Anda di halaman 1dari 6

NASIONALISME DAN ANTI KORUPSI

Dr. Afridha Laily Alindra, S.Pd.M.Si.


A. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami nasionalisme dan menganalisis dampak korupsi dalam kehidupan
2. Menanamkan nasionalisme dan Menghindari perbuatan korupsi
3. Menerapkan nilai-nilai nasionalisme dan Menghindari perbuatan korupsi dalam kehidupan
sehari-hari
B. Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakhir, nasionalisme menjadi perhatian karena terdapatnya
indikasi kekeliruan menampilkan wujud nasionalisme yang berpihak pada kepentingan tertentu
atau kelompok tertentu. Krisis nasionalisme terlihat baik pada tokoh elit politik hingga
masyarakat awam, termasuk generasi muda (Prabowo, 1995 dan Kartodirjo 2001). Kondisi lain
yang sedang terjadi di Indonesia adalah “deficit nasionalisme”, yaitu suatu kondisi menurunnya
semangat nasional, salah satunya adalah memudarnya rasa kebersamaan dan ambisi untuk
mengutamakan kepentingan pribadi dengan berbagai cara, termasuk korupsi. Bagaimana kaitan
antara nasionalisme, korupsi dan karakter anti korupsi?
C. Materi Pokok
1. Pengertian Nasionalisme
Nationalisme memiliki unsur kata nation, yang yang dikembangkan dari kata nascor
(saya dilahirkan), maka pada awalnya nation(bangsa) dimaknai sebagai “sekelompok orang
yang dilahirkan di suatu daerah yang sama” (group of people born ini the same place) (Ritter,
1986: 286). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasionalisme berasal dari kata "nasional"
dan "isme" yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta
tanah air; memiliki rasa kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa.
Rasa nasionalisme identik dengan rasa solidaritas terhadap musibah dan kekurang-
beruntungan saudara setanah air, sebangsa, dan senegara. Nasionalisme adalah paham yang
menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara yang memiliki tujuan atau cita-cita
bersama untuk kepentingan nasional. Seseorang yang memiliki nasionalisme dapat dicirikan oleh
adanya semangat dan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air yang dipelihara untuk
mempertahankan dan memajukan bangsa.
Namun demikian, nasionalisme juga kadang dipahami dalam arti sempit sebagai Perasaan
kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan sehingga
memandang rendah terhadap bangsa lain. Pemahaman secara sempit dapat mengarah pada
chauvinsime, yaitu Perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan
berlebihan sehingga memandang rendah terhadap bangsa lain. Nasionalisme juga harus
dibedakan dari paham sukuisme, yang memandang Perasaan kebangsaan atau cinta terhadap
bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan sehingga memandang rendah terhadap bangsa lain
yang dapat menimbulkan ekstrimisme.
2. Aspek nasionalisme
Sebagai suatu kerangka ideology, nasionalime terdiri dari aspek 1) pengetahuan
(cognitive), 2) tujuan (goal), dan 3) strategis (strategic). Pengetahuan diperlukan untuk
memahami situasi konkrit sosial, ekonomi, budaya dan politik. Seorang nasionalis harus cerdas
menganalisis berbagai informasi, memiliki kesadaran bersejarah dan bijaksana. Aspek tujuan
merupakan harapan ideal yang harus diperjuangkan didalam suatu negara. Ir. Soekarno
menyatakan nasionalisme adalah pilar kekuatan bangsa-bangsa yang terjajah untuk memproleh
kemerdekaan dahulunya. Aspek strategic menuntut adanya kiat perjuangan kaum nasionalis
dalam perjuangan mereka untuk mewujudkan cita-cita bersama, dapat berupa perjuangan fisik
atau diplomasi, moril atau spirituil, dapat bersifat moderat atau radikal, dapat secara sembunyi-
sembunyi atau terang-terangan, dan lain-lain.
3. Korupsi, bahaya dan konsekuensinya
Korupsi berasal dari kata corruption atau corrupt, yang berarti 1) busuk, buruk; suka
menerima uang sogok (memakai kekuasaannya untuk kepentingan sendiri dan sebagainya).2
Korupsi adalah perbuatan yang buruk (seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan
sebagainya. Terdapat beberapa bahaya sebagai akibat korupsi, yaitu bahaya terhadap: masyarakat
dan individu, generasi muda, politik, ekonomi bangsa dan birokrasi. korupsi berpengaruh negatif
terhadap rasa keadilan sosial dan kesetaraan sosial. Korupsi menyebabkan perbedaan yang tajam
di antara kelompok sosial dan individu baik dalam hal pendapatan, prestis, kekuasaan dan lain-
lain. Setiap individu dalam masyarakat hanya akan mementingkan diri sendiri (self interest),
bahkan selfishness. Korupsi juga membahayakan terhadap standar moral dan intelektual
masyarakat.
Dalam bidang politik, kekuasaan politik yang dicapai dengan korupsi akan menghasilkan
pemerintahan dan pemimpin masyarakat yang tidak legitimate di mata publik. keadaan yang
demikian itu akan memicu terjadinya instabilitas sosial politik dan integrasi sosial, karena terjadi
pertentangan antara penguasa dan rakyat. Bahkan dalam banyak kasus, hal ini menyebabkan
jatuhnya kekuasaan pemerintahan secara tidak terhormat. Dalam bidang ekonomi, korupsi
merusak pertumbuhan ekonomi, salah satunya disebabkan oleh kehilangan kepercayaan
(mistrust) dari investor atau pemilik modal. Korupsi juga menyebabkan tidak efisiennya
birokrasi dan meningkatnya biaya administrasi dalam birokrasi. Jika birokrasi telah dikungkungi
oleh korupsi dengan berbagai bentuknya, maka prinsip dasar birokrasi yang rasional, efisien, dan
berkualitas akan tidak pernah terlaksana.
Lebih lanut, generasi muda juga harus diperkenalkan dengan konsekuensi hukum
tindakan korupsi memiliki konsekuensi hukum. Sebanyak 13 pasal dalam UU No. 31 Tahun
1999 yang telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi dirumuskan kedalam 30 bentuk/jenis tindak
pidana korupsi bisa dikenakan sanksi pidana karena korupsi. Ketigapuluh bentuk/jenis tindak
pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 1). Kerugian keuangan
negara, 2). Suap-menyuap, 3). Penggelapan dalam jabatan, 4) Pemerasan, 5). Perbuatan curang,
6). Benturan kepentingan dalam pengadaan dan 7) Gratifikasi.
Selain bentuk/jenis tindak pidana korupsi yang sudah dijelaskan diatas, masih ada tindak
pidana lain yang yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang tertuang pada UU No.31
Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Jenis tindak pidana yang berkaitan dengan tindak pidana
korupsi itu adalah: 1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi 2. Tidak memberi
keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar 3. Bank yang tidak memberikan
keterangan rekening tersangka 4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi
keterangan palsu 5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau
memberikan keterangan palsu 6. Saksi yang membuka identitas pelapor
4. Penguatan nasionalisme dan karakter antikorupsi pada generasi muda
Salah satu efek negatif yang paling berbahaya dari korupsi pada jangka panjang adalah
rusaknya generasi muda. Dalam masyarakat yang korupsi telah menjadi makanan sehari-hari,
anak tumbuh dengan pribadi antisosial, selanjutnya generasi muda akan menganggap bahwa
korupsi sebagai hal biasa (atau bahkan budaya), sehingga perkembangan pribadinya menjadi
terbiasa dengan sifat tidak jujur dan tidak bertanggung jawab.
Kebebasan akses informasi,tentang kebendaan telah menyebabkan munculnya sifat
konsumerisme. Saat ini para generasi muda mengindikasikan mengalami perubahan orientasi
hidup untuk memperoleh material dan kemewahan sebagai standar hidup yang dianggap layak.
Generasi muda mudah terpengaruh oleh pemodelan atau fitur dari negara lain, sehingga
menimbulkan rasa krisis percaya diri terhadap potensi dan kebanggan negeri sendiri. Hal ini
dapat mendorong munculnya sifat rakus sehingga melegalkan semua cara untuk memenuhi
kepentingan pribadi yang berkaca pada standar di luar citra Bangsa Indonesia.
Generasi muda harus dikembalikan pada karakter nasionalisme yang mencintai bangsa
dan mengutamakan kesejahteraan bersama melalui prinsip-prinsip nasionalisme. Ada 5 prinsip
nasionalisme yaitu: 1) kesatuan (unity), dalam wilayah teritorial, bangsa, bahasa, ideologi, dan
doktrin kenegaraan, sistem politik atau pemerintahan, sistem perekonomian, sistem pertahanan
keamanan, dan policy kebudayan; 2) kebebasan (liberty, freedom, independence), dalam
beragama, berbicara dan berpendapat lisan dan tertulis, berkelompok dan berorganisasi; 3)
kesamaan (equality), dalam kedudukan hukum, hak dan kewajiban; 4) kepribadian (personality)
dan identitas (identity), yaitu memiliki harga diri (self estreem), rasa bangga (pride) dan rasa
sayang (depotion) terhadap kepribadian dan identitas bangsanya yang tumbuh dari dan sesuai
dengan sejarah dan kebudayaannya; 5) prestasi (achievement), yaitu cita-cita untuk mewujudkan
kesejahteraan (welfare) serta kebesaran dan kemanusiaan (the greatnees adn the glorification)
dari bangsanya
Pencegahan korupsi dibangun dari dalam diri (internal) dan didukung dari lingkungan
(eksternal). Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsi tertanam
dalam diri setiap individu. Oleh karena itu, perlu adanya penanaman dan implementasi nilai-nilai
anti korupsi sebagai upaya pembentengan diri dari perilaku korupsi. Nilai jujur adalah sikap dan
perilaku yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan. Jujur
berarti mengetahui apa yang benar, mengatakan dan melakukan apa yang benar. Orang yang
jujur adalah orang yang dapat dipercaya, lurus hati, tidak berbohong, dan tidak melakukan
kecurangan.
Disiplin adalah kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan
atau tata tertib yang berlaku. Disiplin berarti patuh pada aturan. Tanggung jawab adalah sikap
dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan
dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara maupun agama. Adil berarti tidak berat
sebelah, tidak memihak pada salah satu, dan menunjukkan perlakuan yang sama tanpa membeda-
bedakan berdasarkan golongan atau kelas tertentu.
Berani adalah hati yang mantap, rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi ancaman
atau hal yang dianggap sebagai bahaya dan kesulitan. Peduli adalah sikap dan tindakan
memperhatikan dan menghiraukan orang lain, masyarakat yang membutuhkan, dan lingkungan
sekitar. Arti nilai kerja keras yaitu sungguh-sungguh berusaha ketika menyelesaikan berbagai
tugas atau amanah dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, pantang menyerah dan terus
berjuang. Mandiri adalah dapat berdiri sendiri, mampu menyelesaikan, mencari, dan menemukan
solusi atas masalah yang dihadapi. Sederhana adalah bersahaja. Sederhana berarti menggunakan
sesuatu secukupnya dan tidak berlebihan.
D. Kesimpulan
Nasionalisme adalah pilar yang membangun dan memajukan bangsa atas cinta dan
semangat yang tinggi untuk negara. Saat ini, terlihat sejumlah indikasi kemunduran
nasionalisme. Salah satu bentuk pengingkaran terhadap azas keadilan dan kebersamaan dalam
bernegara adalah tindakan korupsi. Korupsi telah menimbulkan dampak dan bahaya pada
berbagai bidang. Korupsi juga berkembang dan mengancam generasi muda, Upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia sudah dilakukan melalui berbagai cara, namun hingga saat
ini masih saja terjadi korupsi dengan berbagai cara yang dilakukan oleh berbagai lembaga.
Terdapat hambatan dalam melakukan pemberantasan korupsi, antara lain berupa hambatan:
struktural, kultural, instrumental, dan manajemen. Penguatan nilai-nilai yang terkandung dalam
nasionalisme merupakan kunci yang memulihkan kerusakan kehidupan bernegara dan bersosial
masyarakat. Nilai-nilai ini perlu dikukuhkan sebagai upaya antikorupsi yang pada akhirnya juga
mengancam nasionalisme.
E. Evaluasi
1. Nasionalisme diindikasikan oleh rasa, kecuali
a. cinta tanah air
b. pengagungan kesukuan
c. kebanggaan bernegara
d. semangat berjuang
e. kebersamaan

2. Tujuan nasionalisme di di masa lalu yang membedakan dengan nasionalisme saat sekarang
adalah
a. kegigihan memperluas daerah kekuasaan
b. keinginan memperjuangkan hak dan kewajiban
c. kegigihan mempertahankan kedaulatan
d. keinginan untuk bergabung dengan negara lain
e. keyakinan akan mendapat hadiah kemerdekaan

3. Korupsi dapat berdampak langsung erhadap bidang berikut, kecuali


a. politik
b. ekonomi
c. birokrasi
d. budaya
e. sosial

4. Tindakan berikut yang dapat menjadi cikal bakal sifat korupsi adalah
a. Memberikan hadiah sebelum kenaikan kelas
b. Memilih ketua OSIS berdasarkan kompetensi
c. Memberikan informasi yang benar tentang praktek korupsi
d. Melaporkan sirkulasi dana koperasi sekolah secara transparan
e. Menyisihkan uang donasi bencana untuk operasional kegiatan pengiriman bantuan

5. Karakter anti korupsi berhubungan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam nasionalisme,
yaitu:
a. Adil
b. Tanggung Jawab
c. Kreatif
d. Jujur
e. Berani

Anda mungkin juga menyukai