Anda di halaman 1dari 8

" Pemikiran Politik Hatta "

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Imran, S.IP, M.Si.

DISUSUN OLEH:
ACHMAD BASHRI
NIM E041211064

DEPARTEMEN ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Ia adalah tokoh pergerakan nasional dan merupakan salah satu proklamator kemerdekaan
Indonesia. Selain itu, Hatta juga dikenal sebagai seorang pemikir dan penulis yang memiliki
kontribusi besar dalam pengembangan pemikiran politik Indonesia.

Hatta mulai tertarik pada dunia politik sejak usia muda. Ia bergabung dengan Sarekat
Islam pada tahun 1921 dan kemudian aktif dalam gerakan pergerakan nasional lainnya seperti
Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo). Selain itu, Hatta
juga menempuh pendidikan di Belanda dan mendapatkan gelar doktor dalam bidang
ekonomi.

Pemikiran politik Hatta didasarkan pada nilai-nilai demokrasi dan keadilan sosial. Ia
menganggap bahwa tujuan politik adalah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan
sejahtera. Dalam pandangan Hatta, masyarakat yang adil harus didasarkan pada prinsip-
prinsip kebebasan, kesetaraan, dan solidaritas. Oleh karena itu, Hatta memperjuangkan hak-
hak rakyat dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemikiran politik Hatta yang mencakup aspek demokrasi.

Pemikiran politik Hatta memiliki kedalaman yang signifikan dalam hal demokrasi dan
pengakuan hak asasi manusia. Salah satu pemikirannya tentang demokrasi adalah bahwa
negara harus didasarkan pada pemerintahan yang demokratis. Dalam pandangan Hatta,
demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diatur oleh hukum dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia.

Hatta juga menekankan bahwa hak-hak individu harus diakui dan dihormati dalam sistem
demokrasi. Ia percaya bahwa kebebasan dan hak-hak sipil harus dijamin, termasuk hak atas
kebebasan berekspresi, berserikat, dan beragama.

Selain itu, Hatta juga memandang partisipasi politik sebagai suatu hal yang penting
dalam sistem demokrasi. Ia berpendapat bahwa rakyat harus memiliki hak untuk memilih
wakil-wakil mereka di dalam pemerintahan. Dalam pandangannya, partisipasi politik harus
dipandang sebagai suatu keharusan untuk menghindari terjadinya ketidakadilan sosial dan
politik.

Hatta juga menegaskan bahwa sistem demokrasi harus mencakup keadilan sosial. Ia
menekankan bahwa hak-hak sosial, ekonomi, dan budaya harus diperjuangkan dengan tegas.
Menurut Hatta, demokrasi yang baik adalah yang menjamin kesejahteraan sosial bagi seluruh
rakyatnya.

Secara keseluruhan, pemikiran politik Hatta tentang demokrasi adalah tentang


kebebasan, pengakuan hak asasi manusia, partisipasi politik, dan keadilan sosial.
Pemikirannya menjadi salah satu landasan penting bagi pembangunan demokrasi di Indonesia
dan di dunia.

2.2 Pemikiran politik Hatta yang mencakup aspek negara.

Pemikiran politik Hatta juga mencakup konsep negara yang didasarkan pada nilai-
nilai demokrasi, keadilan, dan kesejahteraan sosial. Dalam pandangan Hatta, negara harus
menjadi agen perubahan yang mampu mengatasi ketidakadilan sosial dan mengembangkan
ekonomi yang adil dan merata bagi seluruh rakyat.
Hatta menekankan bahwa negara harus bertanggung jawab untuk menyediakan akses dan
layanan publik yang merata bagi seluruh rakyatnya, termasuk akses terhadap pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur dasar. Negara juga harus memastikan bahwa semua warga
negara memiliki hak yang sama dan diperlakukan secara adil di hadapan hukum.

Selain itu, Hatta juga memandang bahwa negara harus berperan aktif dalam
mengelola perekonomian untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yang adil dan
merata. Negara harus menjadi motor penggerak dalam pembangunan ekonomi dan
menyediakan lapangan kerja yang layak bagi rakyatnya. Dalam pandangan Hatta, negara
harus mengadopsi sistem ekonomi sosialis yang berbasis pada prinsip keadilan sosial dan
partisipasi rakyat.

Namun, Hatta juga memandang bahwa negara bukanlah satu-satunya aktor dalam
pembangunan sosial dan ekonomi. Ia percaya bahwa partisipasi rakyat dan pengorganisasian
masyarakat sipil juga penting dalam memperjuangkan keadilan sosial dan pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan.

Secara keseluruhan, pemikiran politik Hatta tentang negara menekankan pentingnya


peran negara dalam mengatasi ketidakadilan sosial dan pembangunan ekonomi yang adil dan
merata. Negara harus bertanggung jawab untuk menyediakan akses dan layanan publik yang
merata bagi seluruh rakyat, serta berperan aktif dalam mengelola perekonomian. Namun,
partisipasi rakyat dan pengorganisasian masyarakat sipil juga menjadi penting dalam
memperjuangkan keadilan sosial dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

2.3 Pemikiran politik Hatta yang mencakup aspek ekonomi.

Pemikiran politik Hatta tentang ekonomi mencakup beberapa aspek, di antaranya


adalah konsep ekonomi nasional yang berdasarkan pada prinsip keadilan sosial dan
kemandirian ekonomi nasional.

Hatta memandang bahwa negara harus memainkan peran aktif dalam mengelola
perekonomian agar dapat mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang adil dan merata.
Negara harus memastikan bahwa kebijakan ekonomi yang diterapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.
Selain itu, Hatta juga memandang bahwa ekonomi nasional harus didasarkan pada
prinsip kemandirian ekonomi. Menurutnya, negara harus memiliki kontrol yang kuat atas
sektor-sektor strategis dalam perekonomian, seperti pertanian, perikanan, dan industri
manufaktur. Dalam pandangan Hatta, kemandirian ekonomi nasional sangat penting untuk
mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja yang
layak bagi rakyat.

Hatta juga memandang bahwa ekonomi nasional harus dikelola secara efisien dan
efektif. Ia percaya bahwa pembangunan ekonomi harus didasarkan pada prinsip keadilan
sosial, di mana distribusi pendapatan dan kekayaan harus merata dan diarahkan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Dalam pandangannya, sistem
ekonomi sosialis dapat menjadi alternatif untuk mencapai tujuan tersebut.

Selain itu, Hatta juga menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia
dalam pembangunan ekonomi nasional. Menurutnya, pendidikan dan pelatihan merupakan
investasi jangka panjang yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas sumber daya
manusia, serta mendorong inovasi dan teknologi.

Secara keseluruhan, pemikiran politik Hatta tentang ekonomi menekankan pentingnya


kemandirian ekonomi nasional, distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata, dan
pengembangan sumber daya manusia dalam mencapai pembangunan ekonomi yang adil dan
berkelanjutan. Negara harus memainkan peran aktif dalam mengelola perekonomian,
sementara partisipasi rakyat dan pengorganisasian masyarakat sipil juga penting dalam
memperjuangkan keadilan sosial dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

2.4 Pemikiran politik Hatta yang mencakup aspek internasionalisme.

Pemikiran politik Hatta juga mencakup aspek internasionalisme, di mana ia


menekankan pentingnya kerjasama antarnegara dalam mencapai perdamaian, keamanan, dan
kesejahteraan dunia secara keseluruhan.

Hatta percaya bahwa negara-negara harus saling bekerja sama untuk mengatasi masalah-
masalah global seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan konflik internasional. Ia juga
menekankan pentingnya prinsip-prinsip hak asasi manusia dan kebebasan dalam hubungan
antarnegara.
Dalam konteks Asia, Hatta memandang bahwa negara-negara di kawasan ini harus
bergerak menuju kemandirian politik dan ekonomi, serta menghindari ketergantungan pada
kekuatan asing. Ia juga menekankan pentingnya persatuan dan kerjasama antarnegara Asia
dalam menghadapi kolonialisme dan imperialisme Barat.

Hatta juga memandang bahwa perjuangan antikolonialisme dan antiimperialisme harus


menjadi agenda penting dalam hubungan internasional. Ia menekankan pentingnya
kemerdekaan dan kedaulatan nasional, serta pengakuan atas hak-hak rakyat untuk
menentukan nasib sendiri.

Dalam pandangan Hatta, kerjasama internasional yang adil dan seimbang dapat dicapai
melalui organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Gerakan
Non-Blok. Ia juga memandang bahwa negara-negara berkembang harus bersatu untuk
mengatasi ketimpangan ekonomi global dan menegakkan prinsip-prinsip keadilan sosial.

Secara keseluruhan, pemikiran politik Hatta tentang internasionalisme menekankan


pentingnya kerjasama antarnegara dalam mencapai perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan
dunia. Hatta memandang bahwa perjuangan antikolonialisme dan antiimperialisme harus
menjadi agenda penting dalam hubungan internasional, sementara persatuan dan kerjasama
antarnegara Asia juga penting dalam menghadapi kolonialisme dan imperialisme Barat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pemikiran politiknya, Bung Hatta memiliki pandangan yang sangat


komprehensif, meliputi berbagai aspek yang mencakup demokrasi, negara, ekonomi, dan
internasionalisme. Secara umum, ia mengusung prinsip-prinsip kemandirian, keadilan sosial,
dan persatuan antarbangsa.

Bung Hatta sangat menekankan pentingnya demokrasi sebagai bentuk pemerintahan yang
ideal dan menekankan perlunya negara yang kuat dan berdaulat untuk mencapai kemandirian
dan kesejahteraan rakyat. Ia juga memandang bahwa ekonomi harus dikelola dengan baik dan
adil untuk mencapai kesejahteraan rakyat.

Dalam aspek internasionalisme, Bung Hatta menekankan pentingnya kerjasama


antarnegara untuk mencapai perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan dunia secara
keseluruhan. Ia juga memandang bahwa perjuangan antikolonialisme dan antiimperialisme
harus menjadi agenda penting dalam hubungan internasional.

Keseluruhan, pemikiran politik Hatta memberikan kontribusi penting dalam


perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan, kemandirian, dan kesejahteraan
rakyat. Pemikiran Hatta ini dapat menjadi inspirasi bagi kita dalam membangun Indonesia
yang lebih baik, lebih adil, dan lebih sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdullah, T. (2016). Kontribusi Bung Hatta dalam Pemikiran Politik Ekonomi Indonesia.
Jurnal Ilmu Sosial, 15(1), 33-44.

2. Azra, A. (2014). Pemikiran Politik Bung Hatta dan Relevansinya pada Era Kontemporer.
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 18(3), 219-228.

3. Hatta, M. (1981). Demokrasi dan Kedaulatan Rakyat: Pidato Pembukaan Muktamar


Nasional Partai Sosialis Indonesia ke-III Tahun 1948. Jakarta: Djambatan.

4. Hatta, M. (1985). Kedaulatan Rakyat: Pidato-Pidato Bung Hatta. Jakarta: Grafiti Pers.

5. Ichwan, N. (2011). Pemikiran Internasional Bung Hatta. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan


dan Politik, 24(4), 327-335.

6. Joesoef, M. S. (1986). Hatta: Sebuah Biografi. Jakarta: Pustaka Jaya.

7. Kasim, M. (2011). Pemikiran Politik Bung Hatta tentang Negara, Demokrasi dan Keadilan
Sosial. Jurnal Politik, 1(1), 1-15.

Anda mungkin juga menyukai