Anda di halaman 1dari 5

“ Waringin Sungsang ”

Casting Latar Properti


Tokoh Karakter Adegan 1 - Thethek melek
- Sumber Tuk Pakuwon - Alat pertanian:
Kuwu Besole Bijak, Sabar, Cerdik
Besole Cangkul
Nyai Kuwu Bijak - Pakuwon Besole Gabah
Apsara Keras, Emosional Adegan 2 Tumbu
Nyai Wajak Cerdas, Ramah, - Rumah Ki Kuwu Besole Bambu
Bijaksana - Karesian Watu Payung - Obor
Ki Buyut Sengker Bijak - Pakuwon Besole - Kendi
Warga Pakuwon Lugu Adegan 3 - Keris
Besole - Pakuwon Besole - Flar/bom asap
Dukun Kala Uceng Jahat, Amoral, Kejam - Darah darahan

Sinopsis
Syahdan, ketika Kota Raja Kahuripan mengalami kegoncangan akibat pemberontakan besar besaran
mengakibatkan wilayah bawahanya juga mengalami pergolakan tak terkecuali di wilayah brang kidul.
Bencana terjadi dimana mana melanda di semua wilayah tak terkecuali Pakuwon Besole.
Penyakit mematikan yang datang menyebabkan kerusakan tatanan hidup bermasyarakat bagi warga
Pakuwon Besole. Akibatnya timbul berbgai macam isu yang menggemparkan dan menakutan bagi
masyarakat. Masyarakat yang saat itu hidup damai dan sehatera terpaksa hidup seperti halnya dalam penjara
tak berjeruji. Pagi sakit sore mati, sore sakit pagi mati. Hal ini tentu saja menimbulkan ketakutan yang
teramat sangat bagi seluruh warga Pakuwon Besole sehingga lupa akan kedaulatan Kahuripan . Hal inilah
yang dimanfaatkan para kaum kaum mleca yaitu pemberontak untuk meluluhlantakan kedaulatan Majapahit
tak terkecuali Kala Uceng. Kala uceng, ya merupakan salah satu rival Ki Buyut Sengker yang menganut
Syiwa-Budha yang membelot dari ajaran kebenaran dan mencuri ajaran SASTRA JENDRA dan
menggunakanya untuk meluluhlantakan kedaulatan Kahuripan, dengan kemampuanya yang tinggi Kala
Uceng berhasil mentransformasikan dirinya dari manusia menjadi siluman dan menebarkan pageblug bagi
masyarakat Pakuwon Besole.
Namun segala tindakan jahat pasti selalu kalah dengan kebajikan, hal ini dilakukan oleh tetua desa
yaitu Ki Kuwu. Atas nama penderitaan rakyat, Ki Kuwu bersama adiknya Apsara pergi ke karesian Watu
payung untuk bertemu dengan Nyai Wajak dan Ki Buyut Sengker. Sesampainya di karesian Watu Payung,
Ki Kuwu dan Apsara mendapatkan ajaran bagaimana cara menangkal pagebluk yang mematikan ini dengan
DONGA CARAKA WALIK ATAU WARINGIN SUNGSANG dan berhasil mengirim Kala Uceng ke
Alam Kelanggengan.
ADEGAN 1
Adegan 1 menampilkan aksi dari Kala Uceng yang tengah menebarkan penyakit kepada seluruh
masyarakat Pakuwon Besole, dari ulah Kala Uceng tersebut banyak warga Pakuwon Besole
mengalami sakit yang aneh sore sakit pagi mati pagi sakit sore mati. Penyakit tersebut membuat
ketakutan bagi masyarakat Pakuwon Besole sehingga semua masyarakat tidak berani beraktivitas
untuk menyambung hidup dan hanya pasrah dalam tangis.

Straat prolog
01. Kala Uceng : (tertawa terbahak)
Hahahaha.... heiii...!!
Buyut Sengker..!! lihat lihat keasktianku yang setingkat dewa, aku mampu
meluntuhkan Negeri ini..!!!
Hahahahaha.....

.......................cut........................

Nampak warga desa yang tengah asyik beraktivitasdan mengambil sumber air yang diberi racun oleh
kala uceng
02. Waraga 1 : (senyam senyum)
Heh kang, panen kita kali ini tentu saja akn berlimpah ya kang
03. Warga 2 Ya bener iku karenanya kita bisa membantu saudara kita yang di kota raja
Memang ini terbukti kedaulatan negeri sangat luas edyyan,
: Hoe yu..!! ko ngendi..
Sini lho mampir istirahat dulu.
Piye kang??
Iki dari tuk ngambil air untuk upacara brokohan kang.
Yo wis kang.. tak dhisik ya...
04. Koor : Oiya iya yu..
05. Warga 1 : Sik sik kang kok ada teriakan mencekam dari pojok selatan barat Kang!
06. Warga 2 : Oh iya iya aku dengar.
Wah pasti iki ada apa-apa?
(Tiba tiba salah satu warga yang tengah bersama mengalami kejang bkejang dan disambung oleh warga
warga lain yang saling berlarian)
07. Warga 2 : Dhuh gusti..
Kang kang kowe nyapo iki...
Kang kang...!!!!!!!!
......................cut.......................

ADEGAN
Pada adegan 2 menunjukan kegelisahan Ki Kuwu dan Banyak Seto yang tengah melihat dahuru
melanda Pakuwon Besole. Hal ini membuat Apsara marah dan geram dengan Kala Uceng. Namun Ki
Kuwu yang memiliki hati sabar dan cermat berusaha menyelesaikan maslaah ini dengan bertemu
Nyai Wajak dan Ki Buyut Sengker di Karesian Watu Payung serta mendapat doa Caraka Walik
untuk menyelesaikan masalah di Pakuwon Besole.

Straat Banyak Seto


Pakuwon Besole
(mencekam, tegang, dan penuh kesedihan)
08. Banyak Seto : (berjalan sambil menahan tangis karena melihat warga yang tengah merintih
kesakitan akibat wabaah penyakit)
09. Warga : Tulong....!!!
Adhuh.. sakit... sakit...
Pakne sabar pakne....
Adhuh.........
Lara.... lara.... aduh....
10. Jaga Baya 1 : Kang. Kenthong kethong kang wis mulai surup. Sudah menjelang malam kang
biar aman semua diar di rumah semua..!!
11. Jaga Baya 2 : Menabuh kenthongan.............
12. Jaga Baya : Wadhuh den mas..
Mangga den mas segera pulang saja dirumah saja den mas
Ini sudah malam jangan sampai den mas kenapa kenapa
13. Apsara : Ya sudah kang. Kakang berdua segeralah betolak ke rumah lindungi anak istri
kakang berdua
14. Jaga Baya : Nggih den mas..
Ayo kang ayo cepat cepat kita ke rumah...!!!!
................................Cut............................

Rumah Ki Kuwu
(Malam Sunyi, Tenang)
15. Apsara : (melamun sambil menghidupkan sebatang rokok,m namun dalam lamunanya
dikacaukan oleh kakaknya yaitu Ki Kuwu)
Oh... Kang Mas..
16. Ki Kuwu : Dhimas aku tahu yang kau fikirkan
17. Apsara : (marah)
Namun kangmas..!!! Kala Uceng tidak bisa dibiarkan.. orang seperti itu harus
dimusnahkan..!!
18. Nyi Kuwu : Yayi..
Dengarkan kang mas mudia tentu saja sudah mengetahui apa yang harus kita
lakukan, jangan terburu emosimu yayi
19. Apsara : Hemmrrggghhh...
Tapi Kang Mbok....!!
20. Ki Kuwu : Sudahlah dhimas, tenagkan hatimu.
Besuk bersamaan munculnya sang bagaskara ikutlah aku ke karesian Watu
Payung bertemu dengan Nyai Wajak. Hal ini tidak bisa jika kita tidak memberi
tahu Nyai wajak serta Ki Buyut
21. Nyi Kuwu : Benar adiku..
Ini merupakan wilayah Kahuripan, jadi orang Kahuripan harus mengetahui ini
semua adiku.
Sudah, malam semakin larut. Beristirahatlah karena besuk kalian harus ke
Karesian Watu Payung

.................Cut...................

Karesian Selomangleng
(Suasana Tenang Dan Damai)
22. Ki Kuwu : Kulanuwun... kulanuwun..Nyai Wajak
Kula ingkang sowan Nyai..
23. Nyai Wajak : Oh ki Kuwu. Silahkan
Ada apa gerangan yang membuat Ki Kuwu datang ke Karesian Watu Payung ini?
24. Ki Kuwu : Maafkan aku Nyai Wajak.
Aku datang ke sini unruk memohon petunjuk agar huru hara yang melanda
Pakuwon Besole segera sirna Nyai.
25. Nyai Wajak : Ki Kuwu..
Ketahuilah pageblug yang melanda Pakuwon Besole tidak akan pernah sirna.
Namun pageblug itu bisa ditangkal Ki Kuwu.
Ajaklah wargamu untuk mendekat dengan Bathara Syiwa-Budha, seperti halnya
Kota Raja Kahuripan, yang kau tau selalu nampak kala di setiap pintu masuk.
Ke dua hidup wargamu dekatkanlah dengan alam, ke tiga ajaklah wargamu untuk
menjaga hidupnya dan berperilakulah seperti sediakala karena wargamu pun juga
memiliki hak untuk hidup Ki Kuwu
26. Resi Bhaivara : Ki Kuwu..
Jika persoalan dengan Kala Uceng, kau kan ku beri tahu semua tindakanya dapat
di hentikan dengan Caraka Walik atau Waringin Sungsang
27. Apsara & Ki : (terkejut)
Kuwu Ha?? Caraka Walik???
28. Resi Bhaivara : Iya Ki Kuwu. Caraka Walik atau Waringin Sungsang
29. Gayatri : Sudah kau ketahui Ki Kuwu
Hendaknya Ki Kuwu kembali ke Besole.
Sampaikan ke pada wargamu.
Dan berhati hatilah.
30. Ki Kuwu : Beribu ribu aku menghaturkan rasa terimaksih yang tiada tara. Jikalau seperti itu
aku memohon pamit,

ADEGAN 3
Adegan 3 nampak Ki Kuwu dan Apsara memberikan jalan keluar dihadapan warga Pakuwon Besole
dalam mengasti pageblug ini. Warga desa yang antusian dan berbondong bondong memasangkan
patung Thethek Melek pada setiap rumahnya. Hal ini menyebabkan Kala uceng murka dan semakin
membabi buta ingin membinasakan warga Pakuwon Besole namun sia sia saja karena tindakanya
dihentikan dengan keberanian warga melawanya serta menghentikan Kala Uceng dengan doa
Caraka Walik dan mengirimnya ke Alam Kelanggenan.

Pakuwon Besole
(riuh, gembira, tampak warga desa yang berbondong bondong )
31. Warga : Yao kang ayo..
Iya iya
(saling bersahutan)
32. Ki Kuwu : Apsara, segera kumpulakan warga.
Beri tahu supaya lekas ke pendapa pakuwon!
33. Banyak Seto : Baik kang mas.
Jaga baya segera tabuh kenthongan untuk segera memanggil warga.
34. Jaga Baya : Baik den mas
35. Banyak Seto : Wahai kawan kawanku, kemarilah
Dengarkan pesan yang akan disampaikan oleh kang mas Kuwu
36. Ki Kuwu : Dengar semuanya,
Ketahuilah bahwa pageblug ini tidak akan pernah sirna, kita senantiasa akan hidup
berdampingan denganya, maka dari itu jangan takut dan risau. Selalu dekatkan
diri kalian semua kepada Bathara Syiwa-Budha wahai saudara saudaraku.
Jagalah semua anak istri dan saudaramu, dan tingkatkan kedekatan kita dengan
alam.
Dan ingat wahau saudara saudaraku...
Tetaplah kalian berperilaku seperti sediakala, dan aku selaku Kuwu di pakuwon
Besole meminta kalian untuk patuh dengan apa yang aku minta

(Seketika Datang Kala Uceng Dengan Kesombonganya Mengusbah Suasana Yang Sedikit Gembira
Menjadi Mencekam)
37. Kala Uceng : (tertawa terbahak bahak)
Hahahahahahaa.....
Heii wong bodho..!!!
Wong Pakuwon Besole..!!!
Lihat... lihat....!!!
Hahahahahaha......
Tanpa sekejap mata bumi ini akan aku luluh lantahkan..!!
Hahahahaha.....
Lihat......
(Nampak seketika langit mendung dan suara angin disertai petir menggelagar mebuat suasanna menjadi
mencekam. Namun hal ini tidak membuat ki kuwu dan warga pakuwon takut. Hal ini pun digunakan
untuk merapalakan aji pamungkas yakni doa caraka walik)
38. Semua Pemain : (Bersahut sahutan membaca rapal Caraka Walik)
“ Nga – Tha – Ba – Ga - Ma
Nya – Ya – Ja – Dha - Pa
La – Wa – Sa – Ta - Da
Ka - Ra - Ca - Na - Ha “
\
39. Ki Kuwu : (bersamaan usai pembacaan mantram ki kuwu segera melempar kain putir
yang telah di rajah dengan rajah Waringin Sungsang)
Tamat riwayatmu Kala Uceng...!!!
40. Kala Uceng (kesakitan)
Ahhhh.. tidakk....!!!

Anda mungkin juga menyukai