Anda di halaman 1dari 2

NASKAH LOMBA MENDONGENG

SDI AL – ITTIHAD TUKUM

ASAL USUL NAMA TENGGER

Dan di balik itu tengger menyimpan sebuah cerita yang sangat menarik. Inilah cerita dengan judul
“Asal-Usul Nama Tengger”. Cerita ini say abaca dari buku kumpulan cerita rakyat dari Jawa Timur
yang di tulis oleh YTB Wiratmoko. Begini ceritanya.
Alkisah terdapat seorang Raja Majapahit yang pergi meninggalkan negrinya Bersama sang
permaisuri. Karena kalah berperang, mereka membangun sebuah gubuk. Tak lama kemudian sang
permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan yang amat cantik. Tetapi teman-teman tidak seperti
bayi pada umumnya, bayi ini tidak menangis, maka kedua orang tuanya memberi nama roro anting.
Anteng dalam Bahasa Jawa berarti tenang atau tak banyak bergerak. Tidak jauh dari tempat mereka
tinggal terdapat sepasang suami istri yang masih keturunan Brahmana. Sang istri yang baru saja
melahirkan seorang bayi laki-laki yang amat tampan dan berbadan segar. Segar dalam Bahasa Jawa
berarti berbadan sehat.
Waktu terus berlalu, Roro Anteng dan Joko Seger mulai tumbuh dewasa. Roro Anteng
tumbuh jadi seorang gadis yang amat cantik, sedangkan Joko Seger tumbuh menjadi seorang
pemuda yang tampan dan gagah perkasa. Rupanya berita tentang kecantikan Roro Anteng tersebar
luas dimana-mana hingga terdengar ke telinga seorang perompak sakti dari Selat Madura. Suatu
hari perompak sakti itu datang untuk meminang Roro Anteng. “Roro Anteng…. Bocah ayu….
Maukah kau menjadi istriku, kalau kau menolak pinanganku, aku akan membinasakan seluruh
warga di dusun ini. Bagaimana Roro Anteng…. Walaa….walaaaaa…walaaaa ayu tenan bocah iki.
Mendengar perkataan sang perompak sakti, Roro Anteng menjadi takut dan kebingungan.
Gumamnya dalam hati “duh…. Gusti…. Bagaimana ini. Aku tidak mungkin mau jadi istri
perompak sakti itu. Aduh…aduh….bagaimana dengan nasib keluargaku dan seluruh warga dusun
ini. Roro Anteng berfikir, hingga ia mendapatkan sebuah ide.
Baiklah perompak, aku mau jadi istrimu, tetapi aku punya satu permintaan yang harus kau
penuhi, “ Buatkan aku laut di puncak gunung Bromo dalam waktu satu malam saja. Mendengar
perkataan Roro Anteng, perompak sakti itu mala tertawa terbahak-bahak. “ha ha ha ha ha…. Bocah
ayu… bagus sekali permintaanmu itu. Kapan bisa mulai ku kerjakan”. “Dua hari lahi kau bisa
memulai pekerjaan itu”. Setelah matahari terbenam, laut itu sudahharus selesai, sebelum matahri
terbit. Ingat perompak, jika kau tak berhasil, maka kau gagal memperistriku.
Pada hari yang telah di tentukan dengan berbekal batok kelapa, perompak sakti itu pergi ke
puncak gunung Bromo untuk membuat laut. Sebelum memulai pekerjaannya, perompak sakti
memohon kepada Sang Penguasa Kegelapan. “ Wahai Sang Penguasa Kegelapan ubahlah diriku
dan batok ini menjadi raksasa, supaya aku bisa membuat laut dalam waktu satu malam saja”. Tiba-
tiba tubuh perompak dan batok yang dipegangnya membesar. Perompak sakti itu mulai
pekerjannya, ia menggali.. menggali dan terus menggali. Sedangkan waktu masih panjang.
Mengetahui hal itu Roro Anteng ketakutan dan bingung. Roro Anteng mohon petunjuk dan
kekuatan pada sang penguasa. “Wahai Engkau Sang Hyang Widi, tolong hamba tolong hamba…..”
Roro Anteng mengumpulkan wanita yang ada di desanya, dan mengumpulkan ilalang dan daun
kering serta lesung dari kayu. “ayo cepat…. Kumpulkan ilalangnya, ayo cepat… cepat…. Cepat.
Tumpukkan ilalang dan daun kering terbakar hingga dari kejauhan tampak seperti matahari terbit.
Ayam jantan pun berkokok bersautan, uuuukkkkk…..uuuukkkkk….uuuukkkkkk…. mengetahui hal
itu , perompak sakti sangat marah, iapun melempar batok kelapa yang dipegang.
“Dasar batok sialan, aku gagal memperistri Roro Anteng”. Uaaaaaaa.. perompak sakti
meninggalkan lautan yang belum selesai. Tiba-tiba secara ajaib….. “byaarrrrr… batok kelapa yang
di lempar berubah menjadi sebuah gunung yang di sebut gunung batok. Dan laut yang belum selesai
di sebut lautan pasir atau segoro wedi.
Dan akhirnya Roro Anteng dan Joko Seger menikah, mereka mendirikan dusun baru. Nama
dusun itu di ambil dari suku kata terakhir nama Roro Anteng yaitu Teng, dana nama Joko Seger
yaitu Ger, hingga sampai saat ini dusun itu bernama Dusun Tengger.
Teman-teman hikmah yang di ambil dari cerita ini hendaknya kita memohon pertolongan
hanya pada Sang Kuasa.
Terima kasih, sekian dulu dari Nely, mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Matur
Nuwun….

Anda mungkin juga menyukai