NOVEMBER 2020
TEMA :
Kesenjangan Sosial
SINOPSIS :
Bu Joko merupakan kepala desa Sumber Kencono, dia mendapat tawaran untuk menjadi kepala
desa Sumber Kencono yang kedua kalinya.Dibalik itu ada tantangan besar untuknya, apakah
bu Joko bisa meyakinkan kembali warga Desa untuk memilihnya. Khususnya dengan
datangnya saingan baru yaitu Pak Badio yang semakin mempersulit Bu Joko,juga bersamaan
dengan dilandanya pandemi corona.Banyak hal yang harus dipertimbangkan Bu Joko untuk
menghadapinya ,sehingga ia membutuhkan bantuan dari seseorang agar bisa menang di pemilu.
Entah dengan cara yang adil atau curang sekalipun.
TOKOH :
• Bu Joko :
35 tahun, seorang kepala desa dan juga istri yang lalai akan tanggung jawab, keras kepala dan
menghalalkan segala cara agar keinginanya terwujud.
• Pak Joko :
37 tahun, suami yang penurut, penakut dan tidak memiliki pendirian.
• Pak Nawawi :
40 tahun, seorang bawahan yang hanya memperhatikan keuntungan pribadi saja.
• Sutres :
37 tahun, seorang bawahan yang penakut, tidak memiliki pendirian.
• Bu Tini :
35 tahun, pedagang sayur yang ramah, dan memperhatikan keuntungan pribadi saja
• Bu Bowo :
30 tahun, warga desa yang suka ikut campur dengan urusan orang lain, dan gemar
mebicarakan orang.
• Bu Siti :
27 tahun, warga desa yang selalu uptodate akan informasi, dan selalu khawatir terhadap
kondisi lingkungan yang mengancam kesehatannya.
• Bu As :
34 tahun, pedangang jamu yang giat mencari uang, ambisius serta memiliki strategi peasaran
yang baik.
• Pak Bandi :
40 tahun, calon kepala desa yang santai, dan berwibawa
• Mbah :
55 tahun, spiritual, suka menipu orang dan mengutamakan keuntungan pribadi
• MC :
25 tahun, muda, ceria dan anggun.
NASKAH :
Adegan 1
BERADA DIRUMAH BU JOKO SEORANG KEPALA DESA, RUMAH TIDAK TERLALU
BESAR NAMUN DI ISI OLEH PERABOTAN RUMAH YANG SANGAT MAHAL
NAMUN TIDAK ORIGINAL. SUASANA PAGI HARI PAK JOKO SIBUK DENGAN
BURUNG PELIHARAAN PAK JOKO DISISI LAIN BU JOKO YANG SIBUK SENDIRI
DENGAN GADGET YANG DIA BAWA. PAK JOKO MENGHAMPIRI BU JOKO
DENGAN MEMBAWA SANGKAR BURUNG.
1. Pak Joko :
(Sambil bersiul dan berbicara dengan burung di dalam sangkar) “Untung saja
kamu tidak bisa main gadget, jadi aku bisa main-main sama kamu”
2. Bu Joko :
“(merasah tersindir) “Oh begitu sekarang bapak udah mulai nyama-nyamain
saya sama burung, lihat aja burungnya kalu udah tak remet...remet !”
3. Pak Joko :
“Loh.. loh kok ya sukanya ngeremet-ngeremet loh ibu ini, ya kasian toh
burungnya. Bapak ini cuman pengen ibu sadar mbok ya sekali-kali suaminya
ini yang diperhatiin jangan sibuk sendiri, nanti kalau suaminya diperhatiin
sama yang lain marah”
4. Bu Joko :
“Demo mahasiswa di kembali (mebaca judul berita), walah-walah
(mengahlihkan pembicaraan) Liat ini pak, berita tentang covid saja sampai
kalah trending loh.”
5. Pak Joko :
“iya itu kan wajar bu, wong negara kita kan negara demokrasi ! yang
terpentingkan 3M, memakai masker, mencuci tangan sama menjaga jarak. Ehh
kurang satu bu, memperhatikan suami.”
6. Bu Joko :
“kalau yang terakhir itu gampang pak, asal ada ini (memberi isyarat uang)”
7. Pak Joko :
“walah bu, tiap hari kok uang teros dipikir.”
8. Bu Joko :
“Bapak ini gimana, saat ini itu udah musim yang namanya K K I”
9. Pak Joko :
“K K I ?”
10. Bu Joko :
“Ya coba dicek di google dulu pak”
11. Pak Joko :
(membuka gadgetnya) “K K I, Krisis Keuangan Istri. Walah ini sumbernya
pasti hoax”
12. Bu Joko :
“Hoax gimana dibaca itu sumbernya, jangan asal bilang Hoax.”
13. Pak Joko :
“Loh sekarang itu jamannya Hoax, kalau kita gak selektif ya mirip ibu ini
jadinya. Kemakan Hoax !”
14. Bu Joko :
“Bapak ini sembarangan ibu ini gak bisa kemakan hoax.”
15. Pak Joko :
“Oh iya buk ! apa ibu jadi nyalon lagi?
16. Bu Joko :
“Ya Jadi pak ! (lantang) kalau ibu gak jadi kepala desa nanti kita gak bisa
pinjem mic desa lagi kalau karaokean dirumah”
17. Pak Joko :
“Yah bener juga buk, tapi apa ibu gak mikir, kalau misal ibu nyalon jadi
kepala desa apa iya masih banyak yang milih ibu, wong dulu ibu bilang mau
bikin Pasar aja sampe sekarang masih belum jadi-jadi bu”
18. Bu Joko :
(sejenak memikirkan perkataan pak Joko) “Tenang pak kan ada Nawawi sama
sutres, bentar-bentar ibu mau telpon dia dulu.... Hallo Assalaualaikum tres,
sekarang juga kamu ke rumah saya ajak nawawi juga ya (menutup telpon)”
19. Pak Joko :
“Yakin dia bisa bantu, nanti juga ujung-ujungnya duit kalau sama dia”
20. Bu Joko :
“Sudah bapak sebaiknya urus burung bapak dulu, kasih vitamin biar cepet
gede burungnya !”
PAK JOKO MEMBAWA SANGKARNYA, TAK LAMA ITU PAK NAWAI DAN
SUTRES DATANG
21. Pak Nawawi :
“Assalamualaikum, Bu Joko”
22. Bu Joko :
“Waalaikumsalam, silahkan masuk, cepet banget kalian datangnya memang
saya gak salah pilih”
23. Pak Nawawi :
“Oh ya jelas bu, kami selalu ada buat ibu ”
24. Sutres :
“Iya buk bener”
25. Bu Joko :
“Jadi gini kalian tau kan kalau saya nyalon lagi jadi kepala desa, saya ingin
kalian bantu saya buat mempersiapkan semuanya ya kata lainnya kalian
berdua harus jadi tim sukses saya paham?”
26. Pak Nawawi :
“Kalau itu yah kami berdua siap, asalkan anu bu..”
27. Sutres :
“Itu loh bu kalau jadi tim sukses itu biasanya... hm”
28. Bu Joko :
“Sudah catet rekening kalian berdua disini (Memberikan gadgetnya) nanti
saya transfer”
29. Pak Nawawi :
“Baik bu, kalau begitu apa langkah awal kita jadi tim sukses bu Joko ?”
30. Bu Joko :
“Gampang kalian hanya memastikan kalau semua warga disini kembali
memilih saya”
31. Sutres :
“Itu susah bu., Pasar yang ibu janjikan aja belum dibangun, kemarin ibu-ibu
mau demo tapi untung saja gak jadi”
32. Pak Nawawi :
(menyenggol sutres dan melotot) “Ibu yakin saja kami pastikan kalau ibu jadi
kepala desa lagi ! ya kan sutres (memberikan kode) terus bu Joko tau kalau
tugas kami kali ini sdikit agak sulit, jadi ya untuk transferannya juga... ”
33. Bu Joko :
“Jangan khawatir kalau masalah itu, tenang saja”
34. Pak Nawawi :
“Kalau begitu kami pamit dulu bu, kan pekerjaan kali ini juga butuh persiapan
dulu”
35. Bu Joko :
“Oh tentu itu, yah sudah segara persiapakan yang perlu disiapkan”
36. Sutres :
“siap bu!!”
86. Sutres :
“Assalamualaikum bu Joko, saya berdua disini mau menyampaikan berita
penting buat bu Joko”
87. Pak Nawawi :
“Bener bu, ibu harus mendengarkan dan syukur-syukur saran saya diterima
sama bu Joko”
88. Bu Joko :
“Berita penting apa ini, ohh.. saya tau pasti kalian mau bilang kalau saya
sudah pasti terpilih, karena tidak ada yang mau menandingi saya untuk maju
jadi kepala desa. Terus kamu Wi, saran apa yang kamu maksud. Sudah sudah
gak perlu kasih saran apa-apa wong saya sudah jelas jadi kepala desa... bentar-
bentar ya, saya ambilkan komisi kalian berdua, ini ambil” (memberikan uang)
89. Pak Nawawi :
(mengambil uang yang disodorkan bu Joko) “jadi begini bu, ibu pasti menjadi
kepala desa Sumber Kencono! Tapi, ada sedikit kendala bu dan kalau boleh
saran ibu menuruti perkataan kami berdua”
90. Bu Joko :
“Kendala ?, saya tidak mau ada kendala apaun. Saya tidak mau tau suruh
semua warga untuk memilih saya sebagai kepala desa”
91. Sutres :
“Tenang bu Joko, itu mudah sekali. Jadi begini bu Joko. Saya punya kenalan
seseorang yang bisa bantu bu Joko.. ya sapa tau dia bisa membantu bu Joko
dalam hal ini”
92. Pak Nawawi :
“Benar yang dikatakan Sutres bu, melihat dukungan warga kepada ibu sudah
mulai menurun. Asal ibu tau lawan ibu adalah Pak Badio, dan yang kita warga
desa banyak yang menaruh harapan, yah mungkin saja ini juga yang dilakukan
oleh pak Badio bu”
93. Sutres :
“Bu Joko, kalau menolak tawaran kami ini tidak papa, saya serahkan semua ke
bu Joko tapi saya berani jamin ibu tidak bisa menang jika masih
mempertimbangkan omongan saya”
94. Pak Nawawi :
“Begini saja (menydorkan kertas berisi alamat rumah) ini alamat dari orang
yang bisa bantu ibu, sudah ya bu kami pamit masih banyak urusan untuk
persiapan pemilihan kepala desa lusa”
BU JOKO BIMBANG DENGAN PERKATAAN PAK NAWAWI. BU JOKO TERDIAM
DAN MELAMUN APAKAH DIA HARUS PERGI KEDUKUN AGAR DIA BISA
MENJADI KEPALA DESA.
95. Pak Joko :
(menyadarkan bu Joko yang melamun “Jangan kebanyakan melamun, nanti
ada yang masuk baru tau rasa ibuk”
96. Bu Joko :“
Apa toh pak, sudah sana jangan ganggu, aku ini lagi banyak pikiran”
97. Pak Joko :
“ Owalah, sudah bapak tebak itu”
98. Bu Joko :
“Pak, nanti bapak temenin ibuk ya? Buat dateng ke alamat ini.. kata si Nawawi
sama Sutres dia bisa jamin ibu biar jadi kepala desa pak”
99. Pak Joko :
“Jangan aneh-aneh bu, kalau ibu ngelakuiin ini pasti ujung-ujungnya juga duit
bu,”
100. Bu Joko :
“ya kan semua butuh perjuangan pak, yang penting ibu bisa jadi kepala
desa lagi.. pasti nanti juga uang ibu banyak lagi. Sudah bapak siap-siap
anter ibu sekarang”
101. Pak Joko :
(lembut dan mulai meyakinkan bu Joko) “Ibu, saran bapak dengerin
suara hati ibu. Apa yah mau ibu pergi, hanya untuk memenangkan
pemilihan kepala desa ini?”
102. Bu Joko :
(meninggikan suara) “Ini suara hati saya pak !!, bapak harus temenin
ibu titik”
Adegan 4
BERADA DITEMPAT YANG GELAP SUNYI DAN SERAM. BAU BUNGA DAN DUPA
TERCIUM. TERLIHAT SEORANG YANG SUDAH TUA DUDUK BERSILA
MEBELAKANGI.
103. Pak Joko :
“Bu Sepertinya kita pulang saja, bapak tidak yakin orang itu bisa
membantu ibu”
104. Bu Joko :
“Kok bapak penakut, seharusnya bapak yang menjaga ibu. Sekali-kali
ya yang laki gituloh pak”
105. Mbah :
“Silahkan duduk, saya sudah mengetahui maksud tujuanmu kemari”
106. Bu Joko :
(gemetar) “Apa benar ini kediaman mbah yang bisa bantu saya”
107. Mbah :
“Jangan khawatir, keinginanu mudah bagiku untuk mengabulkannya”
108. Bu Joko :
“Ini suami saya mbah, dia mengantar saya kesini untuk bertemu mbah.
109. Pak Joko :
(dengan gugup dan senyuman terpaksa) “Hai mbah”
110. Mbah :
(Membalikan badan dan menatap wajah pak Joko dengan sinis)
111. Bu Joko :
“Mbah saya kesini ingin mbah..”
112. Mbah :
“Aku sudah tau semua, (mengangkat tangan bu Joko dan mulai
mebacakan mantra) sudah, besok keinginan mu terkabul”
113. Pak Joko :
“Sudah gitu aja mbah?”
114. Mbah :
(menatap wajah pak joko dengan tajam dan melotot)
115. Pak Joko :
“Maksud saya, anu mbah... apa namanya... hmm apa nggak pakek
bayar itu maksud saya”
116. Mbah :
“Satu lagi jangan lupa saat pemilihan kepala desa, kamu harus
memakai baju putih dan rambut kau kuncir menjadi dua”
117. Pak Joko :
“Itu saja mbah? Tidak jadi bayar?”
118. Mbah :
(menyodorkan kartu kredit nya) “bayar lewat sini saja !”
119. Pak Jok :
“Gaul”
120. Mbah :
(menatap Pak Joko)
121. Bu Joko :
(mencubit pak jok, dan melotot) “baik mbah, (melakukan transaksi
kartu kredit) sudah mbah cek ya mbah,”
122. Mbah :
“sudah masuk,”
123. Bu Joko :
“saya pamit ya mbah, terimakasih banyak”
Adegan 5
SUASANA PEMILIHAN KEPALA DESA WARGA BANYAK YANG BERDATANGA,
TERLIHAT PAK BADIO SUDAH HADIR DAN DUDUK DI TEMPAT YANG
DISEDIAKAN BERSAMA PARA TIM SUKSESNYA. WARGA DESA LAMA
MENUNGGU BU JOKO, PADA AKHIRNYA BU JOKO DATANG DENGAN MEMAKAI
PAKAIAN PUTIH DAN RAMBUT DIKUNCIR, SEMUA WARGA TETUJUH PADA
PENAMPILAN BU JOKO. DENGAN PERCAYA DIRI BU JOKO TIDAK TERGANGGU
DENGA SIKAP WARGA TERHADAPNYA KARENA BU JOKO YAKIN JIKA DIA
AKAN MENJADI KEPALA.
124. MC :
“Assalamualaikum wr wb, selamat pagi dan salam sejahterah bagi kita
semuanya. Tidak terasa pemilihan kepala desa sumber kencono telah
tiba. Hari yang ditunggu tunggu bagi kita semua dan tentunya kita
semua. Tidak banyak kata, untuk mengawali acara pemilihan kepala
desa kita mari kita dengarkan pidato dari kedua calon kepala desa kita.
Baik langsung saja kita persilahkan waktu dan tempat untuk pak
bandi...
125. Pak Bandi :
“Terimakasih semuanya, assalamualaikum wr wb, warga desa yang
saya cintai. Disituasi seperti ini tentunya banyak sekali rintangan yang
kita hadapi. Untuk itu saya berdiri disini agar bisa membantu saudara-
saudara untuk selalu melewati setiap rintangan yang dilalui. Jika saya
terpilih nantinya saya akan berjanji agar saya mampu mengabulkan
setiap janji yang saya buat. Terimakasih… oh iya dan satu lagi rencana
saya, saya akan memberikan keberhasilan bagi ibu ibu desa untuk
mengembangkan usahanya terutama membangun MALL”
126. Bu Tini :
“ini baru cocok menjadi kepala desa iyakan ibu-ibu. Kalu desa kita
punya MALL desa sebelah tersaingi”
127. MC :
“semua warga tenang dulu, masih ada kandidat kepala desa yang
kedua, mari kita dengar Bersama. Bu Joko waktu dan tempat kami
persilahkan.”
128. Bu Ass : “Pasti Janjiin buat pasar lagi kaya taun lalu, hahahaha “
KETIKA BU JOKO SEMUA WARGA MENAHAN KETAWA DAN BANYAK YANG
MELIHAT BU JOKO HARI INI
129. Bu Joko :
“……”(ternyata mic didepan bu Joko mati)
130. MC :
“Maaf mic nya lupa saya matiin, tidak sengaja”
131. Bu Joko :
“Cek..cek, Assalamualaikum wr wb. Bapak ibu warga desa Sumber
Kencono seperti yang kita ketahui stadion……”
132. MC :
“Maaf kabel Micnya memang agak rusak, silahkan pakai mic saya saja
bu,”
133. Bu Joko :
“Saya lanjut. Saya berdiri disini ingin mengatakan bahwa
pembangunan pasar sudah dilakukan maka ibu-ibu jangan khawatir,
saya akan meneruskan janji saya itu. Maka dari itu penting warga
untuk mendengarkan suara hati saya dan memberikan hak suara
kepada saya, salam 2 periode”
134. MC :
“Terimakasih, ternyata sama ya bu Joko, (dengan senyum sinis) Baik
tidak usah tungu lagi mari kita memberikan hak suara kita”
PEMUNGUTAN SUARA DIMULAI, HASIL AKHIR SUDAH DI DAPATKAN. SUASANA
SANGAT MENDEBARKAN DAN SEMUA MULAI PENASARAN DENGAN HASIL
PEMILIHAN SEMENTARA BU JOKO MASIH PERCAYA DIRI BAHWA DIALAH
YANG AKAN MEMENANGKAN PEMILIHAN KEPALA DESA UNTUK KE DUA
KALINYA.
135. MC :
“Baik hasil dari pemugutan suara pemilihan kepala desa Sumber
Kencono sudah saya terima, dan hasilnya…… selamat kepada……
Pak Bandi menjadi kepala desa Sumber Kencno selamanya…
136. Bu Joko :
“ha…. Tidaakk…” (pingsan)
137. Pak Joko :
“tolong… istri saya..”
SEMUA SENANG MENDENGARKAN HASILNYA, SEMENTARA BU JOKO DAN PAK
JOKO TERKEJUT MEMBUAT BU JOKO PINGSAN, PAK JOKO BERUSAHA UNTUNG
MEMBANGUNKAN BU JOKO. NAMUN SAAT BANGUN BU JOKO HILANG
INGATAN DAN BU JOKO MENGALAMI GANGGUAN JIWA. TAMAT.