TEMA
GAYA HIDUP BERKELANJUTAN
2
II. KOMPONEN INTI
Dalam projek ini, siswa diajak untuk peduli terhadap kebersihan dan
kenyaman lingkungan sekolah. Hal ini diwujudkan dengan kegiatan
membersihkan ruang kelas, laboratorium, taman, masjid, dan area sekitar
sekolah.
3
Tips untuk guru sebelum memulai projek
- Kepedulian
5. Kreatif
- Menghasilkan gagasan yang orisinal
4
C. Tujuan spesifik untuk fase E
Setelah mengikuti rangkaian projek ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Peserta didik mampu menjaga lingkungan alam sekitar
2. Peserta didik mampu menghasilkan karya inovatif yang bernilai ekonomis.
3. Menentukan keunggulan yang dimiliki oleh setiap potensi diri,
D. Alur Kegiatan Projek/ Tahapan dalam Projek “SKANSA (Seni Kreatif Alam Nyaman
Sehat Asri)
1. Pengenalan a. menyosialisasikan materi Projek P5( pengertian,tujuan
dan manfaat kegiatan projek P5)
b. memperkenalkan tema projek
c. memperkenalkan elemen dan sub elemen projek
5
E. JADWAL PELAKSANAAN PROJEK TEMA GAYA HIDUP BERKELANJUTAN FASE E
Jadwal Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Tema Gaya Hidup Berkelanjutan “SKANSA (Seni Kreatif Alam Nyaman Sehat Asri)”
1. Asesmen formatif
Asesmen formatif dilakukan pada awal perencanaan dan penentuan dimensi,
elemen, dan subelemen. Selanjutnya dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan meliputi rubrik, umpan balik (dari pendidik dan sesama peserta
didik) baik secara lisan maupun tertulis, observasi, diskusi, presentasi, jurnal,
dan refleksi.
2. Asesmen sumatif
Asesmen sumatif dilakukan pada akhir tahap kegiatan projek. Asesmen sumatif
yang akan dilakukan meliputi rubrik, presentasi, dan desain grafis.
G. Pertanyaan pemantik
1. Apa yang dimaksud sampah organik dan anorganik?
2. Apa itu gaya hidup berkelanjutan?
1. Guru:
Peserta didik
1. Setelah Anda melaksanakan projek pengolahan sampah,apa menerapkan
gaya hidup berkelanjutan bagi di lingkungan sekolah?
III. LAMPIRAN
A. Lembar Asesmen
Refleksi awal
Nama
Kelas
Sangat setuju Tidak Sangat Tidak
setuju sejutu tidak tahu
setuju
Saya mengerti apa itu gaya hidup berkelanjutan.
Saya mengerti apa itu sampah organik dan
anorganik.
Saya memahami sampah organik dan anorganik
bisa didaur ulang.
Saya ingin belajar lebih banyak mengenai daur
ulang sampah organik dan organik.
Hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut adalah Hal menarik yang sudah saya pelajari saat
gaya hidup berkelanjutan. ini.
2. Refleksi akhir
Nama: Sangat Setuju Tidak Sangat Tidak
setuju setuju tidak tahu
Kelas:
setuju
Melalui projek ini, saya semakin memahami
tentang gaya hidup berkelanjutan.
Melalui projek ini, saya mengerti perbedaan
sampah organik dan anorganik.
Selama projek ini, saya melakukan tanggung
jawabku dengan mendaur ulang sampah.
Saya lebih paham sumber sambah karbon dan
cara mendaur ulangnya.
Setelah projek ini, saya tahu apa yang saya akan
lakukan untuk membantu mengurangi sampah.
Hal yang sebelumnya ingin aku pelajari mengenai Hal yang ingin aku pelajari lebih lanjut mengenai
daur ulang sampah dan gaya hidup berkelanjutan daur ulang sampah dan gaya hidup berkelanjutan.
…………. ……….
2
Lembar kerja kelompok
3
LAMPIRAN MATERI
A. Bank Sampah
1. Apa Itu Bank Sampah?
Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki
manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga
yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam
uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam.Sampah yang
ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang
sudah bekerja sama. Sedangkan plastik kemasan dibeli ibu-ibu PKK setempat untuk didaur
Ulang Menjadi Barang-Barang Kerajinan.
Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan bank sampah itu sendiri. Bank
sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’
dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank
sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 4R
sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan
lingkungan yang bersih, hijau dan sehat.
Bank sampah juga dapat dijadikan solusi untuk mencapai pemukiman yang bersih
dan nyaman bagi warganya. Dengan pola ini maka warga selain menjadi disiplin dalam
mengelola sampah juga mendapatkan tambahan pemasukan dari sampah-sampah yang
mereka kumpulkan. Tampaknya pemikiran seperti itu pula yang ditangkap oleh
Kementerian Lingkungan Hidup. September lalu instansi pemerintah ini menargetkan
membangun bank sampah di 250 kota di seluruh Indonesia. Menteri Negara Lingkungan
Hidup Balthasar Kambuaya mengatakan sampah sudah menjadi ancaman yang serius,
bila tidak dikelola dengan baik. Bukan tidak mungkin beberapa tahun mendatang sekitar
250 juta rakyat Indonesia akan hidup bersama tumpukan sampah di lingkungannya.
4
3. Bagaimanakah Proses dan Cara Kerjanya?
Sama seperti di bank-bank penyimpanan uang, para nasabah dalam hal ini masyarakat
bisa langsung datang ke bank untuk menyetor. Bukan uang yang di setor, namun sampah
yang mereka setorkan. Sampah tersebut di timbang dan di catat di buku rekening oleh
petugas bank sampah. Dalam bank sampah, ada yang di sebut dengan tabungan sampah.
Hal ini adalah cara untuk menyulap sampah menjadi uang sekaligus menjaga kebersihan
lingkungan dari sampah khususnya plastik sekaligus bisa dimanfaatkan kembali (reuse).
Biasanya akan di manfaatkan kembali dalam berbagai bentuk seperti tas, dompet, tempat
tisu, dan lain-lain. Syarat sampah yang dapat di tabung adalah yang rapi dalam hal
pemotongan. Maksudnya adalah ketika ingin membuka kemasannya, menggunakan alat dan
rapi dalam pemotongannya. Kemudian sudah di bersihkan atau di cuci.
Yang terakhir, harus menyetorkan minimal 1 kg. Ada dua bentuk tabungan di bank
sampah. Yang pertama yaitu tabungan rupiah di mana tabungan ini di khususkan untuk
masyarakat perorangan. Dengan membawa sampah kemudian di tukar dengan sejumlah
uang dalam bentuk tabungan.
Beberapa contoh kemasan plastik yang dapat di tukar yaitu menurut kualitas plastiknya.
Kualitas ke 1 yaitu plastik yang sedikit lebar dan tebal (karung beras, detergen, pewangi
pakaian, dan pembersih lantai). Kualitas ke 2 yaitu plastik dari minuman instan dan
ukurannya agak kecil (kopi instan, suplemen, minuman anak-anak, dan lain-lain). Kualitas
ke 3 yaitu plastik mie instan. Kemudian kualitas ke 4 yaitu botol plastik air mineral. Yang
paling rendah yaitu kualitas 0 adalah bungkus plastik yang sudah sobek atau tidak rapi dalam
membuka kemasannya. Karena akan susah untuk di gunakan kembali dalam berbagai bentuk
seperti tas, dompet, tempat tisu, dan lain-lain. Untuk kualitas yang terakhir, harus di setor
dalam bentuk guntingan kecil-kecil (di cacah).
5
Inilah salah satu alternatif untuk memecahkan masalah sampah dan ikut berpartisipasi
melestarikan lingkungan. Yang pada akhirnya berdampak baik untuk bumi ini. Sekecil apa
pun yang kita lakukan untuk bumi ini, pasti akan berdampak besar bagi kelangsungan bumi
itu sendiri.
Sumber : https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/apa-itu-bank-sampah-
dan-apa-manfaatnya-59
6
B. Materi Ekoenzim
7
Pengolahan sampah organik di tempat sumber sampah, yang dilakukan dengan
konsisten dan terus-menerus diyakini dapat menyelesaikan permasalahan sampah
sejak dini. Penumpukan sampah organik di TPA yang biasanya menimbulkan bau tidak
sedap dan berpotensi menyebabkan terjadinya ledakan akibat produksi gas metana dari
proses penguraian alami, dapat dihindari dengan mengedepankan penanganan sampah
dari sumbernya.
Pengolahan sampah organik dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
pengomposan, baik secara aerobik maupun anaerobik, dan dengan membuat eko -
enzim. Keistimewaan eko-enzim adalah tidak memerlukan lahan yang luas untuk
proses fermentasi seperti pada proses pembuatan kompos. Pembuatan eko -enzim
sangat hemat dalam hal tempat pengolahan dan dapat diterapkan di rumah.
Produksi eko-enzim bahkan tidak memerlukan bak komposter dengan
spesifikasi tertentu. Wadah-wadah seperti botol-botol bekas air mineral maupun bekas
produk lain yang sudah tidak digunakan, dapat dimanfaatkan kembali sebagai tangki
fermentasi eko-enzim. Hal ini juga menjadi nilai tambah karena mendukung
konsep reuse dalam menyelamatkan lingkungan.
Eko-enzim merupakan produk ramah lingkungan yang mudah dibuat oleh
siapapun. Pembuatannya hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, serta
sampah organik sayur dan buah. Eko-enzim adalah hasil dari fermentasi limbah dapur
organik, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air dengan perbandingan
3: 1 :10.
Pada dasarnya, eko-enzim mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk
menghasilkan enzim yang berguna dalam pemanfaatan sampah buah atau sayuran.
Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang
memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk menghasilkan cairan yang bermanfaat.
Proses fermentasi dalam pembuatan eko-enzim berlangsung selama 3 (tiga)
bulan. Setelah itu cairan yang dihasilkan, yaitu berwarna coklat gelap dan memiliki
aroma fermentasi asam manis yang kuat, sudah bisa dimanfaatkan. Eko -enzim dapat
digunakan sebagai pupuk cair organik tanaman, campuran deterjen, pembersih lantai,
pembersih sisa pestisida, pembersih kerak, dan sebagai bahan spa untuk membantu
melancarkan peredaran darah.
Sumber : https://www.menlhk.go.id/site/single_post/3998/eko -enzim-
pengolahan-sederhana-sampah-rumah-tangga-hasilkan-cairan-serbaguna