Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hakikatnya, sebagai warga negara yang baik seharusnya kita mengerti dan
memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Ideologi bangsa dan
identitas nasional. Ideologi negara merupakan merupakan consenses (mayoritas)
warga negara tentang nilai-nilai dasar yang ingin di wujudkan melalui kehidupan
ngara itu.
Ideologi di terjemahkan segai sistem pedoman hidup yang menjadi cita-cita
untuk di capai oleh sebagian besar individu dalam masyarakat yang bersifat khusus,
di susun secara sadar oleh paratokoh pemikir negara serta kemudian menyebar
luaskannya secara resmi sebagai dasar negara.
Secara umum pengertian ideologi adalah suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar,
keyakinan, serta kepercayaan yang bersifat sistematis dengan arah dan tujuan yang
hendak di capai di dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.
Identitas nasional merupakan pengertian jati diri, suatu Bangsa dan Negara,
selain itu pembentukan Identitas nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah
di sepakati bersama.
Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha
memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara
sudah tidak perlu di tanyakan lagi, Terutama d bidang hokum seharusnya Hal-hal
yang seperti ini, siapapun orang mengerti serta paham aturan-aturan yang ada di
suatu negaranya, tetapi tidak sedikit orang yang acuh dan tidak perduli seolah-olah
tidak mempermasalahkan kekeliuran yang terjadi di Negaranya. Maka dari situ
identitas nasional sangatlah penting untuk di pelajari hingga di terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

1
1.2. Rumusan masalah
1. Apa pengertian ideologi dan identitas nasional?
2. Sebutkan jenis-jenis ideologi?
3. Mengapa Pancasila dijadikan sebuah ideologi negara?
4. Apa fungsi dan tujuan pancasila?
5. Apa pengertian Identitas Nasional?
6. Apa faktor Identitas Nasional?
7. Apa Saja Dimensi Identitas Nasional?
8. Apa peranan identitas nasional bagi suatu negara?
9. Bagaimana Upaya untuk Mempertahankan Identitas Nasional di Era
Globalisasi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ideologi Negara Dan Identitas Nasional


Ideologi berasal dari bahasa Yunani idein, yang berarti melihat, atau idea yang
berarti raut muka, perawakan, gagasan, buah pikiran dan logia yang berarti ajaran.
Selanjutnya istilah ideology ini dalam bahasa Inggris menjadi Idea yang memiliki
arti gagasan, cita-cita, konsep serta kata logia yang berarti ajaran. Istilah ideology
pertama kali di cetuskan oleh Destuct de Tracy, seorang filsuf Prancis yang
mengemukakan bahwa ideology sebagai ilmu mengenai gagasan-gagasan yang
menunjukkan jalan kebenaran menuju masa depan. Dengan demikian, ideology dapat
di artikan juga sebagai falsafah hidup yang dalam bahasa Jerman di sebut dengan
Weltanschauung.
Dengan demikian ideology adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah
pikiran/since des ideas (Separen dan Syamsurizal, 2018). Identitas sendiri miliki arti
sebagai ciri yang memiliki setiap pihak yang di maksud sebagai suatu pembeda atau
pembanding dengan pihak yang lain.
Nasional berasal dari kata “nation” yang memiliki arti bangsa, menunjukkan
kesatuan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat , cita-
cita, tujuan serta ideo;ogi bersama. Nasional atau Nasionalisme memiliki arti suatu
paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus di serahkan
kepada Negara kebangsaan. Yakni suatu paham yang memberi ilham kepada
sebagian terbesar penduduk dan yang mewajibkan dirinya untuk mengilhami segenap
anggota-anggotanya.
Nasionalisme menyatakan bahwa Negara kebangsaan adalah cita dan satu-
satunya bentuk sah dari organisasi politik dan bahwa bangsa adalah sember dari
semua tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi. Istilah “identitas
nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu bangsa
secara filososfis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Jadi identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan
selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah,

3
sistim hokum/perundang-undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja
berdasarkan profesi. Basis dari identitas nasional diantaranya: socially (yaitu
identitas yang mengarah kepada peran social dalam masyarakat berdasarkan proses
sosialisasi dari individu yang berbeda), culturally (yaitu identitas yang mengarah
kepada peran social dalam masyarakat kepada atribut kebudayaan), politically
(identitas yang mengarah kepada sumber politik dari peran social dalam masyarakat,
contonya sebagai pemilih dalam pemilu, ataupun sebagai warga negara).

2.2. Jenis-Jenis Ideologi


2.2.1. Liberalisme
Liberalisme merupakan ideologi yang memiliki konsep kebebasan individual.
Artinya ada kesetraaan bagi semua anggota masyaratkat. Ideology liberalisme
mengimginkan semua orang diberikan kesemoatan yang sama untuk
mengembangkan bakat-bakat yang dimilikinya seperti halnya yang dimiliki orang
lain. Dengan demikian, hak-hak individual harus dilindungi dari campur tangan
negara dan badan-badan yang lain.

2.2.2. Marxisme-Komunisme
Paham ini merupakan ajaran dari Karl Marx. Pandangan komunisme
mengutamakan kebersamaan manusia (individu) daripada kebebasan individu.
Dengan demikian, hak pribadi perseorangan tidak diketahui. Prinsip dari
komunisme adalah materialism yang menyangkal adanya jiwa rohani dan Tuhan
sehingga menindas kebebasan pribadi dan agama.

2.2.3. Sosialisme
Ideology sosialisme berpandangan bahwa pada dasarnya manusia adalah
makhluk kreatif, sehingga untuk mendapatkan kebahagiaan harus melalui kerja
sama. Ada banyak tipe sosialisme dan tidak ada definisi tunggal secara menyeluruh
menjelaskan mereka semua, dengan kepemilikan social menjadi kepemilikan sosial
menjadi unsur utama yang dimiliki berbagai tipe sistem ini. Sosislis merujuk pada
orang yang menganut paham sosilisme.

4
2.2.4. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan ideology yang mempunyai suatu kekuatan pengaruh
untuk menggerakkan. Nasioanalisme adalah sebuah ideology yang memiliki
kekuatan untuk memengaruhi dan menggerakkan rakyat dengan dilandasi rasa
kecintaan dan rasa bela negara terhadap tanah air dan bangsanya.

2.2.5. Fundamentalisme
Fundamentalisme merupakan ideologi untuk menentapkamn agama sebagai
system politik dunia dalam dunia modern. Dalam hal ini, agama menjadi sistem
organic total yang bersaing di dalam kekonprehensipan serta jangkauan ideologi
dan sistem negara.

Beberapa pendapat ideology menurut para ahli :

1. Padmo Wahjono
“Ideologi merupakan kesatuan yang bulat dan utuh dari ide gagasan”.
Menurut pakar hokum tatanegara ini ideology merupakan suatu kelanjutan
atau konsekuensi daripada pandangan hidup bangsa, falsafah hidup bangsa,
dan akan berupa seperangkat tata nilai yang dicita-citakan akan direalisir di
dalam kehidupan berkelompok.
2. Mubyarto
“Ideologi adalah sejumlah doktrin kepercayaan dan symbol-simbol
sekolompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan dan
pedoman karya atau perjuaga untuk mencapai tujuan masyarakat atau
bangsa”.
3. M. Sastrapratedja
“Ideologi ialah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada
tindakan yang diorganisir suatu system yang teratur”.
4. Soerjanto Poespowardojo
“Ideologi ialah kompleks pengetahuan dan nilai, yang secara keseluruhan
menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagad
raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya”.

5
Identitas sendiri miliki arti sebagai ciri yang memiliki setiap pihak yang di
maksud sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Nasional
berasal dari kata “nation” yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan
kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan
serta ideologi bersama.
Nasional atau Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang berpendapat
bahwa kesetiaan tertinggi individu harus di serahkan kepada Negara kebangsaan.
Yakni suatu paham yang memberi ilham kepada sebagian terbesar penduduk dan
yang mewajibkan dirinya untuk mengilhami segenap anggota-anggotanya.
Nasionalisme menyatakan bahwa Negarakebangsaan adalah cita dan satu-
satunya bentuk sah dari organisasi politik dan bahwa bangsa adalah sember dari
semua tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi. Istilah “identitas
nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu bangsa
secara filososfis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Jadi identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan
selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah,
sistim hokum/perundang-undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja
berdasarkan profesi. Basis dari identitas nasional diantaranya: socially (yaitu
identitas yang mengarah kepada peran social dalam masyarakat berdasarkan proses
sosialisasi dari individu yang berbeda), culturally (yaitu identitas yang mengarah
kepada peran social dalam masyarakat kepada atribut kebudayaan),
politically(identitas yang mengarah kepada sumber politik dari peran social warga
negara).

2.3. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa


Pancasila sebagai ideology bangsa, artinya Pancasila merupakan suatu konsep
yang dijadikan sebagai pegangan untuk mencapai suatu tujuan bangsa dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagi suatu ketetapan bagi seluruh
warga negara Indonesia, seperti yang telah kita tahu bahwa warga Indonesia
memiliki keanekaragaman yang kompleks, baik dalam bidang budaya, ras, warna
kulit dll.

6
Oleh karena itu untuk mecapai tujuan bangsa kita, Indonesia harus bersatu
membentuk kekuatan sehingga dapat rukun, damai, kuat, dan dinamis. Karena itu,
untuk mempersatukan Indonesia, maka di jadikanlah pancasila sebagi suatu
pegangan yang mengatur pola pikir warga negara agar bisa mencapai tujuan bangsa.
Selain itu, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi cita-cita normative
didalam penyelenggaraan negara.
Dari penyelenggara kehidupan bangsa dan bernegara di Indonesiaadalah
terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan,
kesadaran dan kesatuan, berkerakyatan serta menjunjung tinggi nilai keadilan.
Pentingnya ideologi Pancasila bagi kita orang Indonesia di zaman sekarang ini
adalah sebagai sarana pemersatu masyarakat, sehingga dapat di jadikan prosedur
penyelesaian konflik, dapat kita telusuri darigagasan para pendiri Negara Indonesia
tentang pentingnya mencari nilai-nilai bersama yang dapat mempersatukan berbagai
golongan masyarakat Indonesia.

2.4. Fungsi Pancasila bagi Indonesia


Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua semua kegiatan atau aktivitas
hidup dan kehidupan dalam segala bidang. Pancasila merupakan lima butir ideologi
dasar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pancasila merupakan lima dasar negara yang berisi pedoman atau aturan tentang
tingkah laku yang penting dan baik bagi masyarakat Indoensia. Hal ini dipertegas
oleh The Faunding Father Kita Bung Karno, bahwa, Pancasila merupakan isi jiwa
bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh
kebudayaan Barat dan penjajah. Nama Pancasila sendiri berasal dari bahasa
Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu panca yang berarti lima dan sila yang
berarti prinsip atau asas.

Pancasila menjadi rumusan dan pedoman kehidupan bagi seluruh rakyat


Indonesia dalam berbangsa dan bernegara agar tidak menjadi penyebab tindakan
penyalahgunaan kewenangan sehingga kita harus memahami fungsinya dengan baik.
Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pancasila memiliki beberapa fungsi,
berikut ini ada;ah beberapa fungsi pancasila :

7
2.4.1. Pancasila sebagai Jiwa bangsa Indonesia
Semua negara memiliki jiwa. Di Indonesia, pancasila sebagai jiwa
bangsa sehingga masyarakat Indonesia menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupannya.

2.4.2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Bangsa Indonesia memiliki keunikan tersendiri yang menjadi
kepribadiannya dan menjadi pembeda dengan negara lain. Keunikan tersebut di
wujudkan dalam perilaku dan sikap mental masyarakat Indonesia yang
berlandaskan kepada Pancasila.

2.4.3. Pancasila sebagai Sumber dari Segala Hukum


Hukum yang berlaku di Indonesia bersumber dari Pancasila. Dengan
kata lain, semua hokum yang berlaku tidak bertentangan dengan pancasila
yang menjadi dasar negara.

2.4.4. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan sebagai
petunjuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Segala bentuk cuta-cita
moral Bangsa dan budaya harus bersumber dari Pancasila yang merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan.

2.4.5. Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia


Cita-cita bangsa Indonesia adalah untuk menciptakan masyarakat yang
adil dan makmur seluruh wilayah Indonesia. Hal ini tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 yang menjelaskan tentang Pancasila.

8
2.4.6. Pancasila sebagai falsafah Hidup Bangsa
Di dalam Pancasila tekandung nilai-nilai kepribadian yang di percayai
paling benar, adil, bijaksana, dan mempersatukan rakyat. Hal tersebut membuat
pancasila menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia.

2.4.7. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


Pancasila adalah sebagai dasar dalam penyelenggaraan negara dan
kehidupan bernegara di Indonesia. Dengan begitu, dalam pengaturan
pemerintahan Negara dan kehidupan bermasyarakat di Indonesia, harus selalu
berlandaskan pada Pancasila.

2.4.8. Pancasila sebagai Perjanjian luhur Bangsa Indonesia


Pancasila merupakan hasil perjuangan dan perjanjian bersama rakyat
dengan para pendiri bangsa Indonesia. Dengan begitu, maka sekuruh elemen
masyarakat Indonesia harus membela, mendukung, dan memperjuangkan nilai-
nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila.

Dalam pembukaan UUD 1945 telah di sebutkan tujuan pancasila, yaitu


sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila adalah
landasan dalam mengatur jalannya pemerintahan di Indonesia.
Pancasila merupakan pandangan hidup atau falsafah hidup berbangsa dan
menjadi tujuan hidup bangsa Indonesia. Seperti halnya juga di sebutkan
dalam ketetapan MPR No. 11/MPR/1978 pada tanggal 22 Maret 1978, yang
isinya:
“Sesungguhnya sejarah telah mengungkapkan bahwa pancasila adalah jiwa
seluruh rakyat Indonesia yang memberikan kekuatan hidup kepada bangsa
Indonesia serta membimbingnya dalam kehidupan lahir batin yang makin
baik dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Bahwasannya
pancasila yang telah di terima dan di tetapkan sebagai dasar Negara seperti
yang telah di uji kebenarannya, keampuhan dan kesaktiannya sehinnga tidak
ada satupun kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari
kehidupan bangsa Indonesia”

9
2.5. Pengertian Identitas Nasional
Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan
nasional. Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jatidiri
yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain
(ICCE, 2005:23). Sedangkan kata nasional (national) merupakan identitas yang
melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-
kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, bahasa maupun non fisik seperti
keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional atau identitas bangsa
melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberi atribut nasional) yang
diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi
atribut-atribut nasional (ICCE, 2005:25).
Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi
nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa
(nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa
berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
Nilai-nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu
negara dan tercermin di dalam identitas nasional, bukanlah barang jadi yang sudah
selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang
cenderung terus menerus berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki
oleh masyarakat pendukungnya.
Implikasinya adalah bahwa identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka
untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang
berkembang dalam masyarakat. Artinya, bahwa identitas nasional merupakan konsep
yang terus menerus direkonstruksi atau dekonstruksi tergantung dari jalannya
sejarah.
Hal itu terbukti di dalam sejarah kelahiran faham kebangsaan (nasionalisme) di
Indonesia yang berawal dari berbagai pergerakan yang berwawasan parokhial seperti
Boedi Oetomo (1908) yang berbasis subkultur Jawa, Sarekat Dagang Islam (1911)
yaitu entrepreneur Islam yang bersifat ekstrovet dan politis dan sebagainya yang
melahirkan pergerakan yang inklusif yaitu pergerakan nasional yang berjati diri
“Indonesianess” dengan mengaktualisasikan tekad politiknya dalam Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928. Dari keanekaragaman subkultur tadi terkristalisasi suatu core

10
culture yang kemudian menjadi basis eksistensi nation-state Indonesia, yaitu
nasionalisme.
Identitas nasional sebagai suatu kesatuan ini biasanya dikaitkan dengan nilai
keterikatan dengan tanah air (ibu pertiwi), yang terwujud identitas atau jati diri
bangsa dan biasanya menampilkan karakteristik tertentu yang berbeda dengan
bangsa-bangsa lain, yang pada umumnya dikenal dengan istilah kebangsaan atau
nasionalisme. Rakyat dalam konteks kebangsaan tidak mengacu sekadar kepada
mereka yang berada pada status sosial yang rendah akan tetapi mencakup seluruh
struktur sosial yang ada.
Semua terikat untuk berpikir dan merasa bahwa mereka adalah satu. Bahkan
ketika berbicara tentang bangsa, wawasan kita tidak terbatas pada realitas yang
dihadapi pada suatu kondisi tentang suatu komunitas yang hidup saat ini, melainkan
juga mencakup mereka yang telah meninggal dan yang belum lahir.
Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita
sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah
Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita
dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan beserta UUD 1945, sistem pemerintahan
yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi serta mitos, ideologi, dan lain
sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan baik dalam tataran
nasional maupun internasional dan lain sebagainya.
Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan
memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta
karakter dari bangsa tersebut.
Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa
tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian “identitas
nasional” sebagaimana dijelaskan maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau yang lebih popular disebut sebagai
kepribadian suatu bangsa.

11
2.6. Faktor Identitas Nasional
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunkan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran
identitas nasional terebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional bangsa Indonesia meliputi :

2.6.1. Faktor objektif


Meliputi faktor geografis ekologis dan demografis. Kondisi geografi – ekologis
yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan
terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia Asia Tenggara, ikut
mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural
bangsa Indonesia.

2.6.2. Faktor subjektif


Faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia
(Suryo, 2002). Faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut mempengarui proses
pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui
interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai
faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa dan negara
bangsa beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme
berkembang di Indonesia pada awal abad 20.
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castell
dalam bukunya, The Power of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang
munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi antara empat faktor
penting, yaitu :

 Faktor Primer
Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang
sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam
etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu
kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing.
Unsur-unsur yang beraneka ragam yang masing-masing memiliki ciri

12
khasnya sendiri-sendiri menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup
bersama yaitu bangsa Indonesia. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan
keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal dengan Bhinneka
Tunggal Ika.

 Faktor Pendorong
Faktor ini terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi,
lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam
kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemauan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan bangsanya
juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh
karena itu bangsa Indonesia proses pembentukan identitas nasional yang
dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkah kemampuan dan prestasi
bangsa Indonesia dalam mebangun bangsa dan kesatuan bangsa, serta
langkah yang sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.

 Faktor Penarik
Faktor ini mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,
tumbuhnya birokrasi, dan pemantaan sistrm pendidikan nasional. Bagi
bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan
kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa
resmi negara dan bangsa Indonesia. Nahasa Melayu telah dipilih sebagai
bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing-masing etnis
atau daerah di Indonesia telah memiliki bahasa daeah masing-masing.
Demikian pula menyangkut birokrasi serta pendidikan nasional telah
dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih
senantiasa dikembangkan.

 Faktor Reaktif
Faktor ini meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas
alternatif melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir
tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam

13
mewujdkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia.
Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis
dalam membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan,
pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan


identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain. Pencarian
identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan
bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan Negara dengan konsep nama
Indonesia.
Bangsa dan negara Indonesia ini dibangun dari unsur-unsur masyarakat lama
dan dibangun menjadi suatu kesatuan bangsa dan negara dengan prinsip
nasionalisme modern. Oleh karena itu pembentukan identitas nasional Indonesia
melekat erat dengan unsur-unsur lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis,
agama serta geografis, yang saling berkaitan dan terbentuklah melalui suatu proses
yang cukup panjang.

2.7. Dimensi Identitas Nasional


Konsep identitas nasional sebagai atribut bangsa itu sendiri sesungguhnya
memiliki banyak dimensi, baik dimensi politik, sosial budaya, ekonomi, ideology,
maupun pertahanan dan keamanan.
2.7.1 Dimensi Politik
Identitas nasional merupakan suatu konsep politik untuk mempersatukan dan
menyatukan berbagai kelompok masyarakat yang berbeda dari segi suku bangsa, ras,
agama, budaya dan adat istiadat, bahasa, dan lain-lain ke dalam ikatan politik
kebangsaan yang bersifat integratif.
2.7.2 Dimensi Sosial Budaya
Identitas nasional merupakan suatu konsep sosial-budaya untuk mengangkat
budaya nasional sebagai puncak budaya-budaya daerah yang tersebar mulai dari

14
Sabang sampai Merauke yang kemudian menimbulkan ikatan emosional
nasionalisme budaya, bahwa budaya nasional bangsa kita berbeda dengan budaya
bangsa lain.
2.7.3 Dimensi Ekonomi
Identitas nasional merupakan suatu konsep Ekonomi Pancasila, suatu model
ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan dijiwai pada sila kelima Pancasila
yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.7.4 Dimensi Ideologi
Identitas nasional dicirikan melalui ideology Pancasila yang kemudian
membedakan ideologi nasional bangsa dan negara lain, seperti ideology liberalis-
kapitalis negara-negara barat dan ideology komunis-sosialis negara Cina, Korea
Utara dan negara komunis lainnya.
2.7.5 Dimensi Pertahanan Keamanan
Identitas nasional dicirikan melalui konsep sistem pertahanan keamanan
rakyat semesta dalam rangka menjaga eksistensi dan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

2.8. Peran Identitas Nasional


2.8.1. Sebagai Bahan atau Objek Dalam Integrasi Nasional
Integrasi nasional adalah penyatuan banyaknya bagian yang berbeda dalam
sebuah masyarakat agar menjadi sebuah kesatuan yang utuh. Jika indentitas nasional
ini tidak ada, maka integrasi nasional tidak dapat terjadi karena tidak ada komponen-
komponen yang bias disatukan atau dilebur menjadi sebuah kesatuan yang utuh.

2.8.2. Menjadi Penanda Ikatan Solidaritas


Identitas nasional menjadi penanda ikatan-ikatan solidaritas dari komunitas-
komunitas yang di satukan oleh sejarah yang sama, tradisi yang sama, bahasa yang
sama, ataupun komponen-komponen lainnya. Hal ini pula yang menjadikan identitas
nasional juga memilii peran sebagai pemersatu bangsa.
Contohnya Indonesia yang terdiri dari begitu banyak unsur-unsur identitas
nasional suku, ras, bahasa daerah, tradisi dan agama, memiliki sejarah kemerdekaan
yang sama, lagu kebangsaan yang sama, serta bahasa negara yang sama. Hal ini

15
membuat beragam komunitas kebudayaan itu menjadi terikat dan tetap menunjukkan
bahwa keragaman komunitas tersebut tetap merupakan bangsa Indonesia. Tidak
hanya itu, dengan identitas nasionl, para anggota warga bangsa juga lebih terikat
dengan bangsanya.

2.8.3. Menjadi definisi territorial


Seperti yang sudah di sebutkan sebelumnya, identitas nasional terikat oleh
wilayah. Maka, identitas nasional jika di lihat dari perspektif teritori juga berperan
sebagai definisi sebuah ruang yang pasti. Dalam ruang inilah para warga hidup,
bekerja dan melakukan segala aktifitasnya.

2.8.4. Pengontrol Sumber Daya Ekonomi


Jika kita melihat identitas nasional dari sisi perekonomian, identitas nasional
juga memilik peran untuk mengontrol segala sumber daya ekonomi. Hal ini termasuk
mengelaborasi pembagian kerja serta mendorong persebaran dan mobolitas barang
dan tenaga kerja.

2.8.5. Mengatur Pemerintahan


Dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan pun, fungsi dan tujuan
identitas nasional sangatlah penting. Dalam hal ini, identitas nasional bias menjadi
dasar dalam memilih personal politik, membuat aturan politik, membuat aturan
politik, dan memilih pemerintahan. Identitas nasional ini bias menjafi landasan
negara untuk berkembang menjadi sebuah negara yang besar dan di kenal.

2.8.6. Melegtimasi Hak dan Kewajiban Warga Negara


Identitas Nasional juga berperan dalam melegtimasi hak dan kewajiban
warga negara. Artinya, dengan identitas nasional warga negara bias melihat sejauh
mana hak dan kewajibannya telah terpenuhi dan apakah hak dan kewajiban tersebut
sesuai dengan nilai dan peraturan yang berlaku.
2.8.7. Menjadi Ciri Khas Dari Sebuah Bangsa
Peran identitas nasional, sesuai dengan pengertiannya sendiri, adalah untuk
menjadi ciri khas yang membedakan bangsa tersebut dari bangsa lainnya. Dengan

16
adanya identitas nasional, kita bias mengenali bahwa bangsa dengan komponen-
komponen spesifik adalah bangsa tertentu. Misalnya, contoh identitas nasional
negara dengan Pancasila, lagu Indonesia Raya, bahasa Indonesia dan semboyan
bhinneka tunggal ika adalah bangsa bernama Indonesia.

2.8.8. Menyediakan Nilai atau Simbol Yang Sama


Dengan adanya identitas nasional, berbagai kalangan atau kelas social dapat
menjadi lebih terikat melalui beragam karakteristik identitas nasional, seperti norma,
nilai, symbol, dan tradisi yang sama, seperti bendera, uang.
Seragam, kenangan, hingga seremoni-seremoni yang ada. Dengan segala
komponen identitas social tersebut, seluruh anggota warga bangsa seakan diingatkan
akan hubungan mereka satu sama lain dan di perkuat dengan perasaan kesamaan
identitas yang mereka miliki.

2.8.9. Penghargaan Untuk Para Pendiri Bangsa


Komponen dalam identitas nasional, seperti lagu, bendera, landasn negara,
dan lain-lain. Merupakan buah pikiran dari para pendiri bangsa untuk menegaskan
keberadaan bangsa mereka di dunia. Dengan adanya identitas nasional serta warga
bangsa yang selalu menjunjung tinggi identitas nasional tersebut, maka hal ini
merupakan bentuk penghargaan kepada para pendiri bangsa atas perjuangan mereka
dan buah pikiran mereka dalam menciptakan bangsa yang ada saat ini.

2.8.10. Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air


Jika sebuah bangsa telah memiliki identita nasional yang kuat, maka ini bias
menjadi cara meningkatkan rasa cinta tanah air bagi seluruh anggota kebangsaan,
serta membuat warga bangsa semakin bangga dengan bangsa dan tanah airnya. Hal
ini juga akan memunculkan semangat dalam diri mereka untuk terus menjunjung
tinggi nilai dan norma yang di miliki oleh bangsanya dan lebih jauh lagi semakin
memperkuat identitas nasional yang di miliki.

17
2.9. Upaya Mempertahankan Identitas Nasional di Era Globalisasi
Dalam arus globalisasi ada begitu banyak tantangan yan dihadapi oleh berbagai
Negara, maka begitu banyak pula tuntutan untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi
tersebut. Termasuk juga tantangan dalam mempertahankan jati diri bangsa.
Untuk menghadapi hal ini perlu adanya strategi untuk mempertahankan identitas
nasional yang termasuk jati diri bangsa diantaranya dengan mengembangkan
nasionalisme, pendidikan, budaya dan bela Negara.

1) Mengembangkan nasionalisme
Nasionalisme telah menjadi pemicu kebangkitan kembali dari budaya yang telah
memberi identitas sebagai anggota dari masyarakat bangsa- bangsa. Secara umum,
nasionalisme dipahami sebagai kecintaan terhadap tanah air, termasuk segala aspek
yang terdapat didalamnya. Dari pengertian tersebut ada beberapa sikap yang bisa
mencerminkan sikap nasionalisme, yaitu :
a. Menggunakan barang – barang hasil bangsa sendiri, karena bisa
menumbuhkan rasa cinta dan bangga dengan hasil tangan kreatif
penduduknya.
b. Menghargai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan bangsa ini,
bertujuan untuk membangkitkan jiwa nasionalisme.
c. Berprestasi dalam semua bidang bertujuan untuk menambahkan rasa bangga
dan sikap rela berkorban.

Tiga aspek dalam konteks nasionalisme adalah :


 Politik
 Sosial ekonomi
 Budaya

2) Pendidikan
Pendidikan nasionalisme mempunyai peran yang besar didalam pembentukan
jati diri bangsa Indonesia. Salah satu kenyataan bangasa Indonesia adalah memiliki
kekayaan budaya beraneka ragam dengan jumlah suku bangsa yang ratusan dengan

18
budaya masing – masing merupakan kekayaan yang sangat berharga dalam dalam
pembentukan bangsa Indonesia yang multicultural.
Didalam upaya pembentukan dan mempertahankan jati diri bangsa, peran
pendidikan sangat efektif untuk menimbulkan rasa memiliki dan keinginan untuk
mengembangkan kekayan nasional dari masing – masing budaya local.

3) Pelestarian budaya
Budaya merupaka salah satu penentu jati diri bangsa, budaya adalah hasil karya
cipta manusia yang dihasilkan dan telah dipakai sebgai bagian dari tata kehidupan
sehari-hari.
Suatu budaya yang dipakai dan diterapkan dalam kehidupan akan mempengaruhi
pembentukan pola kehidupan masyarakat, seperti rajin bekerja. Namun pada
kenyataannya budaya Indonesia sekarang ini mulai menghilang karena pengaruh
budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Ada dua hal untuk membangunkan jati diri dan budaya bangsa :
a. Merevatalisasi kedaulatan politik, ekonomi dan budaya agar berada pada jalur
yang benar dan sesuai dengan hakikat bangsa yang merdeka sehingga bangsa
kita mampu mandiri dan bermartabat.
b. Mendorong political will penyelenggaraan Negara, baik legislatif maupun
eksekutif untuk membangun dan menjabarkan kembali nilai – nilai dan
semangat kebangsaan disetiap hati nurani rakyat.

4) Bela Negara
Bela Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara, hal
demikian membuktikan bahwa bela Negara juga menjadi suatu aturan agar setiap
warga Negara harus melakukan tindakan bela Negara demi ketahanan dan eksitensi
sebuah Negara.

Indititas nasional dalam era globalisasi sekarang ini sudah mengalami


pemerosotan dan nilai-nilainya yang merupakan akhibat lajunya arus globalisasi
sehingga proses masuknya budaya asing kedalam budaya asli bangsa sudah tidak
dapat dikendalikan lagi. Akhibatnya budaya asing dan budaya asli bercampur baur.

19
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Idiologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran/since des
ideas (Separen dan Syamsurizal, 2018). Identitas sendiri miliki arti sebagai ciri yang
memiliki setiap pihak yang di maksud sebagai suatu pembeda atau pembanding
dengan pihak yang lain. Nasionalisme menyatakan bahwa Negara kebangsaan adalah
cita dan satu-satunya bentuk sah dari organisasi politik dan bahwa bangsa adalah
sember dari semua tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi. Istilah
“identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu
bangsa secara filososfis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

Dalam ranah yang lebih luas ideologi merupakan sebuah visi dan misi yang telah
ditata sangat rapih dan komprehensif dimana alat untuk melaksanakan ide tersebut
juga sudah lengkap sehingga idea tau gagasan tersebut dapat diterapkan secara
langsung.

Biasanya ide ini merupakan gagasan dari kelompok mayoritas yang ada di dalam
sebuah wilayah atau kawasan saja. tujuan dari adanya ideology ini adalah
menawarkan sesuatu yang baru pada negara supaya dapat membuat perubahan dari
sistem tatanan negara menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.

Pancasila merupakan lima dasar negara yang berisi pedoman atau aturan tentang
tingkah laku yang penting dan baik bagi masyarakat Indoensia. Hal ini dipertegas
oleh The Faunding Father Kita Bung Karno, bahwa, Pancasila merupakan isi jiwa
bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh
kebudayaan Barat dan penjajah. Nama Pancasila sendiri berasal dari bahasa
Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu panca yang berarti lima dan sila yang
berarti prinsip atau asas.

20
Untuk menghadapi hal ini perlu adanya strategi untuk mempertahankan identitas
nasional yang termasuk jati diri bangsa diantaranya dengan mengembangkan
nasionalisme, pendidikan, budaya dan bela Negara.

3.2. SARAN

Dalam pembuatan dan pembahasan makalah ini, penulis memiliki suatu


harapan agar kita sebagai warga negara indonesia selalu mempertahankan identitas
bangsa ditengah era globalisasi ini, sehingga indonesia memiliki nilai-nilai yang
terus terjaga pandangan hidup yang berupa nilai-nilai luhur bangsa.

21
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2014. Pendidikan pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Syamsurizal, Separen. 2018. Pendidikan pancasila untuk perguruan tinggi.


Pekanbaru: Sarana Widya Kita.

Majdid Nurcholis. 2004. Indonesia kita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

22

Anda mungkin juga menyukai