat di RSUD Banten menggunakan
pemberian obat yang prinsip 7 Benar
berlaku di RSUD Benar pasien
Banten? Benar obat
Benar dosis
Benar cara pemberian
Benar waktu pemberian
Benar Infomasi Obat
Benar dokumentasi
2. Petugas melakukan pemeriksaan akhir terhadap
kesesuaian antara obat, etiket dan resep yang akan
diberikan, meliputi:
identitas pasien
nama obat
6
dosis
rute
waktu pemberian
3. Petugas melakukan pemanggilan pasien dengan
nama lengkap dan tanggal lahir jika perlu asal poli
klinik/ruangan
4. Petugas farmasi melakukan pemastian kesesuaian
diagnosa pasien dengan terapi yang diberikan.
5. Obat diserahkan ke pasien disertai dengan
pemberian informasi obat, minimal nama obat dan
cara pemakaian dengan jelas dan mudah dimengerti.
6. Melakukan verifkasi akhir dalam rangka pengecekan
pemahaman pasien atas informasi yang disampaikan
8. Apakah PPRA? PPRA adalah Program Rumah Sakit tentang
pengendalian resistensi antimikroba sehingga dalam
pemakaian antibiotik lebih bijaksana dan tepat sasaran.
7
2. Antibiotik lini kedua (restricted antibiotic)
Dapat diresepkan oleh DPJP atau dokter umum atas
instruksi DPJP yang harus dikonfirmasi oleh DPJP
dalam waktu maksimal 2x24 jam.
3. Antibiotik lini ketiga (reserved antibiotic)
Dapat diresepkan DPJP untuk indikasi tertentu atas
persetujuan Tim Penatagunaan Antibiotik (PGA)
PPRA.
12. Apakah FORKIT? FORKIT adalah forum kajian kasus infeksi terintegrasi
yang mendiskusikan penanganan kasus infeksi
kompleks secara multidisiplin. FORKIT
diselenggarakan atas usulan DPJP atau Tim PPRA.
13. Apa saja indikator 1. Perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik.
mutu PPRA? Menurunnya konsumsi antibiotik, yaitu
berkurangnya jumlah dan jenis antibiotik yang
digunakan sebagai terapi empiris maupun definitif.
2. Perbaikan kualitas penggunaan antibiotik.
Meningkatnya penggunaan antibiotik secara
rasional (kategori 0 Gyssen), dan menurunnya
penggunaan antibiotik tanpa indikasi (kategori 5
Gyssen).
3. Perbaikan pola sensitifitas antibiotik dan penurunan
mikroba multiresisten yg tergambar dalam pola
kepekaan antibiotik secara periodik setiap tahun.
4. Penurunan angka infeksi rumah sakit yg
disebabkan oleh mikroba multiresisten, contoh
MRSA dan ESBL.
5. Peningkatan mutu penanganan kasus infeksi
secara multidisiplin, melalui forum kajian kasus
infeksi terintegrasi (FORKIT).
8
BAB KOMUNIKASI DAN EDUKASl (KE)
9
BAB - MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
No Pertanyaan Jawaban
1 PROSEDUR EVAKUASI
Metode CASS :
1. Cabut pin
2. Arahkan nozle pada titik api
3. Semprot dengan menekan tuas
4. Sebarkan dari sisi ke sisi
5. Jarak APAR dengan titik api : 2
meter
3 Bila listrik terganggu dan padam maka dalam detik
jeda waktu) terhitung sejak waktu pemadaman Iıstrik,
Bagaimana jika terjadi genset akan berfungsi dan listrik akan menyala
mati lampu di area RSUD kembali dibeberapa lokasi seperti ICU OK,
Banten? laboratorium (alat-alat Laboratorium ) bila terjadi
gangguan aliran listrik maka akan di back up dengan
UPS sehingga tidak terdapat jeda waktu
4 Bila air terganggu maka cadangan air di bak
penampungan akan dapat memenuni kebutuhan air
selama 1 hari
Bagaimana jika saluran
air terganggu di area Selama proses penggunaan cadangan aır di bak
RSUD Banten? penampung tersebut maka kebutuhan air akan
dikirim oleh perusahaan rekanan dengan estımasi
waktu pengiriman 5 — 10 jam
10
Perlu diketahui bahwa sumber air RSUD Banten
berasal dan air tanah
1. Fire Safety
Catatan :
1. APAR
2. Hydrant
3. Springkler system
4. Detektor Åsap (Smoke Detector)
S. Tangga darurat dengan pintu baja dan ventilasi bertekanan udara
2. Security
• Staf, dokter dan supplier harus memakai tanda pengenal pada saat berada di
lingkungan RS.
• Laporkan segera kepada Security bila anda melihat:
- Orang yang mencurigakan
- Barang - barang yang mencurigakan (tas, bingkisan)
11
CODE - CODE YANG BERLAKU :
1. CODE BLUE
Pernberitahuan bila menentukan seseorang dalam kondisi gawat darurat.
2. CODE RED
Pemberitahuan terjadinya kebakaran di dalam satu lokasi di RSUD Banten
3. CODE GREEN
Pemberitahuan situasi keadaan darurat bencana gempa bumi
4. CODE GREY
Pemberitahuan situasi keadaan darurat gangguan keamanan
5. CODE PURPLE
6. CODE BLACK
Pemberitahuan adanya ancaman bom
7. CODE PINK
Pemberitahuan adanya penculikan bayi.
** Petugas di lapangan yang terdekat : mengaktifkan "Code Red* dengan dengan alat
komunikasi yaitu HT yang ada di setiap unit atau instalasi dengan menyebutkan "Code
Red (ruang)' sebanyak 3x
3. Housekeeping
• Singkirkan barang - barang yang tidak diperlukan dari area kerja anda.
• Simpanlah barang- barang di tempat yang telah ditentukan, agar mudah
mengambilnya kembali.
• Bersihkan daerah kerja anda dan peralatan yang telah selesai digunakan.
• Pertahankanlah standar yang tingi dalam kebersihan sesuai dengan SOP
Housekeeping.
Catatan :
• Pastkan semua area dalam keadaan bersih sesuai dengan standar.
• Pastikan semua staf Housekeeping mengerti mengenai prosedur pekerjaannya
untuk menjaga keamanan diri dan lingkungannya
• Semua barang dan peralatan disimpan di tempat yang seharusnya, jangan
menyimpan barang — barang terlalu tinggi atau menutupi sprinkler di langit — langit.
• Semua kabel — kabel tertata dengan baik dan tidak ada yag terlepas.
• Tabung — tabung gas tersimpan dengan aman.
12
4. Pastikan tingkat bahaya dan aksi secara benar.
5. Bersihkan tumpahan bahan/zat dari luar ke dalam.
PERALATAN MEDIS
Peralatan rnedis harus diperiksa seara regular.
• Semua peralatan medis harus memiiki label Pemeliharaan yang mencantumkan
waktu alat tersebut dicek dan jangka pengecekan.
• Peralatan yang merusak harus diberi label dan disimpan di terrpat tersendiri
Nomor telefon penting di RS :
1. IGD : ext 109
2. Poliklinik Rawat Jalan :
3. Security : ext 555
4. Operator call-center : ext 555
5. Front Office/TPP : ext 555
TIPS-TIPS UMUM
• Selalu siap untuk di audit atau dilakukan penilaian apapun.
• Percaya diri dan tenang
• Tetap konsisten.
• Jangan menjawab jika anda tdak tahu pasti jawabannya, tanyakan pada yang lebih
mengetahui.
• Jawablah hanya apa yang ditanya tepat jika anda tidak tahu.
• Jika anda tidak yakin dalam memberikan jawaban, anda dapat membuka catatan,
dokumen,
Dan tanyakan kepada sub bagian atau mencari dari sumber - sumber informasi RS
• Jangan berdebat dengan rekan sejawat di depan auditor, jangan pula
mempertentangkan pendapat pribadi.
• memberikan laporan kepada auditor, pastikan laporan atau dokumentasi tersebut
benar dan memadai.
• HINDARI menjawab pertanyaan auditor dengan data - data berikut ini:
- "Biasanya...’
"Mungkin..."
- "Kadang — kadang..."
"Kira - kira.. "
- “Kalau tidak salah..."
13
BAB – TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
Hal penting yang harus diketahui oleh seluruh pimpinan dan staff :
Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Visi - Visi Pemprov Banten adalah:
RSUD “Banten yang maju, mandiri, berdaya saing, sejahtera,
Banten ? berakhlakul karimah”
14
b. bintang bersudut lima, melambangkan Ketuhanan Yang
Maha Esa;
c. menara Masjid Agung Banten, melambangkan semangat
tinggi, yang berpedoman pada petunjuk Allah SWT;
d. gapura kaibon, melambangkan Daerah Provinsi Banten
sebagai pintu gerbang peradaban dunia, perekonomian
dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi;
e. padi berwarna kuning berjumlah 17, kapas berwarna putih
berjumlah 8 tangkai, 4 kelopak berwana cokelat, dan 5
kuntum bunga melambangkan Propinsi Banten
merupakan daerah agraris, cukup sandang pangan,
serta angka 17-8-45 menunjukkan Proklamasi Republik
Indonesia;
f. gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan
alam dan menunjukkan dataran rendah serta
pegunungan;
g. badak bercula satu, melambangkan masyarakat yang
pantang menyerah dalam menegakkan kebenaran dan
dilindungi oleh hukum;
h. laut berwarna biru, dengan gelombang putih berjumlah
17 melambangkan daerah maritim, kaya dengan potensi
lautnya;
i. roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10,
menunjukkan orientasi semangat kerja pembangunan dan
sektor industri;
j. dua garis marka berwarna putih, menunjukkan landasan
pacu Bandara Soekarno Hatta;
k. lampu bulatan kuning, melambangkan pemacu semangat
mencapai cita-cita;
l. pita berwarna kuning, melambangkan ikatan persatuan
dan kesatuan masyarakat Banten;
m. semboyan "IMAN TAQWA" sebagai landasan
pembangunan menuju Banten Mandiri, Maju dan
Sejahtera;
n. merah: melambangkan keberanian;
o. putih: melambangkan suci, arif dan bijaksana;
p. kuning: melambangkan kemuliaan, lambing kejayaan dan
keluhuran;
q. hitam: melambangkan keteguhan, kekuatan dan
ketabahan hati;
r. abu-abu: melambangkan ketabahan;
s. biru: melambangkan kejernihan, kedamaian dan
ketenangan;
t. hijau: melambangkan kesuburan; dan
coklat: melambangkan kemakmuran
15
Makna dari logo B- OPAL diatas adalah:
a. cross untuk menggambarkan layanan medis atau Rumah
Sakit;
b. huruf B yang dapat diasosiasikan sebagai kependekan
Banten atau B dari Opal;
c. black opal merupakan singkatan nilai-nilai falsafah
RSUD Banten;
d. hati untuk menggambarkan ketulusan serta motto:
Melayani dengan santun; dan
e. lidah api yang divariasikan ke berbagai bentuk, untuk
menyimbolkan kehidupan.
5. Dimana alamat Jl. Syeh Nawawi Al Bantani Cipocok Jaya Kota Serang
RSUD Banten Provinsi Banten
berada? Telp. (0254) 8490911- 849118
6. Tahukah anda Jenis RSUD Banten adalah rumah sakit umum, dengan kelas
apakah jenis B.
RSUD Banten
dan kelas nya?
7. Tahukah anda Nilai Nilai RSUD Banten yaitu B – OPAL ( Bangkit,
apa Nilai nilai, Objektif, Profesional, Atraktif, Loyal)
falsafah dan Falsafah RSUD Banten yaitu : Pelayanan yang
motto RSUD menyenangkan dan berphak kepada kepentingan
Banten ? pelanggan
Motto RSUD Banten yaitu : Ramah dan Amanah
8. Bagaimanakah
9. Yel yel RSUD Banten
Yel Yel RSUD Semangat pagi..
Banten ? Pagi, pagi, pagi tetap semangat !!!
16
Apa kabar RSUD Banten?
Kita bisa, yakin bisa, pasti bisa !
Tunjukan semangatmu !
Siapa kita ? RSUD Banten
Dimana kita? RSUD Banten
Kami siap melayani dengan ramah dan amanah
Dari pagi sampai pagi..
17
BAB-PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
No PERTANYAAN JAWABAN
1. Siapakah pengelola Komite PPI RSUD Banten
kegiatan PPI di
RSUD?
2. Bagaimana susunan 1. Ketua komite PPI : dr. Ika Yasma Yanti,Sp.PK
kepengurusan Komite 2. Sekretaris :IPCN (Infection Prevention Control
PPI di RSUD Banten? Nurse):
a. Endang Suhanda,S.Kep.Ners
b. Ojat Sudrajat, S.Kep.Ners
c. Siti Milyah Berliyani, Amd.Kep
IPCN RS dengan perbandingan 100 TT : 1 IPCN
3. Anggota : IPCLN, Perwakilan unit dan KSM di
RSUD Banten
3. Siapa yang menjadi IPCLN (Infection Prevention Control Link Nurse) di
perawat penghubung setiap unit pelayanan pasien dengan menjalankan
PPI RS tugas sesuai dengan PMK No 27 tahun 2017
4. Apa sajakah Program 1. Kewaspadaan Isolasi
PPI itu? - Kewaspadaan Standar
a. Kebersihan tangan
b. Alat Pelindung diri
c. Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
d. Pengendalian lingkungan
e. Pengelolaan limbah
f. Penatalaksanaan linen
g. Perlindungan kesehatan petugas
h. Penempatan pasien
i. Kebersihan pernafasan/etika batuk dan
bersin
j. Praktik menyuntik yang aman
k. Praktik lumbal pungsi yang aman
- Kewaspadaan Transmisi
a. Kontak
b. Droplet
c. Airborne
2. Surveilans HAIs
3. Pengkajian Risiko (ICRA HAIs dan ICRA
konstruksi)
4. Pemantauan Antibiotik bijak
5. Edukasi, Pendidikan dan Pelatihan
18
No PERTANYAAN JAWABAN
6. Bagaimana praktikan Menggunakan Sabun dan Air Mengalir
cara melakukan 6
langkah kebersihan
tangan?
7. Kapan kita melakukan 1. Bila tangan tampak kotor, terkena cairan tubuh
kebersihan tangan pasien yaitu darah, cairan tubuh sekresi, ekskresi,
menggunakan sabun kulit yang tidak utuh, ganti verband, walaupun
dan air mengalir? telah memakai sarung tangan.
19
No PERTANYAAN JAWABAN
2. Bila tangan beralih dari area tubuh yang
terkontaminasi ke area lainnya yang bersih,
walaupun pada pasien yang sama.
8. Apakah hal yang 1. Kuku petugas harus selalu bersih dan terpotong
harus diperhatikan pendek
saat melakukan 2. Tidak menggunakan kuku palsu dan kutek,
kebersihan tangan? 3. Tidak memakai perhiasan (cincin, gelang, jam
tangan, dan aksesoris lainnya)
9. Sebutkan jenis-jenis 1. Penutup kepala
APD! 2. Pelindung Mata (gogle)
3. Pelindung Wajah (face shield)
4. Masker
a. Masker Bedah
b. Masker N95
c. Masker Rumah Tangga
5. Baju pelindung (Gown)
6. Apron/Celemek
7. Sarung tangan
a. Sarung tangan Steril
b. Sarung tangan bersih
c. Sarung tangan rumah tangga
8. Sepatu tertutup/sepatu booth
10. Kapan dan di area APD digunakan saat melakukan tindakan yang
mana di RS yang berisiko terpercik darah/cairan tubuh, kontak dengan
wajib menggunakan kulit/mukosa yang tidak utuh, atau memberikan
APD? pelayanan bagi pasien dengan kondisi imunitas yang
rendah, dimana petugas berpotensi menularkan
kepada pasien.
20
No PERTANYAAN JAWABAN
21
No PERTANYAAN JAWABAN
Kapan kita
11. menggunakan sarung
tangan?
22
No PERTANYAAN JAWABAN
12. Jelaskan cara
pemrosesan peralatan
medis habis pakai!
23
No PERTANYAAN JAWABAN
b. Precleaning (Pembersihan awal) dilakukan di
ruangan/unit masing-masing dengan cara
pembilasan dengan air mengalir untuk
menghilangkan noda pada alat (terutama darah,
feses, betadine, dll) bertujuan untuk menjaga
alat dalam kondisi lembab
c. Perendaman dilakukan di CSSD dengan
menggunakan cairan enzymatic
d. Pencucian dilakukan di CSSD dengan cara
menyikat alat medis dibawah air mengalir, lalu
tiriskan dan keringkan. Pencucian juga dapat
dilakukan dengan mesin washer.
e. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan
pouches, linen atau dengan wrapping paper.
f. Sterilisasi dilakukan dengan alat sterilisasi
suhu tinggi atau suhu rendah tergantung dari
jenis alat.
g. Penyimpanan dilakukan di unit CSSD
h. Distribusi alat medis yang akan disterilisasi
ataupun yang sudah disterilisasi dengan
menggunakan box/kontainer
i. Dokumentasi di dalam Formulir permintaan
sterilisasi
24
No PERTANYAAN JAWABAN
4. Transportasi/pengangkutan linen kotor dari unit
menggunakan troli linen kotor.
5. Dilakukan penimbangan sebelum dilakukan
pencucian
6. Linen infeksius dan non infeksius dilakukan
pencucian terpisah dengan mesin yang berbeda
menggunakan detergen dan desinfektan
7. Pengeringan linen dilakukan dengan
menggunakan mesin pengering
8. Penyetrikaan linen dilakukan menggunakan mesin
sesuai dengan jenis linen
9. Distribusi linen ke unit/ instalasi menggunakan troli
linen bersih
10. Jumlah linen yang didistribusikan ke ruangan
sesuai dengan jumlah linen yang di ambil oleh
petugas laundry dan dilakukan pencatatan
10. Bagaimana kebijakan Linen diganti setiap hari, namun apabila linen
penggantian linen terkontaminasi darah atau cairan tubuh maka harus
pasien di ruang segera dilakukan penggantian meskipun belum
perawatan? waktunya diganti
11. Kapan dilakukan 1. General Cleaning dilakukan oleh setiap
General Cleaning? ruangan/unit dibantu Cleaning Service,
berkoordinasi dengan IPAL dan PPI
2. Jadwal General Cleaning disesuaikan dengan
tingkat resiko ruangan masing-masing:
a. Intensive Care (ICU, NICU, PICU, SCN), IBS,
IGD --> 1x seminggu
b. Ruangan perawatan --> 1x sebulan
12. Bagaimana 1. Berdasarkan karakteristik : Limbah infeksius dan
pembagian limbah limbah non infeksius
yang ada di Rumah 2. Berdasarkan jenis:
Sakit? Limbah Padat
Limbah Cair
Limbah Benda Tajam
13. Bagaimana pemilahan 1. Sampah infeksius di tempat sampah dengan
limbah/sampah di kantong plastik kuning dan berlabel sampah
Rumah Sakit? infeksius
2. Sampah non infeksius di tempat sampah dengan
kantong plastik hitam dan berlabel sampah non
infeksius.
3. Sampah benda tajam di buang ke dalam safety
box
4. Sampah cairan tubuh dibuang kedalam spoelhoek
yang terhubung dengan saluran IPAL
25
No PERTANYAAN JAWABAN
5. Limbah komponen labu darah serta komponen
darah dimasukkan pada kantong warna kuning,
limbah sisa pemeriksaan lab dibuang ke kantong
kuning.
26
No PERTANYAAN JAWABAN
2. Mulut : Ludahkan dan kumur-kumur berulang kali
dengan air.
3. Hidung : Bersihkan dengan air dan hembuskan
4. Kulit yang tidak utuh : Cuci dengan air dan sabun
atau NaCl
17. Bagaimana Melakukan pembersihan dengan menggunakan
tatalaksana jika terjadi spillkit
tumpahan cairan Jika cairan termsuk limbah infeksius, maka
infeksius atau bahan pembersihan menggunakan spillkit infeksius, jika
berbahaya beracun cairan B3 maka menggunakan spillkit B3
(B3)? Petugas yang membersihkan adalah petugas
ruangan atau petugas cleaning service.
18. Bagaiamana 1. Penerimaan bahan makanan masuk sesuai dengan
pengelolaan makanan daftar pesanan, waktu pesan dan spesifikasi yang
di Rumah Sakit? ditetapkan
2. Penyimpanan dan penyaluran bahan makanan
(disimpan di gudang bahan makanan kering dan
basah)
3. Persiapan bahan makanan (mencuci, memotong,
menyiangi, meracik)
4. Pemasakan bahan makanan (hygienis, segar)
5. Pemorsian disesuaikan dengan kebutuhan dan diet
pasien
6. Pendistribusian makanan menggunakan troli
tertutup dan bersih (Troli terpisah antara bersih dan
kotor)
19. Bagaimana 1. Rumah Sakit Menyediakan Ruangan Isolasi
penempatan pasien Airborne dan Isolasi Immunocompromised
infeksi airborne dan 2. Ruang Isolasi Airborne bertekanan negatif atau
pasien sistem kohorting sedangkan pasien
immunocompromised? Immunocompromised di tempatkan di ruangan
bertekanan positif
3. Ruang Isolasi Airborne
a. Gedung Cendrawasih Lantai 3 dengan sistem
kohorting (dikarenakan belum bertekanan
negatif)
b. Gedung Garuda Lantai 4,5,6,7,8 dilengkapi
tekanan negatif
4. Ruang Isolasi Immunocompromised terletak di
Gedung Garuda Lantai 4 (1 kamar)
5. Jika terjadi ledakan kasus/ outbreak airborne,
pasien ditempatkan di Gedung Cendrawasih lantai
2 dan 3
20. Penyakit-penyakit apa 1. TB paru pada orang dewasa
saja yang masuk
27
No PERTANYAAN JAWABAN
isolasi tekanan negatif 2. BTA positif, atau suspek sampai terbukti BTA
/ruangan negative negatif dalam 3 kali pemeriksaan berturut-turut
pressure 3. Campak sampai dengan 4 hari setelah rash muncul
4. Varisela.
5. Herpes zoster yang menyebar (1-2 hari sebelum
rash/lesi muncul sampai semua rash berbentuk
krusta)
6. Difteri/suspek difteri sampai terbukti bukan difteri
secara klinis dan atau laboratorium
7. Penyakit lain dengan transmisi airborne seperti :
Covid-19, MERS, SARS
21. Surveilans HAIs apa 1. IDO (Infeksi Daerah Operasi)/ILO (infeksi Luka
saja yang dilakukan di Operasi)
RSUD Banten ? 2. ISK (Infeksi Saluran Kemih) karena pemasangan
kateter
3. VAP (Ventilator Associated Pnemonia)
4. Infeksi akibat pemasangan infus (phlebitis)
5. Dekubitus
22. Bagaimana alur 1. Perawat yang menemukan kejadian (ISK, IDO,
pelaporan kejadian Plebitis, VAP, Dekubitus) mengidentifikasi pasien
infeksi rumah sakit? dan mendokumentasikan dengan benar
2. Selanjutnya perawat melaporkan pada IPCLN/
kepala ruangan
3. IPCLN melaporkan kepada IPCN
4. IPCN datang ke ruangan untuk menginvestigasi
dan mengisi form kecurigaan infeksi.
5. Pembahasan oleh tim PPI.
6. Memberikan feedback kepada DPJP tentang
kecurigaan infeksi rumah sakit
7. Jika termasuk kedalam kriteria infeksi rumah sakit
dan memerlukan kultur, maka IPCN bersama
IPCLN atau perawat ruangan melakukan
pengambilan spesimen kultur.
8. IPCN dan IPCLN memantau kondisi pasien sampai
pasien pulang.
23. Bagaimana sistem 1. Pengumpulan surveilans dilakukan setiap hari
pengumpulan data dengan menggunakan formulir harian yang diisi
surveilans? oleh IPCLN
2. Setiap tanggal 25, hasil surveilans dari ruangan
dikirimkan ke PPIRS untuk dianalisa dan
diberikan rekomendasi sesuai dengan hasil
surveilans (periode pelaporan tanggal 26 bulan
sebelumnya s/d tanggal 25 bulan berjalan)
3. IPCN membuat laporan analisa, rekomendasi,
dan tindak lanjut setiap bulan dilaporkan kepada
28
No PERTANYAAN JAWABAN
Ketua Komite PPI dan triwulan dilaporkan Direktur
dan Komite PMKP
24. Bagaimana 1. Untuk meminimalkan terjadinya risiko infeksi
tatalaksana jika ada diadakan rapat untuk menetapkan level dan
renovasi tatalaksana (Menyusun ICRA konstruksi/renovasi)
pembangunan di 2. Dilakukan upaya tidak lanjut untuk mengurangi
Rumah Sakit? dampak risiko pembangunan dengan
menggunakan ceklist pemantauan yang dilakukan
oleh Tim PPI.
25. Untuk bangunan yang 1. Dengan menutup daerah yang direnovasi
sedang dalam sehingga debu dan partikel tidak mengenai
konstruksi bagaimana pasien dan petugas.
proses 2. Menganjurkan untuk memasang tanda “sedang
penanganan risiko direnovasi”
infeksinya? 3. Rapat koordinasi dengan Direksi, IPSRS, Ipal
Sejauh mana sanitasi, K3RS
keterlibatan PPIRS
pada saat RS akan
renovasi?
26. Bagaimana tatacara 1. Gunakanlah masker saat sedang batuk
batuk di area rumah 2. Bila tidak tersedia masker, batuk dengan menutup
sakit/tempat umum? mulut dan hidung menggunakan tissue
3. Bila tidak ada tissue, tutup mulut dan hidung
dengan menggunakan lengan atas baju bagian
dalam
4. Buang tissue ke dalam tempat sampah infeksius
5. Segera cuci tangan dengan menggunakan sabun
dan air mengalir atau handrub
29
BAB – KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
Hal Penting yang harus diketahui oleh seluruh pegawai RSUD Banten :
30
d. Ijazah terakhir
e. Konfirmasi Ijazah
f. Uraian tugas
g. Penilaian kinerja
h. Bukti Orientasi
i. Sertifikat Pelatihan
j. Sertifikat Vaksin
k. Hasil Medical Check-Up
C. FILE PEGAWAI SECARA KHUSUS
a. RKK dan SPK
b. STR/STRA
c. SIP/SIPA
d. Sertifikat Kompetensi
31
BAB - PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 WRONG SITE, WRONG Tiga komponen penting dalam prosedur pre operatif
PROCEDURE, WRONG 1. Proses verifikasi
PERSON SURGERY 2. Menandai lokasi yang akan di operasi
3. Time out
32
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan
penandaan :
1. Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung,
operasi secar)
2. Kasus intervensi seperti kateterisasi jantung
3. Kasus yang melibatkan gigi
4. Prosedur yang melibatkan bayi premature dimana
penandaan akan menyebabkan tato permanen.
• Proses time out ini merupakan standar operasi yang
meliputi pembacaan dan pengisian formulir sign in yang
dilakukan sebelum pasien di anestesi di holding area,
time out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum
insisi pasien operasi dan sign out setelah operasi selesai
(dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in, time
out, dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan
diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat
33
BAB PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)
Bagaimana
pelayanan di RSUD Melalui penerapan EWS ( Early Warning System )
2. BANTEN terhadap untuk mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini
kondisi pasien yang dininya .
memburuk?
Semua pasien yang umur lebih dari 60* dan menderita
Apakah pelayanan lebih dari diagnosa penyakit. Dalam pelayanan di rumah
3.
Geratri itu? sakit akan diprioritaskan sehingga memudahkan proses
pelayan pasien Geriatri.
a. Skrining gizi dewasa
Bagaimana
Menggunakan kriteria MST (Malnutrition Screening Tool)
prosedur
b. Skrining Gizi Anak
4. pengkajian awal
Menggunakan kriteria STRONG- KIDS
skrining gizi pasien
c. Untuk mengidentifikasi dan mentatalaksana pasien
di rumah sakit?
yang berisiko malnutrisi.
Bagaimana
Penyelengaraan Perencanan Menu→ Pengadaan Bahan Makanan →
5. Makanan? Penerimaan dan penyimpanan balan → Persiapan dan
pengolahan makanan→ Distribusi Makanan→makanan
34
Pengkajian rasa nyeri menggunakan metode:
a. Numerical Pain Rating Scale digunakan untuk
anak usia 8 Tahun sampai dengan dewasa
b. Wong Baker Faces Pain Rating Scale
digunakan untuk anak usia 3 tahun dan pasien
dewasa yang tidak bisa mengungkapkan rasa
nyerinya dengan angka
c. Neonatal Infant Pain Scale digunakan pada
bayi 0 sampai dengan 1 tahun
d. Face, Legs, Activity, Cry, Consolability
Bagaimana (FLACC) Behavioral Pain Scale Pada anak
prosedur usia kurang dari 3 tahun atau anak dengan
7. pengkajian gangguan kognitif atau pasien anak yang tidak
nyeri di Rumah dapat dinilai dengan skala lain digunakan
Sakit? FLACC
e. Behavioral Pain Scale (BPS)
Skala nyeri BPS ini digunakan untuk pasien anak
dengan penurunan kesadaran dan atau
menggunakan ventilator (terintubasi).
f. Critical Care Pain Observational Tool (CCPOT)
Skala nyeri ini digunakan pada pasien dewasa
dengan penurunan kesadaran, tidak dapat
berkomunikasi secara verbal dan atau
menggunakan ventilator di ruang rawat intensif.
• Pasien diberikan informasi dan pilihan tataksana
Bagaimana RSUD terhadap
8. Banten terapi/ prosedur/ pemeriksaan terencana yang diprediksi
melakukan tala menimbulkan nyeri.
laksana nyeri ? • Pasien dan keluarga diberikan edukasi perigelolaan
nyeri sesuai latar belakang agama, budaya, nilai-nilai
yg dianut.
35
Wong Baker Faces Pain Rating Scale
36
FLACCS
(Face,Legs,Activity,Cry,Consolability)
PARAMETER
KATEGORI
0 1 2
Tidak ada ekspresi Kadang meringis atau Sering/terus-menerus
WAJAH Khusus (seperti Mengerutkan mengerutkan dahi,rahang
senyum) dahi,menarik diri. mengatup,dagu bergetar
Tenang 1
Menekuk sebagian di daerah siku 2
Menekuk total dengan disertai jari-jari mengepal 3
Menekuk total secara terus menerus 4
37
BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
38
8. Kelengkapan Assesmen Awal Medis Kebidanan Pasien
Rawat Inap Kebidanan dan Kandungan < 24 jam (100%)
9. Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium Pasien Kebidanan
dan Kandungan (100%)
10.Kepatuhan Waktu Visite Dokter Spesialis Kebidanan dan
Kandungan (>80%)
11.Waktu Tunggu Poli Kebidanan dan Kandungan ≤ 60
menit (>80%)
12.Kematian ibu melahirkan karena pre eklampsi (≤ 30 %)
13.Kecepatan Waktu Tanggap Komplain Pasien Kebidanan
dan Kandungan (100%)
39
9. Apa saja grading Biru (Risiko Rendah)
insiden keselamatan Hijau (Risiko Moderat)
pasien? Kuning (Risiko Tinggi)
Merah (Risiko Ekstrim)
10 Apa saja jenis insiden Sentinel
keselamatan pasien? KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)
KTC (Kejadian Tidak Cedera)
KNC (Kejadian Nyaris Cedera)
KPCS (Kejadian Potensi Cedera Signifikan)
11. Apakah definisi dari Kejadian sentinel adalah suatu kejadian yang tidak
kejadian sentinel? berhubungan dengan perjalanan penyakit pasien atau
penyakit yang mendasarinya yang terjadi pada pasien.
Kejadian sentinel merupakan salah satu jenis insiden
keselamatan pasien yang harus dilaporkan yang
menyebabkan terjadinya hal-hal berikut ini:
a. Kematian
b. Cedera permanen
c. Cedera berat yang bersifat sementara/reversible.
12. Apa saja yang meliputi a. Bunuh diri oleh pasien yang sedang dirawat,
kejadian sentinel? ditatalaksana, menerima pelayanan di unit yang selalu
memiliki staf sepanjang hari atau dalam waktu 72 jam
setelah pemulangan pasien, termasuk dari Unit Gawat
Darurat (UGD) rumah sakit;
b. Kematian bayi cukup bulan yang tidak diantisipasi;
c. Bayi dipulangkan kepada orang tua yang salah;
d. Penculikan pasien yang sedang menerima perawatan,
tata laksana, dan pelayanan;
e. Kaburnya pasien (atau pulang tanpa izin) dari unit
perawatan yang selalu dijaga oleh staf sepanjang hari
(termasuk UGD), yang menyebabkan kematian, cedera
permanen, atau cedera sementara derajat berat bagi
pasien tersebut;
f. Reaksi transfusi hemolitik yang melibatkan pemberian
darah atau produk darah dengan inkompatibilitas
golongan darah mayor (ABO, Rh, kelompok darah
lainnya);
g. Pemerkosaan, kekerasan (yang menyebabkan kematian,
cedera permanen, atau cedera sementara derajat berat)
atau pembunuhan pasien yang sedang menerima
perawatan, tata laksana, dan layanan ketika berada
dalam lingkungan rumah sakit;
h. Pemerkosaan, kekerasan (yang menyebabkan kematian,
cedera permanen, atau cedera sementara derajat berat)
atau pembunuhan anggota staf, praktisi mandiri berizin,
40
pengunjung, atau vendor ketika berada dalam
lingkungan rumah sakit
i. Tindakan invasif, termasuk operasi yang dilakukan pada
pasien yang salah, pada sisi yang salah, atau
menggunakan prosedur yang salah (secara tidak
sengaja);
j. Tertinggalnya benda asing dalam tubuh pasien secara
tidak sengaja setelah suatu tindakan invasif, termasuk
operasi;
k. Hiperbilirubinemia neonatal berat (bilirubin >30 mg/dL);
l. Fluoroskopi berkepanjangan dengan dosis
kumulatif >1.500 rad pada satu medan tunggal atau
pemberian radioterapi ke area tubuh yang salah atau
pemberian radioterapi >25% melebihi dosis radioterapi
yang direncanakan;
m. Kebakaran, lidah api, atau asap, uap panas, atau pijaran
yang tidak diantisipasi selama satu episode perawatan
pasien;
n. Semua kematian ibu intrapartum (terkait dengan proses
persalinan); atau
o. Morbiditas ibu derajat berat (terutama tidak berhubungan
dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi
lain yang mendasari) terjadi pada pasien dan
menyebabkan cedera permanen atau cedera sementara
derajat berat.
13. Apa yang dimaksud Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) : merupakan Insiden
dengan KTD? Dan keselamatan pasien yang mengakibatkan cedera pada
apa contohnya? pasien.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dapat meliputi;
a. semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi;
b. semua kejadian serius akibat efek samping obat;
c. semua kesalahan pengobatan yang signifikan;
d. semua perbedaan besar antara diagnosa sebelum
dan sesudah operasi;
e. efek samping atau pola efek samping selama sedasi
moderat atau mendalam dan pemakaian anestesi;
f. infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan;
g. wabah penyakit menular yang terjadi di rumah sakit;
h. pasien jiwa yang melarikan diri;
i. tindakan kekerasan yang mencederai pasien;
j. kejadian-kejadian lain yang mengakibatkan cedera
pada pasien dengan kriteria sesuai sebagai Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD).
41
14. Apa yang dimaksud Kejadian Tidak Cedera (KTC) : merupakan insiden
dengan KTC? Dan keselamatan pasien yang sudah terpapar ke pasien, tetapi
apa contohnya? tidak timbul cedera
Contoh :
a. Dapat obat kontraındikasi tıdak timbul masalah
b. Dosis letal akan diberikan, diketahuı, dibatalkan
c. Dapat obat dosis letal/kontraindikasi, diketahui, diberi
antidotnya (mitigation)
15. Apa yang dimaksud Kejadian nyaris cedera (near miss) : terjadinya insiden yang
dengan KNC? Dan belum sampai terpapar/tidak mengenai ke pasien.
apa contohnya? Contoh
a. Unit tranfusi darah sudan siap dipasang pada pasien
yang salah, namun kesalahan tersebut sudah
diketahui sebelum tranfusi dimulai.
b. Salah obat tetapi segera di ganti
c. Kesalahan pengambilan sampel
16. Apa yang dimaksud Kondisi Potensial Cedera Signifikan (KPCS) : merupakan
dengan KPCS? Dan suatu kondisi (selain dari proses penyakit atau kondisi
apa contohnya? pasien itu sendiri) yang berpotensi menyebabkan kejadian
sentinel.
Contoh :
a. ICU yang sibuk, tetapi jumlah staf kurang
b. AC Bocor sehingga lantai basah
c. Kabel yang melintang di ruang operasi dapat
mengakibatkan pasien/karyawan tersandung dan
jatuh.
42
17. Bagaimana prosedur
Pelaporan insiden
keselamatan pasien ?
SUBKOMITE
KPRS
43
INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN TAHUN 2022
STANDAR/ JENIS
No.
No UNIT INDIKATOR MUTU TARGET INDIKATOR
Urut
PENCAPAIAN MUTU (IM)
44
20 4 Kematian Pasien > 48 Jam ≤ 0.24 % IM Unit
45
Waktu tunggu hasil pelayanan
41 1 100% IM Unit
Laboratorium (< 120 menit)
46
c.PH6-9
Pemeliharaan
Kecepatan waktu menanggapi
63 Sarana Rumah 1 100% IM Unit
kerusakan alat
Sakit (IPSRS)
Pembinaan dan
Pengembangan Keterampilan
70 Pengembangan 1 100% IM Unit
Paramedis
Keperawatan
47
Ketepatan Waktu Pemberian
80 Perbendaharaan 1 Tunjangan Kinerja (TUKIN) Sesuai 100% IM Unit
waktu
48
Kejadian Dekubitus Selama Masa
102 1 ≤ 1,5 ‰ IM Unit
Perawatan
49
BAB – PENGKAJIAN PASIEN (PP)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana cara mengidentifikasi
Melalui proses pengkajian yang
kebutuhan perawatan pasien yang
dicatat dalam rekam medis
dirawat di rumah sakit?
50
pelayanan kesehatan pasien)
6 Skrining apa yang wajib dilakukan Skrining nyeri, jatuh, fungsional, dan
pada pengkajian awal? nutrisional
51
DPJP.
12 Apa bukti peninjauan/ verifikasi dari Surat rujukan pasien dari luar RS yang
hasil pengkajian yang dikerjakan di dicap verifikasi dan ditandatangani oleh
luar RS? DPJP
15 Berapa lama waktu tunggu hasil Pemenuhan TAT rutin : ≤ 120 menit
pemeriksaan laboratorium? Pemenuhan TAT cito: ≤ 60 menit
16 Bagaimana alur pelaporan nilai kritis 1. 5 menit pertama lapor dokter SpPK, jika
laboratorium? 5 menit tidak merespon analis
menelepon dokter SpPK
52
2. 10 menit kedua petugas laboratorium
lapor ke DPJP/dokter jaga, jika 5 menit
tidak merespon analis menelepon
DPJP/dokter jaga.
3. Screenshot hasil validasi dan lapor kritis
sebagai bukti
4. Tulis pada buku nilai kritis
17 Indikator mutu Bank Darah Rumah Kecepatan penyedia darah/
Sakit (BDRS) komponen darah untuk operasi
section caesaria ≤ 120 menit
Pencatatan monitoring reaksi
transfusi darah
Ketersediaan darah
18 Pelayanan BDRS meliputi apa saja? Permintaan darah
Tes kecocokan
Distribusi dan pemberian darah
Monitoring reaksi transfusi
53
BAB HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
NO PERTANYAAN JAWABAN
54
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
di deritanya.
12. Pasien berhak di dampingi keluarganya dalam
keadaan kritis.
13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai
agama/kepercayaan yang dianutnya selama
tidak mengganggu pasien yang lain.
14. Pasien berhak mendapatkan keamanan dan
keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di Rumah Sakit.
15. Pasien berhak mengajukan usul, saran,
perbaikan atas perilaku Rumah Sakit terhadap
dirinya.
16. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan
rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya
17. Pasien berhak menggugat dan atau menuntut
Rumah Sakit apabila rumah sakit memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
baik secara perdata maupun pidana.
18. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan
Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan
2 Kewajiban Pasien dan keluarga KEWAJIBAN PASIEN (UU No. 44/2009 &
PERMENKES No 4 tahun 2018 Pasal 26 tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien)
1. Mematuhi peraturan yang berlaku dirumah
sakit.
2. Mengunakan fasilitas rumah sakit secara
bertangqunq jawab.
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung
dan tenaga kesehatan serta petugas lainnya
yang bekerja dirumah sakit.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan
akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah
kesehatannya.
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan
finansial dan jaminan kesehatan yang di
milikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang di
rekomendasikan oleh tenaga kesehatan
55
dirumah sakit dan di setuju oleh pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan
penjelasan sesuai ketentuan perundang-
undangan.
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan
pribadinya untuk menolak rencana terapi yang
direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan
atau tidak mematuhi petunjuk dalam rangka
penyembuhan penyakit atau masalah
kesehatannya dan,
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan
yang diterima.
3 Bagaimana prosedur pemberian Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai
informasi dan edukasi kepada dengan kebutuhan dan diberikan oleh petugas
pasien dan keluarga? dengan kompetensi yang sesuai. Dalam pemberian
informasi dan edukasi ini dikoordinasikan oleh
panitia PKRS (Bab KE).
SPO Pemberian Informasi dan Edukasi
4 Bagaimana prosedur Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan :
PERATURAN MENTERl KESEHATAN REPUBLIK
pemberian informed consent INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008
kepada pasien dan keluarga ? TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN
KEDOKTERAN
• Pernyataan persetujuan (informed consent) dari
pasien di dapat dari suatu proses yang di
tetapkan Rumah Sakit dan dilaksanakan oleh
staf yang terlatih dalam bahasa yang dipahami
pasien. (SPO Pemberian Informed Consent)
• Informed consent diperoleh saat sebelum
operasi, anestesi, penggunaan darah atau
produk darah dan Tindakan serta pengobatan
lain yang berisiko Tinggi.
• Semua Tindakan kedokteran harus mendapat
persetujuan pasien dan atau keluarga setelah
mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-
hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut
dari Dokter Penanggung jawab Pasien {DPJP).
56
1. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21
tahun atau telah menikah.
2. Bagi pasien di bawah umur 21 tahun,
persetujuan (informed consent) atau Penolakan
Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut
urutan hak sebagai berikut :
• Ayah / ibu kandung
• Saudara-saudara kandung
3. Bagi pasien dibawah 21 tahun dan tidak
mempunyai orang tua atau orang tuanya
berhalangan hadir, persetujuan (informed
consent) atau Penolakan Tindakan Medis
diberikan oleh mereka menurut hak sebagai
berikut:
• Ayah / ibu adopsi
• Saudara-saudara kandung
• Induk semang
4. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental,
persetujuan (informed consent) atau Penolakan
Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut
hak sebagai berikut :
- Ayah/ibu kandung
- Wali yang sah
- Saudara-saudara kandung
- Induk semang
5. Bagi pasien dewasa dibawah pengampunan
(curatelle) Persetujuan atau Penolakan Tindakan
Medis diberikan menurut hak sebagai berikut:
- Wali
- Curator
6. Bagi pasien dewasa yang sudah menikah/orang
tua, Persetujuan atau penolakan tindakan medis
diberikan oleh mereka menurut urutan hak
sebagai berikut:
- Suami/Istri
- Ayah/ibu kandung
- Anak-anak kandung
- Saudara-saudara kandung
7. Informed consent menginformasikan tentang :
diagnose, dasar diagnosa, tindakan kedokteran,
indikasi tindakan, tata cara, tujuan, resiko,
komplikasi, prognosis, alternatif.
5 Bagaimana pasien mendapatkan Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan
informasi pelayanan kerohanian kerohanian rutin dan atas permintaan. Pasien yang
ber Agama Islam akan di kunjungi kerohanian yang
57
di Rumah Sakit? ber Agama Islam setiap seminggu 3 Kali setiap hari
Senin Rabu Jumat dari jam 08.00-14.00. Untuk
pasien yang ber agama selain Islam diperbolehkan
membawa kerohanian sendiri yang sebelumnya
harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan
Pihak Rumah Sakit dengan tidak mengganggu
pasien lainnya.
SPO Pelayanan Kerohanian
6 Bagaimana Rumah Sakit Saat dilakukan pemeriksaan , konsultasi, tata
melindungi kebutuhan privasi laksana antar pasien akan dibatasi dengan tirai.
pasien?
SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien
7 Bagaimanan Rumah Sakit - Kriteria kekerasan fisik dilingkungan Rumah
melindungi pasien terhadap Sakit terdiri atas : pelecehan seksual,
kekerasan fisik? pemukulan, penelantaran, pemaksaan fisik
terhadap pasien baik yang dilakukan oleh
penunggu / pengunjung pasien maupun
petugas.
- Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan
dapat melakukan pemaksaan fisik ( seperti
pengekangan) sesuai standar medis dan
etika rumah sakit yang berlaku.
- Setiap petugas keamanan sudah terlatih
untuk menangani hal tersebut.
- Setiap pasien/ pengunjung/ karyawan yang
berada dalam rumah sakit harus
menggunakan tanda pengenal berupa
gelang identitas, kartu pengunjung, name tag
karyawan.
- Lingkungan Rumah Sakit dipantau dengan
CCTV untuk menjaga keamaan pasien.
-
SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik
8 Bagaiamana prosedur melindungi - Rumah Sakit menyediakan lemari tempat
barang milik pasien? penyimpanan barang berharga milik pasien.
Jika pasien ingin menitipkan barang
berharga, sampaikan kepada petugas /
perawat yang berjaga. Pasien di berikan form
lembar penitipan barang dan ditanda tangani
oleh pasien, perawat yang bertugas dan
petugas keamaan / sekuriti yang jaga
dibangsal tersebut.
- Pada saat pengambilan barang pasien pun,
juga harus disaksikan oleh petugas dan
petugas keamanan.
58
SPO Perlindungan Barang Milik Pasien
9 Apa yang dilakukan RS jika • Rumah Sakit menghormati pilihan dan keinginan
pasien pasien untuk menolak pelayanan resusitasi.
menolak/memberhentikan
tindakan resusitasi atau • Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus di
pengobatan yang diberikan? catat di Rekam Bedis pasien dan di formulir do
not Resuscitate (DNR). Formulir DNR harus diisi
dengan lengkap dan disimpan di Rekam Medis
pasien.
• Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang
yang terlibat dalam pengambilan keputusan
harus di catat di Rekam Medis pasien dan
formulir DNR. Keputusan harus
dikomunikasikan kepada semua orang yang
terlibat dalam aspek perawatan pasien.
10 Apakah privasi dan kerahasiaan Kerahasiaan adalah hak pasien. Menjadi tanggung
pasien? jawab semua petugas di Rumah Sakit.
Semua informasi medis adalah rahasia.
DO’s (Harus dilakukan)
- Mematikan computer, lampu, AC setiap kali
selesai digunakan atau Ketika meninggalkan
tempat kerja.
- Bagi para perawat dan petugas Kesehatan
lainnya: menutup pintu dan tirai selama
dilakukan tindakan atau pemeriksaan.
- Melindungi pasien dengan baik pada waktu
dilakukan tindakan pemindahan pasien.
- Menjaga ketenangan atau volume suara di
area perawatan pasien.
- Segera menyimpan obat dalam lemari obat
pasien Ketika obat sampai di bangsal dan
lemari obat selalu dalam kondisi terkunci.
- Mengisi form dan dokumen lengkap sesuai
dengan ketentuan.
- Menuliskan tanda tangan, nama, jam dan
profesi lengkap pada formulir sesuai dengan
ketentuan.
- Melakukan semua prosedur dan tindakan
sesuai dengan SPO.
59
DON’T’s ( Jangan dilakukan)
- Mendiskusikan informasi rahasia pasien di
tempat umum, seperti dikantin, lift, koridor, dll
- Menulis informasi rahasia pasien di papan
pengumuman yang dapat diakses oleh
public.
- Meninggalkan file pasien atau berkas rekam
medis diarea umum apalagi dalam keadaan
terbuka.
- Membawa berkas rekam medis ke luar
rumah sakit tanpa izin.
- Meletakkan obat ditrolley obat di koridor
bangsal.
- Meletakkan atau meninggalkan obat pasien
di meja kamar sebelum diminum pasien.
- Meletakkan atau meninggalkan kunci lemari
obat di trolley obat di koridor.
60
BAB - MANAJEMEN REKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (MRMIK)
NO PERTANYAAN JAWABAN
Bagaimana cara RS melindungi Rumah Sakit memiliki suatu Kebijakan bahwa yang
berkas rekam medis pasien dari diberikan kewenangan mengakses rekam medis
kehilangan/kerusakan/penyalahguna klinis pasien adalah para praktisi kesehatan yang
2
an? memberikan layanan kepada pasien tersebut.
1. Setiap dokumen terisi dengan lengkap sesuai dengan ketentuan yang ada (tanda
tangan, tanggal, waktu, dll)
61
BAB - SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
62
• Pada kondisi darurat bencana dan nama pasien
tidak diketahui maka identifikasi pasien
menggunakan cara visual dengan nama diganti
nomor Tn/Ny 1,2,3,dst
• Pasien yg tdk mungkin/tidak kooperatif/alergi
gelang identitas/tidak memiliki eksremitas/luka bakar
maka identitas pasien dipasang dengan
memakaikan kalung pada leher pasien
• Bila nama pasien dalam satu ruangan sama maka
digunakan tanda dengan menggunakan stiker post
itdengan tulisan “HATI-HATI NAMA PASIEN SAMA”
diletakkan pada ujung kanan rekam medis
• Identitas untuk jenazah menggunakan kartu
identitas yang dipasang di jari kaki
• Sample darah dan sample patologi
Dua identitas • Nampan makanan pasien
6.
digunakan juga pada • Label ASI yang di simpan untuk bayi yg dirawat di
RS
• Sebelum dilakukan tindakan, prosedur diagnostik,
dan terapeutik
• Sebelum pemberian obat, darah, produk darah,
Kapan dilakukan
pengambilan spesimen, dan pemberian diet.
proses verifikasi
7. • Sebelum pemberian radioterapi, menerima cairan
identitas pasien
intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau
(identifikasi pasien) ?
pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis,
katerisasi jantung, prosedur radioiogi diagnostik dan
identifikasi terhadap pasien koma
Gelang identifikasi apa 1. Gelang identilas ada 2 macam
saja yang digunakan di Pasien laki- laki BIRU MUDA
Rumah Sakit ? Pasien perempuan MERAH MUDA
2. Identifikasi pasien pada gelang identitas harus
dicetak,
3. Pemasangan gelang identitas Setiap pasien yang
masuk rawat inap dilakukan di IGD , VK, OK, ruang
perawatan ( bila karena sesuatu hal terlepas) dan
8. ruang rawat jalan ( bila akan dilakukan tindaskan
invasive )
Warna Label stiker pada gelang
KUNING = Resiko Jatuh
MERAH = Alergi
UNGU = DNR (DO Not Resucitation) kemoterapi
Putih = Untuk pasien dengan keterbatasan
ekstremitas
Cara Melakukan Identifikasi dengan cara
63
1. Identifikasi dengan menanyakan nama, tanggal
lahir . Minimal Menggunakan 2 parameter dari
nama, tanggal Iahir no RM
2. Nama pasien menggunakan 2 kata, jika hanya satu
kata maka ditambahkan bin/binti dan dituliskan nama
ayah kandung pasien dibelakangnya.
3. Untuk pasien yang tidak dapat menyebutkan
namanya dapat ditanyakan pada keluarga yang
mendampingi.
1. Secara Verbal pada pertemuan pertama . Selalu
dilakukan pada pasien yang tidak terpasang gelang
identitas yaitu di rawat jalan, penunjang meduis, IGD
(bila pasien sadar)
SPO cara Identifikasi 2. Secara Visual pada pertemuan selanjutnya: yaitu
9.
pasien dg mencocokkan gelang identitas dan rekam medis
3. Identifikasi jenazah menggunakan kartu identitas
jenazah sesuai jenis kelamin, jenazah yang
mempunyai penyakit infeksius di bubuhkan cap”
INFEKSIUS’ DI KARTUNYA.
Bagamana prosedur
10. pemasangan gelang SPO Pemasangan gelang Identifikasi pasien
identifkasi ?
B. Meningkatkan Komunikasi Efektif
Dapatkah anda Dapatkah Anda Menjelaskan tentang cara
Menjelaskan tentang Komunikasi yang efektil di Rumah sakit
cara komunikasi yang • Rumah Sakit menggunakan tehnik SBAR (Situation
efektif di Rumah sakit? - Background — Assesment — Recommendation)
dalam melaporkan kondisi pasien untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi antar Memberi
layanan.
1. Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
2. Background : Informasi penting apa yang
berhubunpan denqan kondisi pasien terkini.
3. Assesment : HasiI pengkajiann kondisi pasien
11.
terkini.
4. Recommendation : Apa yang perlu dilakukan
untuk mengatasi masalah pasien saat ini.
64
Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP
pasien menjadi tanggung jawab dokter
ruangan yang bertugas.
65
perawatan intensif ke ruang perawatan atau dari
instalasi gawat darurat ke ruang operasi
3. Dari unit perawatan inap pasien ke unit layanan
diagnostic atau unit radiologi atau fisioterapi
• Harus ada bukti serah terima dengan
15. Bukti Hand Over membubuhkan tanda tangan, tanggal dan waktu
pencatatan
• Pelaporan hasil nilai kritis dilaporkan kurang dari 30
Rentang waktu
16. menit sejak hasil diverifikasi oleh PPA yang
Pelaporan nilai kritis
berwenang di unit pemeriksaan penunjang diagnostik
Apakah yang • High Alert Medication adalah obat —obatan yang
dimaksud dengan memiliki risiko yang menyebabkan cedera serius
Obat High AIert? pada pasien jika digunakan dengan tidak tepat
• Obat-obatan yang termasuk dalam high alert
medication adalah :.
1. Obat Resiko Tinggi : yailu obat dengan zat aktif
yang dapat rneriimbulkan kematian atau kecacatan
bila teriadi kesalahan ( error ) dalam penggunaannya
(insulin , heparin, sitostatika)
66
D. Memastikan Sisi Yang Benar, Prosedur Yang Benar, Pasien Yang Benar Pada
Pembedahan/ Tindahan Invasif.
• Orang yang bertanggung jawab untuk membuat
tanda pada pasien adalah Operator/orang yang akan
meIakukan tindakan.
• Operator yang membuat tanda itu harus hadir pada
operasi tersebut
• Penandaan lokasi operasi dilakukan sebelum
operasi dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan
sadar juga disaksikan oleh perawat
• Penandaan lokasi operasi (berupa lingkaran)
dilakukan pada semua lokasi yang memiliki 2 sisi kiri
dan kanan struktur multiple (jari kaki, jari tangan,
lesi), atau multiple level (tulang belakang)
Bagaimana prosedur • Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol
penandaan lokasi yang permanen berwarna Hitam dan jika memungkinkan,
18.
akan di operasi harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.
dilakukan • Beberapa proseduryang tidak memerlukan
penandaan:
1. Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung,
operasi caesar)
2. Kasus intervensi seperti kateler jantung
3. Kasus yang melibatkan gigi (penandaan dilakukan
pada foto panoramic)
4. Prosedur yang melibatkan bayi prematur di
mana penandaan akan menyebabkan tato
permanen.
Departemen yang terlibat dalam proses Time out dan
penandaan operasi adalah kamar operasi, Cath Lab,
Rawat Jalan (Poli Bedah, Poli Gigi, dan Endoskopi)
Identifikasi pasien, prosedur, ınform consent
sudah di cek? Sisi operasi sudah di tandai
Mesin anastesi dan obat-obatan lengkap ?
Panduan Sıgn In Pulse Oxymefri terpasang dan berfungsi ?
19. sebelum induksi Allergi ?
anastesi Kemungkinan kesulitan jalan napas atau
aspirasi .
Resıko kehilangan darah >= 500 ml
67
2. Dr Anastesi apa ada patient specific concern
3. Perawat : sterilitas, instrument*
Imaging yang diperlukan sudah di pasang?
Panduan sebelum • Perawat melakukan konfirmasi secara verbal,
pasien meninggalkan Bersama dokter dan anastesi
kamar opefasi (SIGN 1. Nama prosedur
OUT) 2. lnstrumen,gas verband, jarum dihitung harus
lengkap
21.
3. Speciment telah diberi label identitas
4. Apa ada masalah peralatan yang harus di tangani
• Dokter kepada perawat dan anastesi,apa yang
harus diperhatikan dalam recovery dan manajemen
pasien
Mengurangi Risiko • Semua petugas di Rumah Sakit termasuk dokter
Infeksi Akibat melakukan kebersihan tangan
Perawatan Kesehatan pada 5 MOMENT yang telah ditentukan, yakni
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum rnelakukan tindakan/prosedur aseptic
3. Setelah terkena rairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkcngan sekitar pasien
RSUD Banten menggunakan
6 LANGKAH CUCI TANGAN.
Ada 2 cara cuci tangan, yaitu :
1. HANDWASH—dengan air mengalir Waktunya 40
- 60 detik
22. 2. HANDSCRUB dengan gel berbasis alcohol
Waklunya 20 — 30 detik
68
• lnfeksi aliran darah primer terkait pemasangan
Centarl Venous Presure ( CVP )
• lnfeksi Aliran darah perifer
(PMK 27 th 2017 tentang PPI)
3. Form Pengkajian :
No Penilaian/pengkajian Ya Tidak
a. Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih )
1. Tidak seimbang sempoyongan /Iimbung
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu (
kruk, tripot, kursi, orang lain )
b. Menopang saat akan duduk: tampak
memegang pinggiran kursi atau meja/ benda
lain sebagai penopang saat akan duduk
69
No Hasil Kerja Tindakan
EDUKASI o Lainnya...........
70
SKALA RESIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI
71
ONTARIO MODIFIED STARTIFY — SYDNEY SCORING
Keterangan Skor:
0-5 : resiko rendah
6-16 : resiko sedang
17-30 : resiko tinggi
72
MORSE FALL SCALE ( SKALA JATUH MORSE )
Kategori
Risiko Tinggi >45
Resiko Rendah 25 - 44
Tidak Berisiko 0-24
73
PENGKAJIAN RISIKO JATUH PADA PASIEN PSIKIATRI (SKALA EDMONSON)
74
Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat djadikan dasar
pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut.
Perawat memasang label Resiko Jatuh berwarna KUNING di pergelangan tangan
pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pernasangan gelang
tersebut.
Pengkajian ulang secara berkala dilakukan oleh perawat sesuai hasil penilaian
resiko jatuh pasien dan jika terjadi percbahan kondisi pasien atau pengobatan.
Pastikan keamanan dan keselamatan pasien selama dalam perawatan dengan :
1. Memakai label pada gelang identitas pasien sejak masuk RS
Merah : Alergi
Kuning : Pasien dengan risiko jatuh
Ungu : Pasien yang menolak resusitasi (Do Not Resusucitate/ONR)
77
BAB PENDIDIKAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN (PPK)
No Pertanyaan Jawaban
1 Tahukah anda tentang RSUD Banten
menjamin terselenggaranya pelayanan
bagaimana Kebijakan kesehatan yang dapat digunakan untuk pendidikan dan
Penyelenggaraan Pendidikan penelitian bidang kedokteran, dan kesehatan lain
dan Penelitian Bidang dengan mengutamakan kepentingan keselamatan
Kesehatan di RSUD Banten pasien/klien serta menjamin terselenggaranya
pelayanan, pendidikan, dan penelitian bidang
kedokteran, dan kesehatan lain yang bermutu ;
79
yang diberlakukan Pendidikan
4 Komite Koordinasi Pendidikan berkoordinasi
dengan Subkomite Etik Penelitian untuk diproses tebih
lanjut
5 Subkomite Etik Penelitian memberikan protokol
penelitian untuk dilengkapi oleh peneliti
6 Subkomite Etik Penelitian melakukan penilaian
atau kaji etik protokol penelitian yang sudah diisi
7 Subkomite Etik Penelitian memberikan
persetujuan etik bila sudah memenuhi persyaratan
8 Peneliti membayar biaya kaji etik penelitian
sesuai tarif yang berlaku
9 Peneliti membayar biaya penelitian sesuai tarif
yang berlaku
10 Komite Koordinasi Pendidikan membuat
pengantar pelaksanaan penelitian
11 Komite Koordinasi Pendidikan menunjuk
pendamping peneliti
12 Pelaksanaan penelitian
5 Bagaimana tata laksana
pelaksanaan supervisi dalam 1. Tingkat supervisi peserta didik ditetapkan
pendidikan klinik di RSUD berdasarkan kemampuan asesmen atau
Banten: pengkajian, kemampuan kemampuan membuat
keputusan, kemampuan dalam membuat
diagnosis dan rencana asuhan secara mandiri
serta melaksanakan asuhan pelayanan pasien
secara mandiri
2. Tingkat supervisi peserta didik disosialisasikan
kepada peserta didik pada saat orientasi umum.
(Komkordik melakukan pengecekan atas
orientasi yang akan diterima peserta didik dan
mengkoordinasikan pelaksanaan orientasi
(pembekalan) di rumah sakit dengan Bagian
Perencanaan dan Pendidikan.
3. Supervisi peserta didik non PPDS dengan
tingkat supervisi tinggi sampai rendah, dilakukan
oleh dosen kedokteran, DPJP, atau Pembimbing
Klinik yang memberikan pendidikan dan
bimbingan klinis. Evaluasi kompetensi peserta
didik dilakukan sesuai dengan ketentuan yaitu:
a . Bed site teaching
b. Laporan kasus / responsi
c. Mini cex
d. Logbook peserta didik
4. Bagi peserta didik PPDS tingkat supervisi
ditentukan dengan sertifikat kompetensi / surat
80
keterangan kompetensi dari Institusi Pendidikan.
5. Pemberian stiker label di ID card peserta didik
berdasarkan tingkat supervisi sebagaimana
terinci pada tabel berikut:
Tingkat Stiker
No Peserta Didik
Supervisi Label
1 PPDS I
Tahap 3 Rendah Biru
Tahap 2 Moderat Hijau
Tahap 1 Moderat Kunin
tinggi g
2 Dokter Muda Tinggi Merah
3 Profesi Ners / Profesi
Tinggi Merah
Bidan
4 DIII/IV/S1 Keperawatan,
Tinggi Merah
Kebidanan
5 DIII/IV Penunjang
Kesehatan (Teknik
laboratorium medis, Tinggi Merah
analis kesehatan,
fisioterapi, radiologi, gizi)
C. Penanggung Jawab
81
1. Orientasi Peserta Didik dilaksanakan dibawah
tanggung jawab Subag Pendidikan Pelatihan
Perencanaan Evaluasi Pelaporan khususnya
bagian Pendidikan Latihan RSUD Banten
2. Orientasi di unit kerja RSUD Banten dibawah
Pembimbing Klinik yang telah ditetapkan oleh
RSUD Banten
82
1. Memakai atasan berwarna putih dan bawahan
berwarna hitam dan memakai jaket almamater
2. Memakai seragam Institusi Pendidikan bagi
program D3 Kebidanan/ D3 Keperawatan / Ners
3. Semua peserta diklat wajib menggunakan tanda
pengenal.
83