Anda di halaman 1dari 2

Hari itu senin pada sekitar pukul 13.

30-an siang, saya sedang bermain ke tempat Reza


(Rezaqian Pratama) untuk mencari sesuatu (barang bekas) untuk karya seni. Tapi seketika
pandangan saya menyoroti keluntung besar dan kerincing tanggung akhirnya saya tertari untuk
membelinya. Tapi sempat tidak di izinkan dan akhirnya saya bertekad untuk memberi mahar
pada dua bend aitu karena batin saya berkata ini bukan semabrangan keluntung dan kelintung
biasa. Setelah saya bercerita banyak tentang keluntung yang dulu pernah sayasaya dapatkan
disini maka Reza pun mengujikan saya untuk mempelajarinya karena dia bingung ingin dijual
atau dimahar. Hal ini disebabkan kedau bend aini adalah peninggalan ayahandanya (Sugianto)
yang terlebih dahulu berprofesi sebagai pengepul barang bekas. Dan posisi dari ayahnda dari
Reza sudah berpulang kesisinya semoga diberi kemuliaan disisinya. Amin.
Akhirnya dengan takdir tuhan maka dapatlah izin dari Reza untuk menyelidiki langsung
dan mendalaminya. Tempat kejadian di pengepul barang bekas bebkan sepanjang, taman,
Sidoarjo (belakang Stasiun Sepanjang). Melihat bentuk fisik pertama saya langsung ke-trigger
untuk menjustifikasi ini adalah Keluntung Waluh dan mencoba searching ternyata hanya ada
Keluntung Waluh versi dongeng kecil aku dan cow. Tentang sebuah cerita legenda anak
Keluntung Waluh. Akan tetapi Ketika mendengar suaranya masih ragu tentang keputusan saya
bahwa suara ang saya rasakan pada keluntung ini memiliki aura suara yang sangat besar.
Sempat ada situs web yang jua membahas tentang babat tanah Ponorogo di “Golan-
Mirah”, berpendapat bermuat legenda-legenda web sebagai berikut:
Yang berisi cuplikan “ Kyai Ageng Mirah memiliki pertolongan Keluntung Waluh untuk
menghambat sebuah sungai” Tapi masih merasa ragu memutusakan jalur ini.
Akhirnya mencoba berkomunikasi dengan Bagus Abimanyu (Bimpol Nganjuk).
- Tersirat petunjuk dari suara klinting langsung mengarah ke soal kebo dan Syekh Siti Jenar.
- Kebo Kenanga, Lembu Amisiani, Ki Ageng Mangir, Ki Ageng Pengging.
Atas petunjuk Gusti Allah yang maha pemberi petunjuk maka terjadilah koneksi energi lagi
kabar dari Bapak Guntur Bisowarno (Purwosari) yang mengirimkan info tentang bencana banjir
yang terjadi di Ponorogo. link web sbb:………….
Maka batin seketika langsung Kembali ke penelusuran Ponorogo Kembali, dan
alahmdulillah terkoneksi dengan cerita di Meirianto.blogspot.com. “jenengmu yo rosomu…
jenengku yo rosoku”, yang membahas kodam dari pusaka Kyai Rawe Puspito. Bernama
Kkeluntung Waluh dan Kleuntung Mungil. Bebrapa web lagi yang memperkuat cerita dari web:
“Ki Ageng Kutu- komunitas seajarah dan budaya Bhumi Wengker”
“Imam Ponorogo. blogspot.com”
Akhirnya batin merasa yakin bahwa kejadian banjir yang terjadi Bersamaan bertemunya
saya dengan keluntung dan kelinting ini ada kaitan erat, maka dengan meminta izin kepada sang
pemilik, Mas Reza saya ingin bersumbangsih mengembalikan keluntung dan kelinting ini agar
menjadi perantara pertolongan tuhan untuk Ponorogo supaya berkehidpuna damai dan sejahtera.
Segera saya mengontak Mas Ashidiq Yogi agar mencarikan tempat/orang yang bisa saya berikan
Amanah untuk menerima kluntung dan kelinting ini dan mendapatkan kontak atas nama Mbak
Napiz. Sebelum saya benar-benar yakin apakah memeang tempatnya di Ponorogo.
Keesokan harinya saya konsultasikan ada energi apa di dalam keluntung dan kelinting ini
ke Bapak Anton (Nongkojajar) dan istrinya.dan hasil yang didapat adalah sosok Warok. Dengan
begitu atas izin Allah SWT. Saya berserta Mas Reza ingin bersumbangsih keluntung dan
kelinting ini ke bumi Ponorogo. karena lebih bermanfaat disana dari pada untuk kolekso pribadi.
Akhirnya saya kontak mbak Nafis, setelah perbincangan, alhamdulillah sudah ada titik temu agar
diletakkan pada pemerintahan cagar budaya Ponorogo dan disimpan dalam museum Ponorogo.
agar menjadi pembelajaran dibalik kisah penemuan ini. Layaknya dikembalikan pada yempatnya
bukan untuk koleksi pribadi agar menjadi ppembelajaran untuk manusia dimasa depan dan
kesetabilan terjaga, amin.
………………………………………………………………………………………………………
PART 2
Pada mulanya Mas Tuyul dan Mas Rio(Cah Ndeso) bertemu dan berbincang tentang
kluntung dan klinting waluh ini mulai dari latar belakang dan cerita yang telah di telusuri jika
kluntung dan klinting ini merupakan pusaka dari Ki Ageng Kutu. Karena Mas Rio mendenganr
cerita tentang Ki Ageng Kutu ia teringat akan judul skripsi saya yang sedang saya gagas yaitu
tentang pemeberntakan Ki Aageng Kutu dalam Kerajaan Majapahait atas cara memimpinnya
sang raja, Raja Brwaijaya V. tidak lama kemudiaan Mas Tuyul Berinisiatif untuk menitipakan
kluntung dan klinting ini kepada saya untuk sementasra waktu. Kluntung dan klinting ini saya
bawa ke rumah yang berada di Desa Maguwan, Kecamatan Sambit, Ponorogo. desa ini cukup
dekat dengan daerah/kronologi Ki Ageng Kutu bertempat tinggal dan kejadian perang Ki Ageng
Kutu dan Bathoro Katong dalam buku Babad Ponorogo.
Perjalanan dalam menyimpan keluntun dan kelinting ini saya sering diimpikan oleh
kedua pusaka ini setaip malamnya. Tetapi setelah memimpikannya entah kenapa selalu ada kabar
baik yang menghampiri saya. Namun dalam waktu Suronan, biasanya setiap warga yang
mempunyai/memegang pusaka selalu memberishakan atau memandikan pusaka tersebut setiap
pada 1 Suronya. Akan tetapai saya tidak dapat memndikan sebuah pusakan tersebut dan saya
biarkan tersimpan dilemari. Anehnya malam harinya karena tidak memandikan kluntung dan
klinting tersebut saya mengalami sakit panas selama hampir 2 minggu lamanya. Entah faktor apa
saya juga kurang tahu tapi saya posotof thinking jika ini karena musimnya orang sakit. Tidak
lama kemudian pada tanggal 19 Agustus 2022, Mas Tuyul menyanyakan kabar tentang Kluntung
dan klinting apakah aman-aman saja. Dan saya menceritakan apa saja yang saya alami.
Selanjutnya pada tanggal 27 Agustus 2022, saya bemimpi sedang membersihkan
sendang/beji di dekat rumah saya. Entah kenapa saya bermimpi memberishkan sendang tersebut
mulai ari memberishkan rumput dan menata ulang sendang tersebut agar bersih. Tepat setelah itu
pada tanggal 28 Agustus 2022 jam 16.53 saya dikabarkan oleh Mas Tuyul jika ingin
menaruh/memberikan kluntung dan klinting ini dipegang kepada orang yang dapat
mengendalakin energi dari kluntung dan klinting ini dan saya menyetujuinya jika kluntung dan
klinting ini dipegang kepada orang yang mampu merawat dan mengendalakna energi yang ad
aini. Selanjutnya kluntung dan klinting ini saya paketkan kelamat Mas Tuyul yang bertempat
tinggal di Sidoarjo.

Anda mungkin juga menyukai