FISIKA

VEKTOR
• PERKENALAN VEKTOR
• OPERASIONAL VEKTOR

RAMDHANI ANDRIANSYAH AHMAD, S.T.P.

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN
2022
PERKENALAN VEKTOR

Besaran berdasarkan arahnya terdiri dari: Vektor diberi nama dengan huruf kecil bergaris
1) Besaran skalar, besaran yang tidak atas atau menyebut titik pangkal dan ujungnya
mempunyai arah. Contoh: massa (m), Panjang 1) Anak panah menunjuk arah yang ditunjuk
(L), waktu (t), kelajuan (v), massa jenis (𝜌). vector.
2) Besaran Vektor, besaran yang mempunyai 2) Besar kecilnya vektor dilambangkan dengan
Ԧ percepatan (𝑎), besar kecinya anak panah.
arah. Contoh: gaya (𝐹), Ԧ
kecepatan (𝑣),Ԧ momentum (𝑝). Ԧ Nilai arah vektor:
𝐹3 = 15 𝑁 1) Vektor positif pada koordinat kartesius arahnya
ke atas (terhadap y) atau ke kanan (terhadap
𝐹1 = 10 𝑁 x).
2) Vektor negatif pada koordinat kartesius
arahnya ke bawah (terhadap y) atau ke kiri
53° 37° (terhadap x).
3) Vektor memiliki resultan yang merupakan hasil
penjumlahan, pengurangan atau perkaliannya.

𝐹2 = 25 𝑁
PERKENALAN VEKTOR

NILAI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI Segitiga istimewa

𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕

sin 𝜽 = 𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒎𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒈𝒊𝒕𝒊𝒈𝒂

𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒊𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕

cos 𝜽 =
𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒎𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒈𝒊𝒕𝒊𝒈𝒂

𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕

tan 𝜽 = 𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒊𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕

𝒔𝒊𝒏 𝜽
= 𝒄𝒐𝒔 𝜽

Sudut istimewa
0° 30° 45° 60° 90° 37° 53°
sin 0 1ൗ 1ൗ 2 1ൗ 3 1 3ൗ 4ൗ
2 2 2 5 5
cos 1 1ൗ 3 1ൗ 2 1ൗ 0 4ൗ 3ൗ
2 2 2 5 5
tan 0 1ൗ 3 1 3 ∞ 3ൗ 4ൗ
3 4 3
OPERASIONAL VEKTOR

Metode Grafis
❑ Penjumlahan dan pengurangan vektor
digunakan untuk mencari resultan vektor. 1) Cara segitiga (dua vektor)
❑ Resultan vektor dapat dicari dengan
menghubungkan pangkal vektor awal dengan 𝐵ത
Ā
ujung vektor akhir
❑ Kemungkinan resultan vektor dapat
dirumuskan :
ത ≤ R ≤ |Ā + 𝐵|
|Ā-𝐵| ത 2) Cara jajar genjang (dua vektor)

𝐵ത

3) Cara poligon (lebih dari dua vektor)

𝐵ത 𝐶ҧ
OPERASIONAL VEKTOR

Penjumlahan dan Pengurangan : Metode Grafis

𝐵ത + 𝐶ҧ 𝐶ҧ + 𝐵ത

𝐵ത

𝐶ҧ

𝐵ത + 𝐶ҧ = 𝐶ҧ + 𝐵ത
OPERASIONAL VEKTOR

Penjumlahan dan Pengurangan : Metode Grafis

𝐵ത - 𝐶ҧ = 𝐵ത + (-𝐶)ҧ 𝐶ҧ − 𝐵ത = 𝐶ҧ + (-𝐵)
ത

𝐵ത -𝐵ത

-𝐶ҧ
𝐶ҧ

𝐵ത - 𝐶ҧ = - ( 𝐶ҧ − 𝐵ത )
OPERASIONAL VEKTOR

METODE ANALITIS
❑ Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua 𝐹3 = 15 𝑁
buah vektor pada sumbu horizontal (x) dan
sumbu vertikal (y).
𝐹1 = 10 𝑁
❑ Vektor tersebut terurai menjadi komponen x
dan y yang saling tegak lurus dan memiliki
resultan dengan arah yang merupakan vektor 53° 37°
yang terurai itu sendiri.
Penguraian vektor
𝑦
𝐹3 = 15 𝑁
𝐹3 sin 53°
𝐹Ԧ y 𝐹Ԧ 𝐹1 sin 37° 𝐹1 = 10 𝑁
𝛼
𝐹Ԧ x 𝑥 53° 37°
Berdasarkan gambar di atas, berlaku: 𝐹3 cos 53° 𝐹1 cos 37°
Fx = F cos 𝜶 dan Fy = F sin 𝜶
Rumus besaran dan arah vektor:
𝑭𝒚
F= 𝑭𝟐𝒙 + 𝑭𝟐𝒚 dan tan 𝜶 =
𝑭𝒙
OPERASIONAL VEKTOR

METODE ANALITIS
Contoh Soal :
Sebuah mobil bergerak 20 km dengan arah 30°
ke utara terhadap barat. Dengan menganggap
sumbu 𝒳 positif sebagai arah timur, dan sumbu
𝒴 positif sebagai arah utara, tentukan komponen
𝒳 dan komponen 𝒴 vektor pergerakan mobil
tersebut.
Penyelesaian :
Misalnya, jarak pergerakan mobil dinyatakan
dengan vektor A. Karena vektor A tidak sejajar
dengan sistem sumbu koordinat, maka terdapat
komponen vektor A masing-masing ke sumbu 𝒳
dan sumbu 𝒴.
𝑈
𝐴 𝐴𝑦

30°
𝐵 𝑇
𝐴𝑥

𝑆
𝑨𝑿 = −𝐀 𝐜𝐨𝐬 𝟑𝟎° = −𝟐𝟎 𝒄𝒐𝒔 𝟑𝟎° = −𝟐𝟎. 𝟏ൗ𝟐 𝟑 = −𝟏𝟎 𝟑 = −𝟏𝟕, 𝟑𝟐 𝒌𝒎

𝑨𝒚 = 𝐀 𝐬𝐢𝐧 𝟑𝟎° = 𝟐𝟎 𝒔𝒊𝒏 𝟑𝟎° = 𝟐𝟎. 𝟏ൗ𝟐 = 𝟏𝟎 𝒌𝒎

 𝑦
𝐴𝑦 = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 α 𝐴Ԧ
(+)

𝐵𝑥 = −𝐵 cos 𝛽
(-) 𝛼
𝛽 𝐴𝑥 = 𝐴 𝑐𝑜𝑠 α
𝑥
(+)

𝐵𝑦 = −𝐵 sin 𝛽
𝐵 (-)
OPERASIONAL VEKTOR

METODE ANALITIS
Resultan 2 vektor 𝑦
𝐹Ԧ3
𝐹Ԧ2 𝐹Ԧ1
𝑅
𝛾 𝛼3 𝛼1
𝛼2 𝑥
𝛼 𝛽
𝐹Ԧ1
𝐹Ԧ2
Berdasarkan gambar di atas, berlaku:
R = 𝐹Ԧ1 + 𝐹Ԧ2 = 𝑭𝟏 2 + 𝑭𝟐 2 + 𝟐𝑭𝟏 𝑭𝟐 𝒄𝒐𝒔 𝜶
Arah datar => ke kiri = negatif
∑𝑭𝒙 = 𝑭𝟏 𝒄𝒐𝒔 𝜶𝟏 + 𝑭𝟐 𝒄𝒐𝒔 𝜶𝟐 − 𝑭𝟑 𝒄𝒐𝒔 𝜶𝟑

Arah tegak => ke bawah = negatif

∑𝑭𝒚 = 𝑭𝟏 𝒔𝒊𝒏 𝜶𝟏 + 𝑭𝟑 𝒔𝒊𝒏 𝜶𝟑 − 𝑭𝟐 𝒔𝒊𝒏 𝜶𝟐

2
Resultan R = ∑𝑭𝒙 2 + ∑𝑭𝒚

∑𝑭𝒚
Arah ⟶ tan 𝜶 = ∑𝑭𝒙
Contoh soal – Resultan 2 vektor Diketahui :
R = 𝐹Ԧ1 + 𝐹Ԧ2 = 𝑭𝟏 2 + 𝑭𝟐 2 + 𝟐𝑭𝟏 𝑭𝟐 𝒄𝒐𝒔 𝜶
𝐹1 = 20 N 𝛼 = 120°
Dua buah gaya yang besarnya masing-masing 20 N, 𝐹2 = 20 N
mengapit sudut 120°. Besarnya resultan kedua gaya
tersebut adalah …..
A. 10 N C. 12 𝟐 N E. 20 N Rumus:

B. 10 𝟑 N D. 15 N R= 𝑭𝟏 2 + 𝑭𝟐 2 + 𝟐𝑭𝟏 𝑭𝟐 𝒄𝒐𝒔 𝜶

= 20 2 + 20 2 + 2. 20. 20. cos 120°

1
= 400 + 400 + 800. (− 2)

= 400 + 400 − 400

= 400
= 20 N
Contoh soal 𝐹3 = 15 𝑁
𝐹3 sin 53°
𝐹3 = 15 𝑁 𝐹1 sin 37° 𝐹1 = 10 𝑁
𝐹1 = 10 𝑁
53° 37°
53° 37° 𝐹3 cos 53° 𝐹1 cos 37°

𝐹2 = 25 𝑁
𝐹2 = 25 𝑁

Dari 3 vector di atas tentukan:

1. Resultan ketiga vektor
2. Arah resultan terhadap sumbu x
 2
∑𝐹𝑥 = 𝐹1 cos 37° − 𝐹3 cos 53° Resultan R = ∑𝑭𝒙 2 + ∑𝑭𝒚

∑𝐹𝑥 = 10 cos 37° − 15 cos 53° Arah ⟶ tan 𝜃 =

∑𝑭𝒚
∑𝑭𝒙
𝐹3 sin 53° 4 3
∑𝐹𝑥 = 10. − 15.
5 5
𝐹1 sin 37°
∑𝐹𝑥 = 8 − 9 = −1 𝑁

𝐹3 cos 53° 𝐹1 cos 37°

∑𝐹𝑦 = 𝐹1 sin 37° + 𝐹3 sin 53° − 𝐹2
3 4
∑𝐹𝑦 = 10. + 15. − 25
𝐹2 = 25 𝑁 5 5

∑𝐹𝑦 = 6 + 12 − 25 = −7 𝑁

2
F= ∑𝑭𝒙 2 + ∑𝑭𝒚 = −𝟏 2 + −𝟕 2 = 𝟓𝟎 𝑵

∑𝑭𝒚 −𝟕
tan 𝜃 = = −𝟏 = 𝟕
∑𝑭𝒙

𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 7 = 81,87°
Latihan soal ∑𝐹𝑥 = 50 cos 60° + 40 cos 30° − 30
∑𝐹𝑦 = 50 sin 60° − 40 sin 30°
Tentukan besar dan arah resultan dari 3 buah gaya
yang bekerja pada sebuah benda. Dimana 𝐹1 = 30 N ke
arah sumbu 𝒳 negatif, 𝐹2 = 50 𝑁 membuat sudut 60°
terhadap sumbu 𝒳 positif dan 𝐹3 = 40 𝑁 berada di
∑𝐹𝑥 = 25 + 34,6 − 30 = 29,6
kuadran IV dengan membuat sudut 30° terhadap ∑𝐹𝑦 = 43,3 − 20 = 23,3
sumbu 𝒳.
Rumus besaran dan arah vektor:
Penyelesaian: 2 𝑭𝒚
F= ∑𝑭𝒙 2 + ∑𝑭𝒚 dan tan 𝜶 = 𝑭𝒙
𝑦
𝐹Ԧ2 = 50 𝑁
Besar R = 29,6 2 + 23,3 2 = 37,8 𝑁
23,3
Arah 𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 (29,6)= 38,2°
60°
𝐹Ԧ1 = 30 𝑁 30° 𝑥

𝐹Ԧ3 = 40 𝑁