Anda di halaman 1dari 7

PERAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP DIGITAL

FLOURISHING

Digital flourishing ditafsirkan sebagai persepsi diri pengguna mencerminkan


perspektif positif dari penggunaan teknologi, khususnya dalam konteks komunikasi yang
dimediasi komputer (CMC). Studi yang telah dilakukan sebelumnya belum mengeksplorasi
lebih dalam terkait faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi tingkat digital flourishing
pada individu. Meskipun belum diketahui pasti, Janicke-Bowles. dkk (2022) menyebutkan
bahwa persepsi positif dapat dihasilkan dari berbagai sumber, seperti bias persepsi diri dan
orang lain, pengaruh teman sebaya atau orang tua, atau wacana masyarakat (societal
discourse).

Salah satu faktor yang dianggap mampu mempengaruhi tingkat digital flourishing
individu adalah pengaruh teman sebaya, khususnya pada dukungan sosial yang dilakukan
oleh teman sebaya. Dukungan sosial teman sebaya adalah sumber bantuan yang diberikan
oleh teman sebaya atau remaja yang sebaya atau dewasa dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan (Yunanto, 2020).

Dukungan sosial teman sebaya memainkan peran penting dalam kesehatan mental
individu, dimana setiap komponennya berfungsi untuk melindungi individu dari pemicu stres
dan menjaga kesejahteraan mental (Longest dan Kang, 2022). Ickes dkk (2016) mengatakan
bahwa dukungan sosial teman sebaya pada anak usia 2-6 tahun akan mempengaruhi tumbuh
kembang anak secara kognitif, meningkatkan kepercayaan diri, dan lebih bahagia. Sedangkan
pada remaja, teman sebaya merupakan konteks sosialisasi utama, karena persahabatan
berkontribusi pada perkembangan emosional dan sosial selama tahap perkembangan remaja
(Bagwell and Bukowski, 2018; Bukowski et al., 2020; Schwartz-Mette et al., 2020;
Fernández-Zabala, 2020). Dukungan sosial teman sebaya juga dapat meningkatkan well being
individu (Adyani, dkk, 2018; Setiawan dan Maryanti, 2023; Gao dkk, 2023) dan memainkan
peran positif terhadap level self-determination individu, dimana semakin kuat dukungan
sosial teman sebaya yang diterima individu maka self-determination yang dirasakan juga
akan meningkat (Oktavianda, Husen, dan Nurbaity, 2019; Yuris, Darmayanti, dan Minauli,
2020).

Selain itu, dukungan peer-to-peer dalam intervensi kesehatan mental terbukti


berpotensi meningkatkan penggunaan media sosial (Naslund, 2019; Sanger, 2022). Penelitian
cross-sectional menunjukkan pentingnya dukungan teman sebaya terhadap peningkatan
penggunaan Internet yang bermasalah (Chak & Leung, 2004) dan penggunaan Facebook
bermasalah (Assunção et al., 2017). Penelitian yang dilakukan oleh Choo dkk (2021) dan
Prievara, Piko, dan Luszczynska (2019) menunjukkan bahwa peningkatan yang lebih tinggi
dalam dukungan teman sebaya memprediksi penurunan gejala penggunaan internet yang
bermasalah. Sependapat dengan penelitian tersebut, penelitian Leijse, Koning, & van den
Eijnden (2023) menunjukkan bahwa dukungan sosial teman sebaya adalah pemberi pengaruh
sosial yang penting ketika remaja belum mengembangkan pola penggunaan media sosial
bermasalah yang lebih parah. Oleh karena itu, penguatan dukungan sosial teman sebaya yang
positif dapat meningkatkan sisi positif penggunaan sosial media dan komunikasi digital,
khususnya dalam meningkatkan digital flourishing individu.

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN DIMENSI


DIGITAL FLOURISHING

A. AUTHENTIC SELF-PRESENTATION

Chua dan Chang (2016) menyebutkan bahwa teman sebaya memainkan peran penting
dalam self-presentation. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa individu yang
kurang atau bahkan tidak menerima dukungan sosial berupa informational-emotional
support, affectionate support, dan positive social interaction cenderung melakukan perilaku
inauthentic self-presentation, atau perilaku menampilkan identitas diri yang ideal tetapi palsu
(Yau dan Reich, 2018; Leung, 2011). Harter, Marold, Whitesell, Cobbs (1996) Sejalan
dengan temuan tersebut, dukungan sosial ternyata terbukti berperan sebagai anteseden dari
tingkat false-self behaviour (perilaku diri palsu), dimana semakin rendah kualitas dukungan
dan tingkat dukungan, maka akan meningkatkan resiko perilaku false-self behaviour.
penelitian Leung (2011) menyebutkan bahwa individu yang memiliki tingkat emotional dan
affectionate support yang rendah cenderung memiliki keinginan yang lebih kuat untuk
bereksperimen dengan identitas mereka, melarikan diri dari diri mereka yang sebenarnya,
atau menjalani fantasi online.

B. POSITIVE SOCIAL COMPARISON

Penelitian yang dilakukan Wang dan Fu (2015) menunjukkan bahwa perbandingan


sosial berhubungan negatif dengan dukungan sosial pada efikasi diri karir dan kemampuan
beradaptasi karir. Barton dan Henderson (2016) menyebutkan bahwa komunitas berbasis
dukungan sebaya memberi individu kesempatan untuk menerima dukungan dan
merenungkan keyakinan eksplisit yang dianggap penting untuk pemulihan, yang kemudian
akan menimbulkan perbandingan sosial positif serta pemodelan positif sehingga individu
mampu pulih dari mental health illnesses yang dialaminya.

C. CIVIL PARTICIPATION

Dalam penelitian yang dilakukan Garland dkk (2022) mengenai dampak dan dinamika
ujaran kebencian dan kontra secara online, kehadiran teman sebaya yang mendukung (dalam
hal ini, individu lain yang bersedia terlibat dalam ujaran balasan) memotivasi orang untuk
menentang ujaran kebencian dan mempertahankan targetnya.

D. SOCIAL CONNECTEDNESS

Dukungan sosial teman sebaya yang dirasakan individu berkaitan erat dengan rasa
keterhubungan sosial yang dirasakan. Perasaan keterhubungan sosial terhadap teman sebaya
yang dirasakan individu merupakan salah satu aspek penting dalam dukungan teman sebaya.
Misalnya Leung dan Lee (2005) dalam Longest dan Kang (2022) menyebutkan bahwa aspek
positive social interaction, atau menghabiskan waktu bersama dalam kegiatan waktu luang
dan rekreasi merupakan salah satu dimensi dalam dukungan teman sebaya. Wahyudi (2016)
dalam Wahyuni dan Costadinov (2020) mendefinisikan rasa keterhubungan sosial sebagai
dimensi dukungan jaringan sosial (companionship support) dalam menentukan tingkat
dukungan sosial teman sebaya. Berbeda dengan peneliti lain, Sarafino (2011) menggunakan
frasa “dukungan persahabatan” sebagai perasaan keanggotaan dalam sekelompok orang yang
memiliki kesamaan minat dan aktivitas sosial.

E. SELF CONTROL

Pilcher dan Bryant (2016) menyebutkan bahwa menerima dukungan sosial dapat
meningkatkan pelepasan hormon oksitosin yang dapat membuat individu menjadi lebih rileks
dan tenang. Jumlah hormon oksitosin dalam tubuh berpotensi menimbulkan respon yang
tenang ketika individu berada dibawah tekanan stres (Heinrichs et al., 2003). Respon yang
lebih tenang pada individu dapat meningkatkan kontrol diri, sehingga dapat dikatakan bahwa
dukungan sosial berpotensi meningkatkan self-control pada individu.
ASPEK DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN ALAT UKUR

Menurut Leung dan Lee (2005) dalam Longest dan Kang (2022) dan Leung (2011),
dukungan sosial teman sebaya memiliki tiga sub-dimensi:

a) emotional and informational, merupakan dukungan teman sebaya dalam


bentuk pemberian bimbingan, saran, informasi, atau umpan balik yang dapat
memberikan solusi terhadap suatu masalah dengan perhatian, kasih sayang,
dan simpati.
b) positive social interaction, merupakan dukungan teman sebaya dalam bentuk
menghabiskan waktu bersama dalam kegiatan waktu luang dan rekreasi.
c) affectionate, merupakan dukungan teman sebaya yang melibatkan ekspresi
cinta dan kasih sayang.

Scale used: 1 (none of the time), 2 (a little of the time), 3 (some of the time), 4 (most of the
time), and 5 (all of the time).
(Skala dukungan sosial teman sebaya ini direkomendasikan menggunakan skor subskala daripada
menggunakan skor total)
Sedangkan menurut Wahyudi (2016) dalam Wahyuni dan Costadinov (2020), terdapat
beberapa aspek dari dukungan sosial seperti: dukungan informasi (informational support),
dukungan instrumental (instrumental support), dukungan emosional (emotional support),
dukungan penghargaan (esteem support) dan dukungan jaringan sosial (companionship
support). (item lengkap dari skala dukungan sosial teman sebaya dapat diakses di:
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1jlheG9isQyBU-3MCbeZIoGgkAIhjR4IuTuYXHJm
QZv0/edit?usp=sharing )

Fernández-Zabala (2020) menyebutkan bahwa aspek dukungan teman sebaya dalam


The Family and Friends Support Questionnaire (González and Landero, 2014) mengukur
ketersediaan teman yang dirasakan individu untuk berbicara dan memberikan bantuan, kasih
sayang dan dukungan, serta kepuasan dengan dukungan yang diterima. Terdapat 7 item yang
mengukur dimensi dukungan dari teman (support from friends). (doi:
10.1016/s2007-4719(14)70387-4 )

Sarafino (2011) mengemukakan empat dimensi dalam dukungan sosial, yaitu:

1) Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian, perhatian,


pandangan positif, dan dorongan kepada penerima dukungan. Dukungan ini
juga memberikan rasa nyaman dan ketentraman hati karena adanya rasa saling
memiliki (sense of belongingness) antara pemberi dukungan dan penerima
dukungan pada masa sulit.
2) Dukungan instrumental, mencakup pemberian bantuan langsung, dapat berupa
bantuan finansial atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu.
3) Dukungan informasional, mencakup pemberian informasi yang bermanfaat
seperti saran, petunjuk, atau umpan balik tentang apa yang perlu dilakukan
penerima dukungan.
4) Dukungan persahabatan, mengacu pada ketersediaan suatu individu untuk
menghabiskan waktu bersama individu lainnya yang sedang berada dalam
masa sulit, sehingga memberikan perasaan keanggotaan dalam sekelompok
orang yang memiliki kesamaan minat dan aktivitas sosial. Dengan begitu,
individu yang menerima dukungan ini akan merasa bahwa dia memiliki teman
yang senasib.
Referensi:

Asyifa, C. (2019). Pengaruh self-esteem, self-consciousness, dan social support terhadap


inauthentic self-presentation pengguna instagram (Bachelor's thesis, Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta).
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47142/1/CAHAYA%20ASYIFA-F
PSI.pdf

Chua, T.H.H, dan Chang, L. (2016). Follow me and like my beautiful selfies: Singapore
teenage girls’ engagement in self-presentation and peer comparison on social mediaa.
Computers in Human Behavior, Volume 55, Part A Pages 190-197, ISSN 0747-5632.
https://doi.org/10.1016/j.chb.2015.09.011.
(https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0747563215301424)

Fernández-Zabala A, Ramos-Díaz E, Rodríguez-Fernández A and Núñez JL (2020)


Sociometric Popularity, Perceived Peer Support, and Self-Concept in Adolescence. Front.
Psychol. 11:594007. doi: 10.3389/fpsyg.2020.594007

Garland, J., Ghazi-Zahedi, K., Young, J. G., Hébert-Dufresne, L., & Galesic, M. (2022).
Impact and dynamics of hate and counter speech online. EPJ data science, 11(1), 3.

Gao, W., Wei, J., Li, Y., Wang, D., & Fang, L. (2023). Motivations for social network site use
and users' well-being: mediation of perceived social support, positive self-presentation and
honest self-presentation. Aslib Journal of Information Management, 75(1), 171-191. doi:
10.1108/ajim-08-2021-0224

Pilcher, J. J., & Bryant, S. A. (2016). Implications of social support as a self-control resource.
Frontiers in Behavioral Neuroscience, 10, 228.

Leijse, M. M., Koning, I. M., & van den Eijnden, R. J. (2023). The influence of parents and
peers on adolescents’ problematic social media use revealed. Computers in Human Behavior,
107705.

Leung, L. (2011). Loneliness, social support, and preference for online social interaction: The
mediating effects of identity experimentation online among children and adolescents. Chinese
journal of communication, 4(4), 381-399.
Longest K and Kang J-A (2022) Social Media, Social Support, and Mental Health of Young
Adults During COVID-19. Front. Commun. 7:828135. doi: 10.3389/fcomm.2022.828135

Prievara, D.K., Piko, B.F. & Luszczynska, A. (2019). Problematic Internet Use, Social Needs,
and Social Support Among Youth. Int J Ment Health Addiction 17, 1008–1019 .
https://doi.org/10.1007/s11469-018-9973-x

Setiawan, E. D., & Maryanti, L. I. (2023). The Relationship Between Peer Social Support and
Psychological Well-Being of the Elderly in Surabaya. Psikologia: Jurnal Psikologi, 10,
10-21070.

Wahyuni, C., & Costadinov, E. Y. (2020). HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN


SEBAYA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA
MAHASISWA. Jurnal Psikologi Malahayati, 2(1).

Wang, Z. and Fu, Y. (2015). Social support, social comparison, and career adaptability: a
moderated mediation model." Social Behavior and Personality: An International Journal, vol.
43, no. 4, May 2015, pp. 649+. Gale Academic OneFile,
https://go.gale.com/ps/i.do?p=AONE&u=googlescholar&id=GALE|A419268206&v=2.1&it=
r&sid=googleScholar&asid=f229b2d1. Accessed 19 Mar. 2023

Widowati, F. S. (2018). Hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan penerimaan diri
remaja panti asuhan (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).

Yunanto, T. A. R. (2020). The power of positivity: The roles of prosocial behavior and social
support toward gratitude. Jurnal Psikologi Ulayat, 7(1), 57-68.

Yuris, E., Darmayanti, N., & Minauli, I. (2019). Hubungan peran ayah dan dukungan sosial
teman sebaya dengan determinasi diri pada remaja pecandu narkoba di klinik pemulihan
adiksi medan plus. Tabularasa: Jurnal Ilmiah Magister Psikologi, 1(2), 138-153.

Anda mungkin juga menyukai