Anda di halaman 1dari 14

KONFLIK KEPENTINGAN, INTERVENSI, DAN TERBENTUKNYA IDEOLOGI

INDONESIA

Dibuat untuk memenuhi tugas akhir Sejarah Indonesia

Disusun oleh:

Akhmad Latif Mustofa XII MIPA 2 (03)

Fakhri Abbas Nur Syafiqi XII MIPA 2 (11)

Moh. Aqid Satria Utama XII MIPA 2 (20)

Sulthan Ali Al - ‘Afy XII MIPA 2 (35)

Dibimbing oleh:

Ahmad Shodiq, S.Pd.

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA KEDIRI
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA KEDIRI
Jalan Letjen Suprapto Nomor 58 Kediri
Telepon (0354) 687876 Faksimile (0354) 691771

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warakhmatullahi wabarakatuh,

Alhamdullilah, segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga saya
bisa membuat makalah ini dengan lancar tanpa kendala apapun. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita sebaik-baiknya teladan, Nabi Agung
Muhammad SAW. Yang telah menunjukkan kepada kita hakikat dari suatu kebenaran, yakni
ad-dinul Islam.

Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Ahmad Shodiq, S.Pd. selaku pengampu mata pelajaran Sejarah Indonesia
2. Teman-teman kelompok yang membantu dalam mengerjakan makalah
3. Kedua orang tua yang telah mendukung praktikum ini
4. Teman-teman XII MIPA 2 yang senantiasa memberi semangat

Semoga hal yang telah dilakukan dapat mendatangkan hal yang baik dikemudian hari.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dalam penulisan dan isi
yang dipaparkan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat dianjurkan untuk menyempurnakan
makalah ini. Sekian, apabila ada salah kata, kami mohon maaf. Semoga makalah yang kami
buat ini bisa mendatangkan manfaat bagi banyak orang.

Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2
DAFTAR ISI

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah
seperti berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Ideologi?
2. Apa hubungan antara pertentangan kepentingan terhadap terbentuknya ideologi?
3. Mengapa ideologi penting untuk berdirinya suatu negara khususnya Indonesia?
4. Bagaimana intervensi luar mempengaruhi terbentuknya ideologi di Indonesia?
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari ideologi.
2. Mengetahui hubungan antara pertentangan kepentingan terhadap terbentuknya
ideologi?
3. Mengetahui pentingnya idelogi untuk berdirinya suatu negara khususnya
Indonesia.
4. Mengetahui pengaruh intervensi luar terhadap terbentuknya Ideologi di Indonesia.
1.4 Manfaat
Makalah yang berjudul “Pertentangan Kepentingan, Intervensi, dan Terbentuknya
Ideologi Indonesia” diharapkan dapat membawa manfaat kepada beberapa pihak,
antara lain sebagai berikut:
1. Memberi informasi dan menambah wawasan tentang ideologi terutama ideologi
Indonesia dan proses terbentuknya.
2. Menambah pengetahuan lainnya berupa bagaimana campur tangan lain
mempengaruhi terbentuknya ideologi Indonesia.

4
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Ideologi


Ideologi berasal dari kata “idea” dan “logos”. Idea berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar atau cita-cita. Logos berarti ilmu. Sedangkan secara harfiah, ideologi
berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide. Menurut, KBBI Ideologi adalah kumpulan
konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan
tujuan untuk kelangsungan hidup; cara berpikir seseorang atau suatu golongan;
paham, teori, dan tujuan yang berpadu merupakan satu program sosial politik (KBBI,
hal. 175).
2.2 Pengertian Intervensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, intervensi artinya ikut campur dalam
urusan negeri oleh negara lain. Sedangkan mengintervensi adalah melakukan
intervensi atau campur tangan (KBBI, hal. 191).
2.3 Pengertian Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan adalah situasi dimana seorang penyelenggara negara
yang mendapatkan kekuasaan dan kewenangan berdasarkan oeraturan perundangan-
undangan memiliki atau diduga memiliki kepentingan pribadi atas setiap penggunaan
wewenang yang dimilikinya sehingga dapat memengaruhi kualitas dan kinerja yang
seharusnya.
2.4 Tipe-tipe dan Fungsi Ideologi
a) Tipe-tipe Ideologi
Terdapat dua tipe ideologi sebagai suatu negara. Kedua tipe tersebut adalah
ideologi tertutup dan ideologi terbuka. Ideologi tertutup adalah ajaran/pandangan
dunia/filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik serta sosial,
yang ditetapkan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi. Ciri khas
suatu ideologi tertutup adalah tidak hanya menentukan kebenaran nilai-nilai dan
prinsip-prinsip dasar, tetapi juga menentukan hal-hal yang bersifat konkret
operasional. Contoh paling baik dari ideologi tertutup adalah Marxisme-Leninisme.
Tipe kedua adalah ideologi terbuka. Ideologi terbuka hanya berisi orientasi
dasar. Adapun penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma sosial-
politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral

5
yang berkembang di masyarakat. Ideologi terbuak hanya dapat ada dan mengada
dalam sistem yang demokratis. Contoh ideologi terbuka adalah Pancasila.
b) Fungsi Ideologi
Setiap ideologi mempunyai fungsi. Fungsi sebuah ideologi bisa dilihat dari
peran dan kedudukannya dalam suatu masyarakat atau sebuah negara. Setiap
masyarakat mempunyai sistem nilai yang harus disepakati dan diterapkan bersama.
Kehidupan masyarakat yang jauh dari tatanan nilai akan menimbulkan
ketidaktertiban dan ketidaknyamanan.
2.5 Pandangan Ahli dan Filsuf tentang Ideologi
Berikut ini beberapa pengertian ideologi dari para tokoh.
1) Destutt de Tracy
Ideologi merupakan ilmu tentang pikiran manusia. Ilmu itu mampu menunjukkan
arah yang benar menuju masa depan. Menurut Destutt de Tracy, ideologi adalah
studi terhadap ide-ide/pemikiran tertentu.
2) Rene Descartes
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia.
3) Niccolo Machiavelli
Ideologi merupakan sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
4) Karl Heinrich Marx
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahtearaan bersama
dalam masyarakat.
5) Napoleon Bonaparte
Ideologi merupakan keseluruhan pemikiran politik dari rival-rivalnya.
6) Thomas H.
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat
bertahan dan mengatur rakyatnya.
7) Francis Bacon
Ideologi adalah sintesis pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.
8) Muhammad Ismail
Ideologi (Mabda’) adalah pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun
di atas pemikiran-pemikiran yang lain. Pendapatnya yang lain tentang ideologi
adalah kumpulan jawaban atas peranyaan dari mana, untuk apa, dan mau ke
mana, alam, manusia, dan kehidupan ini yang dihubungkan dengan asal muasal
penciptaannya dan kehidupan setelahnya.
6
9) Dr. Hafidh Shaleh
Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional
(akidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan
manusia.
10) Taqiyuddin An-Nabhani
Ideologi adalah suatu akidah aqliyah yang melahirkan peraturan atau suatu ide
dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup.
2.6 Macam-macam dan Tujuan Intervensi
Ada tiga jenis intervensi berdasarkan jangkauannya yaitu intervensi internal,
intervensi eksternal, dan intervensi reprisal.
1) Intervensi internal adalah campur tangan negara lain dalam perselisihan di
dalam negara lainnya. Intervensi internal dapat bertujuan untuk melindungi
atau mendukung pemerintah sah, maupun mendukung kelompok pemberontak
untuk menjatuhkan kekuasaan pemerintah.
2) Intervensi eksternal adalah campur tangan suatu negara pada konflik antar dua
negara lainnya. Intervensi eksternal dapat bertujuan mendamaikan atau
menyelesaikan konflik antar dua negara, maupun mendukung salah satu
negara agar dapat menang dari negara lainnya. Tidak hanya antarnegara,
intervensi eksternal juga dapat terjadi pada hubungan multiteral (banyak
negara).
3) Intervensi reprisal tau punitive adalah campur tangan suatu negara untuk
membalaskan kerugian negara lain akibat konflik dengan negara lainnya.
Intervensi reprisal biasanya dilakukan oleh negara yang lebih kuat pada negara
lebih lemah yang telah menimbulkan kerugian pada negara lainnya.

Turut campurnya pihak lain atau intervensi terhadap suatu masalah yang bukan
masalahnya bertujuan untuk membantu permasalahan pihak tersebut agar dapat
selesai. Namun intervensi juga dapat bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari
permasalahan orang lain.
 Bentuk-bentuk Konflik Kepentingan
Beberapa bentuk konflik kepentingan yang sering terjadi dan dihadapi oleh
Penyelenggara Negara antara lain adalah:

7
1) Situasi yang menyebabkan seseorang menerima gratifikasi atau
pemberian/penerimaan hadiah atas suatu keputusan/jabatan
2) Situasi yang menyebabkan penggunaan asset jabatan/instansi untuk
kepentingan pribadi/ golongan
3) Perangkapan jabatan di beberapa lembaga/ instansi/perusahaan yang memiliki
hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis, sehingga
menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan lainnya
4) Situasi dimana seorang penyelenggara negara memberikan akses khusus
kepada pihak tertentu misalnya dalam rekrutmen pegawai tanpa mengikuti
prosedur yang seharusnya
5) Situasi yang menyebabkan proses pengawasan tidak mengikuti prosedur
karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi
6) Situasi dimana kewenangan penilaian suatu obyek kualifikasi dimana obyek
tersebut merupakan hasil dari si penilai
7) Situasi dimana adanya kesempatan penyalahgunaan jabatan
8) Post employment (berupa trading influence, rahasia jabatan)
9) Situasi dimana seorang penyelenggara negara menentukan sendiri besarnya
gaji/remunerasi
10) Moonlighting atau outside employment (bekerja lain diluar pekerjaan
pokoknya)
11) Situasi untuk menerima tawaran pembelian saham pihak masyarakat
12) Situasi yang memungkinkan penggunaan diskresi yang menyalahgunakan
wewenang.
 Hal-hal yang dapat Menimbulkan Konflik Kepentingan
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan timbulnya konflik kepentingan antara
lain:
1) Gratifikasi, yaitu pemberian dalam arti luas yakni meliputi pemberian uang,
barang, rabat, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cumacuma dan fasilitas lainnya
2) Kelemahan sistem , yaitu keadaan yang menjadi kendala bagi pencapaian
tujuan pelaksanaan kewenangan penyelenggara negara yang disebabkan
karena aturan, struktur dan budaya organisasi yang ada

8
3) Perangkapan jabatan, yaitu seorang Penyelenggara Negara menduduki dua
atau lebih jabatan publik sehingga tidak bisa menjalankan jabatannya secara
profesional, independen dan akuntabel
4) Penyalahgunaan wewenang, yaitu membuat keputusan atau tindakan yang
tidak sesuai dengan tujuan atau melampaui batas-batas pemberian wewenang
yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan
5) Kepentingan pribadi (Vested Interest), yaitu keinginan/kebutuhan seorang
penyelenggara negara mengenai suatu hal yang bersifat pribadi.

BAB 3

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Pembuatan makalah ini dilaksanakan di Jalan Kenanga, Dusun Kleco,
Kecamatan Pesantren, Kelurahan Jamsaren, Kota Kediri. Di mulai pada tanggal 30
November sampai tanggal 5 Desember.
Tabel 3.1 Jadwal Pembuatan Makalah

November Desember
Kegiatan
30 1 2 3 4 5
Menentukan judul
Menyusun BAB I
Menyusun BAB II
Menyusun BAB III
Studi literatur
Menyusun BAB 4
Menyusun BAB 5

3.2 Jenis Makalah


Jenis makalah yang digunakan adalah telaah pustaka (literature review).
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan
bantuan bahan pustaka, berupa buku dan media cetak. Hasil pengkajian terhadap
bahan pustaka ditarik suatu kesimpulan umum dan pembahasan.
3.3 Sumber Data

9
Data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini bersumber dari buku dan
media cetak.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam pembuatan makalah ini menggunakan studi
literatur. Studi literatur dilakukan dengan mencari data yang dibutuhkan di buku yang
didapat di Perpustakaan Kota Kediri. Data yang didapat kemudian dianalisis dan
dibuat suatu kesimpulan serta pembahasan.
3.5 Analisis Data
Tahap analisis data dalam penulisan makalah ini dibagi menjadi tiga tahapan,
yaitu pengumpulan data menggunakan teknik studi literatur, reduksi data, penyajian
data, dan diakhiri dengan tahap verifikasi dan penarikan kesimpulan.

10
BAB 4

PEMBAHASAN

A.

11
BAB 5

KESIMPULAN

12
LAMPIRAN

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai