Anda di halaman 1dari 18

IDEOLOGI HmI SEBAGAI SOLUSI PENANGANAN ISU

DITENGAH DINAMIKA POLITIK BANGSA

Oleh:
Muhammad Hafizh Raihan Prawira, Cabang Bogor, Komisariat IAI Tazkia
Raihanprawira282@gmail.com
Kata pengantar
Bismillahirahman nirahim
Makalah ini di susun untuk membantu Mahasiswa dalam menguaktualisasikan nilai dasar
perjuangan nasional dan tujuan HMI dalam kehidupan bermasyarakat.
Didalam makalah ini membahas tentang mengenai penting nya ideologi HMI dalam
bermasyarakat dan negara lalu menemukan kolerasi antara dinamika sosial dan politik
negara dan menjadikan nilai dasar perjuangan menjadi landasannya.
Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat di gunakan oleh kader Himpunan Mahasiswa Islam
yang ada di seluruh indonesia.
Tegur sapa bagi kesempurnaan makalah ini sangat kami hargai,dan semoga makalah ini
ada manfaatnya.
Bogor 03 Oktober 2022

Muhammad Hafizh Raihan Prawira


Daftar Isi

Kata pengantar ............................................................................................................................ 2


BAB I ............................................................................................................................................ 4
Pendahuluan ............................................................................................................................ 4
Rumusan Masalah & Tujuan ................................................................................................. 5
BAB II .......................................................................................................................................... 7
Pembahasan ............................................................................................................................. 7
Ideologi HmI ........................................................................................................................ 7
Isu Politik ............................................................................................................................. 7
Dinamika Politik.................................................................................................................. 9
Metode Penelitian .................................................................................................................. 12
BAB III ....................................................................................................................................... 14
Kesimpulan ............................................................................................................................ 14
Saran....................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 16
BAB I
Pendahuluan
Ada beragam keyakinan, pandangan, pemikiran, ide, nilai – nilai, akidah, ilmu
pengetahuan, atau filsafat dalam masyarakat indonesia yang menjadi masyarakat yang
majemuk sehingga masyarakat dijadikan kepintangan politik oleh pihak tertentu.
Berpotensi untuk menimbulkan konflik SARA dan perpecahan bangsa, diantaranya
dikarenakan masalah agama, berusaha dicegah dan diminimalisir, sehingga negara
melindungi kebebasan dalam beragama warganya dengan melindungi dalam hukum dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yaitu UUD 1945. Masing – masing
warga negara bebas memeluk agama dan kepercayaannya, serta melakukan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya itu. Pasal 28E ayat (1) yang menyatakan, ”Setiap
orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya….” dan Pasal 28E ayat
(2) berbunyi, ”Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran, dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.” Selain itu, kebebasan beragama juga
diatur dalam Pasal 29 ayat (2) bahwa, ”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.”1

Politik di masa sekarang hanya mengedepankan sensasi dan sisi emosional.


Bahkan tidak jarang diksi – diksi bertebaran mengarah ke hoaks dan politik identitas.
Kampanye hanya diisi dengan hak – hal yang berbau sensasional yang berujung kepada
wacana semata, emosional, tidak rasional, dan tidak bermutu.

Dalam kontestasi pemilu yang terjadi sering kali masalah isu menjadi ancaman
yang serius bagi persaingan politik modern saat ini. Di era perkembangan teknologi saat
ini informasi menjadi lebih cepat diterima oleh masyarakat baik melalui media sosial,
internet, televisi, radio bahkan smartphone.2

Contoh saja pada pilpres 2019 adanya istilah cebong dan kampret. Kurangnya
pemahaman terhadap isu dan kegiatan politik seringkali berujung pada ketidak pedulian

1
Tim Redaksi Balai Siasat, Undang-undang Dasar Republik Indonesia, hasil amanden II (Jakarta: Balai
Siasat,2009).
2
(Tereni, Sofia & Dian, 2017).
terhadap berbagai proses demokrasi dan dinamika politik pemerintahan di
sekitarnya.Literasi politik di pahami sebagai pemahaman praktis tentang konsep - konsep
yang diambil dari kehidupan sehari-hari dan bahasa, merupakan upaya memahami
seputar isu politik,keyakinan para kontestan,bagaimana kecenderungan mereka
memengaruhi diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain,literasi politik merupakan
senyawa dari pengetahuan keterampilan dan sikap mengenai politik.3

Sebuah transformasi di politik dalam hukum banyak mengalami perbedaan


pandangan. Ketimpangan-ketimpangan itu terjadi bisa disebabkan oleh proses penegakan
hukum yang salah. Secara pendapat konsepsionil, Hukum tidak hanya terdiri dari “law
enforcement” (yang dewasa ini tidak begitu gencar terdengar dalam pembicaraan sehari-
hari; berbeda dengan beberapa yang lampau, di mana hampir setiap hari hal itu di
dengung-dengungkan penegakan hukum juga mencakup pencipta kedamaian.4

Ideologi HmI yang berlandaskan islam yang memerintahkan untuk amar ma’ruf
dan nahi mungkar dan bertujuan meeningkatkan kesejahteraan rakyat secara kesulurahan.

Hidup adalah “perjuangan”: sebuah usaha panjang untuk membebaskan diri dari
penjara fisik(being), menuju kesadaran spritual(becoming). Sebab, jika hanya bertumpu
pada realitas material, maka hidup tidak ada bedanya binatang. Sebaliknya, jika potensi
spritual dan material termenej dengan baik. Manusia dapat melampaui kualitas malaikat.5

Rumusan Masalah & Tujuan


Apakah ideologi HmI bisa menjadi jalan keluar ditengah mudahnya isu beredar
dimasyarakat bersamaan dengan pergolakan dinamika politik bangsa dewasa ini?

Mengetahui bahwa ideologi HmI menjadi jalan keluar atau solusi ditengah
mudahnya isu beredar dimasyarakat bersamaan dengan pergolakan dinamika politik
bangsa dewasa ini.

3
(Bakti, dkk:2012)

4
oerjono Soekanto, dan Mustafa Abullah, Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, Cetakan ketiga (Jakarta:
Rajawali, 1987), h. 30.
5
(Said Muniruddin:75)
Dalam HmI terdapat ideologi yang merujuk pada NDP(Nilai dasar Perjuangan).
NDP sendiri terdiri dari 8 bab , dari 8 bab tersebut penulis ingin mengangkat Bab 5, Bab6,
Bab 7 sebagai jalan keluar untuk bangsa ini. Bab5 sendiri berisi tentang individu dan
masyarakat, dalam bab ini berisi tentang pentingnya bermasyarakat dan bergotong royong
yang dimana kita diminta untuk salin menolong, dan sifat ini bertolak belakang dengan
sifat individualisme. Bab6 keadlian sosial dan keadilan ekonomi, pada bab ini kita
diharuskan untuk bersikap adil pada sekitar kita, dan harus mengerti berapa takaran yang
pas untuk masyarakat yang membutuhkan. Bab7 kemanusiaan dan ilmu pengetahuan,
pada bab ini kita diminta untuk berkemanusiaan yang dimana sebagai manusia, kita harus
bisa memanusiakan manusia, bagaimana cara kita bersikap dan beraadab, juga harus
memiliki intelektualitas agar kita tidak mudah termakan isu – isu palsu yang sumbernya
tidak jelas dan bersifat provokator dan saya harap ideologi ini bisa digunakan dalam
berbangsa dan bernegara.
BAB II
Pembahasan
Pada bagian kali ini, peneliti ingin menuliskan atau mengemukakan hasil dari
penelitian yang telah dilakukan hingga tahapan akhir sesuai dengan metode yang telah
dituliskan, dan dalam pembahasan ini akan terjawab apa yang menjadi rumusan
permasalahan yang akan diangkat pada jurnal ini.

Ideologi HmI
Menurut Filipe Duarte mengatakan bahwa social works merupakan
perjuangan yang sengaja dibangun secara politis. Nilai dan prinsip social work
merupakan ekspresi budaya historis dan sosial sebuah ideologi yang berkomitmen
memperjuangkan hak, keadilan sosial, penyebab kemiskinan serta diskriminasi sehingga
tercapai kesejahteraan.6

Social work yang dilakukan oleh aktor HMI juga ekspresi pemahaman ideologi
HMI dan kesadaran bertanggung jawab mewujudkan kondisi masyarakat agar lebih baik.
Kesadaran ini oleh Greening diistilahkan dengan humanistic.7

Ideologi HMI telah mengkonstruksi sebagian kader menjadi intelectual


community yang bersikap inklusif dengan tipe conceptor, inovator, solidarity maker,
problem solver, penyuara ideas of progress, sebagai insan beriman, berilmu, beramal, atau
muslim, intelektual, profesional.8

Isu Politik
Bangsa kita telah melewati berbagai macam jenis macam ideologi politik mulai
dari zaman demokrasi terpimpin, hingga reformasi saat ini. Di era reformasi saat ini
banyak sekali isu atau masalah yang muncul salah satunya, dinasti politik.

Sejauh ini isu aktual yang muncul dimasa reformasi ialah pelaksanaan pemilukada
2020 yang diselenggarakan oleh KPUD di 271 Provinsi/Kabupaten/kota seluruh
indonesia, yaitu isu tentang politik dinasti. Masih adanya dinasti poltik yang mewarnai
pemilukada serentak, memberikan sentuhan berharga bagi demokrasi di indonesia.

6
. (Filipe Duarte, 2017:34)
7
(Greening dalam Barbra Teater, 2015:13).
8
(Muniruddin, 2014:49).
Fenomena “politik kekerabatan” yang secara umum dipahami oleh banyak pihak,
muncul dalam kemenengan pasangan pemimpin daerah yang memiliki kekerabatan
dengan seseorang dalam lingkaran kekuasaan di institus politik atau pemerintahan, baik
tingkat pusat mupun daerah.

Dinasti politik merebak dikarenakan tiga faktor, yakni kekuatan modal financial,
kekuatan jaringan, dan posisi dalam partai. Selama ini belum ada pembatasan oleh
undang-undang terhadap berkembangnya dinasti politik di satu wilayah ataupun dalam
parpol, sehingga berkembangnya dinasti politik sulit disalahkan.9 Hal inilah yang masih
menjadi paradigma para elit politik lokal yang hanya berfokus pada kedudukan eksekutif.
Sehingga pertarungan dalam pilkada menjadi sebuah kompetisi yang diperebutkan bagi
dinasti politik untuk mempertahankan kedudukannya.

Salah satu contohnya ialah Gibran Rakabuming Raka yang berpasangan dengan
iparnya sendiri pada Pilkada Kota surakarta tahun 2020, dan kita ketahui bahwasannya
mereka memiliki kekerabatan denga presiden Joko Widodo. Bahkan ini menjadi catatan
tersendiri bagi perpolitikan indonesia, untuk pertama kalinya seorang Presiden aktif,
memiliki anak dan menantu yang menjadi Kepala Daerah terpilih.

Banyak pihak yang sepakat dan memberikan respon negatif terhadap fenomena
politik kekerabatan pada Pilkada di indonesia yang telah dilaksanakan beberapa kali sejak
2005 dan memandang sebagai salah satu sisi gelap politik di era reformasi.10

Dampak dari dinasti politik ialah tidak memberikan kesempatan kepada


masyarakat sipil untuk mencalonkan diri dalam mengikuti pentas perpolitikan, dan ini
akan menurukan kualitas perpolitikan pada negeri. Dan akan mempermudah para
penguasa untuk menyalah gunakan sumber daya untuk kepentingan diri sendiri atau untuk
kelompok tertentu contoh saja kasus yang terjadi pada kutai timur karena mereka dapat
menghinndarkan diri dari tuntutan akuntabilitas. Maka korupsi pun terjadi karena
peniadaan akuntanbilitas sehingga menguntungkan diri sendiri dan keluarganya.

9
Karyudi Sutajah Putra (Suara Merdeka, tanggal 18 Oktober 2013), berjudul “Kompetisi Politik Dinasti”,
10
(Agustino, 2010; Purdey, Aspinall and As’ad, 2016; Sutisna, 2017)
Melihat studi kasus diatas, peniliti merasa ini sangat bertentangan dengan
ideologi HmI. Tidak sesuai dengan Ndp bab6 yang berisi keadilan sosial dan keadilan
ekonomi. Impelementasi dari penegakan keadilan yang terpenting dan memengaruhi
dibidang ekonomi atau pembagian kekayaan kepada masyarakat yang adil dan sesuai
porsinya. Kejahatan dibidang ekonomi yang menyeluruh merupakan penindasan
kapitalisme. Kapitalisme dengan mudah seorang pemimpin memeras rakyatnya yang
berjuang mempertahankan hidupnya, dan merampas hak – haknya.

Maka menegakkan keadilan dapat membimbing manusia kearah pelaksanaan tata


masyarakat yang akan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang untuk
mengatur hidupnya secara bebas dan terhormat(amar ma’ruf) dan menolak terhadap
bentuk segala penindasan kepada manusia (nahi munkar). kalau terjadi kemiskinan, orang
- orang miskin diberi hak atas sebagian harta orang - orang kaya, terutama yang masih
dekat dalam hubungan keluarga11.

Oleh karena itu, sebagai manusia kita harus berintelektual agar bisa mewujudkan
tujuan HmI pasal4 yang berbunyi “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang
bernafaskan Islam, dan bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah SWT”. Jika ingin mengikuti kontes perpolitikan diIndonesia maka pertajam
intelektual, agar bisa mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang merupakan tujuan
akhir seorang kader HmI. “adil makmur” (bukan adil dan makmur) merupakan satu klausa yang
mengisyaratkan bahwa jenis masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam dalam
keadilan, dimana adil dan makmur tidak terpisahkan. Sebuah masyarakat bahagia, yang sejahtera
material dan spritual(masyarakat ideologis, atau “ummah”)12.

Dinamika Politik
Indonesia merupakan negara hukum yang berkedaulatan kesatuan
pancasila, berbagai rangakaian peristiwa yang telah menimpa bangsa ini, hingga sampai
saat ini yang menjadikan sistem demokrasi sebagai sistem perpolitakan Indonesia . Dari
demokrasi lahirlah pikiran – pikiran politik yang mengancam kedaulatan bangsa ini
seperti lahir manusia milenial yang mempunyai sifat indiviualisme, egoisme, apatisme

11
Al qur’an((70:24-25).
12
Said muniruddin (3:45)
yang hanya memikirkan dirinya sendiri dan memikirkan kebutuhan perutnya saja, tanpa
memikirkan rakyatnya.
Perubahaan politik indonesia pasca orde baru(era reformasi) mengalami berbagai
macam perubahan contohnya saja, dalam hukum banyak mengalami perbedaan
pandangan. Ketimpangan – ketimpangan itu terjadi karena disebabkan oleh proses
penegakan hukum yang salah. Secara pendapat konsepsionil, Hukum tidak hanya terdiri
dari “law enforcement” (yang dewasa ini tidak begitu gencar terdengar dalam
pembicaraan sehari-hari; berbeda dengan beberapa yang lampau, di mana hampir setiap
hari hal itu di dengung-dengungkan); penegakan hukum juga mencakup pencipta
kedamaian.13

Demokrasi dalam sistem perpolitikan Indonesia hanya berkamuflase sebagai


kepentingan penguasa sekaligus meligitimasi kebijakan publik penguasa. Dalam banyak
hal, penguasa politik mengaku telah menerapkan prinsip dan nilai – nilai demokrasi.
Namun ini bertolak belakang terhadapa nilai – nilai itu sendiri. Dalam keadaan demikian
sulit untuk mewujudkan demokrasi, kerean lemahnya jaminan hukum yang berlaku.

Sehingga melahirkan manusia yang hidup pada zaman milenial ini mempunyai
sifat individualisme, egoisme, dan apatisme yang hanya memikirkan apa yang ada
diperutnya bukan untuk perut rakyatnya. Jarang sekali individu menyadari bahwa konflik
di negara kita di picu oleh pertarungan ideologis, perbedaan politk antar elit, serta rivalitas
yang hanya mementingkan diri mereka sendiri.

Hal ini terjadi karena bangsa ini telah krisis identitas dalam berpolitik dalam
lingkungan masyarakat dan perpolitikan. Jarang sekali terdapat individu yang sadar
terkait pertarungan ideologi bangsa ini, pertarungan antar elite politik, rivalitas yang
hanya mementingkan kelompok tertentu. Manusia sebagai makhluk sosial seharusnya
memiliki rasa simpati dan empati, bukan hanya mementingkan hawa nafsu yang
cenderung merugikan banyak pihak. Didalam ideologi HmI Ndp bab5, sebagai manusia
haru mempuanyai iman, ilmu dan amal.

13
Soerjono Soekanto, dan Mustafa Abullah, Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, Cetakan ketiga
(Jakarta: Rajawali, 1987), h. 30.
Iman, ilmu, dan amal adalah frasa yang juga memiliki makna tersendiri. Dalam
konteks generik untuk perjuangan, susunannya adalah ima, ilmu, dan amal. Iman lebih
dahulu. Artinya perjuangan dimulai dari terbangungannya mentalitas ketauhidan yang
tinggi. Untuk selanjutnya, setiap insan harus memiliki ilmu tentang arena perjuangan
yang akan dihadapi, sesuai latar pendidikan yang ditempuh. Baru kemudian
kesempurnaannya terletak pada sejauh mana ia mampu menerapkan iman dan ilmunya
itu dalam bentuk -bentuk amal atau pengabdian apllikatif.14

Hal inilah yang seharusnya diamalkan kepada para pelaku politik, seharusnya jika
mereka beriman kepada tuhan yang maha esa, pastinya mereka tidak akan
menyalahgunakan kekuasaan atau jabatan, karena itu telah dilarang oeh norma beragama,
namun masih saja pelaku politik melanggar norma tersebut, karena ketamakan dari dalam
diri mereka sendiri.

Jika saja mereka menerapkan nilai – nilai tersebut penulis berasumsi bahwasannya
mereka sebagai pelaku politik dapat menyelesaikan masalah kesenjangan sosial, karena
mereka telah mengamalkan iman dan ilmu dengan tepat, namun pada faktanya
kebanyakan hanya menggunakan ilmu dan hawa nafsunya.

14
Saidmuniruddi (3:51)
Metode Penelitian
A. Diagram Alir Secara sistematis langkah – langkah dalam menulis penelitian
seperti gambar berikut ini:

Gambar 3.1 Diagram Alir konsep yang diteliti

B. Studi Literatur
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Metode studi literatur
adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian (Zed, 2008).
Studi kepustakaan merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian,
khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan
aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis. Studi kepustakaan dilakukan oleh
setiap peneliti dengan tujuan utama yaitu mencari dasar pijakan / fondasi utnuk
memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka berpikir, dan
menentukandugaan sementara atau disebut juga dengan hipotesis penelitian.
Sehingga para penelitidapat menggelompokkan, mengalokasikan
mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Dengan
melakukan studi kepustakaan, para peneliti mempunyai pendalaman yang lebih luas
dan mendalam terhadap masalah yang hendak diteliti.
Melakukan studi literatur ini dilakukan oleh peneliti antara setelah mereka
menentukan topik penelitian dan ditetapkannya rumusan permasalahan, sebelum
mereka terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan (Darmadi,
2011).
C. Pengumpulan Data
Data yang digunakan berasal dari textbook, journal, artikel ilmiah, literature
review yang berisikan tentang konsep yang diteliti
D. Analisa
Memulai dengan materi hasil penelitian yang secara sekuensi diperhatikan dari
yang paling relevan, relevan, dan cukup relevan. Cara lain dapat juga, misalnya
dengan melihat tahun penelitian diawali dari yang paling mutakhir, dan berangsung
– angsur mundur ke tahun yang lebih lama.
Membaca abstrak dari setiap penelitian lebih dahulu untuk memberikan
penilaian apakah permasalahan yang dibahas sesuai dengan yang hendak
dipecahkan dalam penelitian.
Mencatat bagian – bagian penting dan relevan dengan permasalahan penelitian,
Untuk menjaga tidak terjebak dalam unsur plagiat, para peneliti hendaknya juga
mencatat sumber – sumber informasi dan mencantumkan daftar pustaka. Jika
memang informasi berasal dari ide atau hasil penelitian orang lain.
Membuat catatan, kutipan, atau informasi yang disusun secara sistematis
sehingga penelitian dengan mudah dapat mencari kembali jika sewaktu - waktu
diperlukan. (Darmadi, 2011).
BAB III
Kesimpulan
Bangsa ini telah melewati beberapa kali pergantian ideologi politik dimulai dari
demokrasi terpimpin hingga demokrasi yang dianut oleh negara indonesia ini. Pada
zaman sekarang ini banyak sekali isu – isu politik yang beredar dengan sangat cepat,
sehingga menimbulkan dinamika tersendiri ditengah masyarakat. Isu dominannya adalah
tentang dinasti politik yang masih saja terjadi, dan juga penyalahgunaan kekuasaan.
Dengan begitu masih saja praktik korupsi melanda negeri ini, sifat ketamakan masih saja
merasuki jiwa – jiwa yang rusak.

Maka ideologi HmI ada untuk merekontruksi pelaku politik yang akal dan jiwa –
jiwa yang rusak tadi sesuai dengan nilai dasar perjuangan HmI pada bab5,6 dan 7. Bab5
sendiri berisi tentang individu dan masyarakat, dalam bab ini berisi tentang pentingnya
bermasyarakat dan bergotong royong yang dimana kita diminta untuk salin menolong,
dan sifat ini bertolak belakang dengan sifat individualisme. Bab6 keadlian sosial dan
keadilan ekonomi, pada bab ini kita diharuskan untuk bersikap adil pada sekitar kita, dan
harus mengerti berapa takaran yang pas untuk masyarakat yang membutuhkan. Bab7
kemanusiaan dan ilmu pengetahuan, pada bab ini kita diminta untuk berkemanusiaan
yang dimana sebagai manusia, kita harus bisa memanusiakan manusia, bagaimana cara
kita bersikap dan beraadab, juga harus memiliki intelektualitas agar kita tidak mudah
termakan isu – isu palsu yang sumbernya tidak jelas dan bersifat provokator dan saya
harap ideologi ini bisa digunakan dalam berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu, sebagai manusia kita harus berintelektual agar bisa mewujudkan
tujuan HmI pasal4 yang berbunyi “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang
bernafaskan Islam, dan bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah SWT”. Jika ingin mengikuti kontes perpolitikan diIndonesia maka
pertajam intelektual, agar bisa mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang
merupakan tujuan akhir seorang kader HmI. “adil makmur” (bukan adil dan makmur)
merupakan satu klausa yang mengisyaratkan bahwa jenis masyarakat yang adil dalam
kemakmuran dan makmur dalam dalam keadilan, dimana adil dan makmur tidak
terpisahkan. Sebuah masyarakat bahagia, yang sejahtera material dan spritual(masyarakat
ideologis, atau “ummah”)15.

Jika saja para pelaku praktis menerapkan ideologi atau sebuah pemikiran yang
tertuliskan tadi, maka tidak mungkin negeri ini akan mengalami kemakmuran pada
masyarakat dan mengurangi praktik politik yang tidak sehat.

Saran
Hasil Penilitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian kepada kader HmI
dibidang pendalaman NDP dalam menghadapi Isu dan Dinamika politik bangsa. Masih
banyak tugas yang harus kita lakukan sebagai kader HmI dalam menghadapi Isu dan
Dinamika politik, salah satunya menggunakan NDP sebagai acuan dalam berpolitik atau
dalam menghadapi Isu dan Dinamika politik bangsa. Peniliti lain disarankan untuk
melakukan pengkajian lanjutan dengan tema yang sama.

15
Said muniruddin (3:45)
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, L. (2017). Dinasti Politik Orde Baru. Pasca-Otonomi Orde Baru, Pengalaman
Banten, prisma 29(3) F.

Agustino. (2017). Aspinall and as’a. Purdey,Aspinall and As’ad, Jurnal Sutisna 2017.

Deassy M. Destiani. (2014). Bukan untuk dibaca (R. N. H. Lina tri permanasari (Ed.)).
Era Adicitra Intermedia.

Duarte Filipe. (2017). Reshaping Political Ideology in Social Work. A Critical


Perspective, Vol. 29, No.2.

Fuadi, A. (2019). Merdeka Sejak Hati (M. Yulistianti (Ed.)). PT Gramedia Pustaka
Utama.

Local elections and democracy in indonesia. (2014). The Riau Archipelago. Democracy
in Indonesia.

Noam chomsky. (2017). How the world works (Arthur Barsamian(penyunting). Tia
Setiadi(penerjemah)(Ed.)). Penerbit Bentang.

Noer, Deliar. (1983). Pengantar Ke pemikiran politik. Rajawali.

Saidmuniruddin. (2014). Bintang Arasy. Tujuan HmI Tafsir Filosofis-Gnostik Tujuan


HmI.

Soerjono Soekanto, M. A. (1987). Soerjono Soekanto, dan Mustafa Abullah, Sosiologi


Hukum dalam Masyarakat. Rajawali.

Susanti. (2017). Kompetisi politik dinasti. Dinasti Politik Dalam Pilkada.

Tati Hartati. (2012). Evaluasi Implementasi Kebijakan Publik Tentang Program


Pemantapan Pemahaman Wawasan Kebangsaan di Kabupaten Majalengka. Jurnal
Ilmu Administrasi Negara, Vol. 5 no.

Taufiq Alamsyah. (2020). DINAMIKA POLITIK DAN HUKUM DALAM MENGGAGAS


PARADIGMA HUKUM YANG BERDAULAT.

Tereni, S. & D. (2017). Gambaran Pola Identifikasi Generasi Milenial Dalam Memilih
Tokoh Politik Melalui Media Sosial. Jurnal Ilmiah Penilitian Psikologi, Vol. 3 No.
FORM CURRICULUM VITAE PESERTA
A. DATA DIRI
Nama Lengkap : Muhammad Hafizh Raihan Prawira
Nama Panggilan : Rei / Han/ Herp
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/ 02 Agustus 2002
Jenis kelamin : Laki – Laki
Tahun Angkatan Kuliah : 2020
Perguruan Tinggi : IAI TAZKIA BOGOR
Fakultas : Fakultas Syariah
Program Studi/Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah
Asal Cabang : Cabang Bogor
Komisariat : Kom. IAI Tazkia
Alamat :JL.JELAMBAR UTAMA IX No 56
JELAMBAR BARU GROGOL
PETAMBURAN,JAKARTA BARAT
No.Telepon/WA : 081387549798
E-mail : raihanprawira282@gmail.com
Instagram : @raihan.prawira

Hormat Saya.

(Muhammad Hafizh Raihan Prawira)


B. RIWAYAT PENDIDIKAN
NO JENJANG NAMA LEMBAGA TAHUN GELAR
LULUS
1 SD/MI SDN 07 PAGI 2014
JELAMBAR BARU
2 SMP/MTS MTS Sabilunnajah 2017
Bandung
3 SMA/MA SMA Al Wafi Islamic 2020
Boarding School

C. PENGALAMAN ORGANISASI HMI

NO JENJANG JABATAN/ STATUS TAHUN


1 Kuliah Sekum P3A 2022 -sekarang

D. PENGALAMAN ORGANISASI NON HMI

NO JENJANG JABATAN/ STATUS TAHUN


1 SMA/MA Kabid Rohis 2018-2019
2

E. PENGALAMAN TRAINING

NO TRAINING PENYELENGGARA TAHUN


1 Basic Training Komisariat Fapet Ipb 2022

Anda mungkin juga menyukai