Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI UNSUR

ANGGOTA KELOMPOK:
1. Alifyan Vendy Yogatama (02)
2. Christopher Bravo G. (07)
3. Jannatan Hisankusuma (18)
4. M. Wafdan Taqiyya (28)

INDIKATOR CAPAIAN PEMBELAJARAN


1. Siswa mampu menganalisis penentuan biloks berdasarkan pengaruh
keelektronegatifan
2. Siswa mampu menghitung bilok unsur berdasarkan aturan penentuan biloks
PANDUAN
1. Baca dan pahami sumber belajar berupa buku paket maupun internet
2. Diskusikan pertanyaan yang terdapat dalam LKPD secara berkelompok
3. Hasil diskusi kelompok dikirim ke GC sesuai tenggat waktu secara individu
4. Pertemuan berikutnya presentasi hasil diskusi oleh satu perwakilan kelompok.
RINGKASAN MATERI
Penentuan bilangan oksidasi / biloks menggunakan metode elektronegativitas untuk beberapa
senyawa yang umum disajikan pada Gambar 1. Penentuan bilangan oksidasi dengan metode
ini perlu digambarkan struktur Lewis (electron-dot) senyawa tersebut. Walaupun elektron
pada senyawa kovalen polar elektron tidak sepenuhnya digunakan -sama, namun untuk
memudahkan penghitungan biloks diasumsikan bahwa elektron yang memiliki
elektronegativitas lebih besar “memiliki” elektron yang digunakan bersama tersebut.
Bilangan oksidasi merupakan sisa muatan karena pemutusan ikatan secara heteronuklir,
dimana elektron akan diberikan kepada atom yang lebih elektronegatif. Sehingga, biloks
dapat dihitung dengan persamaan:
Biloks = EV – Eht
Dimana, EV merupakan elektron valensi atom, dan Eht merupakan elektron disekeliling atom
setelah terjadi pemutusan secara heteronuklir dimana elektron akan “dimiliki” oleh atom
yang lebih elektronegatif.
Gambar 1a. menunjukkan bahwa atom klorin memiliki elektronegatifitas yang lebih
tinggi dari hidrogen, sehingga elektron dari hidrogen akan lebih tertarik ke klorin. Atom
klorin dalam dalam senyawa hidrogen seolah-olah memiliki 1 elektron dari hidrogen, dan
atom hidrogen seolah-olah kehilangan 1 elektron. Dengan menggunakan persamaan biloks di
atas, maka dapat dihitung biloks H adalah 1 – 0 = +1, dan biloks Cl adalah 7- 8 = -1. Cara
yang sama digunakan untuk menghitung biloks tiap atom pada senyawa H2O (Gambar 1b), F2
(Gambar 1c), CO2 (Gambar 1d), Gambar 1c. menjelaskan mengapa atom pada unsur bebas
seperti F2, O2, N2, H2, Cl2 mempunyai biloks nol. Atom F pada F2 memiliki elektronegatifitas
yang sama, sehingga pemutusan terjadi secara homonuklir, dimana elektron akan kembali ke
masing-masing atom karena tarikan sama kuat. Dengan persamaan tersebut di atas biloks F
dapat dihitung, 7 – 7 = 0.
Penentuan biloks secara sederhana menggunakan aturan penentuan biloks adalah
sebagai berikut :
1. Biloks atom unsur bebas adalah nol;
2. Total biloks pada senyawa netral adalah nol;
3. Biloks ion monoatomik sama dengan muatan ionnya;
4. Total biloks ion poliatomik sama dengan muatan ionnya.
5. Bilangan oksidasi atom lain ditentukan sesuai aturan: biloks golongan IA dan IIA dalam
senyawa adalah +1 dan +2; biloks atom oksigen dalam senyawa adalah -2 kecuali dalam
peroksida (-1) dan superoksida (-1/2); biloks atom hydrogen dalam senyawa adalah +1,
kecuali dalam hidrida (-1).
6. Untuk menentukan biloks unsur dalam senyawa garam maka dapat diuraikan terlebih
dahulu menjadi ion-ion penyusunnya, kemudian dihitung biloks masing-masing unsur,
misal K2SO4 🡪 K+1 + SO4-2
PERTANYAAN
1. Tentukan biloks unsur berdasarkan pengaruh keelektronegatifan dalam senyawa atau ion
berikut!
No Spesi Rumus Lewis Bilok masing-masing unsur (biloks = ev-eht)

1 SO4-2 S = +6, O = -2

S-8 = -2
S = +6
2 S2O3-3 S=+
3
, O = -2
2

2S-6 = -3
2S = 3
3
S=+ 2
3 H2O2 H= +1, O= -1

2+2O = 0
2 = -2O
O = -1
4 CaClO3 Ca = +2, Cl= -4, O = -2

+2+Cl-6 = 0
Cl = -4
5 NaH Na = +1 , H= -1

+1+H = 0
H = -1
2. Tentukan biloks berdasarkan aturan biloks
No Spesi Perhitungan Biloks masing-masing Hasil perhitungan
unsur dalam senyawa berdasar aturan
biloks

1 NaCl Na⁺¹ + Cl ⁻¹ Na = +1, Cl = -1


Na = +1
Cl = -1
2 H2SO4 H⁺¹ + SO₄⁻² H=+1, S= 6, O= -2
H = +1
SO₄ = -2
S - 8 = -2
S = +6
3 H3PO4 H= +1 H= +1
O= -2 O= -2
H3PO4=...... P= 5
3 + PO4 = 0
PO4= -3
P-8= -3
P = +5
4 HNO3 HNO3 H= 1
N-6= -1 N= 5
N= 5 O= -2
5 KMnO4 K⁺¹ + MnO₄⁻¹ K= 1
K = +1 Mn= 7
MnO₄ = -1 O= -2
Mn + -8 = -1
Mn = +7
O = -2
6 NaH Na⁺¹ + H⁻¹ Na = +1
Na = +1 H = -1
H = -1
7 Na2SO4 Na⁺¹ + SO₄⁻² Na = +1
Na = +1 S = +6
SO₄ = -2 O = -2
S - 8 = -2
S = +6
8 FeCl3 Fe⁺³ + Cl⁻¹ Fe = +3
Fe = +3 Cl = -1
Cl = -1
9 CaSO4 Ca⁺² + SO₄ ⁻² S = +6
Ca = +2 Ca = +2
O = -2 O = -2
SO₄ = -2
S - 8 = -2
S = +6
10 CaClO3 Ca⁺² + ClO₃⁻² Ca = +2
Ca = +2 O = -2
O = -2 Cl = 4
ClO₃ = -2
Cl - 6 = -2
Cl = 4
11 SO4-2 SO₄ = -2 O = -2
S - 8 = -2 S = +6
S = +6
O = -2
12 NO3-1 NO₃ = -1 O = -2
N - 6 = -1 N=6
N=6
13 ClO3-1 ClO₃ = -1 Cl = +5
O = -2 O = -2
Cl - 6 = -1
Cl = +5
14 OH-1 OH = -1 H = +1
-2 + H = -1 O = -2
H = +1
3 PO4-3 PO₄ = -3 P = +5
O = -2 O = -2
15 P - 8 = -3
P = +5

Anda mungkin juga menyukai