Anda di halaman 1dari 6

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

DOSEN PENGAMPU :

Dr. MC Ninik Sri Rejeki, M. Si

DISUSUN OLEH :

Serafina Loveita Sudargo (190906838)

Agga Diractha Fristcolia (210907769)

Kinan Arya Pratama (210907740)

Grace Stefania Nugroho (210907574)

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2022
A. Pengertian

Komunikasi interpersonal adalah interaksi verbal dan nonverbal antara dua (atau
terkadang lebih dari dua) orang yang saling bergantung. Definisi yang sederhana ini menyiratkan
berbagai elemen pada komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal melibatkan
setidaknya dua orang atau lebih. Setiap individu melakukan fungsi sumber (merumuskan dan
mengirim pesan) dan juga melakukan fungsi penerima (menerima dan memahami pesan).
Komunikasi interpersonal dapat berlangsung melalui telepon, melalui dinding sel penjara,
melalui webcam, atau tatap muka. Sering terjadi, komunikasi interpersonal juga dilakukan
melalui komputer, yaitu melalui platform sosial media seperti Instagram, Facebook, dan Twitter.
Beberapa dari pesan ini dipertukarkan secara real time.
Sepanjang proses komunikasi interpersonal, seseorang akan saling bertukar umpan balik,
yaitu pesan yang dikirim kembali ke pembicara mengenai reaksi terhadap apa yang dikatakan
(Sutton, Hornsey, & Douglas, 2012). Umpan balik memberi tahu pembicara efek apa yang dia
miliki pada pendengar. Atas dasar umpan balik ini, pembicara dapat menyesuaikan,
memodifikasi, memperkuat, mengurangi penekanan, atau mengubah isi atau bentuk pesan.
Umpan balik dapat datang dari diri sendiri atau dari orang lain. Misalnya, saat seseorang
mengirim pesan dan saat berbicara dengan orang lain. Masing-masing dari mereka saling
mendengar satu sama lain. Artinya, mereka saling mendapat umpan balik dari pesan yang
masing-masing mereka sampaikan. Contoh konkritnya adalah dengan anda mendengar apa yang
anda katakan, anda merasakan cara anda bergerak, anda melihat apa yang anda tulis. Selain
umpan balik diri ini, anda mendapatkan umpan balik dari orang lain. Umpan balik ini dapat
mengambil banyak bentuk respon. Kerutan atau senyuman, ya atau tidak, tepukan di punggung,
dan lain-lain.

B. Elemen - elemen

1) Source-Receiver
Komunikasi interpersonal melibatkan 2 orang. Setiap individu berperan untuk
melakukan fungsi sumber (menyusun dan mengirim pesan) dan juga fungsi
penerima (menerima dan memahami pesan)

2) Encoding-Decoding

Encoding lebih mengarah kepada sebuah aksi untuk membuat pesan, contohnya
berbicara dan menulis. Sedangkan Decoding adalah sebaliknya, lebih mengarah
kepada aksi untuk mengartikan pesan contohnya mendengar dan membaca.
Dengan mengirimkan ide melalui gelombang suara (dalam berbicara) atau
gelombang cahaya (dalam penulisan) ide-ide ini diubah menjadi kode, karena itu
encoding. Dengan menerjemahkan gelombang suara atau cahaya menjadi ide
seseorang mengeluarkannya menjadi kode-kode, karena itu decoding. Agar
komunikasi interpersonal dapat berjalan dibutuhkannya pesan melalui encode dan
decode.

3) Messages

Pesan merupakan tanda yang berperan sebagai stimuli untuk penerima dan
diterima oleh panca indra : auditori (mendengar), visual (melihat), perasa (
sentuhan), gustatori (mencicip), atau kombinasi dari indra ini. Komunikasi
interpersonal dilakukan dengan gesture dan sentuhan, juga meliputi kata-kata
maupun kalimat contohnya cara berjalan, menjabat tangan, menyisir rambut,
duduk, tersenyum dll.

4) Channels

Sebuah medium yang dilewati oleh pesan dan juga sebagai jembatan untuk
menyambungkan sumber dengan penerimanya. Channels juga sebuah sarana
komunikasi seperti kontak tatap muka, telepon, e-mail, Twitter, dan lain-lain.
Dalam komunikasi biasanya terdapat empat channels yang digunakan dalam
waktu yang bersamaan. Contohnya, dalam interaksi tatap muka, seseorang akan
berbincara serta mendengar (suara-auditori), orang tersebut juga membuat
gerakan atau gestur juga menerima sebuah tanda melalui pengelihatan
(gestur-visual), selain itu seseorang akan mengeluarkan aroma atau bau yang
dimilikinya (kimiawi-penciuman)

5) Noise

Noise atau barriers adalah sebuah hambatan yang dapat mengubah isi pesan dan
hal ini dapat menghalang penerima untuk menerima pesan. Yang sering terjadi
adalah noise mengubah sedikit isi pesan yang dikirim melalui sumber saat pada
proses pesan menuju penerima.

Ada 4 jenis noise dalam komunikasi.


A. Physical Barriers/Noise
Ini adalah sebuah hambatan yang terjadi di luar komunikan dan juga
komunikator dimana dapat menghalangi penyampaian pesan. Hambatan
yang biasanya terjadi adalah kebisingan, tulisan yang susah untuk dibaca,
penggunaan font atau ukuran tulisan yang terlalu kecil atau sulit dibaca,
kesalahan pada pengejaan, serta iklan pop-up.
B. Physichological Barriers/Noise
Hambatan fisiologis ini terjadi karena adanya keterbatasan yang dimiliki
oleh pengirim atau penerima, dapat berbentuk seperti rabun, masalah pada
pendengaran, masalah ingatan dan masalah artikulasi,
C. Physhological Barriers/Noise .
Dapat disebut sebagai hambatan mental dimana adanya gangguan pada
komunikan dan komunikator yang berhubungan dengan prasangka,
lamunan, bias, penilaian negatif, pemikiran yang sempit dan emosi yang
ekstrim.
D. Semantic Barriers/Noise
Hambatan semantik adalah saat dimana komunikan dan komunikator
memiliki sistem pemaknaan yang berbeda, hal ini disebabkan karena
adanya perbedaan dialek, penggunaan jargon maupun istilah yang sulit
dimengerti atau terlalu abstrak dan ambigu sehingga dapat disalahartikan.

6) Context

Ketika kita melakukan komunikasi tentu saja tidak jauh dari konteks, konteks
berperan besar dalam komunikasi. Konteks bisa menjadi sesuatu yang dominan
dalam komunikasi yang terjadi, konteks juga merupakan sebuah hal yang terjadi
secara alami bahkan bisa saja kita tidak menyadari serta mengabaikan keberadaan
konteks tersebut. Konteks komunikasi memiliki empat dimensi yang
masing-masing dimensinya saling berkaitan satu sama lain.
A. Dimensi fisik
Dimensi fisik merupakan dimensi yang memiliki wujud dan bersifat nyata.
Dimensi fisik dapat berupa tempat terjadinya komunikasi, jumlah orang
yang melakukan komunikasi, luas tempat.
B. Dimensi sementara
Dimensi sementara merupakan dimensi yang terjadi secara momentum.
Sebagai contoh, apabila kita memiliki seorang kerabat yang sedang
tertimpa musibah lalu kita memberikan gurauan kepada kerabat kita, tentu
saja akan berbeda apabila kita melontarkan sebuah gurauan ketika
musibah tersebut telah teratasi.
C. Dimensi sosial-psikologi
Dimensi sosial-psikologi berkaitan dengan : kepada siapa kita berbicara,
norma sebuah masyarakat atau kelompok, hubungan kita dengan
partisipan komunikasi.
D. Dimensi budaya
Dimensi budaya berkaitan dengan dari mana asal mereka serta
kepercayaan dan adat mana yang dipercayai. Setiap orang haruslah
mengikuti aturan kebudayaan ataupun kepercayaan ketika berkomunikasi,
hal ini dengan tujuan untuk menghindari adanya miskomunikasi ataupun
penghinaan.

7) Ethics

Karena komunikasi memiliki sebuah konsekuensi, dalam komunikasi


interpersonal mencakup etika, dalam pemilihan komunikasi kita harus
menggunakan etika supaya meminimalisir terjadinya kesalahpahaman dan
membuat lawan komunikasi kita merasa puas.

Anda mungkin juga menyukai