Anda di halaman 1dari 32

 

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN


TEMPAT REKREASI DAN WISATA

DISUSUN OLEH:

 Kelompok VI

Muhammad Riandi

Asep Suherman

Rita Zurriatina

Putri Masthura

Oktarina

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR 
2020

i
 

KATA PENGANTAR 

Pujii
Puj syukur
syukur kami
kami ucapka
ucapkan
n atas
atas kehadi
kehadirat
rat Allah SWT. Karena
Karena dengan
dengan

rahmat dan hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk 
 bekerja menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Pembinaan Dan
 Pengawasan Lingkungan
Lingkungan Tempat
Tempat Rekreasi Dan Wisata” makalah ini merupakan
Wisata
salah satu tugas mata kuliah Kesehatan Lingkungan.

Tidak lupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengajar kami,

dan teman-teman
teman-teman yang telah memberikan
memberikan dukungan dalam menyelesaika
menyelesaikan
n

makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak 

kekurangan baik pada mengingatakan kemampuan yang dimiliki. Untuk kritik dan
saran dari semua pihak kami harapkan.

  Aceh besar, 18 november 2020

Penulis

ii
 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................
PENGANTAR.............................................................................
.........................................
.......ii
DAFTAR ISI.................................
ISI.......................................................
..................................................................
............................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................
Belakang...........................................................
..........................................
......................1
..1
B. Tujuan dan Kegunaan Praktek.........................................................
Praktek.........................................................2 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Ekowisata........................................
Ekowisata.......................................................................4
...............................4
B. Perkembangan Pariwisata................................................................5
C. Prinsip Ekowisata........................................
Ekowisata..............................................................
.....................................8
...............8
D. Kriteria Ekowisata........................................
Ekowisata..............................................................
....................................10
..............10
E. Pola Pemanfaatan Lahan di Kawasan Wisata..................................12
F. Potensi Ekowisata...............................................
Ekowisata.................................................................
.............................
...........13
13
G. Pengelolaan Ekowisata ............................................
....................................................................14
........................14
H. Strategi Pengelolaan Potensi Ekowisata .........................................15
I. Kebijakan pengembangan Ekowisata..............................................15

BAB III HASIL PENGAMATAN


A. Identifikasi
Identifikasi Sumber
Sumber Daya yang
yang Berpotensi
Berpotensi untuk untuk Wisata..............18
Wisata..............18
B. Kegiatan Wisata yang Sesuai........................................
Sesuai........................................................
...................19
...19

BAB IV PEMBAHASAN

A. Aspek Ekolo
Ekologi...................
gi.........................................
............................................
.........................................
...................21
21
B. Aspek Ekonomi................................
Ekonomi......................................................
................................................23
..........................23
C. Akpek Sosial ...........................................
................................................................................
........................................24
...24

BAB VSIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan....................................
Simpulan..........................................................
......................................................
................................26
26
B. Saran............................................
Saran..................................................................
...............................................
.............................27
....27

DAFTAR PUSTAKA

iii
 

BAB I
 PENDAHULUAN

A. Lata
Latarr Be
Belak
lakang
ang
Pariwisata (tourism
(tourism)) atau kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang
terkait
terkait dengan
dengan pariwi
pariwisata
sata dan bersifa
bersifatt multid
multidime
imensi
nsi serta
serta multid
multidisip
isiplin
lin yang
yang
muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara
wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan pengusaha (UU 10/2009 tentang Kepariwisataan).
Kepariwisataa n).
Peng
Pengem
emba
bang
ngan
an ek
ekow
owis
isat
ataa da
dala
lam
m pe
persp
rspek
ekti
tiff alternative tourism 
tourism  pada
kawasan
kawasan hutan
hutan pada
pada tahap
tahap awal
awal seolah
seolah-ol
-olah
ah mengur
mengurang
angii kendal
kendalii pemeri
pemerinta
ntah
h
terhadap kawasan hutan. Namun partisipasi masyarakat yang sangat besar, justru
mengur
mengurang
angii beban
beban pemerin
pemerintah
tah dalam
dalam pembin
pembinaan
aan dan pelesta
pelestarian
rian lingku
lingkunga
ngan.
n.
Dalam jangka panjang peran pemerintah lebih besar pada fungsi koordinasi dan
 pembinaan.
Pengem
Pengemban
bangan
gan pariwi
pariwisata
sata dapat
dapat menimb
menimbulk
ulkan
an dampak
dampak negati
negatiff yang
yang
disebabkan oleh kunjungan wisatawan. Untuk penanganan dampaknegatif dapat
dianggarkan dari penghasilan yang didapat oleh kawasan.Biaya yang timbul dari
 pengembangan pariwisata ada tiga macam yaitu :biaya finansial dan ekonomi,
 biaya sosial budaya dan biaya lingkungan(Fandeli
lingkungan(Fandeli dan Nurdin, 2005).
Salah satu ciri dalam pengembangan ekowisata adalah pembatasan jumlah
 pengunjung atau wisatawan sesuai dengan daya dukung ( carryin
carrying
g capacity
capacity))
kawasan. Pembatasan jumlah pengunjung dilakukan karena terjadinya kerusakan
lingkungan dan sumberdaya, salah satunya disebabkan oleh banyaknya jumlah
wisataw
wisatawan
an yang
yang melebi
melebihi
hi daya
daya dukung
dukung kawasa
kawasan.
n. Pada
Pada dasarn
dasarnya
ya ekowis
ekowisata
ata
merupakan
merupakan perpaduan
perpaduan dari berbagai
berbagai minat yang tumbuh
tumbuh dari keprihatinan
keprihatinan
lingkunga
lingkungan,
n, ekonomi,
ekonomi, dan sosial.
sosial. Sementara
Sementara itu, menurut kamus bahasa,
bahasa,
ekowisata
ekowisata merupakan
merupakan bentuk kegiatan
kegiatan pariwisata
pariwisata yang memperhatikan
memperhatikan atau
sejalan dengan kegiatan konservasi.
Dengan
Dengan pengel
pengelola
olaan
an yang
yang terpad
terpadu,
u, ekowis
ekowisata
ata berpot
berpotens
ensii untuk 
untuk 
menggerakkan ekonomi nasional dan mensejahterakan rakyat di sekitar kawasan

1
 

yang dikembangkan
dikembangkan sebagai pariwisata
pariwisata alam. Strategi untuk membuat
membuat
 pengelolaan ekowisata merupakan bentuk dari suatu seni yang mempergunakan
kecakapan dan sumber daya dalam mencapai sasaran program jangka panjang

dengan memperhatikan kelestarian alam dan peningkatan perekonomian


masyarakat setempat. Strategi pengelolaan ekowisata di suatu daerah akan sangat
 bermanfaat bagi pemerintah, masyarakat maupun dalam upaya pelestarian sumber 
daya danlingkungan. Ekowisata dapat mendorong perekonomian masyarakat
disekitarnya, dengan cara memberikan jasa keindahan alam kepada wisatawan
dimana cara ini dapat memotivasi masyarakat setempat untuk menjaga kelestarian
lingkungan alam di kawasan yang dilindungi.
  Kawasan yang dilindungi memiliki ciri dan karakteristik tertentu yang
dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan ekowisata dan wisata minat khususl

ainnya, dimana
ainnya, dimana kawasan yang dilindung
dilindungii mengandun
mengandung
g aspek pelestarian dan
 pemanfaatan yang didasarkan pada keanekaragaman dalam ekosistemnya.kawasan
yang dilindungi yang dapat berfungsi sebagai ekowisata atau ecoturism yang
 berbasis lingkungan.
 

B. Tuju
Tujuan
an dan
dan Keg
Kegun
unaa
aan
n Prak
Prakte
tek 

Tujuan praktek lapang Manajemen Ekowisata Perairan ini adalah :

1. Untuk
Untuk Mengetah
Mengetahuiui dan mengk
mengkaji
aji sumberda
sumberdaya
ya potensi
potensi wisata
wisata bahari dibidan
dibidang
g
ekologi pada objek wisata
2. Untuk
Untuk mengetahui
mengetahui potensi
potensi ekonom
ekonomii mengenai
mengenai fasilitas
fasilitas dan daftar
daftar infrastruktu
infrastruktur 

 pada objek wisata
3. Menentukan
Menentukan sejauh mana tingkat
tingkat partisipas
partisipasii masyarakat
masyarakat dalam
dalam pengemban
pengembangan
gan
wisata bahari atau aspek sosial dan daya tarik regional pada objek
objek wisata

Kegunaan Praktek lapang Manajemen Ekowisata Perairan ini adalah Dapat


mengetahui Potensi wisata secara ekologi, sosial, ekonomi memberikan informasi

 bagi masyarakat setempat untuk melestarikan lingkungan alam dan budaya.

2
 

Menambah pemahaman mengetahui kriteria ekowisata dan upaya apa yang harus
dilakukan dari hasil kajian potensi.

3
 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Peng
Penger
erti
tian
an Ekow
Ekowis
isat
ata
a

Ekowisa
Ekowisata
ta adalah
adalah suatu
suatu bentuk
bentuk perjal
perjalana
anan
n wisata
wisata ke area alami
alami yang
yang
dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan
da
dan
n ke
kesej
sejah
ahte
teraa
raan
n pe
pend
ndud
uduk
uk setem
setempa
pat.
t. Se
Semu
mula
la ek
ekow
owis
isat
ataa di
dilak
lakuk
ukan
an ol
oleh
eh
wisatawan pecinta alam yang menginginkan di daerah tujuan wisata tetap utuh
dan lestari, di samping budaya dan kesejahteraan masyarakatnya tetap terjaga
(Edi, dkk., 2010).

Pergeseran konsep kepariwisataan dunia kepada pariwisata minat khusus


atau yang dikenal
dikenal dengan
dengan ekowis
ekowisata,
ata, merupa
merupakan
kan sebuah
sebuah peluan
peluang
g besar
besar bagi
bagi
ne
nega
gara
ra kita
kita de
deng
ngan
an po
pote
tens
nsii alam
alam ya
yang
ng lu
luar
ar bi
bias
asaa in
ini.
i. Hal
Hal in
inii te
terj
rjad
adii ak
akib
ibat
at
kecenderungan semakin banyaknya wisatawan yang mengunjungi objek berbasis
alam dan budaya penduduk lokal. Secara definitif, ekowisata yang didefinisikan
sebagai suatu bentuk perjalanan wisata yang bertanggung jawab ke kawasan alami
yang
yang dilaku
dilakukan
kan dengan
dengan tujuan
tujuan mengk
mengkons
onserv
ervasi
asi lingku
lingkunga
ngan
n dan melest
melestarik
arikan
an
kehidu
kehidupan
pan dan kesejah
kesejahter
teraan
aan pendud
penduduk
uk setempa
setempatt memper
memperlih
lihatka
atkan
n kesatu
kesatuan
an

4
 

ko
kons
nsep
ep ya
yang
ng terin
terinte
tegra
grati
tiff secara
secara ko
kons
nsep
eptu
tual
al tenta
tentang
ng ke
kesei
seimb
mban
anga
gan
n an
anta
tara
ra
menikm
menikmati
ati keinda
keindahan
han alam
alam dan upaya
upaya memper
mempertah
tahank
ankann
annya.
ya. Sehing
Sehingga,
ga,
 pengertian ekowisata dapat dilihat sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata

 berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian


lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
 pengelolaannya (Satria, 2009).
Produk
Produk dan jasa ekowis
ekowisata
ata melipu
meliputi
ti enam
enam jenis
jenis (Manur
(Manurung
ung,, 2002):
2002):
(i)pemandangan dan atraksi lingkungan dan budaya, misalnya titik pengamatan
atau sajian budaya; (ii) manfaat lansekap, misalnya jalur pendakian atau trekking;
(iii
(iii)) ak
akom
omod
odas
asi,
i, misa
misaln
lnya
ya pond
pondok
ok wi
wisa
sata
ta,, re
rest
stor
oran
an;; (iv)
(iv) pe
pera
rala
lata
tand
ndan
an
 perlengkapan, misalnya sewa alat penyelam dan camping; (v)pendidikan dan
ketrampilan, dan (vi) penghargaan, yakni prestasi di dalamupaya konservasi.

B. Perk
Perkem
emba
bang
ngan
an Par
Pariw
iwis
isat
ata
a
Pariwi
Pariwisata
sata (tourism
tourism)) sering
sering diasos
diasosiasi
iasikan
kan sebaga
sebagaii rangka
rangkaian
ian perjal
perjalan
an
seseorang atau kelompok orang (wisatawan, turis) ke suatu tempat untuk berlibur,
menikmati keindahan alam dan budaya ( sightseeing ),
), bisnis, mengunjungi kerabat
dan tujuan lainnya (Ramly, 2007).
Damp
Dampak
ak atau
atau isu ya
yang
ng be
berk
rkem
emba
bang
ng seiri
seiring
ng de
deng
ngan
an pe
perk
rkem
emba
bang
ngan
an
 pariwisata antara lain : penguasaan ekonomi yang tidak seimbang, terbatasnya
nilai tambah lokal (local
( local added value),
value), minimnya
minimnya keterlibatan
keterlibatan masyarakat lokal,

dampak lingkunga
dampak lingkungann pariwisata,
pariwisata, terkikisnya
terkikisnya kearifan
kearifan sosial dan nilai budaya serta
meningkatkan biaya hidup danbeban bagi penduduk lokal (Hadi, 2007).
Lebi
Lebih
h lanj
lanjut
ut Hadi
Hadi (2
(200
007)
7) meny
menyat
atak
akan
an ba
bahw
hwa,
a, pa
pari
riwi
wisat
sataa de
dewa
wasai
saini
ni
cenderung memberikan manfaat kepada perusahaan global(imperialisme baru) dan
 bersifat wisata masal (mass tourism),
tourism), yangberorientasi hanya sekedar menikmati
keindahan alam ( sea,
 sea, sand andsun),
andsun), tanpa mempertimb
mempertimbangka
angkan
n pengemban
pengembangan
gan
nilai tambah untukmasy
untukmasyarakat
arakat lokal (local value added ),
), nilai sosial budaya dan
dampaklingkungan.
Pengem
Pengemban
bangan
gan kawasan
kawasan wisata
wisata merupa
merupakan
kan alt
altern
ernatif
atif yangdi
yangdihar
harapk
apkan
an

mam
mampu mendo
endoro
ron
ng baik
baik po
pote
tens
nsii ek
eko
ono
nomi
mi mau
maupu
pun
n upay
ayap
apel
eles
esta
tari
rian
an..

5
 

Pengem
Pengemban
bangan
gan kawasan
kawasan wisata
wisata dilaku
dilakukan
kan dengan
dengan menata
menatakem
kembal
balii berbag
berbagai
ai
 potensi dan kekayaan alam dan hayati secara terpadu.Pada tahap berikutnya
dikembang
dikembangkan
kan model pengelolaan
pengelolaan kawasan wisatayang berorientasi
berorientasi pelestarian
pelestarian

lingkungan (Ramly, 2007).


Sala
Salah
h satu
satu sekto
sektorr ya
yang
ng er
erat
at ka
kait
itan
anny
nyaa da
dan
n cu
cuku
kup
p mene
menent
ntuk
ukan
an ba
bagi
gi
 pertumbuhan dan perkembangan adalah sektor kesehatan. Menurut kamus besar 
 bahasa indonesia kesehatan berasal dari kata sehat yang mempunyai arti keadaan
 baik seluruh badan serta bagian-bagiannya bebas dari sakit atau waras.
Jadii da
Jad dapa
patt disim
disimpu
pulk
lkan
an ba
bahw
hwaa ke
kese
seha
hata
tan
n pa
pari
riwi
wisat
sataa di
dimu
mula
laii sejak 
sejak 
 berangkat dari rumah untuk melakukan wisata, selama perjalanan, sampai tempat
tujuan dan kembali dengan aman sehingga wisatawan tersebut tidak jera untuk 
kembal
kembalime
imenun
nunjun
jungi
gi daerah
daerah wisata
wisata yang
yang tel
telah
ah dikunj
dikunjung
unginy
inya.
a. Dalam
Dalam siklus
siklus

 perjalanan wisata itu, kesehatan wisata termasuk upaya pencegahan,tindakan


 pengobatan jika di perlukan dan kesiapan repratiasi ke tempat yang memadai
memadai
Upaya pencegahan di mulai sebelum melakukan perjalanan. Wisatawan di
 beri informasi dan petunjuk melalui brosur yang di sediakan mengenai kesehatan
dalam perjalanan dan daerah yang di tuju. Untuk mempertahankan keadaan yang
 baik serta meningkatkan kesehatan lingkungan,di perlukan kerjasama instansi
yang terkait dalam pariwisata
Upaya
Upaya pengo
pengobat
batan
an di mulai
mulai dalam
dalam perjal
perjalana
anan
n dan di daerah
daerah tujuan
tujuan di
usahakan memadai, sesuai dengan standar yang di perlukan, dan mudah serta

mudah di dapat
Jikaa wisataw
Jik wisatawan
an jatuh
jatuh sakit
sakit atau
atau mendap
mendapat
at kecela
kecelakaa
kaan
n di suatu
suatu tempat
tempat
dimana
dimana pengob
pengobata
atan
n kurang
kurang memada
memadai,
i, di sediaka
sediakan
n sarana
sarana untuk
untuk melaku
melakukan
kan
repratiasi secepat mungkin ke rumah sakit terdekat atau tempat rujukan lainnya.

6
 

Kompenen pengembangan pariwisata sebagaimana tergambar dalam


diagram berikut :

Gambar 1. Komponen Pengembangan Pariwisata


Sumber : Inskeep (1990) dalam Kuswara (2007) dengan modifikasi

Guna
Gunawa
wan,
n, dk
dkk.
k. (2
(200
000)
0) meny
menyat
atak
akan
an ba
bahw
hwaa pe
peng
ngem
emba
bang
ngan
an in
indu
dust
stri
ri
 pariwisata berkelanjutan berarti mengitegrasikan pertimbangan ekonomi, sosial
 budaya dan lingkungan ke dalam proses pengambilan keputusan pengelolaan /
manajeman di seluruh komponen industri pariwisata. Untuk itu perlu dilakukan
 program-program sebagai berikut ;(1) pengembangan system manajemen
 pariwisata berkelanjutan, (2) pengelolaan dan konservasi sumber daya alam, (3)
minimisasi dan pengelolaan limbah (4) perencanaan dan pengelolaan tata guna
lah
ahaan (5)
(5)pelest
staarian sumber daya alam dan waris
risan budaya serta
rta

(6)pengembangan sistem dan mekanisme keamanan dan keselamatan.


Pariwi
Pariwisata
sata berkel
berkelanj
anjuta
utan
n ( sustainable
 sustainable tourism)
tourism) me
meme
menu
nuhi
hi ke
kebu
butu
tuha
han
n
wisataw
wisatawan
an dan daerah
daerah peneri
penerima
ma saat ini,
ini, sambil
sambil melind
melindung
ungii dan mendor
mendorong
ong
kesempatan
kesempatan untuk
untuk waktu yang akan datang. Mengarah pada pengelolaa
pengelolaan
n seluruh
seluruh
sumber daya sedemikian rupa sehingga kebutuhan ekonomi, sosial dan estetika
dapat
dapat terpenu
terpenuhi
hi sambil
sambil memeli
memelihara
hara integr
integrita
itass ku
kultu
ltural
ral,, proses
proses ekolog
ekologii yang
yang
esen
esensi
sial
al,k
,kea
ean
nekar
ekarag
agam
aman
an haya
hayati
ti dan sist
sistem
em pe
pen
ndu
duku
kung
ng keh
ehid
idu
upan
(Gunawan,dkk., 2000).

7
 

Kepariwisataan global telah mengalami pergeseran pola wisatadari mass


tourism ke individual atau small group tourism. Di indonesiakedua pola wisata
tersebut berjalan bersamaan.

C. Prin
Prinsi
sip
p Eko
Ekowi
wisa
sata
ta
Rencana pengembangan kawasan bahari harus dikaitkan dengan berbagai
kepentingan yang mendasar, yaitu pemberdayaan masyarakat pesisir. Masyarakat
 pesisir adalah masyarakat yang memiliki banyak pengetahuan tentang kondisi
obyekt
obyektif
if wilaya
wilayahny
hnya,
a, oleh
oleh karena
karena itu dalam
dalam pengem
pengemban
bangan
gan kawasan
kawasan wisata
wisata
 bahari, senantiasa hendaknya di mulai pendekatan terhadap masyarakat setempat
sebagai
sebagai suatu
suatu model
model pendek
pendekatan
atan perenc
perencana
anaan
an partis
partisipa
ipatif
tif yang
yang menemp
menempatk
atkan
an
masyarakat pesisir memungkinkan saling berbagi, meningkatkan dan menganalisa

 pengetahuan mereka tentang bahari dan kehidupan pesisir, membuat rencana dan
 bertindak (Sastrayuda, 2010).
Pembangunan yang berpusat pada masyarakat lebih menekankan pada
 pemberdayaan (empowerment )),, yang
yang memand
memandang
ang potens
potensii masyar
masyaraka
akatt sebaga
sebagaii
sumber daya utama dalam pembangunan dan memandang kebersamaan sebagai
tujuan
tujuan yang akan dicapai
dicapai dalam proses pembangun
pembangunan.
an. Masyarakat
Masyarakat pesisir adalah
termasuk masyarakat hukum adat yang hidup secara tradisional di dalam kawasan
 pesisir maupun di luar kawasan pasisir.
pasisir . Oleh karena itu dalam rangka pengelolaan
kawasan
kawasan wisata
wisata bahari
bahari maka
maka prinsi
prinsip
p dasar
dasar yang
yang harus
harus dikemb
dikembang
angkan
kan adalah
adalah

(Ardika, 2000):
1. Prinsip co-ownership
co-ownership,, ya
yait
itu
u ba
bahw
hwaa ka
kawa
wasan
san wisat
wisataa ba
baha
hari
ri ad
adala
alah
h mili
milik 

 bersama untuk itu ada hak-hak masyarakat di dalamnya yang harus diakui
namun juga perlindungan yang harus dilakukan bersama.
2. Prinsip co-operation/co management , yaitu
yaitu bahwa
bahwa kepemi
kepemilik
likan
an bersam
bersamaa
mengharusk
mengharuskan,
an, pengelolaa
pengelolaan
n pesisir untuk dilakukan
dilakukan bersama-sama
bersama-sama seluruh
seluruh
komponen masyarakat ( stakeholder ) yang terdiri dari pemerintah, masyarakat
dan organisasi non pemerintah (ORNOP) yang harus bekerja sama.

8
 

3. Prinsip co-responsibility
co-responsibility,, yaitu
yaitu bahwa
bahwa keberad
keberadaan
aan kawasa
kawasan
n wisata
wisata bahari
bahari
menjadi tanggung jawab bersama karena pengelolaan kawasan wisata bahari
merupakan tujuan bersama.

Ketiga prinsi
Ketiga prinsip
p tersebu
tersebutt dilaks
dilaksana
anakan
kan secara
secara terpad
terpadu,
u, sehing
sehingga
ga fungsi
fungsi
kelestarian pesisir tercapai dengan melibatkan secara aktif peran serta masyarakat
sekitar pesisir. Oleh karena itu, agar masyarakat mampu berpartisipasi, maka perlu
keberdayaan baik ekonomi, sosial dan pendidikan, untuk itu dibutuhkan peran
 pemerintah dalam memberdayakan masyarakat sekitar pesisir agar meningkatkan
kesejahteraannya melalui 6 prinsip pemberdayaan yaitu (Sastrayuda, 2010).
1. Modal ma
masyarakat ( social
 social capital ),
), merupakan kerjasama dan nilai-nilai yang
disepakati.
2. Infrast
Infrastruk
ruktur
tur dan pengemb
pengembang
angan
an lembaga-l
lembaga-lemb
embaga
aga kemasyar
kemasyaraka
akatan
tan informal
informal

yang berorientasi kepada kemajuan.


3. Orientasi kepemilikan (asset orientation),
orientation), ya
yait
itu
u pe
peng
ngem
emba
bang
ngan
an ya
yang
ng
 bertumpu pada penggalian kemampuan masyarakat sebagai model
 pengembangan.
4. Kerjasama (collaboration), ya
collaboration), yait
itu
u meng
mengem
emba
bang
ngka
kan
n po
pola
la ke
kerj
rjasa
asama
ma ya
yang
ng
tumbuh dari dalam.
5. Visi dan tindakan
tindakan strateg
strategis
is yaitu
yaitu memban
membangun
gun visi, misi dan tindakan.
tindakan.
6. Seni
Seni demokra
demokrasi,
si, yaitu
yaitu mengem
mengemban
bangka
gkan
n peran dan
dan partisip
partisipatif
atif yang
yang tumbuh
tumbuh
dari dalam .

Selain itu, prinsip


prinsip ekowisata
ekowisata menurut
menurut Masyarakat
Masyarakat Ekowisata
Ekowisata Indonesia
Indonesia
(MEI) dalam Damayanti dan Handayani (2003) antara lain :
1. Memili
Memiliki
ki kepedu
kepedulia
lian,
n, tangg
tanggung
ung jawab
jawab dan komitme
komitmen
n terhad
terhadap
ap pelesta
pelestaria
rian
n
lingkungan.
2. Pengemban
Pengembangan
gan harus
harus didasarkan
didasarkan atas
atas musyawarah
musyawarah dan persetuj
persetujuan
uan masyaraka
masyarakatt
setempat.
3. Member
Memberika
ikan
n manfaat
manfaat kepada
kepada masyar
masyaraka
akatt setempat
setempat..
4. Peka
Peka dan mengho
menghorma
rmati
ti nilai-nil
nilai-nilai
ai sosial
sosial budaya
budaya dan tradisi
tradisi keagama
keagamaan
an yang
dianut masyarakat setempat.

9
 

5. Memper
Memperhat
hatika
ikan
n peratu
peraturan
ran perun
perundan
dang-u
g-und
ndang
angan
an di bidang
bidang lingkung
lingkungan
an dan
kepariwisataan.

D. Kriteria Ekowisata
Salah satu upaya pemanfaatan sumberdaya lokal yang optimal adalah
dengan mengembangkan pariwisata dengan konsep ekowisata. Dalam konteks ini,
wisata yang dilakukan memiliki bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya-
upaya konservasi, pemberdayaan ekonomi lokal dan mendorong respek yang lebih
ting
tinggi
gi terh
terhad
adap
ap pe
perb
rbed
edaa
aan
n ku
kult
ltur
ur atau
atau bu
buda
daya
ya.. Hal
Hal in
inil
ilah
ah ya
yang
ng mend
mendasa
asari
ri
 perbedaan antara konsep ekowisata dengan model wisata konvensional yang telah
ada sebelumnya (Satria, 2009).

Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke


waktu. Bahwa ekowisata harus memberikan nilai konservasi yang dapat dihitung,
mencakup partisipasi publik, serta menguntungkan dan dapat memelihara dirinya
sendiri
sendiri (Oetam
(Oetama,
a, 2013).
2013). Perges
Pergeseran
eran konsep
konsep kepari
kepariwis
wisataa
ataan
n dunia
dunia ke model
model
ekowisata, disebabkan karena kejenuhan wisatawan untuk mengunjungi obyek 
wisata buatan. Oleh karena itu, peluang ini selayaknya dapat dimanfaatkan secara
maksimal
maksimal untuk
untuk menarik
menarik wisatawan
wisatawan asing mengunjungi
mengunjungi objek wisata berbasis
alam dan budaya penduduk lokal.

10
 

Pengembangan ekowista bahari yang hanya terfokus pada pengembangan


wilayah pantai dan lautan sudah
sudah mulai tergeser, karena ban
banyak
yak hal lain yang bisa
dikembangkan dari wisata bahari selain pantai dan laut. Salah satunya adalah

konsep ekowisata bahari yang berbasis pada pemadangan dan keunikan alam,
karakt
karakteri
eristik
stik ekosist
ekosistem,
em, kekhasa
kekhasan
n seni
seni bu
buday
dayaa dan karakt
karakteri
eristik
stik masyar
masyaraka
akatt
sebagai kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Selanjutnya,
kegiatan ekowisata lain yang juga dapat dikembangkan, antara lain: berperahu,
 berenang, snorkling 
 berenang,  snorkling , menyelam, memancing, kegiatan olahraga pantai dan piknik 
menikmati atmosfer laut (Sukoraharjo dkk , 2012).
Orie
Orient
ntas
asii pema
pemanf
nfaa
aata
tan
n pesi
pesisi
sirr da
dan
n la
laut
utan
an se
sert
rtaa be
berb
rbag
agai
ai el
elem
emen
en
 pendukung lingkungannya merupakan suatu
s uatu bentuk perencanaan dan pengelolaan
kawa
kawasa
san
n se
seca
cara
ra meru
merupa
paka
kan
n su
suat
atu
u kesa
kesatu
tuan
an ya
yang
ng te
teri
rint
nteg
egra
rasi
si da
dan
n sa
sali
ling
ng

mendukung sebagai
mendukung sebagai suatu
suatu kawasan
kawasan wisata bahari.
bahari. Suatu
Suatu kawasan
kawasan wisata
wisata yang
 baik dan berhasil bila secara optimal didasarkan pada empat aspek, yaitu (Gunn
1993 dalam
dalam Situmorang,
 Situmorang, 2001):
1. Memper
Mempertah
tahank
ankan
an kelesta
kelestarian
rian lingku
lingkunga
nganny
nnyaa
2. Mening
Meningkat
katkan
kan kesej
kesejaht
ahteraa
eraan
n masyarak
masyarakat
at di kawasan
kawasan terse
tersebut
but
3. Menj
Menjam
amin
in ke
kepu
puasa
asan
n pe
peng
ngun
unju
jung
ng
4. Mening
Meningkat
katkan
kan keterp
keterpadu
aduan
an dan kesatuan
kesatuan pemban
pembangun
gunan
an masyarak
masyarakat
at di sekitar 
sekitar 
kawasan dan zona pengembangannya
Sela
Selain
in ke
keem
empa
patt aspek
aspek terse
tersebu
but,
t, ad
adaa be
bebe
berap
rapaa ha
hall ya
yang
ng ju
juga
ga pe
perl
rlu
u

diperhatikan untuk pengembangan ekowisata bahari, anatara lain (Satria, 2009):


1. Aspe
Aspek k Ekol
Ekolog
ogis
is,, daya
daya duku
dukung
ng ekol
ekolog
ogis
is meru
merupapaka
kann ting
tingka
katt pe
peng
nggu
guna
naan
an
maksimal suatu kawasan
2. Aspek Fisik, daya dukung fisi
sik
k meru
rup
pakan kawasa
san
n wisat
ataa yang
men
enu
unju
njukk
kkan
an jum
jumlah
lah mak
maksi
sim
mum pen
engg
ggu
una
naan
an at
atau
au keg
egia
iata
tan
n yan
yang
diakomodasikan dalam area tanpa menyebabkan kerusakan atau penurunan
kualitas
3. Aspe
Aspek
k Sosi
Sosial
al,, da
daya
ya dukung
dukung sosial
sosial ad
adal
alah
ah ka
kawa
wasan
san wisat
wisataa ya
yang
ng dinyat
dinyatak
akan
an
sebaga
sebagaii batas
batas tingka
tingkatt maksim
maksimum
um dalam
dalam jumlah
jumlah dan tingka
tingkatt penggu
penggunaa
naan
n

11
 

dimana
dimana melamp
melampaui
auinya
nya akan
akan menimb
menimbulk
ulkan
an penuru
penurunan
nanan
an dalam
dalam tingka
tingkatt
kualitas pengalaman atau kepuasan
4. Aspek
Aspek Rekreasi
Rekreasi,, daya dukung
dukung reakr
reakreasi
easi merupa
merupakan
kan konsep
konsep pengel
pengelola
olaan
an yang

menempatkan kegiatan
menempatkan kegiatan rekreasi
rekreasi dalam berbagai
berbagai objek yang terkait
terkait dengan
dengan
kemampuan kawasan.

E. Pola
Pola Pemanf
Pemanfaat
aatan
an Lahan
Lahan di
di Kawas
Kawasan
an Wisat
Wisata
a
Lingkungan hidup adalah lingkungan di sekitar manusia, tempatorganisme
dan anorganisme berkembang dan saling berinterakasi(Borong, 1999). Sebagai
su
suatu
atu siste
sistem,
m, ling
lingku
kung
ngan
an hidu
hidup
p terd
terdir
irii at
atasl
aslin
ingk
gkun
unga
gan
n sosi
sosial
al ( sociosystem
 sociosystem),
),
lingku
lingkunga
ngan
n buatan
buatan (technosystem
technosystem)) danlin
danlingk
gkung
ungan
an alam
alam (ecosystem
ecosystem)) (Soerjani,
(Soerjani,
1997).

Menurut Ramly (2007), lingkungan alami (ekosistem) adalahlingkungan


yang tidak terlalu didominasi manusia sehingga mahluk hiduplainnya mempunyai
kesempatan dan ruang untuk hidup wajar.Lingkungan sosial (sosiosistem) adalah
lingku
lingkunga
ngan
n yang
yang di dalamn
dalamnyam
yamanu
anusia
sia berint
berinterak
eraksi
si dengan
dengan sesaman
sesamanya
ya baik 
baik 

12
 

 berdasarkan polahubungan struktural maupun fungsional. Lingkungan buatan


ata
ataulingkunga
gan
n binaan (teknosist
steem) adalah lingkungan tempat
manusiamemenuhi kebutuhannya dengan menerapkan tehnologi sepertipertanian,

 perumahan, transportasi, perindustrian, kawasan wisata danlainnya. Lingkungan


 buatan didominasi oleh manusia.

F. Pote
Potens
nsii Ekow
Ekowis
isat
ata
a
Selanjutny
Selanjutnyaa Hadi (2007)
(2007) menyatakan
menyatakan bahwa prinsip-psi
prinsip-psinsip
nsip ekowisata
ekowisata
adalah meminimalkan dampak, menumbuhkan kesadaraan lingkungandan budaya,
member
memberikan
ikan pengal
pengalama
aman
n positi
positiff baik
baik kepada
kepada turis
turis (visitors
visitors)maup
)maupun
un penerima
penerima
(host ) dan memberikan manfaat dan keberdayaan masyarakat lokal.

Daya dukung (carrying


(carrying capacity)
capacity) lingkungan secara umum dapat diartikan
sebagaikemampuan lingkungan (alam) untuk mendukung kehidupan manusia atau
 benda hiduplainnya. Menurut Clark (1966), bahwa daya dukung adalah suatu cara
untuk menyatakan
menyatakan batas-bataspen
batas-bataspenggun
ggunaan
aan terhadap
terhadap sumberdaya.
sumberdaya. Analisis
Analisis daya
du
duku
kung
ng meru
merupa
paka
kan
n salah
salah satu
satu pe
pend
ndek
ekat
atan
anba
bahw
hwaa al
alam
am memp
mempun
unya
yaii ba
bata
tass

maksimum untuk menerima aktivitas yang dilakukan olehmanusia dalam kurun

13
 

waktu tertentu.
Kajian daya dukung wisata bahari bertujuan untuk menentukan jumlah
maksimumpengujung wisata yang masih ditolerir suatu kawasan wisata. Hal ini

dilakukan karenadalam ekowisata, pengembangan kegiatan wisata bahari tidak 


 bersifat   mass tourism
tourism,mu
,mudah
dah rusak
rusak dan ruang
ruang untuk
untuk pengun
pengunjun
jung
g sangat
sangat
terbatas. Dengan demikian untukmengembangkan ekowisata bahari di kawasan
 pesisir perlu penentuan daya dukung agarkegiatan wisata yang dilakukan dapat
 berlangsung secara terus menerus ( sustainable).
 sustainable).
G. Pengelolaan Ekowisata
Suhandi
Suhandi (2001)
(2001) menjabarka
menjabarkan
n bahwa
bahwa pengelolaan
pengelolaan ekowisata
ekowisata merupakan
merupakan
 penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggungjawab di tempat – tempat
alami dan atau daerah – daerah yang dibuat berdasarkan keindahan alam dan

secara ekonom
secara ekonomii berkel
berkelanj
anjuta
utan
n yang
yang mendu
mendukun
kung
g upaya
upaya – upaya
upaya pelesta
pelestarian
rian
ling
lingku
kung
ngan
an da
dan
n meni
mening
ngka
katka
tkann ke
kesej
sejah
ahte
teraa
raan
n masy
masyar
arak
akat
at setem
setempa
pat.
t. Dala
Dalamm
 penelitian ini metode dasar dari manajemen / pengelolaan ekowisata yang
dikembangkan menggunakan mekanisme perencanaan pengelolaan ekowisata.
Pengelolaan ekowisata secara umum serupa dengan konsep pengelolaan
kegiatan yang berhubungan dengan pemanfaatan potensi alam. Sejumlah kawasan
yang memiliki daya tarik wisata alam yang umumnya merupakan daerah yang
ditetapkan sebagai pusat kegiatan pelestarian sumberdaya dan lingkungan. Untuk 
itu dalam pemanfaatan nantinya perlu menerapkan prinsip pelestarian lingkungan.

Seringkali dalam upaya untuk memanfaatkan dan mengelola potensi ekowisata


yang
yang ada pihak
pihak pengel
pengelola
ola dihada
dihadapka
pkan
n pada
pada masala
masalah
h klasik
klasik seperti
seperti lemahn
lemahnya
ya
da
dala
lam
m pe
pema
mant
ntau
auan
an kwal
kwalit
itas
as ling
lingku
kung
ngan
an,, ko
kond
ndisi
isi saran
saranaa da
dan
n pr
pras
asara
arana
na da
dan
n
kurangnya kemampuan SDM dalam menjaga sumberdaya lingkungan yang ada
(Mardiastuti, 2000).

14
 

H. Strategi Pengelolaan Potensi Ekowisata


Pengelolaan
Pengelolaan potensi
potensi ekowisata
ekowisata merupakan
merupakan upaya
upaya untuk
untuk memanfaatkan
memanfaatkan
hingga mendayagunakan potensi – potensi wisata khususnya potensi ekowisata

untuk kepentingan pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Konsep


 pengelolaan ekowisata secara umum serupa
ser upa dengan konsep pengelolaan kegiatan
yang berhubungan dengan pemanfaatan potensi alam. Sejumlah kawasan yang
memi
memilik
likii da
daya
ya tari
tarik
k wi
wisat
sataa alam
alam ya
yang
ng umum
umumny
nyaa meru
merupa
paka
kan
n da
daera
erah
h ya
yang
ng
ditetapkan sebagai pusat kegiatan pelestarian sumberdaya dan lingkungan. Untuk 
itu dalam pemanfaatan nantinya perlu menerapkan prinsip pelestarian lingkungan.
Seringkali dalam upaya untuk memanfaatkan dan mengelola potensi ekowisata
yang
yang ada pihak
pihak pengel
pengelola
ola dihada
dihadapka
pkan
n pada
pada masala
masalah
h klasik
klasik seperti
seperti lemahn
lemahnya
ya
da
dala
lam
m pe
pema
mant
ntau
auan
an kwal
kwalit
itas
as ling
lingku
kung
ngan
an,, ko
kond
ndisi
isi saran
saranaa da
dan
n pr
pras
asara
arana
na da
dan
n

kurangnya kemampuan SDM dalam menjaga sumberdaya lingkungan yang ada


(Mardiastuti, 2000).
Penggunaan
Penggunaan istilah strategi pada penelitian ini mengacu
mengacu kepada
kepada istilah
Strateg
Strategii Generi
Generik
k dikemu
dikemukak
kakan
an oleh
oleh Porter
Porter (1980)
(1980) yang
yang mengid
mengident
entifik
ifikasik
asikan
an
 bahwa strategi generik adalah suatu pendekatan strategi
s trategi perusahaan dalam rangka
meng
mengun
ungg
ggul
ulii pe
pesai
saing
ng da
dala
lam
m in
indu
dustr
strii sejen
sejenis
is.. Dalam
Dalam pr
prak
akte
tekn
knya
ya,, setel
setelah
ah
 perusahaan mengetahui strategi generiknya, untuk implementasinya akan
ditindaklanjuti dengan langkah penentuan strategi yang lebih operasional. Pada
tahap akhir yang lebih detil, penjabaran yang lebih detail dari strategi utama

ad
adal
alah
ah strat
strateg
egii fu
fung
ngsi
sion
onal
al ya
yang
ng lebih
lebih mene
meneka
kank
nkan
an pa
pada
da bibida
dang
ng – bibida
dang
ng
fung
fungsio
siona
nal.
l. Berd
Berdasa
asark
rkan
an pe
peng
ngga
gamb
mbara
aran
n de
defin
finisi
isi strat
strateg
egi,
i, ekekow
owisa
isata
ta da
dan
n
 pengelolaan ekowisata pada sub bab sebelumnya, ditetapkan pengertian strategi
 pengelolaan potensi ekowisata yaitu : rangkaian upaya – upaya strategis yang
harus dilakukan untuk menge
mengelola
lola potensi
potensi ekowisata
ekowisata sehingga
sehingga dapat memberikan
memberikan
manfaat bagi kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

15
 

I. Kebi
Kebija
jaka
kan
n peng
pengem
emba
bang
ngan
an Eko
Ekowi
wisa
sata
ta
Pengem
Pengemban
bangan
gan adalah
adalah upaya
upaya memper
memperlua
luass atau mewuju
mewujudka
dkan
n potens
potensi-
i-
 potensi, membawa suatu keadaan secara bertingkat pada suatu keadaan yang lebih

lengkap, lebih besar, atau lebih baik, memajukan sesuatu yang lebih awal kepada
ya
yang
ng lebi
lebih
h ak
akhi
hirr atau
atau da
dari
ri ya
yang
ng seder
sederha
hana
na ke
kepa
pada
da ya
yang
ng lelebi
bih
h ko
komp
mple
leks
ks..
Peng
Pengem
emba
bang
ngan
an meli
melipu
puti
ti ke
kegi
giat
atan
an meng
mengak
akti
tifk
fkan
an sumb
sumber
erda
daya
ya,, memp
memperl
erlua
uass
kesempatan
kesempatan mengakui
mengakui keberhasila
keberhasilan
n dan mengintegra
mengintegrasikan
sikan kemajuan
kemajuan (Ramly,
(Ramly,
2007).
Lebi
Lebih
h lanju
lanjutt Raml
Ramly
y (2
(200
007)
7) meny
menyat
ataka
akan
n ba
bahw
hwa,
a, da
dari
ri segi
segi ku
kual
alit
itati
atif,
f,
 pengembangan berfungsi sebagai upaya peningkatan yang meliputi
 penyempurnaan program kearah yang lebih baik. Dimana hal-hal yang
dikemb
dikembang
angkan
kan melipu
meliputi
ti aktivi
aktivitas
tas manaje
manajemen
men yang
yang terdiri
terdiri atas perenc
perencana
anaan,
an,

 pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Model-model perencanaan telah


dikembangkan, masing-masing merefleksikan nilai-nilai yang berbeda, aumsi dan
keyakinan tentang hakekat dari dunia perencanaan dilakukan. Beberapa model
 perencanaan diantaranya perencanaan sinoptik, perencanan bertahap
(incremental )),, mixed scanning dan perencanaan transaktif (Mitchell, Setiawan dan
Rahmi, 1997).
Implementasi pembangunan top down telah menyebabkan proporsi dan
konstelasi
konstelasi peranan tiga stakeholder
tiga  stakeholder  pembangunan menjadi timpang. Negara dan
swast
swastaa menj
menjad
adii sa
sang
ngat
at do
domi
mina
nan
n sedan
sedangk
gkan
an masy
masyar
arak
akat
at be
berad
radaa pa
pada
da po
posis
sisii

marjinal. Bertolak dari hal tersebut diperlukan sebuah pembangunan alternatif 


yang lebih berorientasi pada usaha menghilangkan marginalisasi dan memperkuat
sektor masyarakat. Pada aras ini maka pembangunan yang berbasis masyarakat
(communitybaseddevelopment ) menjadi sangat relevan untuk diimplementasikan
(Suparjan dan Suyatno, 2003).
Pere
Perenc
ncan
anaa
aan
n pem
pemban
bangu
guna
nan
n berb
berbas
asis
is masy
masyar
arak
akat
at sa
sala
lah
h sa
satu
tun
nya
menggunakan metode 7 (tujuh) langkah perencanaan ( seven magic step)
step) yang
melipu
meliputi
ti tahap
tahap defini
definisi
si masala
masalah,
h, tujuan
tujuan,, analis
analisis
is kondis
kondisi,
i, alt
altena
enatif
tif kebija
kebijakan
kan,,
 pilihan alternatif, implementasi dan pemantauan (Hadi,2005).

16
 

Kualitas lingkungan menurun pada dasarnya dapat disebabkan oleh dua


fakto
faktorr ya
yait
itu
u meni
mening
ngka
katn
tnya
ya ke
kebu
butu
tuha
han
n ek
ekon
onom
omii (economicrequirement ) dan
gagalnya kebijakan yang diterapkan ( policy
 policy failure)
failure) (Ramly, 2007).

Peningkatan kebutuhan yang tak terbatas sering membuat tekanan yang


 besar terhadap lingkungan dan sumber daya yang ada. Lingkungan masih
dipandang sebagai instrumen ekonomi, bukan sebagai fungsi intrinsiknya. Akar 
masalah kerusakan lingkungan selama ini berasal dari kesalahan cara pandang
manusia
manusia tentang
tentang dirinya, alam dan hubunga
hubungan
n manusia
manusia dengan
dengan alam. Oleh karena
itu, percepatan pembangunan ekonomi selayaknya diimbangi dengan ketersediaan
sumber daya dan lingkungan yang lestari.

17
 

BAB III
HASIL PENGAMATAN

A. Identifikasi Sumber Daya yang Berpotensi untuk Wisata

Sesuai
No. Aspek yang Diamati Deskripsi
Ya Tidak  
A. Ekologi
a. Lokasi Ekowisata Berada di wilayah pesisir,  
memiliki infrastruktur yang
cukup memadai, area yang tenang
dan luas
 b. Keunggulan Tempat Wisata Lokasi luas dan strategis, tersedia  
 berbagai macam pilihan wisata,
ters
terstr
truk
uktu
turr deng
dengan
an baik
baik dandan
sesuai peruntukannya
c. Sumb
Sumber
erda
daya
ya Yang
Yang Te
Terd
rdap
apat
at  
di Lokasi Wisata
- Mangrove Terdapat 2 jenis, yaitu  
Sonnneratia alba dan
alba dan Rhizoppora
 Rhizoppora
sp.
- Lamun 1 jenis yaitu Cymodocea  
 serrulata
- Terumbu karang Memiliki terumbu karang yang  
dijadikan sebagai wisata
snorkling
-
Pantai pasir putih  
2. Ekonomi
- Pintu masuk Pintu masuk yang ada di Bintang  
Samudra ada 3 Loket setiap kali
masuk pengunjung harus
membayar Rp.
10.000,00/orangnya
- Villa Vila yang ada di Bintang  
Samudra ada 3yaitu : Vila
kerapu 1, Vila kerapu 2, Vila
kerapu 3, Vila kerapu 4, Vila
cumi 1, Vila cumi 2, Vila hiu
- Aula Aula yang ada di Bintang  
Samudra 5 aula dengan harga
setiap kali sewa seharga Rp.
300.000,00
- Gazebo Gazebo yang ada di Bintang
Samudra 30 dengan yang baru di
 buat seharga setiap kali sewa
seharga Rp. 50.000,00 untuk
siang/kasebo, sedangkan Rp.
100.000,00/kasebo untuk malam.

- Peralatan selam Alat selam yang disewakan

18
 

adalah untuk masker


Rp. 15.000,00/org, fins
Rp. 15.000,00/org, wedsfish Rp.
30.000,00/org, sedangkan untuk 1
 paket seharga Rp. 250.000,00/org

sedangkan
150.000,00,untuk remaja
Banana boatRp.
Rp.
15.000,00/ org.

- Kantin Kantin yang ada di Bintang  


Samudra ada 2 yaitu Kantin
Kerapu dan Kantin Cumi
- Fasilitas gratis Fasilitas tanpa biaya yang ada di  
Bintang Samudra, yaitu dermaga,
toliet , pelampung, ban, kereta
apung, tempat santai, ruang
makan, ruang sholat, full music,
dermaga pemancingan, ayunan,
tracking dan spit

3. Sosial

- Infrakstruktur Fasili
Fasilitas
tasdijalan,
darurat, yaitu
tempuh 3 jembatan
jemba
melalui tan
2 jalur   
yaitu (1) jalan poros ke Batugong
(2) jalan poros kota lama
(T
(Tor
oron
onip
ipa)
a) deng
dengan
an jajala
lan
n yang
yang
rusak 
- Kondisi ketersediaan Untuk kondisi ketersediaan  
infrakstruktur  infrakstruktur sangat baik 
- Daya tarik regional Selain sebaga
Selain sebagaii tempat
tempat rekrea
rekreasi
si  
taman wisata pendidikan ini juga
me
memi
mili liki
ki mang
mangro roveve,, teteru
rumb
mbu u
kara
karang
ng dan dan la lamumun,n, dan
dan ju juga
ga
tempat
tem pat konkonser
servas
vasii penyu,
penyu, kimkimaa
dan bamboo laut, dengan adanya
fa
fasi
sili
lita
tas-
s-fa
fasi
sili
lita
tass penu
penunjnjan
ang
g
wisa
wisatatawa
wan n sesepe
pert
rtii alalat
at scscub
ubaa
diving
diving lengka
lengkap,
p, Ker
Kereta
eta apung,
apung,
Banana boots.

B. Kegiatan Wisata yang Sesuai


Tabel 2. Tabel bentuk kegiatan wisata yang sesuai di Bintang Samudra
Sesuai
No. Keg
egia
iata
tan
n Wis
Wisa
ata yang
ang Sesu
Sesuaai
Ya Tidak  
1. Wisata bahari
- Snorkling
- Diving
- Selam
- Pemancingan

19
 

2. Wisata alam  

20
 

BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam pengembangan ekowisata ada tiga komponen yang harus dilihat,


yaitu kompomen ekologi, komponen ekonomi dan sosial yang akan berimbas
 pada peningkatan kemakmuran masyarakat. Menurut BPKS Sabang (2012),
Indonesia
Indonesia kaya akan keindahan
keindahan karang,
karang, keindahan
keindahan pantai,
pantai, keindahan
keindahan vegetasi,
vegetasi,
taman laut, dan budaya keramah-tamahannya. Indonesia ideal bagi setiap aktivitas
 pantai dan kelautan seperti berjemur di pantai sambil menikmati matahari,
snorke
snorkelin
ling
g dan menyel
menyelam,
am, serta
serta menjela
menjelajahi
jahi perkam
perkampun
pungan
gan nelaya
nelayan.
n. Untuk 
Untuk 
menindaklanjuti potensi tersebut, fokus pembangunan ekonomi Indonesia saat ini
telah beralih ke sumber daya pantai dan kelautan demi mewujudkan kemakmuran

masayar
masayaraka
akatt Indone
Indonesia.
sia. Hal ini ditand
ditandai
ai dengan
dengan kebijak
kebijakan
an pemeri
pemerinta
ntah
h yang
yang
senantiasa
senantiasa mempertimb
mempertimbangka
angkan
n pantai
pantai dan kelautan
kelautan yang berhubung
berhubungan
an dengan
dengan
aspek pembangunan sebagai suatu sektor tersendiri.

A. Aspek Ekologi

Bintan
Bintang
g Samudr
Samudraa merupa
merupakan
kan salah
salah satu tempat
tempat wisata
wisata yang
yang memili
memiliki
ki
 potensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata dengan konsep ekowisata.
Akan
Akan tetapi,
tetapi, berdas
berdasark
arkan
an hasil
hasil prakte
praktek
k yang
yang dilaku
dilakukan
kan terlih
terlihat
at bahwa
bahwa terjad
terjadii
 pengrusakan hutan mangrove dibagian barat yang digunakan untuk pembuatan

kolam pemancingan
pemancingan dan beberapa gazebo dilah
dilahan
an tersebut,
tersebut, sehingga
sehingga merusak 
ekosist
ekosistem
em mangro
mangrove
ve itu sendir
sendiri.
i. Ramly
Ramly (2007)
(2007) menjel
menjelaska
askann bahwa,
bahwa, konsep
konsep
ek
ekow
owisa
isata
ta tida
tidak
k meng
menged
edep
epan
anka
kan
n fa
fakt
ktor
or pe
pert
rtum
umbu
buha
han
n ek
ekon
onom
omi,
i, melai
melaink
nkan
an
menjaga keseimbangan antara kegiatan pemanfaatan dan kelestarian sumberdaya.

21
 

Kegiatan wisata yang sesuai di Bintang Samudra adalah wisata alam dan

wiasata bahari yang meliputi wisata pantai, snorkling, diving dan pancing. Untuk 
wisata pantai Bintang Samudra tidak cocok dijadikan sebagai wisata pantai karna
lokasi wisata ini tidak memiliki panorama pantai yang begitu indah dibandingkan
tempat wisata pantai yang lain, Bintang Samudra sangat cocok dijadikan sebagai
lokasi wisata bahari (snorkling dan diving)karena memiliki ekosistem terumbu
karang yang dalam kategori baik dan indah yang mendukung kedua jenis wisata
 bahari ini dapat dilakukan di kawasan wisata Bintang Samudra, sehingga yang
akan menjadi daya tarik tersendiri.
tersendiri. Akan tetapi untuk wisata pancing
pancing belum bisa
diguna
digunakan
kan karena
karena sarana
sarana dan prasara
prasaranan
nanya
ya belom
belom lengka
lengkap
p dikare
dikarekan
kan lokasi
lokasi

 pemancingan masih dalam tahap pembuatan. Aziz, dkk.,


dkk.,   (2012)
(2012) menjelaskan
menjelaskan
 bahwa, perairan yang menyimpan kekayaan bawah laut sebagai kawasan wisata
 bahari adalah kondisi terumbu karang yang masih baik, dan juga memiliki
kekayaan ragam jenis ikan yang melimpah. Dengan kekayaan bawah lautnya yang
melimpah, maka objek wisata dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata yang
mena
menari
rik
k untu
untuk
k teru
teruss diku
dikunj
njun
ungi
gi.. Sumb
Sumber
erda
daya
ya te
teru
rumb
mbu
u ka
kara
rang
ng in
inii da
dapa
patt
dikembangkan untuk kegiatan seperti selam (diving 
(diving ),
), dan memancing ( fishing 
 fishing ).
).
Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai, kunjungan di lokasi wisata
Bintang Samudra tidak menentu jumlahnya. Jumlah pengunjung akan padat pada

hari-ha
hari-hari
ri libur
libur yang
yang menyeb
menyebabk
abkan
an lokasi
lokasi wisata
wisata menjad
menjadii ramai.
ramai. Akan
Akan tet
tetapi
api

22
 

ko
kond
ndisi
isi ini
ini ak
akan
an memp
memper
erpa
para
rah
h ko
kond
ndis
isii ling
lingku
kung
ngan
an ya
yang
ng di
diak
akib
ibat
atka
kan
n ol
oleh
eh
wisatawan yang tidak peduli dengan kelestaian lingkungan sekitar. Fandeli dan
 Nurdin (2005) menyatakan bahwa, pengembangan pariwisata dapat menimbulkan

dampak
dampak negatif
negatif yang disebabkan
disebabkan oleh kunjungan
kunjungan wisatawan.
wisatawan. Untuk
Untuk penanganan
penanganan
dampak negatif dapat dianggarkan dari penghasilan yang didapat oleh kawasan.
Biaya yang timbul dari pengembangan pariwisata ada tiga macam yaitu : biaya
finansial dan ekonomi, biaya sosial
sosia l budaya dan biaya lingkungan.
Diti
Ditinj
njau
au da
dari
ri segi
segi ek
ekol
olog
ogi,
i, Bi
Bint
ntan
ang
g Sa
Samu
mudr
draa menj
menjad
adii lo
loka
kasi
si wi
wisa
sata
ta
dikarenakan lokasi yang berada di wilayah pesisir, memiliki infrastruktur yang
cukup memadai, area yang tenang dan luas, serta memiliki beberapa keunggulan,
yaitu lokasi wisata yang luas dan strategis, tersedianya berbagai macam pilihan
wisata, yakni wisata alam dan bahari yang terstruktur dengan baik dan sesuai

 peruntukannya. Sumberdaya yang terdapat di lokasi wisata, yaitu Mangrove


(Sonnneratia alba dan
alba dan Rhizoppora
 Rhizoppora sp.),
 sp.), Lamun (Cymodocea
(Cymodocea serrulata),
serrulata), terumbu
karang. Potensi lain yang ada di kawasan wisata, yaitu sebagai tempat konservasi
 penyu, hutan jati, lokasi budidaya kepiting
kepiting dan konservasi kima.

B. Aspek Ek
Ekonomi

Salah satu kegiatan yang paling diminati pengunjung di kawasan wisata


Bintang
Bintang Samudra
Samudra adalah wisata snorkling
snorkling dan diving, dimana kedua hal ini akan
mendatangkan keuntungan pagi pemilik lokasi wisata. Selain itu, perkembangan

 pariwisata akan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat maupun pemerintah.


Rahmaw
Rah mawati
ati (2009)
(2009) menyat
menyataka
akan
n bahwa,
bahwa, kekaya
kekayaan
an sumber
sumberday
dayaa bahari
bahari un
untuk 
tuk 
 pengembangan ekowisata di Sulawesi Tenggara sangat melimpah. Wisata bahari
meru
merupa
paka
kan
n sub
sub sekto
sektorr ya
yang
ng menj
menjan
anji
jika
kan
n da
dan
n be
berp
rpel
elua
uang
ng menj
menjad
adii sumb
sumber 
er 
 pendapatan utama dalam sektor pariwisata sehingga dapat meningkatkan
kemakmuran masyarakatnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Ditinjau dari segi ekonomi kawasan wisata Bintang Samudra memiliki
 beberapa fasilitas baik yang disewakan maupun yang tidak disewakan, hal inilah
yang membuat wisatawan menjadi tertarik. Berdasarkan hasil wawancara dengan

 pegawai, berbagai fasilitas yang disediakan di lokasi wisata Bintang Samudra

23
 

diantaranya, yaitu : (a) pintu masuk yang ada di Bintang Samudra ada 3 Loket,
dimanaa loket yang paling
diman paling banyak
banyak digunakan
digunakan pengunjung
pengunjung adalah loket 2, (b) vila
yang ada
ada di Bintang
Bintang Samudra
Samudra ada 3yaitu
3yaitu : Vila kerapu,
kerapu, Vila
Vila cumi dan
dan Vila hiu,
hiu,

dimana jalan menuju ke masing-masing vila ditempuh dengan melewati jalan


setapak, (d) gazebo yang ada di Bintang Samudra berjumlah 30 unit, (e) memiliki
 peralatan selam yang lengkap, sehingga memudahkan pengunjung untuk 
melakukan
melakukan berbagai
berbagai jenis wisata bahari,
bahari, khususnya
khususnya wisata diving
diving dan snorkling,
snorkling,
serta (f) memiliki dua kantin yang ada dibagian loket 1 dan dibagian loket 2.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pegawai, ia mengatakan
 bahwa fasilitas yang sering digunakan oleh pengunjung yang datang di Bintang
Samudra adalah Gazebo, Pelampung, Vila Kerapu, Masker, dan Snorkling. Tepati
 jika pengunjung dalam keadaan ramai maka aula pun digunakan bahkan dermaga

dan fasilitas lainnya.

C. Akpe
Akpek
k Sosi
Sosia
al

Pengembangan ekowisata tidak hanya terlepas dari dua komponen saja


(ekologi
(ekologi maupun
maupun ekonomi).
ekonomi). Akan tetapi,
tetapi, komponen
komponen yang tidak kalah penting
penting
adalah komponen
komponen sosial.
sosial. Hal ini karena,
karena, komponen
komponen sosial tidak bisa dihindarka
dihindarkan
n
dalam pengembangan pariwisata.
Kawasan lokasi wisata Bintang Samudra ditempuh melalui jalur darat,
akses ke lokasi wisata Bintang Samudra, yaitu melalui 2 jalur yaitu jalan poros ke
Batugong dan jalan poros kota lama (Toronipa) yang dapat ditempuh ± 1 jam
dengan
dengan kondis
kondisii jal
jalan
an yangru
yangrusak
sak.. Lokasi
Lokasi wisata
wisata Bintan
Bintang
g Samudr
Samudraa diapit
diapit oleh
oleh
 pemukiman, walaupun jaraknya agak berjauhan.
berjauhan.
Kondis
Kondisii infrak
infrakstru
struktu
kturr di Bintan
Bintang
g Samudr
Samudraa cukup
cukup baik
baik dan memada
memadaii
dengan fasilitas-fasilitas yang tersedia. Fasilitas-fasiltas ini bebas untuk digunakan
oleh pengunjung di lokasi wisata tersebut.
Selain sebagai tempat rekreasi taman wisata pendidikan ini juga memiliki
mangrove, terumbu karang dan lamun, dan juga tempat konservasi penyu, kima
dan bambu laut. Sehingga, dengan adanya fasilitas-fasilitas penunjang wisatawan
seperti alat scuba diving lengkap, Kereta apung, Banana boots akan membuat

24
 

 pengunjung menjadi lebih tertarik untuk kembali ke lokasi wisata.


Adap
Adapun
un srate
srategi
gi ek
ekow
owis
isat
ataa ya
yang
ng da
dapa
patt di
dite
tera
rapk
pkan
an di ka
kawa
wasan
san wi
wisat
sataa
Bintang Samudra, yaitu melakukan penilaian terhadap situasi dan potensi wisata

apakah lokasi wisata tersebut sesuai dengan daya dukung lingkungannya atau
tidak, menentukan situasi wisata yang diinginkan dan mengidentifikasi langkah-
langkah
langkah untuk mencapai target yang diharapkan,
diharapkan, dokumenta
dokumentasi
si dan publikasi.
Dala
Dalam
m perk
perkul
ulia
iaha
han
n Dedy
Dedy (2
(201
013)
3) menj
menjel
elas
aska
kan
n ba
bahw
hwa,
a, sa
sala
lah
h sa
satu
tu srat
srateg
egii
 pengelolaan ekowisata bahari adalah dokumentasi dan publikasi, dimana kedua
hal ini meliputi
meliputi dokumentasi
dokumentasi data dan informasi
informasi yang bekaitan
bekaitan dengan
dengan kegiatan
kegiatan
 pariwisata dan perkembangannya, menyebarkan informasi kepada sumber-sumber 
dana potensial,, donor, investor dan lainnya yang membantu mewujudkan strategi
ekowisata,
ekowisata, serta strategi
strategi ekowisata
ekowisata harus dimasukkan
dimasukkan ke dalam rencana

 pengelolaan kawasan konservasi secara menyeluruh.

25
 

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpu
impula
lan
n

Adapun kesimpulan dalam penulisan laporan ini,


ini, yaitu sebagai berikut :
1. Berbagai poten
ensi
si wisata bahari dibidang ekologi pada objek 
wisat
wisataB
aBin
intan
tang
g Samu
Samudr
dra,
a, ya
yait
itu
u be
berad
radaa di wilay
wilayah
ah pe
pesi
sisir
sir,, memi
memili
liki
ki
 berbagai sumberdaya, yaitu mangrove (Sonnneratia
( Sonnneratia alba dan
alba dan Rhizoppora
 Rhizoppora
sp.)
sp.),, lamu
lamun
n (Cymod
Cymodocea
ocea serrulata
serrulata),
), te
teru
rumb
mbu
u ka
karan
rang
g da
dan
n pa
pasi
sirr pu
puti
tih
h
(pesisir). Potensi lain yang ada di kawasan wisata, yaitu sebagai tempat
konservasi penyu, hutan jati, lokasi budidaya kepiting dan konservasi
kima.
2. Berb
Berbag
agai
ai po
pote
tens
nsii ek
ekon
onom
omii ka
kawa
wasan
san wisat
wisataa Bint
Bintan
ang
g Sa
Samu
mudr
dra,
a, ya
yait
itu
u (a
(a))
 pintu masuk yang ada di Bintang Samudra ada 3 Loket, (b) vila yang ada
di Bintan
Bintang
g Samudra
Samudra ada 3 yaitu : Vila kerapu
kerapu 1, Vila kera
kerapu
pu 2, Vila
kerapu 3, Vila kerapu 4, Vila cumi 1, Vila cumi 2, Vila hiu, (c) aula yang
ada di Bintang Samudra ada 5 aula, (d) gazebo yang ada di Bintang
Samudr
Samudraa berjum
berjumlah
lah 30, (e) memilik
memilikii perala
peralatan
tan selam
selam yang
yang lengka
lengkap
p
sehingga
sehingga memudahka
memudahkan
n pengunjun
pengunjung
g untuk
untuk mealakukan
mealakukan berbagai
berbagai jenis
wisata bahari, khususnya wisata diving, (f) kantin yang ada di Bintang
Samudra ada 2 yaitu Kantin Kerapu dan Kantin Cumi 1 satu. Fasilitas
yang sering digunakan oleh pengunjung yang datang di Bintang Samudra
adalah Gazebo, Pelampung, Vila Kerapu, Masker,
Mas ker, dan Snorkling.
3. Tingka
Tingkatt partisip
partisipasi
asi masyarak
masyarakat
at dalam
dalam pengem
pengembang
bangan
an wisata
wisata bahari
bahari atau
aspek sosial dan daya tarik regional pada objek wisata Bintang Samudra,
yaitu masyarakat disekitar kawasan wisata tidak begitu memanfaatkan
 peluang demi merais rezeki, terbuki dengan tidak adanya partisipasi
masyar
masyaraka
akatt pada
pada lokasi
lokasi wisata
wisata dengan
dengan melaku
melakukan
kan kegiat
kegiatan
an jual-be
jual-beli
li
(penjualan souvenir khas daerah tersebut.

26
 

B. Saran

Adapun saran yang dapat saya sampaikan, yaitu sebaiknya pelaksanaan


 praktek lapang dilakukan di lokasi
lokasi wisata yang berbeda. Sehingga, mahasiswa
dapat membedakan potensi yang ada disetiap lokasi wisata.

27
 

DAFTAR PUSTAKA

Ardika, I Gede. 2000. Beberapa Pokok Pikiran tentang Pengembangan Wisata


Bahari di Bali. Naskah Lengkap Seminar nasional. Denpasar. Universitas
Udayana.
Aziz, Z., P. Subardjo., I. Pratikto. Studi Kesesuaian Perairan Pantai Tanjung Setia
Sebagai Kawasan Wisata Bahari Kabupaten Lampung Barat Provinsi
Lampung. Journal Of Marine Research. 2 : 125-134.
BPKS Sabang. 2012. http//:www.bpks_sabang.com.
http//:www.bpks_sabang.com.
Clark, J. R. 1996.Coastal
1996.Coastal Zone Managemet. Handbook . Boca, Raton, Boston,
Lond
London
on,, New Yor
York,
k, Wash
Washin
ingt
gton
on D.C:
D.C: Lewi
Lewiss Publi
Publish
sher
ers.
s.
Damayanti, A., Handayani, T. 2003. Peluang dan Kendala Pengelolaan Ekowisata
Pesisir Muaragembong Kabupaten Bekasi. Departemen Geografi FMIPA
UI. Pertem
Pertemuan
uan Ilmiah
Ilmiah Tahuna
Tahunan n (PIT)
(PIT) dan Kongre
Kongress Ikatan
Ikatan Geogra
Geografi
fi
Indonesia (IGI).
Edi,
Edi, M.,
M., Okik
Okik H.
H.,, Nur,
Nur, F.,
F., 2010
2010.. Kons
Konser
erva
vasi
si Huta
Hutan
n Mang
Mangro
rove
ve Se
Seba
baga
gaii
Ekowisata.Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 Edisi Khusus
Fandeli,
Fandeli, C dan
dan Mukhlison
Mukhlison.. 2000.
2000. Pengusah
Pengusahaan
aan Ekowisat
Ekowisata.
a. UGM. Yogyakarta
Yogyakarta..
Fand
Fandel
eli,
i,C.
C. dan
dan Nurd
Nurdin
in,,M. 20
2005
05.. Pen
eng
gemba
emban
nga
gann Ekow
Ekowis
isat
ataa Ber
erb
bas
asis
is
Konservasidi Taman Nasional. UGM. Yogyakarta.
Guna
Gunawa
wan
n M.P.
M.P. dk
dkk.
k. 20
2000
00.. Agen
Agenda
da 21 Se
Sekt
ktor
oral
al : Agen
Agendada Pa
Pari
riwi
wisa
sata
ta un
untu
tuk 

Pengem
Pengemban
bangan
gan Kualit
Kualitas
as Hidup
Hidup Secara
Secara Berkel
Berkelanj
anjuta
utan.
n. UNDP
UNDP Kantor 
Kantor 
Menteri Negara Lingkungan Hidup. Jakarta.
Hadi, S. P. 2007. Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable
(Sustainable Tourism).
Tourism). Makalah
Se
Semi
mina
narr Sosi
Sosial
alis
isas
asii Sad
Sadar
ar Wisa
Wisata
ta ”Ed
”Eduk
ukas
asii Sad
Sadar
ar Wisa
Wisata
ta ba
bagi
gi Masy
Masyar
arak
akat
at di
Semarang.
Kuswara, E. 2007. Peningkatan Sadar Wisata dalam Pengembangan Pariwisata
Indone
Ind onesia.
sia. Makala
Makalah
h Semina
Seminarr Sosial
Sosialisas
isasii Sadar
Sadar Wisata
Wisata ”Eduka
”Edukasi
si Sadar 
Sadar 
Wisata bagi Masyarakat di Semarang.
Manurung. 2002. Ecotourism in Indonesia. In: Hundloe, T (ed.). Linking Green
Pro
Product
ductiv
ivit
ity
y to Ecoto
cotour
uris
ism
m : Exp xper
erie
ien
nce
cess in th thee Asia-
sia-Pa
Paci
cifi
ficc
Region. Asian Productivity Organization (APO), Tokyo, Japan. 98-103
Mitchell,
Mitchell, B., Setiawan,
Setiawan, B dan Rahmi,
Rahmi, D. H. 2000.
2000. Pengelolaan
Pengelolaan Sumberdaya
Sumberdaya
da
danL
nLin
ingk
gkun
unga
gan.
n. Gadj
Gadjah
ah Mada
Mada Uni
Unive
versi
rsity
ty Press
Press.. Yogy
Yogyak
akart
arta.
a.
Rahmawati,
Rahmawati, A. 2009.
2009. Studi
Studi Pengelolaan
Pengelolaan Kawasan Pesisir Untukkegi
Untukkegiatan
atan Wisata
Pantai (Kasus Pantai Teleng Ria Kabupaten Pacitan, Jawa Timur). Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. IPB. Bogor.

28
 

Ramly, N. 2007. Pariwisata Berwawasan Lingkungan. Grafindo Khazanah


Ilmu. Jakarta.
Sastray
Sastrayuda
uda,, G.S.
G.S. 2010.
2010. Strate
Strategi
gi Pengem
Pengemban
bangan
gan dan Pengel
Pengelola
olaan
an Resort
Resort and
Leisure. Hand Out Mata Kuliah Concept Resort and Leisure, hal:1-8.
Satria,
Satria, D. 2009.
2009. Strateg
Strategii Pengem
Pengemban
bangan
gan Ekowis
Ekowisata
ata Berbas
Berbasis
is Ekonom
Ekonomii Lokal
Lokal
dalam Rangka Program Pengentsan Kemiskinan di Wilayah Kabupaten
Malang. Journal of Indonesian Applied Economics, 3(1): 37-47.
Soerjani, M. 1997. Pembangunan dan Lingkungan. IPPL. Jakarta.
Si
Situ
tumo
mora
rang
ng,, R. 2001
2001.. Pe
Pere
renc
ncan
anaa
aan
n da
dann Pe
Peng
ngem
emba
bang
ngan
an Wisa
Wisata
ta Pa
Pant
ntai
ai
Berwawasan Lingkungan. Bina Wisata Nusantara, 6(1): 77-84
Sukoraharjo, S.S., Luh Putu Kusuma, A.S.C., Andayani, A., Indriasari, V.Y., Siri,
H.Y.. 20
H.Y 2012.
12. Pengem
Pengemban
bangan
gan Sumber
Sumberday
dayaa Ekowi
Ekowisat
sataa Bahari
Bahari Berbasi
Berbasiss
Masy
Ma syar
arak
akat
at di Lomb
Lombok
ok Bara
Barat.
t. Moni
Monito
torin
ring
g In
Inte
tern
rnalal II-Ke
II-Keme
ment
nter
eria
ian
n
Kelautan dan Perikanan.
Suparj
Suparjan
an dan Suyatn
Suyatno,
o, H. 2003.
2003. Pengem
Pengemban
bangan
gan Masyar
Masyaraka
akat.
t. Aditya
Aditya Media.
Media.
Yogyakarta.

29

Anda mungkin juga menyukai