PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan masalah
1. Apa pengertian ideologi dan identitas nasional?
2. Sebutkan jenis-jenis ideologi?
3. Mengapa Pancasila dijadikan sebuah ideologi negara?
4. Apa fungsi dan tujuan pancasila?
5. Apa pengertian Identitas Nasional?
6. Apa faktor Identitas Nasional?
7. Apa Saja Dimensi Identitas Nasional?
8. Apa peranan identitas nasional bagi suatu negara?
9. Bagaimana Upaya untuk Mempertahankan Identitas Nasional di Era
Globalisasi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sistim hokum/perundang-undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja
berdasarkan profesi. Basis dari identitas nasional diantaranya: socially (yaitu
identitas yang mengarah kepada peran social dalam masyarakat berdasarkan proses
sosialisasi dari individu yang berbeda), culturally (yaitu identitas yang mengarah
kepada peran social dalam masyarakat kepada atribut kebudayaan), politically
(identitas yang mengarah kepada sumber politik dari peran social dalam masyarakat,
contonya sebagai pemilih dalam pemilu, ataupun sebagai warga negara).
2.2.2. Marxisme-Komunisme
Paham ini merupakan ajaran dari Karl Marx. Pandangan komunisme
mengutamakan kebersamaan manusia (individu) daripada kebebasan individu.
Dengan demikian, hak pribadi perseorangan tidak diketahui. Prinsip dari
komunisme adalah materialism yang menyangkal adanya jiwa rohani dan Tuhan
sehingga menindas kebebasan pribadi dan agama.
2.2.3. Sosialisme
Ideology sosialisme berpandangan bahwa pada dasarnya manusia adalah
makhluk kreatif, sehingga untuk mendapatkan kebahagiaan harus melalui kerja
sama. Ada banyak tipe sosialisme dan tidak ada definisi tunggal secara menyeluruh
menjelaskan mereka semua, dengan kepemilikan social menjadi kepemilikan sosial
menjadi unsur utama yang dimiliki berbagai tipe sistem ini. Sosislis merujuk pada
orang yang menganut paham sosilisme.
4
2.2.4. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan ideology yang mempunyai suatu kekuatan pengaruh
untuk menggerakkan. Nasioanalisme adalah sebuah ideology yang memiliki
kekuatan untuk memengaruhi dan menggerakkan rakyat dengan dilandasi rasa
kecintaan dan rasa bela negara terhadap tanah air dan bangsanya.
2.2.5. Fundamentalisme
Fundamentalisme merupakan ideologi untuk menentapkamn agama sebagai
system politik dunia dalam dunia modern. Dalam hal ini, agama menjadi sistem
organic total yang bersaing di dalam kekonprehensipan serta jangkauan ideologi
dan sistem negara.
1. Padmo Wahjono
“Ideologi merupakan kesatuan yang bulat dan utuh dari ide gagasan”.
Menurut pakar hokum tatanegara ini ideology merupakan suatu kelanjutan
atau konsekuensi daripada pandangan hidup bangsa, falsafah hidup bangsa,
dan akan berupa seperangkat tata nilai yang dicita-citakan akan direalisir di
dalam kehidupan berkelompok.
2. Mubyarto
“Ideologi adalah sejumlah doktrin kepercayaan dan symbol-simbol
sekolompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan dan
pedoman karya atau perjuaga untuk mencapai tujuan masyarakat atau
bangsa”.
3. M. Sastrapratedja
“Ideologi ialah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada
tindakan yang diorganisir suatu system yang teratur”.
4. Soerjanto Poespowardojo
“Ideologi ialah kompleks pengetahuan dan nilai, yang secara keseluruhan
menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagad
raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya”.
5
Identitas sendiri miliki arti sebagai ciri yang memiliki setiap pihak yang di
maksud sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Nasional
berasal dari kata “nation” yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan
kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan
serta ideologi bersama.
Nasional atau Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang berpendapat
bahwa kesetiaan tertinggi individu harus di serahkan kepada Negara kebangsaan.
Yakni suatu paham yang memberi ilham kepada sebagian terbesar penduduk dan
yang mewajibkan dirinya untuk mengilhami segenap anggota-anggotanya.
Nasionalisme menyatakan bahwa Negarakebangsaan adalah cita dan satu-
satunya bentuk sah dari organisasi politik dan bahwa bangsa adalah sember dari
semua tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi. Istilah “identitas
nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu bangsa
secara filososfis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Jadi identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan
selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah,
sistim hokum/perundang-undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja
berdasarkan profesi. Basis dari identitas nasional diantaranya: socially (yaitu
identitas yang mengarah kepada peran social dalam masyarakat berdasarkan proses
sosialisasi dari individu yang berbeda), culturally (yaitu identitas yang mengarah
kepada peran social dalam masyarakat kepada atribut kebudayaan),
politically(identitas yang mengarah kepada sumber politik dari peran social warga
negara).
6
Oleh karena itu untuk mecapai tujuan bangsa kita, Indonesia harus bersatu
membentuk kekuatan sehingga dapat rukun, damai, kuat, dan dinamis. Karena itu,
untuk mempersatukan Indonesia, maka di jadikanlah pancasila sebagi suatu
pegangan yang mengatur pola pikir warga negara agar bisa mencapai tujuan bangsa.
Selain itu, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi cita-cita normative
didalam penyelenggaraan negara.
Dari penyelenggara kehidupan bangsa dan bernegara di Indonesiaadalah
terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan,
kesadaran dan kesatuan, berkerakyatan serta menjunjung tinggi nilai keadilan.
Pentingnya ideologi Pancasila bagi kita orang Indonesia di zaman sekarang ini
adalah sebagai sarana pemersatu masyarakat, sehingga dapat di jadikan prosedur
penyelesaian konflik, dapat kita telusuri darigagasan para pendiri Negara Indonesia
tentang pentingnya mencari nilai-nilai bersama yang dapat mempersatukan berbagai
golongan masyarakat Indonesia.
Pancasila merupakan lima dasar negara yang berisi pedoman atau aturan tentang
tingkah laku yang penting dan baik bagi masyarakat Indoensia. Hal ini dipertegas
oleh The Faunding Father Kita Bung Karno, bahwa, Pancasila merupakan isi jiwa
bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh
kebudayaan Barat dan penjajah. Nama Pancasila sendiri berasal dari bahasa
Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu panca yang berarti lima dan sila yang
berarti prinsip atau asas.
7
2.4.1. Pancasila sebagai Jiwa bangsa Indonesia
Semua negara memiliki jiwa. Di Indonesia, pancasila sebagai jiwa
bangsa sehingga masyarakat Indonesia menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupannya.
8
2.4.6. Pancasila sebagai falsafah Hidup Bangsa
Di dalam Pancasila tekandung nilai-nilai kepribadian yang di percayai
paling benar, adil, bijaksana, dan mempersatukan rakyat. Hal tersebut membuat
pancasila menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia.
9
2.5. Pengertian Identitas Nasional
Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan
nasional. Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jatidiri
yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain
(ICCE, 2005:23). Sedangkan kata nasional (national) merupakan identitas yang
melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-
kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, bahasa maupun non fisik seperti
keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional atau identitas bangsa
melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberi atribut nasional) yang
diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi
atribut-atribut nasional (ICCE, 2005:25).
Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi
nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa
(nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa
berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
Nilai-nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu
negara dan tercermin di dalam identitas nasional, bukanlah barang jadi yang sudah
selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang
cenderung terus menerus berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki
oleh masyarakat pendukungnya.
Implikasinya adalah bahwa identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka
untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang
berkembang dalam masyarakat. Artinya, bahwa identitas nasional merupakan konsep
yang terus menerus direkonstruksi atau dekonstruksi tergantung dari jalannya
sejarah.
Hal itu terbukti di dalam sejarah kelahiran faham kebangsaan (nasionalisme) di
Indonesia yang berawal dari berbagai pergerakan yang berwawasan parokhial seperti
Boedi Oetomo (1908) yang berbasis subkultur Jawa, Sarekat Dagang Islam (1911)
yaitu entrepreneur Islam yang bersifat ekstrovet dan politis dan sebagainya yang
melahirkan pergerakan yang inklusif yaitu pergerakan nasional yang berjati diri
“Indonesianess” dengan mengaktualisasikan tekad politiknya dalam Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928. Dari keanekaragaman subkultur tadi terkristalisasi suatu core
10
culture yang kemudian menjadi basis eksistensi nation-state Indonesia, yaitu
nasionalisme.
Identitas nasional sebagai suatu kesatuan ini biasanya dikaitkan dengan nilai
keterikatan dengan tanah air (ibu pertiwi), yang terwujud identitas atau jati diri
bangsa dan biasanya menampilkan karakteristik tertentu yang berbeda dengan
bangsa-bangsa lain, yang pada umumnya dikenal dengan istilah kebangsaan atau
nasionalisme. Rakyat dalam konteks kebangsaan tidak mengacu sekadar kepada
mereka yang berada pada status sosial yang rendah akan tetapi mencakup seluruh
struktur sosial yang ada.
Semua terikat untuk berpikir dan merasa bahwa mereka adalah satu. Bahkan
ketika berbicara tentang bangsa, wawasan kita tidak terbatas pada realitas yang
dihadapi pada suatu kondisi tentang suatu komunitas yang hidup saat ini, melainkan
juga mencakup mereka yang telah meninggal dan yang belum lahir.
Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita
sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah
Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita
dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan beserta UUD 1945, sistem pemerintahan
yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi serta mitos, ideologi, dan lain
sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan baik dalam tataran
nasional maupun internasional dan lain sebagainya.
Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan
memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta
karakter dari bangsa tersebut.
Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa
tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian “identitas
nasional” sebagaimana dijelaskan maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau yang lebih popular disebut sebagai
kepribadian suatu bangsa.
11
2.6. Faktor Identitas Nasional
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunkan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran
identitas nasional terebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional bangsa Indonesia meliputi :
Faktor Primer
Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang
sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam
etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu
kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing.
Unsur-unsur yang beraneka ragam yang masing-masing memiliki ciri
12
khasnya sendiri-sendiri menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup
bersama yaitu bangsa Indonesia. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan
keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal dengan Bhinneka
Tunggal Ika.
Faktor Pendorong
Faktor ini terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi,
lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam
kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemauan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan bangsanya
juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh
karena itu bangsa Indonesia proses pembentukan identitas nasional yang
dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkah kemampuan dan prestasi
bangsa Indonesia dalam mebangun bangsa dan kesatuan bangsa, serta
langkah yang sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
Faktor Penarik
Faktor ini mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,
tumbuhnya birokrasi, dan pemantaan sistrm pendidikan nasional. Bagi
bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan
kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa
resmi negara dan bangsa Indonesia. Nahasa Melayu telah dipilih sebagai
bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing-masing etnis
atau daerah di Indonesia telah memiliki bahasa daeah masing-masing.
Demikian pula menyangkut birokrasi serta pendidikan nasional telah
dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih
senantiasa dikembangkan.
Faktor Reaktif
Faktor ini meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas
alternatif melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir
tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam
13
mewujdkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia.
Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis
dalam membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan,
pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.
14
Sabang sampai Merauke yang kemudian menimbulkan ikatan emosional
nasionalisme budaya, bahwa budaya nasional bangsa kita berbeda dengan budaya
bangsa lain.
2.7.3 Dimensi Ekonomi
Identitas nasional merupakan suatu konsep Ekonomi Pancasila, suatu model
ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan dijiwai pada sila kelima Pancasila
yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.7.4 Dimensi Ideologi
Identitas nasional dicirikan melalui ideology Pancasila yang kemudian
membedakan ideologi nasional bangsa dan negara lain, seperti ideology liberalis-
kapitalis negara-negara barat dan ideology komunis-sosialis negara Cina, Korea
Utara dan negara komunis lainnya.
2.7.5 Dimensi Pertahanan Keamanan
Identitas nasional dicirikan melalui konsep sistem pertahanan keamanan
rakyat semesta dalam rangka menjaga eksistensi dan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
15
membuat beragam komunitas kebudayaan itu menjadi terikat dan tetap menunjukkan
bahwa keragaman komunitas tersebut tetap merupakan bangsa Indonesia. Tidak
hanya itu, dengan identitas nasionl, para anggota warga bangsa juga lebih terikat
dengan bangsanya.
16
adanya identitas nasional, kita bias mengenali bahwa bangsa dengan komponen-
komponen spesifik adalah bangsa tertentu. Misalnya, contoh identitas nasional
negara dengan Pancasila, lagu Indonesia Raya, bahasa Indonesia dan semboyan
bhinneka tunggal ika adalah bangsa bernama Indonesia.
17
2.9. Upaya Mempertahankan Identitas Nasional di Era Globalisasi
Dalam arus globalisasi ada begitu banyak tantangan yan dihadapi oleh berbagai
Negara, maka begitu banyak pula tuntutan untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi
tersebut. Termasuk juga tantangan dalam mempertahankan jati diri bangsa.
Untuk menghadapi hal ini perlu adanya strategi untuk mempertahankan identitas
nasional yang termasuk jati diri bangsa diantaranya dengan mengembangkan
nasionalisme, pendidikan, budaya dan bela Negara.
1) Mengembangkan nasionalisme
Nasionalisme telah menjadi pemicu kebangkitan kembali dari budaya yang telah
memberi identitas sebagai anggota dari masyarakat bangsa- bangsa. Secara umum,
nasionalisme dipahami sebagai kecintaan terhadap tanah air, termasuk segala aspek
yang terdapat didalamnya. Dari pengertian tersebut ada beberapa sikap yang bisa
mencerminkan sikap nasionalisme, yaitu :
a. Menggunakan barang – barang hasil bangsa sendiri, karena bisa
menumbuhkan rasa cinta dan bangga dengan hasil tangan kreatif
penduduknya.
b. Menghargai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan bangsa ini,
bertujuan untuk membangkitkan jiwa nasionalisme.
c. Berprestasi dalam semua bidang bertujuan untuk menambahkan rasa bangga
dan sikap rela berkorban.
2) Pendidikan
Pendidikan nasionalisme mempunyai peran yang besar didalam pembentukan
jati diri bangsa Indonesia. Salah satu kenyataan bangasa Indonesia adalah memiliki
kekayaan budaya beraneka ragam dengan jumlah suku bangsa yang ratusan dengan
18
budaya masing – masing merupakan kekayaan yang sangat berharga dalam dalam
pembentukan bangsa Indonesia yang multicultural.
Didalam upaya pembentukan dan mempertahankan jati diri bangsa, peran
pendidikan sangat efektif untuk menimbulkan rasa memiliki dan keinginan untuk
mengembangkan kekayan nasional dari masing – masing budaya local.
3) Pelestarian budaya
Budaya merupaka salah satu penentu jati diri bangsa, budaya adalah hasil karya
cipta manusia yang dihasilkan dan telah dipakai sebgai bagian dari tata kehidupan
sehari-hari.
Suatu budaya yang dipakai dan diterapkan dalam kehidupan akan mempengaruhi
pembentukan pola kehidupan masyarakat, seperti rajin bekerja. Namun pada
kenyataannya budaya Indonesia sekarang ini mulai menghilang karena pengaruh
budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Ada dua hal untuk membangunkan jati diri dan budaya bangsa :
a. Merevatalisasi kedaulatan politik, ekonomi dan budaya agar berada pada jalur
yang benar dan sesuai dengan hakikat bangsa yang merdeka sehingga bangsa
kita mampu mandiri dan bermartabat.
b. Mendorong political will penyelenggaraan Negara, baik legislatif maupun
eksekutif untuk membangun dan menjabarkan kembali nilai – nilai dan
semangat kebangsaan disetiap hati nurani rakyat.
4) Bela Negara
Bela Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara, hal
demikian membuktikan bahwa bela Negara juga menjadi suatu aturan agar setiap
warga Negara harus melakukan tindakan bela Negara demi ketahanan dan eksitensi
sebuah Negara.
19
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Idiologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran/since des
ideas (Separen dan Syamsurizal, 2018). Identitas sendiri miliki arti sebagai ciri yang
memiliki setiap pihak yang di maksud sebagai suatu pembeda atau pembanding
dengan pihak yang lain. Nasionalisme menyatakan bahwa Negara kebangsaan adalah
cita dan satu-satunya bentuk sah dari organisasi politik dan bahwa bangsa adalah
sember dari semua tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi. Istilah
“identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu
bangsa secara filososfis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Dalam ranah yang lebih luas ideologi merupakan sebuah visi dan misi yang telah
ditata sangat rapih dan komprehensif dimana alat untuk melaksanakan ide tersebut
juga sudah lengkap sehingga idea tau gagasan tersebut dapat diterapkan secara
langsung.
Biasanya ide ini merupakan gagasan dari kelompok mayoritas yang ada di dalam
sebuah wilayah atau kawasan saja. tujuan dari adanya ideology ini adalah
menawarkan sesuatu yang baru pada negara supaya dapat membuat perubahan dari
sistem tatanan negara menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.
Pancasila merupakan lima dasar negara yang berisi pedoman atau aturan tentang
tingkah laku yang penting dan baik bagi masyarakat Indoensia. Hal ini dipertegas
oleh The Faunding Father Kita Bung Karno, bahwa, Pancasila merupakan isi jiwa
bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh
kebudayaan Barat dan penjajah. Nama Pancasila sendiri berasal dari bahasa
Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu panca yang berarti lima dan sila yang
berarti prinsip atau asas.
20
Untuk menghadapi hal ini perlu adanya strategi untuk mempertahankan identitas
nasional yang termasuk jati diri bangsa diantaranya dengan mengembangkan
nasionalisme, pendidikan, budaya dan bela Negara.
3.2. SARAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22