Anda di halaman 1dari 125

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keputusan pembelian merupakan suatu hal yang sangat penting untuk di

perhatikan oleh sebuah perusahaan, karna keputusan pembelian merupakan hal yang

digunakan oleh perusahaan untuk menciptakan strategi pemasaran yang akan

dilakukan. Keputusan pembelian menjadi salah satu faktor penentu eksistensi suatu

perusahaan, suatu perusahaan dapat terus maju jika rangsangan konsumen dalam

memutuskan membeli produk dari suatu pasar mendapatkan respon yang positif dari

pasar itu sendiri maka perusahaan tersebut akan mendapatkan keutungan dari produk

yang di jual tersebut.

Keputusan pembelian menurut (Kotler & Keller, 2016, p. 166) adalah

keputusan yang di ambil oleh konsumen untuk untuk melakukan pembelian suatu

produk melalui tahapan-tahapan yang dilalui konsumen sebelum melakukan

pembelian meliputi kebutuhan yang dirasakan, kegiatan sebelum membeli, prilaku

waktu memakai, dan perasaan setelah membeli1. Dalam memahami prilaku

konsumen, terdapat banyak pengaruh yang mendasari seseorang dalam mengambil

keputusan pembelian. Menurut Blackwell, et all (2016) dalam (Sopiah & Sugadji,

2016, p. 14) dalam model prilaku konsumen terdapat beberapa dimensi atau stimuli

yaitu : stimulus ganda (stimulus pemasaran dan stimulus lain), stimulis ganda adalah

1
Philip Kotler and Kevin Lane Keller, Marketing Management, ed. Brian Surette, 15th ed. (England:
Pearson Education, 2016), 166.

1
stimulus yang dijalankan produsen atau pemasar, yang berupa strategi bauran

pemasaran yang terdiri dari (produk, harga, distribusi dan promosi) yang dapat

menjadi aspek dalam pengambilan keputusan,dalam pelaksanaan bauran pemasaran,

priyangan bakery harus memperhatikan dan mengevaluasi setiap pengambilan

keputusan pembelian konsumen untuk mempertahankan pangsa pasar yang sudah

besar maupun menaikan pangsa pasar seiring dengan munculnya pesaing-pesaing

baru. Selain strategi pemasaran, stimulus lainya yang mempengaruhi prilaku

konsumen adalah faktor lingkungan, yang terdiri dari (kondisi ekonomi, politik atau

hukum, budaya, teknologi), yang menjadi aspek dalam pengambilan keputusan

pembelian, pemasar menggangap bahwa dengan adanya faktor lingkungan, konsumen

akan lebih cepat mengenal produk yang akan di jual melalui media yang digunakan

untuk memasarkan produk Priyangan Bakery. Selain strategi pemasaran stimulus

lainya yang mempengaruhi prilaku konsumen adalah faktor psikologi yang terdiri

dari (motivasi, pesepsi, pembelajaran dan keyakinan atau sikap) pemasar

menggangap bahwa dengan adanya faktor psikologi ini, konsumen lebih termotivasi

dan menyakini bahwa produk yang dihasilkan oleh Priyangan Bakery ini mampu

bersaing dengan industri roti yang sejenis baik secara kualitas maupun harga.

Dimensi kedua dari model prilaku konsumen adalah kotak hitam konsumen,

yang terdiri dari marketing mix, faktor lingkungan dan psikologi tersebut masuk

kedalam kotak hitam konsumen yang mencakup karakteristik konsumen dan proses

pengambilan keputusan konsumen seperti jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,

penghasilan, kelas sosial dan sebagainya. Proses pengambilan keputusan konsumen

2
dimulai dengan dirasakanya beberapa masalah, yaitu kebutuhan dan keinginan yang

belum terpuaskan, pencarian informasi, pengevaluasian, pembuatan keputusan

pembelian, dan diahiri dengan tindakan pasca pembelian2.

Dengan demikian, ada beberapa faktor marketing mix yang mempengaruhi

keputusan pembelian salah satunya adalah distribusi . Menurut (Tjiptono, 2016, p.

21) distribusi adalah rute atau rangkaian perantara, baik yang dikelola pemasaran,

maupun independen, dalam menyampaikan barang dari produsen kepada konsumen3.

Selain distribusi, faktor marketing mix lainya yang mempengaruhi keputusan

pembelian adalah promosi, promosi menurut (Tjiptono, 2016, p. 219) menyatakan

bahwa pada hakekatnya promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran, yang

dimaksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk atau mengigatkan pasar sasaran

atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada

produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan 4. Salah satu faktor lainya

yang dapat di hubungkan dengan keputusan pembelian adalah citra merek, menurut

(Kotler & Keller, 2016, p. 62) citra merek adalah persepsi konsumen tentang suatu

merek sebagai refleksi dari asosiasi yang ada dalam pikiran konsumen5.

Penelitian mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian

ini, telah banyak dilakukan dan berkembang baik diindonesia maupun di Negara-

negara lain. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Hermawan, 2018) dengan
2
Sopiah and Sugadji, Prilaku Konsumen (Jakarta: ANDI, 2016), 14.
3
Fandy Tjiptono, Marketing Myths That Are Killing Business (Yogyakarta: ANDI, 2016), 21.
4
Tjiptono, 219.
5
Kotler and Keller, Marketing Management, 62.

3
berjudul “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran (Produk, Harga, Distribusi, dan

Promosi) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Dengan Kepuasan Pelanggan

Sebagai Variable Intervening Pembelian Roti Ceria di Jember”. Hasil penelitian

menunjukan bahwa variable bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, dan

promosi) berpengaruh terhadap keputusan pembelian Roti Ceria di Jember,

sedangkan kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap keputusan pembelian roti ceria

di Jember6.

Selanjutnya Penelitian yang dilakukan oleh (Heryanto, 2017) yang berjudul

“Analisis Pengaruh Produk, Harga, Distribusi dan Promosi Terhadap Keputusan

Pembelian Serta Implikasinya Pada Kepuasan Pelanggan Pembelian Roti Charisma di

Pasar Kliwon Surakarta”. Hasil penelitian menunjukan bahwa variable produk, harga,

distribusi dan promosi bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian roti

Kharisma di pasar Kliwon Surakarta, sedangkan kepuasan pelanggan berpengaruh

terhadap keputusan pembelian roti Charisma di Surakarta7. Penelitian selanjutnya

yang dilakukan oleh (Syaputra, 2018) dengan berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran

(Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi) Terhadap Keputusan Pembelian Roti Ceria

di Kota Malang Jawa Timur”. Hasil penelitian menunjukan bahwa bauran pemasaran

6
Haris Hermawan, “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran (Produk, Harga, Distribusi, Dan Promosi)
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variable Intervening
Pembelian Roti Ceria Di Jember,” Ekonomi, Fakultas Bisnis, D A N, 2018, 24–36.
7
Imam Heryanto, “Analisis Pengaruh Produk, Harga, Distribusi Dan Promosi, Terhadap Keputusan
Pembelian Serta Implikasinya Pada Kepuasan Pembelian Roti Di Pasar Kliwon Surakarta Charisma,”
Jurnal Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship 09 (2017).

4
(produk, harga, promosi dan distribusi) berpengaruh secara bersama-sama terhadap

keputusan pembelian roti Ceria di Kota Malang Jawa Timur8.

Salah satu industri roti di kota Padang adalah Priyangan Bakery. Industri roti

ini didirikan oleh Bapak Dedi Kuswara yang berlokasi di Jl. Parak Karakah No. 5 C

(Gang KUD). Industri ini merupakan suatu perusahaan perorangan yang telah dirintis

mulai tahun 1994 dan saat ini memiliki tenaga kerja berjumlah lebih dari 80 orang

dengan kisaran usia antara 18 hingga 45 tahun. Berdasarkan jumlah tenaga kerja

tersebut, kriteria untuk industri Pryangan Bakery sudah termasuk dalam golongan

industri besar. Kapasitas produksi yang bisa dihasilkan oleh Pryangan Bakery ini

rata-rata dalam satu hari adalah 2.740 bungkus roti per hari. Sehingga rata-rata

produksi dalam satu bulan sekitar 82.200 bungkus. Hasil dari produksi roti ini

nantinya akan langsung di distribusikan kepada pedagang, pengecer seperti warung,

swalayan atau minimarket dan juga di distribusikan ke luar daerah Kota Padang,

Priyangan Bakery memiliki banyak varian roti sehingga pelanggan dapat

memilih jenis roti yang sesuai dengan seleranya. Varian roti yang dimiliki oleh

priyangan bakery yaitu kopi, pandan, vanilla, segitiga, mises jari, keju jari, coklat,

keju susu, vla, keju, dan boneka. roti ini dapat bertahan hingga tujuh hari bila

diletakkan pada tempat yang bersuhu normal. Priyangan Bakery buka dari hari senin

sampai dengan hari minggu, dimulai dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 17.00 wib.

Pryangan Bakery ini telah memiliki izin dari Departemen Kesehatan dengan

8
Dadang Syaputra, “Pengaruh Bauran Pemasaran (Produk, Harga, Promosi, Dan Distribusi) Terhadap
Keputusan Pembelian Roti Ceria Di Kota Malang Jawa Timur,” Riset Manajemen 3, no. 1 (2018):
157–64.

5
izin Depkes. RI. No. SP. 113-030-195 Kota Padang, serta sertifikat produksi pangan

industri rumah tangga P-IRT No. 20613101590. Selain itu Pryangan Bakery juga

telah menjadi anggota pada Asosiasi Pengusaha Roti Sumatera Barat (Aspri

Sumbar). Menurut data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)

Kota Padang, industri roti yang ada saat ini sudah cukup berkembang dan dapat

bersaing dengan kompetitif minimal dengan sesama industri roti yang lain. Oleh

sebab itu, jika Pryangan Bakery tidak dapat mengatasi permasalahannya dan

menyiapkan strategi yang tepat, pesaing dari perusahaan lain dapat lebih unggul

dalam persaingan pada industri roti ini.

Dalam melakukan penjualan produk roti pada Priyangan Bakery ini dilihat

dalam jangka waktu 2015 – 2019 penjualan tidak mencapai target yang diharapkan

oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel perkembangan penjualan roti pada

Priyangan Bakery dibawah ini:

Tabel 1.1 : Data Penjualan Roti Pada Priyangan Bakery

Tahun Target Penjualan Realisasi Penjualan Persentase


(perbungkus) (bungkus)
2015 1.000.000 980.000 20%
2016 1.010.000 1.020.000 20%
2017 1.030.000 1.035.000 21%
2018 1.050.000 1.010.000 20%
2019 1.000.000 960.000 19%
Jumla 5.090.000 5.005.000 100%
h
Sumber: Priyangan Bakery

Dari data diatas dapat dilihat target dan terealisasi penjualan roti pada tahun

2015, realisai penjualan hanya 20%, sedangkan pada tahun 2016 realisai penjualan

6
hanya 20%, sedangkan pada tahun 2017 realisai penjualan hanya 21%, sedangkan

pada tahun 2018 realisai penjualan hanya 20%, sedangkan pada tahun 2019 realisai

penjualan hanya 19%. Dari data yang dipaparkan diatas dapat dilihat bahwa terjadi

penurunan penjualan tidak terlepas dari adanya peranan dari konsumen dalam

membeli produk roti Priyangan Bakery. Semakin bertambahnya jumlah pesaing yang

memproduksi roti dengan menawarkan rasa dan harga yang beraneka ragam,

membuat konsumen beralih ke pesaing lain sehingga menyebabkan terjadinya

penurunan penjualan roti priyangan.

Berdasarkan table 1.1 dapat dilihat bahwa tidak terealisasinya penjualan roti

Priyangan Bakery dari tahun 2015, 2018 dan 2019, sedangkan pada tahun 2016 dan

2017 penjualan melebihi target yang telah ditentukan. Dari hal tersebut dapat kita

lihat bahwa tidak terealisainya penjualan ini di sebabkan oleh rendahnya daya beli

konsumen terhadap produk roti. Faktor yang mempengaruhi rendahnya daya beli ini

diakibatkan oleh distribusi, lamanya pendistribusian produk roti dari pabrik kepada

pedagang yang mengakibatan konsumen menunggu terlalu lama untuk mendapatkan

produk roti yang diminati sehingga menyebabkan produk roti kurang diminati oleh

konsumen, sehingga mengakibatkan konsumen melakukan pembelian produk roti di

tempat lain dengan produk yang berebeda. Promosi yang dilakukan belum marata,

promosi yang hanya dilakukan hanya sekali dalam satu tahun dan promosi yang

dilakukan secara langsung kepada konsumen di anggap belum mampu menarik minat

konsumen untuk melakukan pembelian roti pada priyangan bakery tersebut, sehingga

berdampak terhadap penjualan roti tersebut, yang mengakibatkan menurunya

7
penjualan roti. Citra merek, konsumen belum mengenal merek roti Priyangan Bakery,

dengan lamanya pendistribusian produk dari produsen ke konsumen dan promosi

yang dilakukan belum merata, menyebabkan konsumen belum menanamkan citra

merek pada roti Priyangan Bakery sehingga konsumen belum melakukan pembelian

produk roti di Priyangan Bakery. Dalam persaingan industri, roti tidak hanya

bergantung pada distribusi dan promosi saja tetapi roti juga harus menanamkan citra

merek kepada konsumen, jika konsumen sudah percaya pada suatu merek tertentu

maka akan menciptakan citra merek pada produk, maka tentu saja konsumen akan

melakukan pembelian pada merek yang sudah dipercaya. Dengan konsep distribusi,

promosi dan citra merek diharapkan Priyangan Bakery dapat menarik minat

konsumen untuk melakukan pembelian.

Dari table 1.1 diatas terlihat terjadinya penurunan penjualanan Priyangan

Bakery ini, tidak terlepas dari adanya peranan konsumen dalam membeli produk

tersebut. Dengan keterbatasan jenis-jenis roti dan rasa roti yang di produksi oleh

Priyangan Bakery ini menyebabkan konsumen beralih ke brand lain untuk melakukan

pembelian. Dan juga biaya yang digunakan sering kali lebih tinggi dari standart biaya

yang dianggarkan sebelumnya, penyebab utama tingginya biaya produksi antara lain

pemborosan bahan baku, waktu kerja, dan pengunaan mesin dan peralatan.

Bila kita cermati penjualan dari tahun 2015 sampai dengan 2019 volume

penjualan terealisasi di bawah target, hal ini terindikasi keputusan pembelian tidak

optimal disebabkan pendistribusian dan promosi dan citra merek pada Priyangan

8
Bakery tidak berjalan dengan baik. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik

menyusun skripsi dengan judul

“PENGARUH DISTRIBUSI DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN DENGAN CITRA MEREK SEBAGAI VARIABLE INTERVENING

PADA PRIYANGAN BAKERY DIKOTA PADANG”

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam kajian manajemen pemasara banyak faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian maka dapat didefinisikan masalah sebagai berikut :

1. Marketing mix dalam hal ini :

a. Produk yang dalam hal ini keragamanya, kualitas masih kurang atau

rendah dan citra merek belum terposisi dengan baik di benak konsumen.

b. Harga produk yang di persepsikan masih tinggi.

c. Distribusi produk masih kurang lancar.

d. Promosi produk kurang berjalan dengan baik.

2. Faktor lingkungan (ekonomi, politik, budaya dan teknologi) belum

mendapatkan perhatian oleh konsumen.

3. Produk dalam hal ini citra merek belum melekat di benak konsumen.

4. Faktor psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran,dan keyakinan atau sikap)

belum mendapatkan perhatian oleh konsumen.

9
1.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini terfokus dalam hal ini, maka penulis membatasi sebagai

variable bebas marketing mix adalah (distribusi dan promosi dan variable mediasi

citra merek dan variable terikatnya adalah keputusan pembelian).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah di batasi, maka penulis dapat merumuskan

masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimanakah pengaruh distribusi terhadap citra merek pada Priyangan

Bakery di Kota Padang?

2. Bagaimanakah pengaruh promosi terhadap citra merek pada Priyangan

Bakery di Kota Padang?

3. Bagaimanakah pengaruh distribusi terhadap keputusan pembelian pada

Priyangan Bakery di Kota Padang?

4. Bagaimanakah pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian pada

Priyangan Bakery di Kota Padang?

5. Bagaimanakah pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian pada

Priyangan Bakery di Kota Padang?

6. Bagaimanakah pengaruh distribusi terhadap keputusan pembelian dengan citra

merek sebagai variable intervening pada Priyangan Bakery di Kota Padang?

7. Bagaimanakah pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian dengan citra

merek sebagai variable intervening pada Priyangan Bakery di Kota Padang?

10
1.5 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitianyang di lakukan

adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh dari distribusi terhadap citra merek pada

Priyangan Bakery di Kota Padang.

2. Untuk mengetahuai pengaruh dari promosi terhadap citra merek pada

Priyangan Bakery di Kota Padang.

3. Untuk mengetahuai pengaruh distribusi terhadap keputusan pembelian pada

Priyangan Bakery di Kota Padang.

4. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap terhadap keputusan pembelian

pada Priyangan Bakery di Kota Padang.

5. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian pada

Priyangan Bakery di Kota Padang.

6. Untuk mengetahui pengaruh distribusi terhadap keputusan pembelian dengan

citra merek sebagai variable intervening pada Priyangan Bakery di Kota

Padang.

7. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian dengan

citra merek sebagai variable intervening pada Priyangan Bakery di Kota

Padang.

11
1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini di harapkan dapat

memberikan manfaat bagi :

A. Peneliti

1. Memberikan kesempatan untuk menerapkan teori pemasaran secara

langsung ataupun di lapangan.

2. Memberikan tambahan wawasan yang bermanfaat mengenai pentingya

pemanfaatan distribusi dan promosi terhadap keputusan Pembelian dengan

citra merek sebagai variabel intervening pada sebuah istansi atau

perusahaan serta dapat menerapkanya di dunia kerja.

B. Perusahaan

1. Penelitian ini diharapkan dapat di jadikan sebagai bahan evaluasi dalam

mempertimbangkan faktor distribusi, promosi, dan citra merek terhadap

keputusan pembelian

2. Di harapkan bisa dijadikan sebagai bahan referensi bagi perusahaan ketika

perusahaan melakukan pembaharuan program untuk kemajuan

perusahaan.

C. Mayarakat

Sabagai sarana informasi tentang pentingnya pemanfaatan distribusi,dan

promosi dengan citra merek sebagai variable intervening terhadap

keputusan pembelian pada suatu instansi atau perusahaan serta dapat

12
menerapkan di dunia pekerjaan juga wawasan dalam bidang manajemen

pemasaran.

D. Akedemisi

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya

bagi yang melakukan penelitian. Penelitian ini bisa menjadi referensi

untuk penelitian selanjutnya dan juga dapat menembah pustaka bagi

mereka yang mempunyai minat untuk mendalami manajemen pemasaran.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA FIKIR DAN HIPOTESIS

2.1.LANDASAN TEORI

2.1.1.Keputusan Pembelian

Dalam penelitian ini banyak para ahli yang mendefenisikan tentang keputusan

pembelian. Menurut (Sudaryono, 2016, p. 131) keputusan pembelian adalah

keputusan yang akan diberikan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi

positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory decisionrule) ataupun mencari

solusi terbaik dari perspektif konsumen (non compensatory decision rule), yang

setelah dikonsumsi akan dievaluasi lagi9. Sedangkan menurut (Tjiptono, 2016, p. 21)

keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal masalah,

mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa

baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalah, yang mengarah

kepada keputusan pembelian10. Sedangkan menurut (Kotler & Keller, 2016, p. 166)

keputusan pembelian adalah keputusan yang di ambli oleh konsumen untuk

melakukan pembelian suatu produk melalui tahapan-tahapan yang dilalui konsumen

sebelum melakukan pembelian yang meliputi kebutuhan yang dirasakan, kegiatan

sebelum membeli, prilaku waktu memakai, dan perasaan setelah membeli 11..

Sedangkan menurut (Firmansyah, 2018, p. 24) mengemukakan keputusan pembelian

9
Dr. Sudaryono, Pengantar Bisnis : Teori Dan Contoh Kasus, ed. Sigit Suyantara (Yogyakarta: ANDI,
2016), 131.
10
Fandy Tjiptono, Marketing Myths That Are Killing Business (Yogyakarta: ANDI, 2016), 21.
11
Philip Kotler and Kevin Lane Keller, Marketing Management, ed. Brian Surette, 15th ed. (England:
Pearson Education, 2016), 166.

14
merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif sebelum pembelian, pembelian,

konsumsi, dan evaluasi alternatif sesudah pembelian12.

Berdasarkan definisi dari keputusan pembelian menurut para ahli tersebut

maka penulis dapat menyimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah proses dimana

suatu pelanggan memilih atau menentukan suatu pilihan produk/ jasa dan kemudian

melakukan pembelian.

Di dalam memahami prilaku konsumen terdapat beberapa model dari prilaku

konsumen, model perilaku konsumen adalah teori yang mempelajari tentang berbagai

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli barang atau jasa. Sebuah

model adalah sebuah penyederhanaan gambaran dari kenyataan. Penyederhanaan ini

melalui pengaturan aspek-aspek dari kenyataan dan hanya terdiri dari aspek-aspek

dimana pembuat model tertarik. Secara garis besar, model perilaku konsumen

menurut (Kotler, 2016, p. 196) dapat digambarkan melalui lima faktor penting yang

meliputi, rangsangan perusahaan, rangsangan lain, karakteristik pembeli, proses

keputusan membeli, dan keputusan pembeli. Semua faktor tersebut saling

mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian. Pengambilan keputusan

konsumen merupakan proses memilih rangkaian atau tindakan di mana diantara dua

macam alternative yang ada (atau lebih) guna mencapai pemecahan masalah

12
Anang Firmansyah, Prilaku Konsumen (Surabaya: (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA), 2018),
24.

15
tertentu13. Menurut (Firmansyah, 2018, p. 47) dalam model prilaku konsumen terdiri

dari :

1. Rangsangan Pemasaran (Marketing Stimulation)

Rangsangan pemasaran sepenuhnya dipengaruhi oleh usaha perusahaan dalam

menarik minat beli konsumen. Dalam hal ini, perusahaan bisa melakukan rangsangan

kepada konsumen melalui beberapa kegiatan, seperti memperkenalkan keunggulan

produk yang akan dijual, memberikan diskon atau potongan harga terhadap

produknya tersebut, memilih tempat atau lokasi penjualan yang cocok, serta

melakukan berbagai langkah promosi melalui iklan atau promosi lainnya.

2. Rangsangan Lain (Other Stimulation)

Rangsangan lain yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan

pembelian terhadap suatu produk, di antaranya adalah situasi ekonomi,

perkembangan teknologi, pengaruh politik, dan pengaruh budaya (luar) yang

dirasakan oleh konsumen secara langsung. Jika situasi ekonomi yang tengah dialami

konsumen berbanding lurus dengan ketiga faktor lainnya, maka keputusan pembelian

akan segera diambil untuk memenuhi kebutuhan.

3. Karakteristik Pembeli (Buyer Characteristics)

Variabel terpenting dari model perilaku konsumen adalah karakteristik

pembeli itu sendiri.Karakteristik itu meliputi, faktor budaya, faktor sosial, faktor

pribadi, dan faktor psikologis. Faktor budaya ini nantinya akan melahirkan kelas

sosial tertentu dalam pembelian produk, yaitu kelas sosial golongan atas, kelas sosial
13
Philip Kotler, Marketing for Competitiveness (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2016), 196.

16
golongan menengah, dan kelas sosial golongan rendah. Sementara itu, faktor sosial

yang mempengaruhi perilaku konsumen, meliputi kelompok acuan, keluarga, dan

peran serta status konsumen itu dalam masyarakat. Faktor pribadi yang

mempengaruhi perilaku konsumen, meliputi umur, pekerjaan, kondisi ekonomi, dan

gaya hidup konsumen. Faktor psikologis, meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran,

dan keyakinan serta sikap konsumen terhadap produk yang akan dibeli.

4. Proses Keputusan Membeli (Buying Decision Process)

Proses keputusan membeli ini didapat setelah konsumen melakukan tahap

pengenalan terhadap suatu produk, pencarian informasi lain, evaluasi keunggulan dan

kelemahan produk, sampai terciptanya keputusan pembelian dan keputusan

pascapembelian. Jika semua tahapan ini bernilai positif, pemakaian terhadap suatu

produk akan berlangsung secara kontinu.

5. Keputusan Pembeli (Buyer's Decision)

Variabel terakhir dari model perilaku konsumen adalah keputusan pembeli.

Dalam hal ini, keputusan pembeli akan menghadirkan suatu keputusan terbaik yang

menyangkut pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, dan

jumlah produk yang akan dibeli14.

Berikut ini model perilaku konsumen menurut (Kotler, 2016, p. 196) yang

dapat dianut dan dikembangkan oleh para pengusaha sebagai alat untuk menggapai

14
Firmansyah, Prilaku Konsumen, 47.

17
tujuan pemasaran. Dengan demikian model perilaku konsumen dapat digambarkan

sebagai berikut15:

Gambar 1.1

Model Perilaku Konsumen

2.1.1.1. Faktor-Faktor Prilaku Pembelian Konsumen

Menurut (Kotler & Keller, 2016, p. 214) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian diantaranya adalah sebagi berikut :

1. Faktor Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan prilaku yang paling dasar. Sub

budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

Sedangkan kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
15
Kotler, Marketing for Competitiveness, 196.

18
permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai,

minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan,

tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan wilayah tempat tinggal.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, prilaku konsumen oleh faktor-faktor sosial seperti

kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan adalah

kelompok yang memilikipengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung

terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Keluarga merupakan organisasi

pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan para anggota

keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Sedangkan peran

meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing

peran menghasilkan status. Seseorang akan memilih produk yang dapat

mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan

ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Usia berhubungan

dengan selera seseorang terhadap pakaian, produk, dan juga rekreasi. Gaya hidup

adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan

opininya, sedangkan kepribadian merupakan karakteristik kepribadian yang berbeda

yang mempengaruhi perilaku pembeliannya.

4. Faktor Psikologis

19
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama.

Faktor-faktor tersebut terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan

dan sikap. Kebutuhan akan menjadi motif jika individu didorong hingga mencapai

tahap intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang memadai untuk

mendorong seseorang bertindak. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu

untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna

menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi dapat sangat beragam

antara individu satu dengan yang lain yang mengalami realitas yang sama16.

2.1.1.2 Indikator Keputusan Pembelian

Dimensi dan indikator keputusan pembelian menurut kotler dan keller yang

dialih bahasakan (Tjiptono, 2016, p. 184) terdapat lima indikator keputusan yang

dilakukan oleh pembeli, yaitu:

1. Pilihan Produk (Produck Choice)

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau

menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan

harus memusatkan perhatiannya kepda orang-orang yang berniat membeli

sebuah produk alternatif yang mereka pertimbangkan.

2. Pilihan Merek (Brand Choice)

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli.

Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini

16
Kotler and Keller, Marketing Management, 214.

20
perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek

yang terpecaya.

3. Pilihan Tempat Penyalur (Dealer Choice)

Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan

dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-berbeda dalam hal menentukan

penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi dekat, harga yang murah, persediaan

barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja, keluasasn tempat dan lain

sebagainya.

4. Waktu Pembelian (Purchise Timing)

Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda,

misalnya: ada yang membeli sekali sebulan, tiga bulan sekali, enam bulan

sekali, atau satu tahun sekali.

5. Jumlah Pembeli atau Kuantitas (Purchase Amount)

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak yang akan

dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mugkin lebih dari satu

jenis produk. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya

produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli17.

2.1.1.3 Tahap-Tahap Keputusan Pembelian

Menurut (Kotler, 2016, p. 235) mengatakan sebelum menentukan keputusan

untuk membeli suatu produk, konsumen akan melalui lima tahapan sebagai berikut :

17
Tjiptono, Marketing Myths That Are Killing Business, 184.

21
Gambar 1.2
Tahap-tahap keputusan pembelian

Pengenalan
Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Prilaku Pasca
Masalah Informasi Alternati Membeli Membeli
f

1. Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan

Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

Rangsangan ini kemudian berubah menjadi dorongan, berdasarkan dorongan

yang ada dalam diri konsumen maka konsumen akan mencari objek yang

diketahui untuk dapat memuaskan dorongan tersebut.

2. Pencarian Informasi

Jika konsumen telah mulai menemukan apa yang dia butuhkan dan tergugah

minatnya maka dia akan mencari informasi yang lebih banyak lagi mengenai

kebutuhan tersebut. Dorongan atau kebutuhan yang kuat akan membuat

konsumen berusaha untuk mencari informasi yang lebih lanjut. Apabila

informasi yang didapatkan dinilai cukup dan mampu memuaskan kebutuhan

maka konsumen akan membeli obyek tersebut.

3. Evaluasi Alternatif

Proses evaluasi biasanya tidak hanya terjadi satu kali atau tunggal. Konsumen

pasti memiliki beberapa alternatif sebelum menjatuhkan pilihan. Beberapa

konsep dasar dari proses evaluasi konsumen adalah yang pertama konsumen

berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu

22
dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing- masing produk

sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam

memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan.

4. Keputusan Membeli

Konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam

kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli

merek yang disukai. Ada dua faktor yang mempengaruhi minat beli dan

keputusan pembelian, yaitu:

a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif

yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu intensitas

sikap negatif orang terhadap alternatif yang disukai konsumen dan

motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

b. Faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan dapat

mengubah niat pembelian. Faktor- faktor tersebut diantaranya seperti

pendapatan, keluarga, harga dan keuntungan dari produk tersebut.

5. Perilaku Pasca Membeli

Setelah melakukan pembelian produk konsumen akan mengalami level

kepuasan atau ketidak puasan tertentu. Konsumen yang mengalami keraguan

menyangkut ketepatan keputusan pembelian atau tidak puas akan cenderung

melakukan perpindahan merek. Hal ini tentu akan merugikan perusahaan

karena akan mendapatkan komplain dari pelanggan, turunnya penjualan

23
bahkan turunnya citra merek18.

2.1.2 Distribusi

Dalam penelitian ini banyak para ahli yang mendefenisikan tentang distribusi.

Menurut (Tjiptono, 2016, p. 187) distribusi adalah rute atau rangkaian perantara,

baik yang dikelola pemasaran maupun independen, dalam menyampaikan barang dari

dari produsen kepada konsumen19. Menurut (Kotler & Amstrong, 2016, p. 580)

distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang

mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk

menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu20. Menurut (Winardi, 2018, p. 299)

distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu sama lain

dan yang menyalurkan produk-produk kepada pembeli 21. Menurut (Firmansyah,

2018, p. 217) menyatakan bahwa distribusi adalah seperangkat lembaga yang

melakukan semua kegiatan (fungsi) pemindahan barang dari tangan produsen ke

tangan konsumen akhir22.

Dari beberapa definisi menurut para ahli diatas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa distribusi adalah kegiatan-kegiatan pengiriman barang yang

dilakukan oleh suatu organisasi dengan tujuan agar produk yang dihasilkannya dapat

diterima oleh konsumen baik melalui perantara ataupun tidak.

18
Kotler, Marketing for Competitiveness, 235.
19
Tjiptono, Marketing Myths That Are Killing Business, 187.
20
Philip Kotler and Gery Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, 12th ed. (Jakarta: Erlangga, 2016),
580.
21
Winardi, Marketing Dan Prilaku Konsumen (Bandung: Mandar Maju, 2018), 299.
22
Firmansyah, Prilaku Konsumen, 217.

24
2.1.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Distribusi

Menurut (Swastha & Irawan, 2016, p. 299) distribusi yang paling bagus

dapat dilihat dari pertimbangan pasar, pertimbangan produk, pertimbangan situasi dan

kondisi, dan pertimbangan peranta. Berikut ini merupakan penjelasanya :

1. Pertimbangan Pasar

Yang termasuk dalam pertimbangan pasar adalah:

a. Konsumen atau pasar industri, apabila pasarnya berupa pasar industri maka

pengecer jarang atau bahkan tidak pernah digunakan dalam saluran ini.

b. Jumlah pembeli potensial, jika jumlah konsumen relatif kecil maka

perusahaan dapat melakukan penjualan secara langsung.

c. Konsentrasi geografis, jika pasar sasaran terkonsentrasi di satu wilayah

tertentu atau lebih maka penjualan langsung melalui seorang tenaga

penjual.

d. Jumlah pesanan, jika jumlah pesanan kecil maka perusahaan dapat

menggunakan distribusi industri. Namun bila pasarnya monopoli maka

tidak diperlukan perantara penjualan produk. Kedua jenis pasar tersebut

umumnya jarang terdapat dalam kehidupan, kalaupun ada jumlah produsen

yang melayani pasar itu jumlahnya sangat sedikit, yang banyak adalah

pasar monopolistik dan pasar oligopolistik. Untuk kedua jenis pasar itu

diperlukan kecerdasan menilai situasi dan kondisi dalam memilih saluran

distribusi. Bila memang tidak diperlukan penyebaran produk secara meluas

maka mungkin hanya diperlukan satu atau dua pedagang eceran saja.

25
Sebaliknya, bila dikehendaki penyebaran produk secara meluas maka

diperlukan pedagang besar untuk mendistribusikan produk.

2. Pertimbangan Produk

Yang termasuk dalam pertimbangan produk adalah:

a. Nilai unit, apabila nilai unit produk makin rendah maka saluran distribusi

makin panjang. Sedangkan apabila nilai unit produknya relatif tinggi maka

saluran distribusinya pendek.

b. Besar dan berat barang, apabila ongkos angkut terlalu besar dibanding nilai

barangnya merupakan beban yang berat bagi perusahaan, maka sebagian

besar beban tersebut dialihkan kepada perantara.

c. Mudah rusaknya barang, apabila produk yang dijual mudah rusak maka

perusahaan tidak perlu menggunakan perantara dalam saluran

distribusinya.

d. Sifat teknis, produsen atau penyediaan harus mempunyai penjual yang

dapat menerangkan masalah teknis penggunaan dan pemeliharaan serta

memberi service baik sebelum maupun sesudah penjualan.

e. Barang standar dan pesanan, jika barang yang dijual merupakan barang

standar maka perlu diadakan persediaan pada penyalur. Sebaliknya, jika

barang yang dijual berdasarkan pesanan maka penyalur tidak perlu

mengadakan persediaan.

26
3. Pertimbangan Situasi Dan Kondisi Perusahaan

Pasar sasaran dengan geografis tertentu juga memerlukan pertimbangan

perantara saluran distribusi yang sesuai. Apabila produk diniatkan dengan

pasar sasaran dengan daerah geografis tertentu maka perantara distribusi yang

dipilih adalah perantara distribusi yang meliputi daerah geografis tersebut.

4. Pertimbangan Perantara

Dari segi perantara beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah

sebagai berikut:

a. Pelayanan yang diberikan perantara, jika perantara memberikan pelayanan

yang baik maka produsen akan bersedia menggunakannya sebagai

penyalur.

b. Kegunaan perantara, perantara digunakan sebagai penyalur apabila dapat

membawa produk dalam persaingan dan bersedia menjualkan lebih banyak

macam produk perusahaan23.

2.1.2.2 Indikator Distribusi

Menurut (Kotler & Keller, 2016, p. 581) adapun indikator dari distribusi

dapat di ukur menggunakan :

1. Saluran Pemasaran

Adalah kegiatan pemasaran yang saling bergantung dalam proses

mempermudah penyaluran produk dari produsen ke konsumen untuk di

gunakan atau dikonsumsi.


23
Basu Swastha and Irawan, Manajemen Pemasaran Modern (Yogyakarta: Liberty, 2016), 299.

27
2. Cakupan Pemasaran

Adalah jangkauan pemasaran yang mempermudah penyampaian barang dari

produsen kepada konsumen.

3. Lokasi Mudah di Jangkau

Adalah tempat yang mudah diketahui oleh masyarakat, atau mudah terlihat

di masyarakat.

4. Persediaan atau Kelengkapan Produk

Adalah tersedianya sejumlah jenis produk yang ditawarkan untuk dimiliki,

dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen yang dihasilkan oleh suatu

produsen.

5. Transportasi

Adalah perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lainya

dalam waktu tertentu, dengan menggunakan sebuah kendaraan yang

digerakan oleh manusia atau mesin24.

2.1.2.3 Jenis-Jenis Distribusi

Menurut (Firmansyah, 2018, p. 226) terdapat beberapa bentuk saluran

distribusi yang menjadi pilihan perusahaan atau organisasi dalam melakukan aktivitas

perdagangannya.

1. Bentuk-Bentuk Saluran Distribusi Barang Konsumen :

a. Produsen – Konsumen

24
Kotler and Keller, Marketing Management, 581.

28
Merupakan saluran langsung dari produsen menuju ke konsumen sehingga akan

mengurangi resistensi yang mungkin terjadi. Nilai yang di ciptakan oleh

produsen tidak akan bertambah lagi di karenakan barang dan jasa akan

langsung di konsumsi oleh konsumen ahir.

b. Produsen – Pengecer – Konsumen

Tingkat resistensi yang mungkin muncul akan bernilai kecil karna hanya ada

satu pihak sebelum konsumen ahir. Nilai produsen atau jasa di mungkinkan

akan berubah setelah produk atau jasa keluar dari produsen dan di konsumsi

oleh konsumen ahir.

c. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

Tingkat kemungkinan resistensi akan bernilai lebih besar di bandingkan dengan

saluran yang lainya, karna terdapat dua pihak beraktivitas sebelum produk atau

jasa di konsumsi oleh konsumen ahir. Nilai produk atau jasa di mungkinkan

berubah karna jumlah pihak yang beraktivitas sebelum produk atau jasa di

konsumsi oleh konsumen ahir.

d. Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

Saluran ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar dengan cakupan pasar

yang cukup besar (nasional atau internasional). Adapun tingkat resistensi yang

dimungkinkan terjadi akan sangat tinggi di bandingkan ketiga saluran yang

lainya, tetapi nilai juga dimungkinkan berubah karna banyaknya pihak yang

beraktivitas.

29
2. Bentuk – Bentuk Saluran Distribusi Barang Industrial :

a. Produsen – Pemakai Industrial

Saluran distribusi dari produsen ke pemakai industrial ini merupakan saluran

yang paling pendek, dan disebut sebagai saluran distribusi langsung ini dipakai

oleh produsen bila transaksi penjualan kepada pemakai industrial relatif cukup

besar. Saluran disrtribusi semacam ini cocok untuk barang-barang industrial

seperti : lokomotif, kapal, pesawat terbang.

b. Produsen – Distributor Industrial – Pemakai Industrial

Produsen barang-barang jenis ini perlengkapan operasi dan perlengkapan kecil

dapat menggunakan distributor industial untuk mencapai pasarnya. Produsen

lain yang dapat menggunakan distributor industrial sebagai penyalurnya, antara

lain: produsen barang bangunan, produsen alat-alat untuk pembangunan,

produsen alat pendingin udara (AC) dan sebagainya.

c. Produsen – Agen – Pemakai Industrial

Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang tidak

memiliki departemen pemasaran.Juga perusahaan yang ingin memperkenalkan

barang baru atau ingin memasuki daerah pemasaran baru, lebih suka

menggunakan agen.

d. Produsen – Agen Distributor Industrial – Pemakai Industrial

Saluran distributor ini dapat digunakan oleh perusahaan dengan pertimbangan

antara lain bahan unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung.

30
Selain itu, faktor penyimpanan pada saluran perlu dipertimbangkan pula. Dalam

hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanan sangat penting peranannya25.

2.1.2.4 Konsep Distribusi

Menurut (Swastha & Irawan, 2016, p. 15) mengemukakan bahwa “saluran

distribusi pemasaran memegang peranan dalam membantu menyampaikan barang

atau jasa dari pihak produsen ke pihak konsumen”. Dalam hal ini ada tiga jenis

interaksi yang memengaruhi distribusi yaitu:

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan). Apabila keadaannya seperti ini,

maka lokasi akan menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat

dekat dengan konsumen, sehingga mudah dijangkau dengan kata lain harus

strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen. Dalam hal ini, lokasi distribusi tidak terlalu

penting tetapi yang harus diperhatikan adalah pelayanan yang diberikan harus

tetap berkualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung. Ini berarti service

provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon,

computer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama

komunikasi antara kedua belah pihak dapat terlaksana26.

25
Firmansyah, Prilaku Konsumen, 226.
26
Swastha and Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, 15.

31
2.1.2.5 Fungsi Dan Tujuan Distribusi

Menurut (Swastha & Irawan, 2016, p. 38) menjelaskan bahwa fungsi dan

tujuan dari distribusi adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Saluran Distribusi

Perlu diketahui bahwa saluran distribusi memiliki fungsi tertentu. Fungsi-

fungsi tersebut menunjukan betapa pentingnya strategi distribusi bagi

perusahaan. Adapun fungsi saluran distribusi adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Transaksi

Fungsi transaksi adalah fungsi yang meliputi bagaimana petani

menghubungkan dan mengkomunikasikan produknya dengan calon

pelanggan atau pemakai industri. Fungsi ini membuat mereka sadar

terhadap produk yang di tawarkan serta menjelelaskan kelebihan serta

manfaat mutu produk tersebut.

b. Fungsi Logistik.

Fungsi logistik merupakan fungsi yang meliputi pengangkutan dan

penyortiran barang, termasuk sebagai tempat penyimpanan, pemeliharaan

dan melindungi barang. Fungsi ini penting agar barang yang di angkut

tiba tepat waktu dan tidak rusak atau cepat busuk.

c. Fungsi Fasilitas

Fungsi fasilitas meliputi penelitian pembiayaan. Yakni mengumpulkan

informasi tentang jumlah anggota saluran dan pelanggan lainnya.

Pembiayaan adalah untuk memastikan bahwa anggota saluran tersebut

32
mempunyai uang yang cukup guna memudahkan aliran barang melalui

saluran distribusi sampai ke konsumenan akhir.

2. .Tujuan Saluran Distribusi

Adapun yang menjadi tujuan distribusi adalah sebagai berikut:

a. Menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

b. Mempercepat sampainya hasil produksi ketangan konsumen.

c. Tercapainya pemerataan produksi.

d. Menjaga kontinuitas produksi.

e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

f. Meningkatkan nilai guna barang dan jasa27.

2.1.3 Promosi

Dalam penelitian ini banyak para ahli yang mendefenisikan tentang promosi.

Menurut (Kotler & Amstrong, 2016, p. 579) member pengertian bahwa promosi

merupakan fungsi pemberitahuan, pembujukan, dan pengambilan keputusan

konsumen28. Menurut (Tjiptono, 2016, p. 219) menyatakan bahwa pada hakekatnya

promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud komunikasi

pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusahan menyebarkan informasi,

mempengaruhi, membujuk, atau mengigatkan pasar sasaran atas perusahaan dan

produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan

perusahaan yang bersangkutan29. Menurut (Firmansyah, 2018, p. 200) promosi


27
Ibid., 38.
28
Kotler and Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, 579.
29
Tjiptono, Marketing Myths That Are Killing Business, 219.

33
adalah sebagai upaya untuk memperkenalkan produk atau jasa agar bisa dikenal dan

diterima oleh masyarakat30. Sedangkan menurut (Swastha & Irawan, 2016, p. 103)

promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan

pertukaran dalam pemasaran31.

Dari defenisi promosi menurut para ahli diatas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau

menawarkan produk atau jasa dengan tujuan untuk menarik calon konsumen untuk

membeli atau mengkonsumsinya

2.1.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Promosi

Menurut (Shinta, 2016, p. 146) ada empat yang mempengaruhi promosi

yaitu : dana yang tersedia, sifat pemasaran, sifat produk, dan tahap daur hidup

produk.

1. Dana Yang Tersedia

Perusahaan dengan dana yang cukup, dapat membuat promosi yang lebih efektif

dari pada perusahaan dengan dana yang terbatas.

2. sifat Pasar

Sifat pasar yang berpengaruh dalam pelaksanaa promosi antara lain adalah :

a. Luas Pasar Secara Geografis

30
Firmansyah, Prilaku Konsumen, 200.
31
Swastha and Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, 103.

34
Penjualan personal mungkin sudah mencukupi dalam pasaran lokal, namun

dengan meluasnya pasar secara geografis, maka periklanan sudah mulai

dipertimbangkan.

b. Jenis Pelanggan

Strategi promosi dipengaruhi oleh jenis sasaran yang akan dituju oleh

perusahaan, misalnya pemakai industri, pelanggan rumah tangga atau perantara.

c. Konsentrasi Pasar

Semakin sedikit calon pembeli maka semakin efektif penjualan personal di

bandingkan dengan periklanan.

3. Sifat Produk

Diperlukan strategi yang berbeda-beda untuk barang konsumsi dan barang

industry. Sifat produk dipengaruhi oleh beberapa faktor :

a. Bahan baku yang digunakan pada saat produksi

b. Proses pengolahanya

c. Daya tahan barang

d. Cara pemakaian dan pemeliharaan

4. Faktor Bauran Pemasaran

a. Harga yang tinggi sering dianggap konsumen berkorelasi positif dengan kualitas

yang juga tinggi, sehingga penggunaan iklan untuk kasus ini lebih tepat karena

untuk menginformasikan kualitas dari produk-produk yang harganya mahal.

b. Pendistribusian yang dilakukan adalah distribusi langsung maka menggunakan

personal selling, sedangkan untuk distribusi tidak langsung maka yang

35
dibutuhkan adalah iklan karena armada penjualan yang dipakai jumlahnya

terbatas32.

2.1.3.2 Indikator dari Promosi

Menurut (Kotler & Keller, 2016, p. 579) adapun indikator yang di gunakan

didalam promosi adalah sebagai berikut :

1. Periklanan (Advertising)

Yaitu semua bentuk presentasi dan promosi non personal yang dibayar oleh

sponsor untuk mempresentasikan gagasan, barang atau jasa. Periklanan

dianggap sebagai manajemen citra yang bertujuan menciptakan dan memelihara

cipta dan makna dalam benak konsumen. Bentuk promosi yang digunakan

mencakup broadcast, print, internet, outdoor, dan bentuk lainnya.

2. Hubungan Masyarakat (Public relations)

Yaitu membangun hubungan yang baik dengan berbagai publik perusahaan

supaya memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra

perusahaan yang bagus, dan menangani atau meluruskan rumor, cerita, serta

event yang tidak menguntungkan. Bentuk promosi yang digunakan mencakup

press releases, sponsorships, special events, dan web pages.

3. Tenaga Penjual (Sales Person)

Adalah sekelompok orang yang berhadapan langsung dengan pelanggan,

memberikan segala infomasi yang dimiliki oleh suatu produk untuk

32
Agustina Shinta, Manajemen Pemasaran (Malang,Jawa Timur: Universitas Brawijaya Press (UB
Press), 2016), 146.

36
meyakinkan konsumen untuk sehingga memperhatikan, tertarik, timbul ke

inginan dan membuat keputusan untuk melakukan pembelian.

4. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Adalah salah satu metode penjualan yang menggunakan media pemasaran

langsung tanpa adanya pihak yang menjadi perantara pemasaran dalam kegiatan

transaksi jual beli dan tawar menawar suatu produk atau jasa yang di

tawarkan33.

2.1.3.3 Jenis-Jenis Promosi

Lima sarana promosi utama menurut (Kotler & Amstrong, 2016, p. 580)

adalah sebagai berikut :

1. Periklanan (advertising)

Semua bentuk terbayar presentasi non pribadi dan promosi ide, barang, atau

jasa dengan sponsor tertentu. Menurut (Kotler & Amstrong, 2016, p. 580)

tujuan periklanan adalah tugas komunikasi tertentu yang dicapai dengan

pemirsa sasaran tertentu selama periode waktu tertentu. Tujuan dari

periklanan itu sendiri bisa digolongkan berdasarkan tujuan utama yaitu untuk

menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan. Periklanan yang

informatif yaitu periklanan sering digunakan ketika perusahaan mencoba

untuk memperkenalkan kategori produk baru. Dalam hal ini, tujuannya adalah

membangun permintaan utama. Beberapa periklanan persuasi atau periklanan

yang membujuk menjadi periklanan yang komparatif, di mana perusahaan


33
Kotler and Keller, Marketing Management, 579.

37
secara langsung atau tidak langsung membandingkan mereknya dengan

competitor. Dan yang terakhir, periklanan pengingat penting bagi produk yang

dewasa. Periklanan pengingat membantu memelihara hubungan pelanggan

dan membuat konsumen terus memikirkan produk tersebut34.

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk

atau jasa. Menurut (Kotler & Amstrong, 2016, p. 580) banyak sarana yang

dapat digunakan untuk mencapai tujuan promosi penjualan, yaitu :

a. Alat promosi konsumen meliputi sampel produk, kupon, pengembalian

tunai, harga khusus, premi, barang khusus iklan, undian, serta permainan.

b. Alat promosi dagang Membujuk penjual perantara untuk menjual merek,

memberikan ruang rak, mempromosikan merek itu dalam iklan, dan pada

akhirnya menawarkannya kepada konsumen. Beberapa alat promosi

dagang yang biasanya digunakan oleh produsen adalah kontes, diskon

langsung dari harga resmi, barang-barang gratis yang berupa kemasan

ekstra yang ditujukan kepada penjual perantara yang membeli kuantitas

tertentu.

c. Alat promosi bisnis alat promosi penjualan yang digunakan untuk

menghasilkan arahan bisnis, mendorong pembelian, menghargai

pelanggan, dan memotivasi wiraniaga. Di sini perusahaan memfokuskan

diri pada dua alat tambahan promosi bisnis utama yaitu konvensi dan
34
Ibid.580

38
pameran dagang. Perusahaan yang menjual produk mereka

memperlihatkan produk mereka di pameran dagang35.

3. Hubungan Masyarakat (Public Relations)

Membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan

publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan

menangani atau menghadapi rumor, berita, dan kejadian yang tidak

menyenangkan. Menurut (Kotler & Amstrong, 2016, p. 580) departemen

hubungan masyarakat bisa melaksanakan satu atau semua fungsi berikut:

a. Hubungan Pers

Menciptakan dan menempatkan informasi berharga di media berita untuk

menarik perhatian pada seseorang, produk atau jasa.

b. Publisitas Produk

Adalah mempublikasikan produk tertentu kepada konsumen.

c. Kegiatan Masyarakat

Adalah membangun dan mempertahankan hubungan nasional dan

komunitas lokal.

d. Melobi

Adalah membangun dan mempertahankan hubungan dengan pembuat

peraturan.

e. Hubungan Investor

35
Ibid.580

39
Adalah mempertahankan hubungan dengan pemegang saham dan pihak

lainnya dalam komunitas keuangan.

f. Pengembangan

Hubungan masyarakat dengan donor atau anggota organisasi untuk

mendapatkan dukungan financial36.

4. Penjualan Personal (Personal Selling)

Presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan menghasilkan

penjualan dan membangun hubungan pelanggan. Menurut (Kotler &

Amstrong, 2016, p. 580) penjualan personal adalah salah satu profesi yang

paling tua di dunia. Orang-orang yang melakukan penjualan mendapat banyak

sebutan yaitu wiraniaga, manajer distrik, account executive, agen, konsultan

penjualan. Banyak perusahaan menggunakan penjualan personal karena dapat

berfungsi sebagai jembatan antara perusahaan dan pelanggannya. Dalam

banyak kasus, penjualan personal mewakili duamajikan yaitu penjual dan

pembeli37.

5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara

cermat untuk memperoleh respons segera dan membangun hubungan

pelanggan yang langgeng, penggunaan surat langsung, telepon, televise

respons langsung, e-mail, Internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi

36
bid.580
37
Ibid.580

40
secara langsung dengan konsumen tertentu. Menurut (Kotler & Amstrong,

2016, p. 580) terdapat dua manfaat dari pemasaran langsung baik dari pihak

pembeli maupun pihak penjual. Bagi pembeli, pemasaran langsung bersifat

menyenangkan, mudah dan pribadi. Pembeli bisnis bisa belajar mengenai

produk dan jasa tanpa terikat waktu dengan wiraniaga. Pemasaran langsung

bersifat interaktif dan segera, dimana pembeli dapat berinteraksi dengan

penjual melalui telepon atau di situs web penjual untuk menciptakan informasi

yang tepat. Bagi penjual, pemasaran langsung merupakan sarana yang kuat

untuk membangun hubungan pelanggan. Dengan menggunakan data base

pemasaran, pemasar mampu untuk menargetkan kelompok individual kecil

dan mempromosikan produk mereka secara pribadi. Selain itu pemasaran

langsung juga menawarkan alternative biaya yang rendah, efisien dan cepat

untuk menjangkau pasar dari penjual38.

2.1.3.4 Strategi Promosi

Dalam mewujudkan tujuan-tujuan promosi perlu dilakukan pemilihan strategi

promosi secara tepat. Hal ini karena tidak semua strategi promosi cocok untuk suatu

produk. Apabila terjadi kesalahan dalam memilih strategi promosi maka tentu saja

akan mengakibatkan terjadinya pemborosan. Guna memberi kerangka pemikiran

dalam memilih strategi promosi yang efektif ini. Menurut (Firmansyah, 2020, p.

281) merekomendasikan beberapa strategi promosi yang dapat digunakan, antara lain

:
38
Kotler and Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, 580

41
1. Strategi Defensive (Bertahan)

Merupakan langkah yang dilakukan dengan strategi promosi yang sifatnya

hanya sekedar agar konsumen tidak lupa akan merek suatu produk atau

berpaling ke merek lain. Startegi ini akan lebih efektif jika digunakan oleh

perusahaan yang telah memiliki market share dan market grow diyakini masih

tinggi.

2. Startegi Attack (Ekspansi)

Merupakan strategi yang dilakukan guna memperoleh atau merebut pangsa

pasar yang lebih besar lagi. Strategi ini lebih efektif lagi digunakan bila market

share masih rendah namun potensi market grow diyakini masih tinggi.

3. Strategi Develop (Berkembang)

Umumnya digunakan oleh produk yang telah memiliki pangsa pasar yang lebih

relative tinggi namun dengan tingkat pertumbuhan yang sangat lambat39.

2.1.3.5 Fungsi dan Tujuan Promosi

1. Fungsi Promosi

Menurut (Shimp, 2016, p. 7) promosi memiliki fungsi – fungsi seperti berikut

ini :

a. Memberikan Informasi (Informing)

Promosi membuat konsumen sadar akan produk- produk baru, mendidik

mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi

39
Anang Firmansyah, Komunikasi Pemasaran, ed. Tim Qiara Media (Surabaya: Qiara Media, 2020),
281.

42
penciptaan citra sebuah perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa.

Promosi menampilkan pesan informasi bernilai lainnya, baik untuk merek

yang diiklankan maupun konsumennya, dengan dengan mengajarkan

manfaat- manfaat baru dari merek yang telah ada.

b. Membujuk (Persuading)

Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi pelanggan

untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan. Terkadang persuasi

berbentuk mempengaruhi permintaan primer, yakni untuk menciptakan

permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering, promosi

berupaya untuk membangun permintaan sekunder, permintaan bagi merek

perusahaan yang spresifik.

c. Mengingatkan (Reminding)

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para

konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk

dan jasa yang di iklankan, dampak promosi di masa lalu memungkinkan

merek pengiklan hadir di benak konsumen. Periklanan akan lebih jauh di

demonstrasikan untuk mempengaruhi pengalihan merek dengan cara

mengingatkan para konsumen yang di akhir - akhir ini belum membeli

merek yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang

menguntungkan.

43
d. Menambah Nila (Adding Value)

Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa membeli nilai

tambah bagi penawaran mereka, inovasi, penyempurnaan, kualitas, atau

mengubah persepsi konsumen. Ketiga komponen nilai tambah tersebut

benar-benar independen. Promosi yang efektif menyebabkan merek

dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi dan bisa lebih

unggul40.

2. Tujuan Dari Promosi

Menurut (Tjiptono, 2016, p. 225) tujuan utama promosi adalah

menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk, serta mengingatkan

pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci

ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Menginformasikan (informing) dapat berupa:

i. Menginformasikan pasar mengenai keberadaaan suatu produk baru.

ii. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk.

iii. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.

iv. Menjelaskan cara kerja suatu produk.

v. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan.

vi. Meluruskan kesan yang keliru.

vii. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli.

viii. Membangun citra perusahaan.


40
Terence A. Shimp, Periklanan Dan Promosi, ed. Nurcahyo Mshanani (Jakarta: Erlangga, 2016), 7.

44
b. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk:

i. Membentuk pilihan merek.

ii. Mengalihkan pilihan merek tertentu.

iii. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.

iv. Mendorong pembeli untuk berbelanja saat itu juga.

v. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan waraniaga

(salesman).

c. Mengingatkan (reminding) dapat terdiri atas:

i. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan

dalam waktu dekat.

ii. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk

perusahaan41.

2.1.4 Citra Merek

Dalam penelitian ini banyak para ahli yang mendefenisikan tentang citra

merek. Menurut (Tjiptono, 2016, p. 49) citra merek adalah deskripsi asosiasi dan

keyaninan konsumen terhadap merek tertentu. Citra merek (Brand Image) adalah

pengamatan dan kepercayaan konsumen, seperti yang dicerminkan di asosiasi atau di

ingatan konsumen42. Sedangkan menurut menurut (Kotler & Keller, 2016, p. 62)

citra merek adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari

asosiasi yang ada dalam pikiran konsumen43. Sedangkan menurut (Shimp, 2016, p.

41
Tjiptono, Marketing Myths That Are Killing Business, 225.
42
Ibid.49
43
Kotler and Keller, Marketing Management, 62.

45
56) citra merek adalah sejenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika

mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut bisa berupa ingatan mengenai

merek tersebut. Bisa berupa karakternya, ciri-ciri, kekuatan bahkan kelemahan merek

tersebut44. Menurut (Kotler, 2016, p. 92) mendefinisikan citra sebagai seperangkat

keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek. Kotler juga

mengungkapkan bahwa sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu obyek sangat

dikondisikan oleh citra obyek tersebut45.

Dari defenisi citra merek menurut para ahli diatas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa citra merek adalah suatu persepsi yang timbul dibenak para

konsumen pada saat mengingat suatu merek atau brand dari suatu produk tertentu.

2.1.4.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Merek

Menurut David A.Aker dalam (Rangkuti, 2016, p. 45) citra merek terdiri dari

dua faktor utama yaitu :

1. Faktor Fisik, merupakan karakteristik fisik dari merek tersebut, seperti

desain, kemasan, logo, nama merek, fungsi, dan kegunaan produk dari

merek itu.

2. Faktor Psikologis, dibentuk oleh emosi, kepercayaan, nilai dan

kepribadian yang dianggap oleh konsumen dapat menggambarkan produk

dari merek tersebut. Citra merek sangat erat kaitannya dengan apa yang

orang pikirkan, rasakan terhadap suatu merek tertentu, sehingga dalam

44
Shimp, Periklanan Dan Promosi, 56.
45
Kotler, Marketing for Competitiveness, 92.

46
citra merek faktor psikologis lebih banyak berperan dibandingkan faktor

fisik merek tertentu46.

2.1.4.2 Indikator Citra Merek

Menurut (Ogi Sulistina, 2016, p. 33) citra merek dapat diukur dari tiga

komponen, yaitu sebagai berikut :

1. Citra Pembuat (corporate image)

Citra Pembuat sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen

terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau atau jasa.

2. Citra Pemakai (User Image)

Citra pemakai adalah sekumpulan asosiasi yang di persepsikan konsumen

terhadap pemakai yang menggunakan barang atau jasa, meliputi pemakai

itu sendiri, gaya hidup atau kepribadian dan status sosial.

3. Citra Produk (Produck Image)

Citra produk adalah sekumpulan asosiasi yang di persepsikan konsumen

terhadap suatu produk, yang meliputi atribut produk, manfaat bagi

konsumen, penggunanya serta jaminan47.

2.1.4.3 Karakteristik Citra Merek

46
Freddy Rangkuti, Analisis Swot : Teknik Membeda Kasus Bisnis (Jakarta: Gramedia Utama Pustaka,
2016), 45.
47
Ogi Sulistina, Prilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016), 33.

47
Menurut (Stanton, 2016, p. 185) sebuah merek harus memiliki karakteristik-

karakteristik sebagai berikut :

1. Mengingatkan sesuatu tentang karakteristik produk.

2. Mudah dieja, dibaca dan diingat. Sederhana, pendek dan nama satu suku

kata.

3. Mempunyai ciri khas tersendiri.

4. Bisa diadaptasi oleh produk-produk baru yang mungkin ditambahkan di

lini produk.

5. Bisa didaftarkan dan dilindungi hak paten48.

2.1.4.4 Manfaat Citra Merek

Menurut (Ogi Sulistina, 2016, p. 108) ada beberapa manfaat dari citra merek,

yaitu :

1. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih

memungkinkan untuk melakukan pembelian.

2. Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan

citra positif yang telah terbentuk terhadap merek produk lama.

3. Kebijakan family branding dan leverage branding dapat dilakukan jika

citra merek produk yang telah ada positif49.

2.2.Peninjauan Penelitian Terdahulu

48
William J. Stanton, Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2016), 185.
49
Ogi Sulistina, Prilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran, 108.

48
Untuk mengadakan penelitian, tidak terlepas dari penelitian yang dilakukan

oleh peneliti terdahulu dengan tujuan untuk memperkuat hasil dari penelitian yang

sedang dilakukan, selain itu juga bertujuan untuk membandingkan dengan penelitian

yang dilakukan sebelumnya. Berikut ringkasan hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

N Penelit Variabel Hasil Nama


Judul Persamaan perbedaan
o. i Penelitian Penelitian Jurnal

1 (Nur Pengaruh Variable Terdapat jurnal variable variable


Aulia kualitas independe pengaruh penelitian intervenin independ
Agust produk, nt : secara iptex,vol.3 g citra ent
ina, citra kualitas positif dan .ISSN : merek dan kualitas
Seno merek produk signifikan ISSN:2528 variable produk,h
Sumo dan (X1), citra antara -0570 dependent arga dan
wo, harga merek variable keputusan objek
2018) terhadap (X2), kualitas pembelian penelitia
keputusa harga produk,citr n
n (X3). a merek
pembelia Variable dan harga
n (studi intervenin terhadap
kasus g : citra keputusan
konsume merek pembelian
n roti Variable (studi
Aloha dependent kasus
Perumah : konsumen
an Keputusan roti Aloha
Gunung Pembelian Perumaha
Kidul (Y) n Gunung
Kabupate Kidul
n Kabupaten

49
Jember) Jember

2 (Ahm Pengaruh Variable Pengaruh Jurnal Variable Variable


ad & produk, independe secara Sustainabl independe independ
Gusna harga, nt : positif dan e Tourism nt promosi ent
di, lokasi, signifikan Industry dan produk,
2018) dan Produk(X1 antara for variable harga,
promosi ), harga produk, Economic dependent lokasi
terhadap (X2), harga, Developm keputusan dan
keputusa lokasi(X3 lokasi, dan ent,vol 20, pembelian objek
n Variable promosi ISSN : penelitia
pembelia dependent terhadap 2622-7436 n
n produk : keputusan
pastry keputusan pembelian
bakery pembelian produk
(study (Y) pastry
kasus bakery
pada (study
Toko kasus pada
Havana Toko
Bandung Havana
) Bandung)

3 (Angg Pengaruh Variable Pengaruh Jurnal Variable Variable


ara, kualitas independe positif dan ekonomi independe independ
Raras produk, nt : signifikan bisnis, vol nt promosi ent
Tri, harga, kualitas antara 03, ISSN : dan kesadara
Burha promosi produk kualitas 5336-6224 distribusi n kualitas
nudin, dan (X1), produk, variable produk,
Aryati distribusi harga harga, dependent harga
, terhadap (X2), promosi keputusan dan
2018) keputusa promosi dan pembelian objek
n (X3), distribusi penelitia
pembelia distribusi terhadap n
n roti (X4) keputusan
Amalia variable pembelian
Cake & dependent roti

50
Bakery : Amalia
Surakarta keputusan Cake &
pembelian Bakery
(Y) Surakarta

4 Jurnal
(Mari Pengaruh Variable Terdapat Variable Variable
pundi vol
a kualitas independe pengaruh 04, ISSN : intervenin independ
Magd produk nt : positif dan 2667-5112 g citra ent
alena, dan citra kualitas signifikan merek, dan kualitas
2020) merek produk antara variable produk
terhadap (X1), citra kualitas dependent dan
keputusa merek produk keputusan objek
n (X2),Varia dan citra pembelian penelitia
pembelia ble merek n
n pada dependent terhadap
roti cv. : keputusan
Rima keputusan pembelian
Bakery pembelian pada roti
di Kota (Y) cv. Rima
Padang Bakery di
Kota
Padang

5 (Yulia Analisis Variable Terdapat Jurnal Variable Variable


ningsi pengaruh independe pengaruh ekonomi independe independ
h, promosi, nt : secara bisnis, nt promosi ent
2018) lokasi, Promosi positif dan vol.02 lokasi,
harga, (X1), signifikan ISSN No: Variable harga,
dan lokasi antara 2452-5462 dependent kualitas
kualitas (X2), promosi, keputusan pelayana
pelayana harga lokasi, pembelian n
n (X3), harga, dan kualitas
terhadap kualitas kualitas dan
keputusa pelayanan pelayanan objek
n (X4) terhadap penelitia
pembelia Variable keputusan n
n pada dependent pembelian

51
roti : pada roti
Bakar 88 keputusan Bakar 88
Tangeran pembelian Tangerang
g (Y)

6 (Jaya Pengaruh Variable Pengaruh Jurnal Variable Variable


Ricar promosi, independe secara mandiri, independe independ
do kuaitas nt : positif dan vol,02 nt promosi ent
Sitoru produk promosi signifikan ISSN variable kualitas
s, dan (X1), antara 2630-6778 dependent produk
2020) kemasan kualitas promosi, keputusan dan
terhadap produk kualitas pembelian kemasan
keputusa (X2), dan produk, , dan
n kemasan dan objek
pembelia kemasan penelitia
n pada Variable terhadap n
Holland dependent keputusan
Bakery : pembelian
di Batam keputusan pada
pembelian Holland
(Y) Bakery di
Batam

7 (Noer Pengaruh Variable Terdapat Jurnal Variable Variable


Cahy kualitas independe pengaruh administra independe independ
o produk ,p nt : positif dan si bisnis, nt ent
Santo romosi kualitas signifikan vol 05, promosi, kualitas
so, dan produk antara ISSN : dan produk,lo
2018) lokasi (X1), kualitas 5442-7884 keputusan kasi dan
terhadap promosi produk,pro pembelian objek
keputusa (X2), mosi dan penelitia
n lokasi lokasi n
pembelia (X3), terhadap
n (studi keputusan
pada Variable pembelian
pembeli dependent (studi pada
roti Boy : pembeli

52
di Mall keputusan roti Boy di
Kota pembelian mall kota
Semaran (Y) Semarang)
g)

8 (Meli Pengaruh Variable Terdapat Jurnal Variable Variable


nda & kualitas Independe pengaruh aplikasi independe independ
Nurtja layanan nt : signifikan bisnis,vol. nt promosi ent
hjani, dan citra kualitas antara 04, ISSN : dan kualitas
2017) merek layanan kualitas 2407-3741 variable layanan
terhadap (X1),citra layanan dependent dan
keputusa merek dan citra keputusan objek
n (X2), merek pembelian penelitia
pembelia variable terhadap n
n di citra dependent keputusan
Kendede : pembelian
s Cake keputusan di citra
and pembelian Kendedes
Bakery (Y) Cake and
cabang Bakery
Suekarno cabang
Malang Suekarno
Malang

9 (Rah Pengaruh Variable Hasil Jurnal Variable Variable


mawa brand independe penelitian ilmu intervenin independ
ty, image,ku nt : brand menunjuka manajeme g brand ent
2016) alitas image n bahwa n vol. 10. image, kualitas
produk, (X1),kualitTerdapat ISSN : variable produk,
harga as produk pengaruh 2540-8399 dependent harga
terhadap (X2), dan positif dan keputusan dan
keputusa harga (X3) signifikan pembelian objek
n antara penelitia
pembelia Variable kualitas n
n independe produk
konsume nt : dan harga

53
n Sari keputusan terhadap
Roti pembelian keputusan
(Y) pembelian,
sedangkan
brand
image
tidak
memberik
an
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen
Sari Roti

10 (Rang Analisis Variable Terdapat Jurnal Variable Variable


ga produk, independe pengaruh edunomika intervenin independ
Indra brand nt : produk positif dan , vol. 03, g brand ent
Fadill image, (X1), signifikan ISSN image dan produk,
a, Ida dan brand antara 1775-2886 variable packagin
Aryati packagin image produk,bra independe g dan
DPW, g (X2), nd image, nt objek
2019) terhadap packaging dan keputusan penelitia
keputusa (X3), packaging pembelian n
n terhadap
pembelia Variable keputusan
n dependent pembelian
konsume : konsumen
n Toko keputusan Toko Roti
Roti pembelian Wonder
Wonder (Y) Bakery di
Bakery Surakarta
di
Surakarta

54
2.3 Kerangka Fikir

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 88) kerangka pikir merupakan model konseptual

tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan

sebagai masalah yang penting50. Sedangkan menurut Suriyasumantri dan (Sugiyono,

2016, p. 60) kerangka pikir ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-

gejala yang menjadi objek permasalahan51.

Dari rumusan masalah dan landasan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengaruh distribusi dan promosi sebagai variable bebas terhadap keputusan

pembelian sebagai variable terikat, dan variable intervening citra merek baik secara

parsial maupun secara bersama-sama, sehingga didapatkan sebagai berikut:

A. Pengaruh Distribusi Terhadap Citra Merek

Distribusi adalah penghubung antara jaringan supplier ke pelanggan atau

perantara antara bisnis dan perusahaan untuk menyalurkan produk atau jasa

layanan ke pelanggan. Penelitian yang dilakukan oleh (Widodo, 2018) di Reza

Bakery. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi berpengaruh signifikan

terhadap citra merek52.

B. Pengaruh Promosi Terhadap Citra Merek

50
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis (Bandung: ALFABETA, 2016), 88.
51
Ibid., 60.
52
Widodo, “Pengaruh Bauran Pemasaran Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian
Roti Di Reza Bakery,” Business and Management 2, no. 1 (2018): 16–20.

55
Citra merek adalah kesan yang timbul dalam diri seseorang sebagai hasil dari

pemehaman yang terbentuk dari pengetahuan dan pengalamanya dalam

memandang atau menilai sebuah organisasi perusahaan. Penelitian yang

dilakukan oleh (Rini, 2017). Penelitian yang dilakukan di Raja Bakery. Hasil

penelitian menunjukan bahwa promosi berpengaruh signifikan terhadap citra

merek53.

C. Pengaruh Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah tindakan yang di lakukan oleh konsumen untuk

mau membeli atau tidak terhadap produk tersebut. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh (Ayuningtias, 2016). Penelitian yang dilakukan pada Sari Roti.

Dimana hasil penelitianya menunjukan bahwa distribusi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap keputusan pembelian54.

D. Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

Promosi adalah pelaksanaan komunikasi yang digunakan oleh perusahaan

untuk menyampaikan pesan dan informasi agar terjadi pertukaran antara

pembeli dan penjual. Penelitian yang dilakukan oleh (Widjayanti, 2016)

dalam penelitianya yang dilakukan pada Holland Bakery di Palembang, hasil

53
Rini, “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, Dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian,” Journal Of Social And Politic Tahun, no. c (2017).
54
Ayuningtias, “Pengaruh Strategi Marketing Mix (Produk, Harga, Promosi Dan Distribusi) Terhadap
Keputusan Pembelian Sari Roti,” Balance 12, no. 2 (2016).

56
penelitianya menyatakan bahwa promosi berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian55.

E. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian sangat menentukan konsumen dalam memilih sebuah

produk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.penelitian yang dilakukan oleh

(Kumalasari, 2017). Penelitianya yang dilakukan pada roti Retterdam di Jawa

Timur. Hasil penelitianya menunjukanTerdapat pengaruh signifikan citra

merek terhadap keputusan pembelian56.

Gambar 1.3
kerangka fikir

H3

Distribusi (X1)
H1 H6
Keputusan
Citra Merek
H6 H5
Pembelian
(Z) (Y)
Promosi (X2)
H2 H7

H4

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 93) Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah


55
Widjayanti, “Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Holland Bakery Di
Palembang,” Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis 2, no. April (2016).
56
Kumalasari, “Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Roti Retterdam Di Jawa
Timur,” Bisnis Dan Iptek 10 (2017): 81–94.

57
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan 57. Berdasarkan tinjauan rumusan

masalah yang ada, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H1 :Diduga terdapatpengaruh positif dan signifikan antara distribusi terhadap citra

merek pada priyangan Bakery di Kota Padang.

H2 :Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara promosi terhadap citra

merek pada Priyangan Bakery di Kota Padang.

H3 :Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara distribusi terhadap

keputusan pembelian pada Priyangan Bakery di Kota Padang.

H4 : Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara promosi terhadap

keputusan pembelian pada Priyangan Bakery di Kota Padang.

H5 :Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara citra merek terhadap

keputusan pembelian pada Priyangan Bakery di Kota Padang.

H6 :Diduga citra merek dapat memediasi pengaruh positif dan signifikan antara

distribusi terhadap keputusan pembelian pada Priyangan Bakery di Kota

Padang.

57
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, 93.

58
H7 :Diduga citra merek dapat memediasi pengaruh positif dan signifikan antara

promosi terhadap keputusan pembelian pada Priyangan Bakery di Kota

Padang.

59
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 lokasi Penelitian

Objek penelitian dilakukan di tempat pabrik roti Priyangan Bakery yang

berlokasi di Jalan Parak Karakah No.5 C, Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah,

Kecamatan Padang Timur, Kota Padang

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan kausal,

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 30) Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih

(independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variable

satu dengan variable yang lain58. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2016, p. 37)

Penelitian Kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variable

yaitu variable independent (mempengaruhi) dan variable dependent (dipengaruhi)59.

Penelitian deskriptif dan kausal disini dijelaskan dan diberi gambaran tentang

Pengaruh Distribusi dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian dengan Citra merek

Sebagai Variable Intervening pada Priyangan Bakery di Kota Padang.

58
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis (Bandung: ALFABETA, 2016), 30.
59
Ibid., 37.

60
3.3 Pupulasi dan Sample

3.3.1 Pupulasi

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 115) Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempuyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya 60.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah seluruh konsumen yang

pernah membeli roti Priyangan Bakery yang yang belum diketahui jumlah

populasinya.

Menurut Wibosono dalam Ridwan dan Akson dan Akdon, rumus untuk

menghitung sample pada populasi yang tidak di ketahui adalah sebagai berikut :

( z α /2 σ )2
n =
e
keterangan :

n= Jumlah sampel

Z= Tingkat kepercayaan dugaan atau confidence level (1-α)

e= Kesalahan dugaan (sampling eror)

σ = Standar deviasi atau penyimpangan baku

Maka perhitunganya yaitu

(1.96 /0.25)2
n =
0.05

n = 96,04

60
Ibid., 115.

61
3.3.2 Sample

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 116) Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakeristik yang dimiliki oleh populasi61. Sedangkan menurut (Riduwan, 2016, p.

56) Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan

tertentu yang akan diteliti62. Tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak

semua orang akan diteliti melainkan cukup dengan sampel yang mewakili. Oleh

sebab itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif

(mewakili).

3.4 Variabel Penelitian dan Desain Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 58) definisi variable penelitian adalah :

“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”63. variabel yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:

1. Variabel Independen

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 59) Variabel Independen adalah : “Variabel ini

sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa

61
Ibid., 116.
62
Riduwan, Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian (Bandung: ALFABETA, 2016), 56.
63
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, 58.

62
Indonesia sering disebu tsebagai variable bebas. Variabel bebas adalah

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat)64. Variabel

independen dalam peneltian ini adalah :

a. Variabel Independent (X1) : Adalah Distribusi

b. Variabel Independent (X2) : Adalah Promosi

2. Variable dependent

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 59) Variable Dependent adalah variable yang di

pengaruhi atau di kenal juga sebagai variable yang menjadi akibat karna

adanya variable independent65. Variabel independent dalam penelitian ini

adalah :

a. Variabel Dependent (Y) : Adalah Keputusan Pembelian

3. Variabel Intervenig

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 61)“Variabel Intervening adalah variabel yang

secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variable independen dengan

variable dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat

dimati dan diukur66. Variabel ini merupakan penyela/antara yang terletak di

antara variable independen dan variable dependen, sehingga variable

independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya

variable idependen”.Variabel intervening dalam penelitian ini adalah :

64
Ibid., 59.
65
Ibid., 59
66
Ibid., 61

63
a. Variabel Intervening (Z) : Adalah Citra Merek

3.4.2 Definisi Operasional Variable

Operasionalisasi bertujuan untuk menilai sejauh mana variable-variabel suatu

faktor yang verkaitan dengan faktor yang lainya. Definisi operasional variable

memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu variable.

Adapun operasional variable dari masing-masing variable dalam Penelitian ini adalah

sebagai berikut.

No Variabel Defenisi Operasional Indikator Sumber

Variabel

1 Keputusan Berdasarkan pengertian 1. PilihanProduk Kotler dan


Pembelian keputusan menurut para 2.PilihanMerek Keller di
(Y) ahli maka dapat 3.Pilihan Tempat alih
didefenisikan bahwa Penyalur bahasakan
keputusan pembelian 4. Waktu Pembelian oleh
adalah proses dimana Jumlah Pembeli (Tjiptono,
suatu pelanggan atau Kuantitas 2016, p.
memilih atau 5.Jumlah Pembeli atau 184)
menetukan suatu Kuantitas
pilihan produk atau jasa
yang kemudian
melakukan pembelian.

Berdasarkan pengertian 1.Saluran Pemasaran


2 Distribusi (Kotler &
distribusi menurut para 2.Cakupan Pemasaran
(X1) Keller,
ahli maka dapat 3.Lokasi Mudah di
2016, p.
didefenisikan distribusi

64
adalah kegiatan- Jangkau 581)
kegiatan pengiriman 4. Persediaan atau
barang yang dilakukan Kelengkapan
oleh suatu organisasi Produk
dengan tujuan agar 5. Transportasi
produk yang dihasilkan
dapat diterima oleh
konsumen baik melalui
perantara atau tidak.

3 Promosi Berdasarkan pengertian 1. Periklanan (Kotler &


(X2) promosi menurut para Advertising Keller,
ahli, maka dapat 2. Hubungan 2016, p.
didefenisikan promosi Masyarakat (Public 579)
adalah upaya untuk relations)
memberitahukan atau 3. Tenaga Penjual
menawarkan produk (Sales Person)
atau jasa dengan tujuan 4. Pemasaran
untuk menarik calon Langsung (Direct
konsumen untuk Marketing)
membeli atau
mengkonsumsinya.

4 Citra Berdasarkan pengertian 1. Citra Pembuat (Ogi


Merek (Z) citra merek menurut 2. Citra Pemakai Sulistina,
para ahli, maka dapat 3. Citra Produk 2016, p. 33)

65
didefenisikan citra
merek adalah suatu
persepsi yang timbul di
benak para konsumen
pada saat mengingat
suatu merek dari suatu
produk tertentu.

3.5 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Sumber Data

1. Data Primer

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 185) Data Primer adalah data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data67. Dalam menyusun penelitian ini, data

primer yang digunakan melalui observasi, wawancara, kusioner ataupun pengukuran

terhadap subjek peneletian.

2. Data Sekunder

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 193) Data Sekunder adalah sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

lewat dokumen68. Data ini diperoleh dari berbagai literatur,majalah dan informasi

pendukung dari berbagai sumber seperti internet dan artikel-artikel yang berhubungan

dengan penelitian yang akan dilakukan ini.

67
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, 185.
68
Ibid., 193.

66
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan

dengan mengumpulkan data yang bersumber dari berbagai literatur yang

berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2. Penelitian lapangan(Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

langsung melakukan pengumpulan data di perusahaan, seperti berikut:

A. Wawancara (interview)

Yaitu melakukan wawancara secara langsung dengan pihak atau bagian

yang terkait dengan objek observasi di pabrik roti Priyangan Bakery yang

berlokasi diJalan Parak Karakah No.5 C, Kelurahan Kubu Dalam Parak

Karakah, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang

B. Kuesioner

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 199) Kuisioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya69.

Dalam penelitian ini angket akan digunakan sebagai alat untuk memperoleh

69
Ibid., 199.

67
data primer, yaitu data yang berkaitan dengan hubungan distribusi dan

promosi terhadap keputusan pembelian dengan citra mereksebagai variable

intervening pada Priyangan Bakery di Kota Padang. Metode angket digunakan

karena dianggap lebih praktis dan dapat dibagikan secara serentak kepada

responden, selain itu instrumen atau angket dapat dijawab oleh responden

menurut kecepatannya masing masing responden yang diberi pertayaan yang

sama.

C. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan kunjungan dan

pengamatan secara langsung di tempat penelitian dilakukan di tempat pabrik

roti Priyangan Bakery yang berlokasi di Jalan ParakKarakah No.5 C,

Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah, Kecamatan Padang Timur, Kota

Padang.

3.6 Instrumen Penelitian

Dalam Melakukan Instrumen Penelitian digunakan Skala Likert. Menurut

(Sugiyono, 2016, p. 132) Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial70. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan ataupun pertanyaan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradiasi
70
Ibid., 132.

68
dari sangat positif sampai sangat negatif. Skala likert dalam penelitian ini terdiri atas

lima skala dimana masing-masing penilaiannya sebagai berikut:

Tabel 3.2
Instrument Penelitian
Pernyataan Bobot

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : skala likert

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 140) Instrument Penelitian terdapat dua hal

utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu kualitas instrument

penelitian dan kualitas pengumpulan data71. penelitian ini perlu menggunakan teknik

pengumpulan data yang tepat, karena teknik data merupakan langkah yang paling

utama dalam penelitian dan tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data.

Table 3.3

Kisi-kisi instrument penelitian

No
No Variabel Indikator Item
Pertanyaan
1 Keputusan 1.Pilihan produk 1,2 2
pembelian 2.Pilih Merek 3,4 2
(Y)
71
Ibid., 140.

69
3.Pilihan TempatPenyalur 5,6 2
4. Waktu Pembelian 7,8 2
5. Jumlah Pembeli atau 9,10 2
Kuantitas
2 Distribusi 1.Saluran Pemasaran 1,2 2
(X1) 2.Cakupan Pemasaran 3,4 2
3.Lokasi Mudah di Jangkau 5,6 2
4.Persediaan atau 7,8 2
Kelengkapan Produk 9,10 2
5.Transportasi

3 Promosi (X2) 1. Periklanan (Advertising) 1,2,3 3


2. Hubungan Masyarakat 4,5 2

(Public Relations)
3. Tenaga Penjual (Personal 6,7,8 3

Person) 9,10 2

4. Pemasaran Langsung
(Direct Marketing)

4 1. Citra Pembuat 1,2,3, 3


Citra
2. Citra Pemakai 4,5,6 3
Merek(Z)
3. Citra Produk
7,8,9,10 4

3.6.1 Analisa Validitas dan Relibilitas

70
Penelitian memegang peran penting dalam penelitian kuantitatif karena

kualitas data yang digunakan dalam banyak hal ditentukan oleh kualitas instrumen

yang dipergunakan. artinya, data yang bersangkutan dapat mewakili atau

mencerminkan keaadaan sesuatu yang diukur pada diri subjek penelitian dan pemilik

data. untuk itu peneliti harus berfikir bagaimana memperoleh data seakurat mungkin

dari subjek penelitian sehingga data-data itu dapat dipertanggung jawabkan dari pada

berfikir teknik statistik apa yang dipergunakan untuk mengolahnya.

3.6.1.1 Uji Validitas

Uji Validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevaliditasan dan instrumen

kuesioner yang digunakan dalam mengumpulkan data uji validitas ini dilakukan

untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar

mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Adapun perhitungan

korelasi product moment, dengan rumus yang dikemukakan oleh (Arikunto, 2016, p.

99)

n ∑ XY −∑ X ∑ Y
r=
√( ( n ∑ X 2−( X )2 )( n ∑ Y 2−( ∑Y )2 ) )

Dimana:

r = Koefisien korelasi

= Skor masing – masing item

n = Banyaknya sampel

y = Skor total variable

71
XY =Jumlah Skor Perkalian X dan Y

Pengujian validitas dilakukan berdasarkan analisis yaitu mengkorelasikan

skor disetiap item dengan skor variabel (hasil penjumlahan seluruh skor item

pertanyaan) teknik korelasinya memakai Pearson Correlation, dihitung dengan

menggunakan bantuan komputer SPSS 23.0. Item dinyatakan valid apabila memiliki

nilai probabilitas tingkat kesalahan < 5% atau (0,05).

3.6.1.2 Uji Relibilitas

Menunjukan bahwa sebuah instrumen dapat cukup dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Sehingga mampu

mengungkapkan data yang bisa di percaya. Apabila reabilitas yang di peroleh di

konsultasikan dengan r pruduct moment dengan total signifikan 5% instrumen

dikatakan reabilitas jika r hitung < r tabel.

Rumus yang bisa digunakan untuk uji reliabilitas dengan metode Cronbach’s

Alpha, yaitu:

Keterangan :

r11 : Reliabilitas Instrumen

K : Banyaknya Butir Pertanyaan Atau Banyaknya Soal

b2: Jumlah Varians Butir

t2 : Varians Total

72
Uji dilakukan pada taraf signifikan a sebesar 0,05. Instrumen dapat dikatakan

reliabel bila cronbach’s Alpha lebih besar dari r . Namun juga teori lain yang
tabel

menyatakan jika cronbach’s Alpha harus lebih besar dari 0,06 baru dapat dipastikan

bahwa instrument tersebut reliabel.

3.7 Rancangan Analisis Data

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Menurut (Umar, 2016, p. 74) Uji Asumsi klasik adalah persyaratan statistik

yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear sederhana, maupun regresi linear

berganda yang berbasis ordinary least square (OLS)72. Regresi linear OLS adalah

sebuah model regresi linear dengan metode perhitungan kuadrat terkecil atau yang

disebut ordinary least square jika syarat-syarat tersebut dipenuhi semuanya, maka

model regresi linear tersebut dikatakan BLUE.BLUE adalah singkatan dari best linear

unbiased estimation. Analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan

persyaratan asumsi klasik.

3.7.1.1 Uji Normalitas

Menurut (Umar, 2016, p. 75) Uji Normalitas berguna melihat apakah nilai

residual tertribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki

nilai inresidual yang terdestribusi normal73. Model regresi memerlukan normalitas

pada nilai residualnya, bukan pada masing-masing variabel penelitian. Bahwa

72
Husein Umar, Metode Riset Bisnis (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016), 74.
73
Ibid., 75.

73
pengujian dengan metode grafik sering menimbulkan perbedaan persepsi di antara

beberapa pengamat, sehingga penggunaan uji normalitas dengan uji statistik bebas

dari keragu-raguan, meski tidak ada jaminan bahwa dengan uji statistik lebih baik

dari pada pengujian dengan metode grafik.

3.7.1.2 Uji Multikolinearitas

Menurut (Umar, 2016, p. 76) Uji Multikolinearitas berguna untuk melihat

tingkat korelasi di antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear

berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikatnya menjadi terganggu. Oleh

sebab itu perlu dilakukan perubahan-perubahan74. Misalnya dengan menghapus salah

satu variabel, menggabungkan variabel-variabel tersebut dan menambah data

pengamat.

3.7.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Umar, 2016, p. 103) Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu

adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi75. Menurut (Ghozali, 2016, p. 162) pengambilan keputusan untuk uji

heteroskedastisitas adalah jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka

74
Ibid., 76.
75
Ibid., 103.

74
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta

titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heterokedastisitas76.

3.7.2. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 147) Statistik Deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisadata dengancara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi77

3.7.3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan

variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya. Analisis regresi yang

digunakan pada penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda yang terdiri dari

ketepatan Pengaruh distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian melalui

citra merek sebagai variable intervening pada Priyangan Bakery di Kota Padang.

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 339) secara umum regresi berganda dapat dirumuskan

sebagai berikut78 :

Model 1 : Z = b1X1 + b2X2 + e

Model 2 : Y = b1X1 + b2X2 + b3Z + e

76
Imam Ghozali, Desain Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2016),
162.
77
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, 147.
78
Ibid., 339.

75
Keterangan :

Y : Keputusan Pembelian

b1, b2,b3 : Koefisien Regresi

X1 : Distribusi

X2 : Promosi

Z : Citra Merek

e : Standar Error

3.8. Uji Hipotesis

3.8.1 Uji Simultan (UJi F)

Pengujian yang dilakukan ini adalah dengan uji parameter b (uji korelasi)

dengan menggunakan uji F statistik. untuk menguji pengaruh variable bebas secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat digunakan uji F.

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 257) dirumuskan sebagai berikut79:

Rumus f hitung =

Keterangan:

R2 : Koefisien korelasi ganda

k : Jumlah variabel independent

n : Jumlah anggota sampel

Distribusi F ini ditentukan oleh derajat kebebasan pembilang dan penyebut,

yaitu k dan (n-k-1). Untuk uji F, kriteria yang dipakai adalah:

79
bid., 257.

76
- Ho diterima bila Fhitung< Ftabel, artinya variabel independent secara bersama-

sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent.

- Ho ditolak bila Fhitung> Ftabel, artinya variabel independent secara bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 3.1

uji F

O F

Sumber : Sugiyono (2016:228)

Bila diterima, maka diartikan sebagai titik signifikannya suatu pengaruh dari

variabel-variabel independent secara bersama-sama atas suatu variabel dependent dan

penolakan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel

independent secara bersama-sama terhadap suatu variabel independent.

77
3.8.2 Pengujian Parsial (UJi t)

Uji t digunakan untuk menguji apakah secara individu, variabel bebas

mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan terhadap variableterikat.

Rumus :thitung =

Keterangan :

R2 : Koefisien determinasi

r : Koefisien korelasi parsial

N : Jumlah data

K : Jumlah variabel independent

Gambar 3.2

Uji T

Sumber :Sugiyono (2016:228)

Kriteria pengujian yaitu :

a. Jika t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung t ), hal ini menunjukan bahwa variabel
tabel

bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Maka H0

ditolak, H1 dieterima.

78
b. Jika thitung lebih kecil dari t tabel (t hitung t ) hal ini menunjukan bahwa variabel
tabel

bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Maka

H0 diterima, H1 ditolak.

3.8.3 Analisi Jalur (Path Analysis)

Menurut (Ghozali, 2016, p. 249) untuk menguji pengaruh variabel

intervening digunakan analisis jalur (Path Analysis). Analisis jalur merupakan

perluasan dari analisis regresi linier berganda atau analisis jalur adalah penggunaan

analisis regresi untuk menaksir hubungan kualitas antar variable (model casual) yang

telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori80.

Gambar 3.3

Sub Struktur I : X1 dan X2 Terhadap Z

Distribusi(X1)

Citra Merek (Z)

Promosi(X2)

80
Ghozali, Desain Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, 249.

79
Gambar 3.4

Sub Struktur II : X1, X2,dan Z Terhadap Y

Distribusi (X1)

Citra KeputusanPembel
Merek(Z) ian(Y)
Promosi(X2)

3.8.4 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependent. (Ghozali, 2016, p. 97) Nilai

Koefisien Determinasi (R2) adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variabel-variabel

sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independent

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependent81.

BAB IV
81
Ibid., 97.

80
HASIL PENELITIAN

4.1 Profil Priyangan Bakery di Kota Padang

Industri roti ini didirikan oleh Bapak Dedi Kuswara yang berlokasi di Jl.

Parak Karakah No. 5 C (Gang KUD). Industri ini merupakan suatu perusahaan

perorangan yang telah dirintis mulai tahun 1994 dan saat ini memiliki tenaga kerja

berjumlah lebih dari 80 orang dengan kisaran usia antara 18 hingga 45 tahun.

Berdasarkan jumlah tenaga kerja tersebut, kriteria untuk industri Pryangan Bakery

sudah termasuk dalam golongan industri besar. Kapasitas produksi yang bisa

dihasilkan oleh Pryangan Bakery ini rata-rata dalam satu hari adalah 2.740 bungkus

roti per hari. Sehingga rata-rata produksi dalam satu bulan sekitar 82.200 bungkus.

Hasil dari produksi roti ini nantinya akan langsung di distribusikan kepada pedagang,

pengecer seperti warung, swalayan atau minimarket dan juga di distribusikan ke luar

daerah Kota Padang.

Priyangan Bakery memiliki banyak varian roti sehingga pelanggan dapat

memilih jenis roti yang sesuai dengan seleranya. Varian roti yang dimiliki oleh

priyangan bakery yaitu kopi, pandan, vanilla, segitiga, mises jari, keju jari, coklat,

keju susu, vla, keju, dan boneka. roti ini dapat bertahan hingga tujuh hari bila

diletakkan pada tempat yang bersuhu normal. Priyangan Bakery buka dari hari senin

sampai dengan hari minggu, dimulai dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 17.00 wib.

Priyangan Bakery ini telah memiliki izin dari Departemen Kesehatan dengan

izin Depkes. RI. No. SP. 113-030-195 Kota Padang, serta sertifikat produksi pangan

81
industri rumah tangga P-IRT No. 20613101590. Selain itu Pryangan Bakery juga

telah menjadi anggota pada Asosiasi Pengusaha Roti Sumatera Barat (Aspri Sumbar).

Menurut data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Padang,

industri roti yang ada saat ini sudah cukup berkembang dan dapat bersaing dengan

kompetitif minimal dengan sesama industri roti yang lain. Oleh sebab itu, jika

Pryangan Bakery tidak dapat mengatasi permasalahannya dan menyiapkan strategi

yang tepat, pesaing dari perusahaan lain dapat lebih unggul dalam persaingan pada

industri roti ini.

4.1.1 Visi Dan Misi Priyangan Bakery di Kota Padang

Visi

1. Meneydiakan produk roti yang sangat berkualitas tinggi namun dengan

harga yang terjangkau yang bersaing serta memberikan pelayanan

terhadap konsumen yang memuaskan.

Misi

1. Menciptakan tenaga kerja yang ahli dan kompeten serta memiliki iman

dan taqwa dan ilmu pengetahuan yang sangat kuat.

2. Memberikan kepuasan kepada setiap konsumen.

3. Memperluas lapangan kerja untuk masyarakat sekitar tempat produksi

pada khusunya dan masyarakat umumnya.

4. Kepuasan menjadi modal utama dalam pengembangan usaha roti

4.2 Deskripsi Subjek Penelitian

82
Penelitian ini termasuk penelitian survei yaitu dengan mengumpulkan data

primer dari sampel suatu populasi dengan menggunakan instrumen kuesioner yang

diolah. Dalam penelitian ini populasi yang dijadikan subyek penelitian adalah pada

Konsumen Priyangan Bakery di Kota Padang. Pengambilan sampel dalam penelitian

ini menggunakan teknik probability sampling dengan model stratified random

sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama kepada

setiap anggota untuk terambil menjadi sampel. Sehingga setiap anggota populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel penelitian.

Adapun hasil penyebaran kuesioner kepada responden dapat dijelaskan sebagaimana

terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Hasil Sebaran Kuesioner
Karakteristik Kuesioner Kuesioner Kuesioner

disebar hilang kembali

Kuesioner untuk instrumen 96 15 81

Sumber: Data primer diolah, 2020

Pada tabel diatas dapat dilihat, dari 96 kuesioner yang disebar, yang kembali

hanya 81 kuesioner sedangkan sisanya 15 kuesioner mengalami kerusakan atau

hilang. Maka yang dilakukan pengolahan hanya 81 kuesioner.

4.3 Karakteristik Responden

83
Pada pembahasan mengenai karakteristik responden penelitian ini, dapat

diketahui gambaran tentang besar dan kecilnya presentase jumlah responden

berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, dan lama bekerja. Adapun

hasilnya adalah sebagai berikut:

4.3.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Setelah mengumpulkan data terhadap identitas Konsumen Priyangan Bakery

di Kota Padang dan diteruskan dengan mengolah data dengan SPSS for windows

versi 16.0 maka karakteristik berdasarkan jenis kelamin dari 81 responden dapat

dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2
Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
NO Jenis Kelamin Jumlah
Responden Persentase (%)
1 Laki-laki 37 45,7
2 Perempuan 44 54,3
Jumlah 81 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Gambar 4.1
Grafik Jenis Kelamin

Laki-laki
Perempuan

84
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 81 responden yang

berjenis kelamin Laki-laki berjumlah 37 orang yaitu 45,7%, dan responden yang

berjenis kelamin Perempuan berjumlah 44 orang yaitu 54,3%. Hal ini menunjukan

bahwa mayoritas responden berjenis kelamin Perempuan.

4.3.2 Karakretistik Berdasarkan Umur

Setelah mengumpulkan data terhadap identitas Konsumen Priyangan Bakery

di Kota Padang dan diteruskan dengan mengolah data dengan SPSS for windows

versi 16.0 maka karakteristik berdasarkan umur dari 81 responden dapat dilihat pada

tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3
Karakteristik Berdasarkan Umur
NO Umur Jumlah
Responden Persentase (%)
1 20-29 Tahun 69 85,2
2 30-39 Tahun 10 12,3
3 40-49 Tahun 2 2.,5
Jumlah 81 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Gambar 4.2
Garfik Umur

85
20-29 Th
30-39 Th
40-49 Th

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa dari 81 responden yang

berumur 20-29 tahun berjumlah 69 orang yaitu 85,2%, responden yang berumur 30-

39 tahun berjunlah 10 orang yaitu 12,3%, dan responden yang berumur 40-49 tahun

berjumlah 2 orang yaitu 2,5%. Hal ini menunjukan bahwa Konsumen Priyangan

Bakery di Kota Padang mayoritas responden berumur 20 – 29 tahun.

4.3.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Setelah mengumpulkan data terhadap identitas Konsumen Priyangan Bakery

di Kota Padang dan diteruskan dengan mengolah data dengan SPSS for windows

versi 16.0 maka karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir dari 81 responden

dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.4
Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir
NO Pendidikan Terakhir Jumlah
Responden Persentase (%)
1 SMA 30 37,0
2 D3 9 11,1
3 S1 39 48,1
4 S2 3 3,7

86
Jumlah 81 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Gambar 4.3
Garfik Pendidikan Terakhir

SMA
D3
S1

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa dari 81 responden yang

mempunyai pendidikan terakhir SMA berjumlah 30 orang yaitu 37,0%, responden

yang mempunyai pendidikan terakhir D3 berjumlah 9 orang yaitu 11,1%, responden

yang mempunyai pendidikan terakhir S1 berjumlah 39 orang yaitu 48,1%, responden

yang mempunyai pendidikan terakhir S2 berjumlah 3 orang yaitu 3,7%. Hal ini

menunjukan bahwa mayoritas responden mempunyai pendidikan terakhir S1.

4.3.4 Karakteristik Berdasarkan Lama Bekerja

Setelah mengumpulkan data terhadap identitas Konsumen pada Priyangan

Bakery di Kota Padang dan diteruskan dengan mengolah data dengan SPSS for

windows versi 16.0 maka karakteristik berdasarkan lama bekerja dari 81 responden

dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5

87
Karakteristik Berdasarkan Lama Bekerja
NO Lama Bekerja Jumlah
Responden Persentase (%)
1 1-5 Tahun 66 81,5
2 6-10 Tahun 9 11,1
3 11-20 Tahun 4 4,9
4 21-25 Tahun 1 1,2
5 > 25 tahun 1 1,2
Jumlah 81 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Gambar 4.4
Garfik Lama Bekerja

1-5 Th
6-10 Th
> 25 Th

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa dari 81 responden lama

bekerja 1 - 5 Tahun sebanyak 66 orang yaitu 81,5%, responden lama bekerja 6 - 10

Tahun sebanyak 9 orang yaitu 11,1%, responden lama bekerja 11 - 20 Tahun

sebanyak 4 orang yaitu 4,9%, responden lama bekerja 21 - 25 Tahun sebanyak 1

orang yaitu 1,2%, dan responden lama bekerja > 25 tahun sebanyak 1 orang yaitu

1,2%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden telah lama bekerja 1-5 tahun.

88
4.4 Analisis Statistik Deskriptif Penelitian

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan

gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), varian,

maksimum, minimum dan standar deviasi atas data sampel yang digunakan.

Hasil statistik diskriptif terhadap variabel penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.6
Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Distribusi 81 24 50 38.75 6.341
Promosi 81 18 50 37.12 6.474
Citra Merek 81 17 50 37.68 6.752
Keputusan Pembelian 81 17 50 37.14 6.987
Valid N (listwise) 81
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Pada tabel 4.6 di atas dilihat bahwa:

1. Variabel Distribusi memiliki nilai terendah sebesar 24 dan nilai tertinggi sebesar

50 dengan nilai rata-ratanya sebesar 38,75 dan standar deviasinya (tingkat

sebaran datanya sebesar 6,341.

2. Variabel Promosi memiliki nilai terendah sebesar 18 dan nilai tertinggi sebesar

50 dengan nilai rata-ratanya sebesar 37,12 dan standar deviasinya (tingkat

sebaran datanya sebesar 6,474.

3. Variabel Keputusan Pembelian memiliki nilai terendah sebesar 17 dan nilai

tertinggi sebesar 50 dengan nilai rata-ratanya sebesar 37,14 dan standar

deviasinya (tingkat sebaran datanya sebesar 6,987.

89
4. Variabel Citra Merek memiliki nilai terendah sebesar 17 dan nilai tertinggi

sebesar 50 dengan nilai rata-ratanya sebesar 37,68 dan standar deviasinya

(tingkat sebaran datanya sebesar 6,752.

4.5 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel Distribusi dan Promosi sebagai variabel

bebas, sedangkan variabel Keputusan Pembelian sebagai variabel terikat dan Citra

Merek sebagai variable intervening. Berikut ini akan dideskripsikan jawaban

responden terhadap masing-masing variabel penelitian sebagai berikut:

1. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan

Variabel Distribusi

Dalam penelitian ini, variabel Distribusi dioperasionalisasikan dengan

menggunakan 10 instrumen pernyataan, instrumen pernyataan tersebut dapat dilihat

pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan
Variabel Distribusi
No Daftar Pernyataan Alternatif Jawaban
STS TS KS S SS Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
% % % % % %
1 Menurut saya produk roti 1 2 18 34 26 81
priyangan Bakery sangat 1,2% 2,5% 22,2% 42,0% 32,1% 100%
mudah di dapatkan
2 Menurut saya produk roti 1 4 26 36 14 81
Priyangan Bakery yang 1,2% 4,9% 32,1% 44,4% 17,3% 100%
selalu di pesan selalu
datang tepat waktu
3 Menurut saya cakupan - 2 21 36 22 81

90
pemasaran yang di lakukan 2,5% 25,9% 44,4% 27,2% 100%
oleh Priyangan Bakery
sudah sangat sudah
tersebar ke seluruh kota
padang
4 Menurut saya cakupan - 8 23 31 19 81
pemasaran yang di lakukan 9,9% 28,4% 38,3% 23,5% 100%
oleh Priyangan Bakery
sudah tersebar ke luar kota
padang
5 Menurut saya lokasi - 3 22 38 18 81
Priyangan Bakery strategis 3,7% 27,2% 46,9% 22,2% 100%
dekat dengan keramaian
lalu lintas
6 Menurut saya lokasi 2 3 19 29 28 81
Priyangan Bakery mudah 2,5% 3,7% 23,5% 35,8% 34,6% 100%
di jangkau oleh konsumen
7 Menurut saya produk roti 1 4 18 32 26 81
yang di jual Priyangan 1,2% 4,9% 22,2% 39,5% 32,1% 100%
Bakery sangat bervariasi
8 Menurut saya produk roti - 3 20 30 28 81
yang dijual Priyangan 3,7% 24,7% 37,0% 34,6% 100%
Bakery sangat lengkap dan
beragam varian rasa
9 Menurut saya transportasi 1 3 22 42 13 81
yang digunakan oleh 1,2% 3,7% 27,2% 51,9% 16,0% 100%
Priyangan Bakery sangat
baik
10 Menurut saya transportasi 1 4 27 35 14 81
yang digunakan oleh 1,2% 4,9% 33,3% 43,2% 17,3% 100%
Priyangan Bakery cukup
bervariasi
TOTAL 7 36 216 343 208 81
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan

variabel Distribusi terlihat bahwa mayoritas responden penelitian memberikan

jawaban dengan kategori “Setuju”.

91
2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan

Variabel Promosi

Dalam penelitian ini, variabel Promosi dioperasionalisasikan dengan

menggunakan 10 instrumen pernyataan, instrumen pernyataan tersebut dapat dilihat

pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan
Variabel Promosi
No Daftar Pernyataan Alternatif Jawaban
STS TS KS S SS Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
% % % % % %
1 Menurut saya pesan iklan 2 3 24 36 16 81
Priyangan Bakery 2,5% 3,7% 29,6% 44,4% 19,8% 100%
menumbuhkan ke inginan
untuk membeli produk
merek tersebut
2 Menurut saya pesan iklan - 1 25 33 22 81
Priyangan Bakery menarik 1,2% 30,9% 40,7% 27,2% 100%
perhatian konsumen
3 Menurut saya pesan iklan 1 3 22 39 16 81
Priyangan Bakery 1,2% 3,7% 27,2% 48,1% 19,8% 100%
menumbuhkan keinginan
saya untuk mencari tahu
lebih lanjut mengenai
merek roti tersebut
4 Menurut saya Priyangan 1 5 28 36 11 81
Bakery mampu menjalin 1,2% 6,2% 34,6% 44,4% 13,6% 100%
hubungan yang baik
dengan masyarakat
5 Menurut saya Priyangan 1 9 25 39 7 81
Bakery ikut serta dalam 1,2% 11,1% 30,9% 48,1% 8,6% 100%
kegiatan sosial masyarakat
6 Menurut saya tenaga 2 2 29 37 11 81
penjual roti Priyangan 2,5% 2,5% 35,8% 45,7% 13,6% 100%
Bakery mampu

92
mempengaruhi konsumen
untuk melakukan
pembelian roti Priyangan
Bakery
7 Menurut saya tenaga 1 4 27 35 14 81
penjual roti Priyangan 1,2% 4,9% 33,3% 43,2% 17,3% 100%
Bakery memberikan
informasi mengenai
produk roti kepada
konsumen
8 Menurut saya tenaga 1 3 20 37 20 81
penjual roti Priyangan 1,2% 3,7% 24,7% 45,7% 24,7% 100%
Bakery bersikap ramah
dalam memperkenalkan
diri kepada konsmen roti
Priyangan Bakery
9 Menurut saya Priyangan 2 5 23 39 12 81
Bakery sering melakukan 2,5% 6,2% 28,4% 48,1% 14,8% 100%
promosi melalui media
massa
10 Menurut saya Promosi 2 5 27 40 7 81
yang dilakukan oleh 2,5% 6,2% 33,3% 49,4% 8,6% 100%
Priyangan Bakery melalui
iklan televise sangat baik
TOTAL 13 40 250 371 136 81
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan

variabel Promosi terlihat bahwa mayoritas responden penelitian memberikan jawaban

dengan kategori “Setuju”.

3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan

Citra Merek

93
Dalam penelitian ini, variabel Citra Merek dioperasionalisasikan dengan

menggunakan 10 (Sepuluh) instrumen pernyataan, instrumen pernyataan tersebut

dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan
Variabel Citra Merek
No Daftar Pernyataan Alternatif Jawaban
STS TS KS S SS Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
% % % % % %
1 Menurut saya citra 2 3 23 37 16 81
Priyangan Bakery sebagai 2,5% 3,7% 28,4% 45,7% 19,8% 100%
pabrik roti mempengaruhi
saya untuk membeli
produk roti Priyangan
Bakery tersebut
2 Menurut saya citra 1 3 28 32 17 81
Priyangan Bakery sebagai 1,2% 3,7% 34,6% 39,5% 21,0% 100%
pabrik roti yang memiliki
jaringan penjualan yang
tersebar di beberapa
daerah di kota padang
mempengaruhi saya untuk
mengkonsumsi roti
Priyangan Bakery secara
kontinue
3 Menurut saya citra 2 1 20 34 24 81
Priyangan Bakery yang 2,5% 1,2% 24,7% 42,0% 29,5% 100%
memproduksi produk roti
secara aman dan terjamin
mempengaruhi saya untuk
mengkonsumsi roti
Priyangan Bakery
4 Menurut saya 3 11 28 30 9 81
mengkonsumsi roti 3,7% 13,6% 34,6% 37,0% 11,1% 100%
Priyangan Bakery
membuat saya percaya
lebih percaya diri

94
5 Menurut saya 3 4 29 35 10 81
mengkonsumsi roti 3,7% 4,9% 35,8% 43,2% 12,3% 100%
Priyangan Bakery
memenuhi kebutuhan saya
6 Menurut saya adanya 2 2 27 35 15 81
kepuasan tersendiri pada 2,5% 2,5% 33,3% 43,2% 18,5% 100%
saat mengkonsumsi roti
Priyangan Bakery
7 Menurut saya merek roti 2 1 26 33 19 81
Priyangan Bakery sangat 2,5% 1,2% 32,1% 40,7% 23,5% 100%
mudah di ingat
8 Menurut saya roti - 2 20 38 21 81
Priyangan Bakery 2,5% 24,7% 46,9% 25,9% 100%
memiliki harga yang
terjangkau
9 Menurut saya roti 1 1 26 33 20 81
Priyangan Bakery sangat 1,2% 1,2% 32,1% 40,7% 24,7% 100%
mudah di
dapatkan/tersedia dimana-
mana
10 Menurut saya Priyangan 1 3 20 36 21 81
Bakery merupakan produk 1,2% 3,7% 24,7% 44,4% 25,9% 100%
roti yang barkualitas
TOTAL 17 31 247 343 172 81
100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan

variabel Citra Merek terlihat bahwa mayoritas responden penelitian memberikan

jawaban dengan kategori “Setuju”.

4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan

Variabel Keputusan Pembelian

Dalam penelitian ini, variabel Keputusan Pembelian dioperasionalisasikan

dengan menggunakan 10 instrumen pernyataan, instrumen pernyataan tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.10 berikut:

95
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan
Variabel Keputusan Pembelian
No Daftar Pernyataan Alternatif Jawaban
STS TS KS S SS Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
% % % % % %
1 Saya memutuskan 2 1 24 35 19 81
Pembelian roti Priyangan 2,5% 1,2% 29,6% 43,2% 23,5% 100%
Bakery berdasarkan
keberagaman produk yang
ditawarkan
2 Saya memutuskan - 2 28 32 19 81
pembelian roti Priyangan 2,5% 34,6% 39,5% 23,5% 100%
Bakery berdasarkan ke
unggulan produk
3 Saya memutuskan 1 4 24 32 20 81
pembelian roti Priyangan 1,2% 4,9% 29,6% 39,5% 24,7% 100%
Bakery berdasarkan
popularitas merek
4 Saya memutuskan - 5 23 42 11 81
pembelian roti Priyangan 6,2% 28,4% 51,9% 13,6% 100%
Bakery berdasarkan
kepercayaan akan merek
5 Saya suka membeli produk 1 2 18 36 24 81
roti Priyangan Bakery 1,2% 2,5% 22,2% 44,4% 29,6% 100%
karna harga yang
ditetepkan masih cukup
terjangkau
6 Kondisi lingkungan pabrik 2 3 25 37 14 81
Roti Priyangan Bakery 2,5% 3,7% 30,9% 45,7% 17,3% 100%
yang bersih dan nyaman
7 Saya memutuskan 3 11 18 32 17 81
pembelian roti Priyangan 3,7% 13,6% 22,2% 39,5% 21,0% 100%
Bakery di lakukan pada
saat hari libur
8 Saya memutuskan 2 8 26 34 11 81
pembelian roti Priyangan 2,5% 9,9% 32,1% 42,0% 13,6% 100%
Bakery di lakukan
berdasarkan promosi
9 Saya memutuskan 2 6 24 30 19 81

96
membeli produk roti 2,5% 7,4% 29,6% 37,0% 23,5% 100%
Priyangan Bakery karna
banyak orang yang
membelinya
10 Saya memutuskan 6 14 22 24 15 81
membeli produk roti 7,4% 17,3% 27,2% 29,6% 18,5% 100%
Priyangan Bakery karna
adanya bujukan dari orang
lain
TOTAL 19 56 232 334 169 81
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan

variabel Keputusan Pembelian terlihat bahwa mayoritas responden penelitian

memberikan jawaban dengan kategori “Setuju”.

4.6 Hasil Analisis Data

4.6.1 Uji Instrumen Data

4.6.1.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevaliditas dan instrumen

kuesioner yang digunakan dalam mengumpulkkan data uji validitas ini dilakukan

untuk mengetahui apakah item-item tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu

mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Pengujian menggunakan dua sisi

dengan tingkat signifikan 0,05 untuk menafsirkan hasil uji validitas, karena yang

digunakan adalah:

1. Jika nilai rhitung besar dari nilai rtabel, maka instrument atau item-item pernyataan

dinyatakan valid dan dapat dipergunakan.

97
2. Jika nilai rhitung lebih kecil dari nilai rtabel, maka instrumen atau item-item

pernyataan dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipergunakan.

Setelah melakukan pengolahan data dengan menggunakan sistem SPSS 16.0

maka diperoleh hasil uji validitas sebagai berikut:

1. Validitas Variabel Distribusi

Dari hasil pengolahan data pada variabel Distribusi, maka diperoleh hasil uji

kevaliditasan sebagai berikut:

Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Distribusi
No
Variabel Butir rhitung rtabel 5% Status
n = 81 Df =81-2 = 79
1 0,520 0,218 Valid
2 0,690 0,218 Valid
3 0,523 0,218 Valid
4 0,654 0,218 Valid
Distribusi 5 0,670 0,218 Valid
6 0,715 0,218 Valid
7 0,704 0,218 Valid
8 0,678 0,218 Valid
9 0,732 0,218 Valid
10 0,657 0,218 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Dari tabel 4.11 diatas terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dari variabel

Distribusi memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, pada taraf signifikansi (p) =

5% (0,05), Df = n-2, sehingga 81-2 = 79 yang menunjukan angka 0,218, sesuai

dengan kriteria pengujian mengenai valid atau tidaknya. Dari perbandingan tersebut

maka seluruh butir pernyataan variabel Distribusi dinyatakan “valid”.

98
2. Validitas Variabel Promosi

Dari hasil pengolahan data pada variabel Promosi, maka diperoleh hasil uji

kevaliditasan sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Variabel Promosi
No
Variabel Butir rhitung rtabel 5% Status
n = 81 Df =81-2 = 79
1 0,778 0,218 Valid
2 0,603 0,218 Valid
3 0,608 0,218 Valid
4 0,800 0,218 Valid
Promosi 5 0,654 0,218 Valid
6 0,802 0,218 Valid
7 0,701 0,218 Valid
8 0,703 0,218 Valid
9 0,666 0,218 Valid
10 0,627 0,218 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Dari tabel 4.12 diatas terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dari variabel

Promosi memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, pada taraf signifikansi (p) =

5% (0,05), Df = n-2, sehingga 81-2 = 79 yang menunjukan angka 0,218, sesuai

dengan kriteria pengujian mengenai valid atau tidaknya. Dari perbandingan tersebut

maka seluruh butir pernyataan variabel Promosi dinyatakan “valid”.

3. Validitas Variabel Citra Merek

Dari hasil pengolahan data pada variabel Citra Merek, maka diperoleh hasil

uji kevaliditasan sebagai berikut:

99
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek
No
Variabel Butir rhitung rtabel 5% Status
n = 81 Df =81-2 = 79
1 0,794 0,218 Valid
2 0,782 0,218 Valid
3 0,768 0,218 Valid
Citra Merek 4 0,691 0,218 Valid
5 0,672 0,218 Valid
6 0,751 0,218 Valid
7 0,668 0,218 Valid
8 0,615 0,218 Valid
9 0,606 0,218 Valid
10 0,636 0,218 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Dari tabel 4.13 diatas terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dari veriabel

Citra Merek memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, pada taraf signifikansi (p)

= 5% (0,05), Df = n-2, sehingga 81-2 = 79 yang menunjukan angka 0,218, sesuai

dengan kriteria pengujian mengenai valid atau tidaknya. Dari perbandingan tersebut

maka seluruh butir pernyataan variabel Citra Merek dinyatakan “valid”.

4. Validitas Variabel Keputusan Pembelian

Dari hasil pengolahan data pada variabel Keputusan Pembelian, maka

diperoleh hasil uji kevaliditasan sebagai berikut:

100
Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian
No
Variabel Butir rhitung rtabel 5% Status
n =81 Df =81-2 = 79
1 0,752 0,218 Valid
2 0,781 0,218 Valid
3 0,695 0,218 Valid
Keputusan Pembelian 4 0,674 0,218 Valid
5 0,634 0,218 Valid
6 0,629 0,218 Valid
7 0,693 0,218 Valid
8 0,646 0,218 Valid
9 0,683 0,218 Valid
10 0,635 0,218 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Dari tabel 4.14 diatas terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dari veriabel

Keputusan Pembelian memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, pada taraf

signifikansi (p) = 5% (0,05), Df = n-2, sehingga 81-2 = 79 yang menunjukan angka

0,218, sesuai dengan kriteria pengujian mengenai valid atau tidaknya. Dari

perbandingan tersebut maka seluruh butir pernyataan variabel Keputusan Pembelian

dinyatakan “valid”.

4.6.1.2 Hasil Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kehandalan kuesioner setelah instrumen-instrumen

pada variabel Distribusi, Promosi, Keputusan Pembelian dan Citra Merek dinyatakan

valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas (kehandalan) pada masing-masing

variabel. Dari pengujian reliabilitas variabel-variabel tersebut diperoleh hasil yang

dapatdilihat pada tabel 4.15 sebagai berikut:

101
Tabel 4.15
Variabel Distribusi, Promosi,Citra Merek dan Keputusan Pembelian
N = 81
Variabel Jumlah Rule Keputusan
Intem Cronbach of
Pernyataan alpha Thump
Distribusi 10 0,902 0,6 Reliabel
Promosi 10 0,918 0,6 Reliabel
Citra Merek 10 0,920 0,6 Reliabel
Keputusan Pembelian 10 0,910 0,6 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Dari tabel 4.16 di atas terlihat seluruh instrument berdasarkan analisis

reliabilitas atas variabel penelitian lain menunjukan bahwa nilai Cronbanch’s alpha

untuk semua variabel adalah diatas 0,6 untuk itu seluruh variabel bisa dinyatakan

reliabel (handal).

4.6.2 Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik bertujuan utuk menilai apakah dalam sebuah model regresi

linear Ordinary Least Square (OIS) terdapat masalah masalah asumsi klasik.

4.6.2.1 Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel yang dianalisis

memenuhi kriteria distribusi normal. Uji normalitas ini menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov dengan membandingkan antara asymp. Sign. (2-tailed) dengan

tingkat signifikansi (α) 5%.

102
Tabel 4.16
Uji Normalitas Persamaan I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 81
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 3.77826152
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .045
Negative -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .721
Asymp. Sig. (2-tailed) .677
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan tabel 4.16, terlihat uji normalitas menunjukan level signifikan

lebih dari 0,05 yaitu 0,677 untuk variabel Distribusi, Promosi dan Citra Merek.

Dengan demikian data dapat dinyatakan ketiga variabel penelitian terdistribusi

normal sehingga layak dipakai untuk analisis regresi berganda.

Tabel 4.17
Uji Normalitas Persamaan II
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 81
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.98098595
Most Extreme Differences Absolute .135
Positive .130
Negative -.135
Kolmogorov-Smirnov Z 1.216
Asymp. Sig. (2-tailed) .104
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan tabel 4.17, terlihat uji normalitas menunjukan level signifikan

lebih dari 0,05 yaitu 0,104 untuk variabel Distribusi, Promosi, Keputusan Pembelian

103
dan Citra Merek. Dengan demikian data dapat dinyatakan ketempat variabel

penelitian terdistribusi normal sehingga layak dipakai untuk analisis regresi berganda.

Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas Persamaan I

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan grafik di atas telihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis

diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Grafik ini menunjukkan

bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

104
Gambar 4.6
Hasil Uji Normalitas Persamaan II

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan grafik di atas telihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis

diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Grafik ini menunjukkan

bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

4.6.2.2 Hasil Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Deteksi adanya

multikolinieritas dapat dilakukan dengan menggunakan variance inflation factor

(VIF) dan nilai tolerance.

105
Tabel 4.18
Uji Multikolinieritas Persamaan I
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 3.669 2.721 1.349 .181

Distribusi .238 .111 .223 2.144 .035 .370 2.705

Promosi .668 .109 .640 6.144 .000 .370 2.705

a. Dependent Variable: Citra


Merek
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan tabel 4.18 diatas terlihat nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1

maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak memiliki masalah

multikolinieritas.

Tabel 4.19
Uji Multikolinieritas Persamaan II
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .020 2.185 .009 .993

Distribusi .441 .054 .558 8.143 .000 .349 2.865

Promosi .287 .105 .266 2.733 .008 .249 4.014

Citra Merek .684 .090 .661 7.610 .000 .313 3.194

a. Dependent Variable:
Keputusan Pembelian
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

106
Berdasarkan tabel 4.19 diatas terlihat nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1

maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak memiliki masalah

multikolinieritas.

4.6.2.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk

mendeteksi adanya heterokedastisitas dalam model regresi adalah metode Glejser,

yaitu dengan meregresikan nilai dari seluruh variabel independen dengan nilai mutlak

(absolute) dari nilai residual sehingga dihasilkan probability value.

Gambar 4.7
Uji Heteroskedastisitas Persamaan I

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas. Hal tersebut

dapat dilihat plot yang terpancar diatas dan dibawah angka 0 dan tidak membentuk

pola tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedasitas.

107
Gambar 4.8
Uji Heteroskedastisitas Persamaan II

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas. Hal tersebut

dapat dilihat plot yang terpancar diatas dan dibawah angka 0 dan tidak membentuk

pola tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedasitas.

Dari hasil uji asumsi klasik diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada terjadi

masalah, baik di uji normalitas, multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas, maka

dapat dilanjutkan ke uji analisis regresi linear berganda.

4.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi di sini berupa analisis jalur yang merupakan perluasan dari

analisis regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi

untuk menaksir hubungan kualitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya.

Analisis jalur dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Berikut adalah tabel hasil analisis linier berganda:

108
Tabel 4.20
Analisis Regresi Linier Berganda Distribusi dan Promosi Terhadap Citra Merek
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3.669 2.721 1.349 .181

Distribusi .238 .111 .223 2.144 .035

Promosi .668 .109 .640 6.144 .000

a. Dependent Variable: Citra Merek


Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan tabel 4.20 diatas maka dapat dilihat persamaan regresinya yaitu:

Z = 3,669 + 0,238X1 + 0,668X2 + e

Interprestasi berdasarkan persamaan tersebut dapat diartikan sebagai berikut:

1 Konstanta sebesar 3,669 artinya apabila Distribusi dan Promosi tidak ada

maka Citra Merek tetap sebesar konstanta 3,669.

2 Koefisien regresi positif sebesar 0,238 artinya apabila Distribusi

ditingkatkan sebesar satu satuan, dengan asumsi Promosi diabaikan, maka

akan mengakibatkan kenaikan Citra Merek sebesar 0,238.

3 Koefisien regresi positif sebesar 0,668 artinya apabila Promosi

ditingkatkan sebesar satu satuan, dengan asumsi Distribusi diabaikan, maka

akan mengakibatkan kenaikan Citra Merek sebesar 0,668.

109
Analisis ini digunakan untuk mengetahui Pengaruh Distribusi dan Promosi

terhadap Keputusan Pembelian melalui Citra Merek sebagai variable intervening.

Adapun bentuk regresinya adalah:

Berikut adalah tabel hasil analisis linier berganda:

Tabel 4.21
Analisis Regresi Linier Berganda Distribusi dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Melalui Citra Merek Sebagai Variabel Intervening
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .020 2.185 .009 .993

Distribusi .441 .054 .558 8.143 .000

Promosi .287 .105 .266 2.733 .008

Citra Merek .684 .090 .661 7.610 .000

a. Dependent Variable: Keputusan


Pembelian
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan tabel 4.21 diatas maka dapat dilihat persamaan regresinya yaitu:

Y = 0,020 + 0,441X1 + 0,287X2 + 0,684Z + e

Interprestasi berdasarkan persamaan tersebut dapat diartikan sebagai berikut:

1 Konstanta sebesar 0,020 artinya apabila Distribusi, Promosi dan Citra

Merek tidak ada maka Keputusan pembelian tetap sebesar konstanta 0,020.

2 Koefisien regresi positif sebesar 0,441 artinya apabila Distribusi

ditingkatkan sebesar satu satuan, dengan Promosi dan Citra Merek

110
diabaikan, maka akan mengakibatkan kenaikan Keputusan Pembelian

sebesar 0,441.

3 Koefisien regresi positif sebesar 0,287 artinya apabila Promosi

ditingkatkan sebesar satu satuan, dengan asumsi Distribusi dan Citra Merek

diabaikan, maka akan mengakibatkan kenaikan Keputusan Pembelian

sebesar 0,287.

4 Koefisien regresi positif sebesar 0,684 artinya apabila Citra Merek

ditingkatkan sebesar satu satuan, dengan asumsi Distribusi dan Promosi

diabaikan, maka akan mengakibatkan kenaikan Keputusan Pembelian

sebesar 0,684.

4.6.4 Uji Ketepatan Model

4.6.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan

variabel independen dalam menggambarkan variabel dependennya. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Analisis koefisien determinasi dalam regresi

linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh

variabel independen terdiri dari Distribusi dan Promosi terhadap Citra Merek. Hasil

2
analisis koefisien determinasi (R ) diperoleh hasil yang ditunjukkan pada tabel

berikut:

111
Tabel 4.22
Hasil Pengujian Determinasi Persamaan I
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .829 a
.687 .679 3.826

a. Predictors: (Constant), Promosi, Distribusi

b. Dependent Variable: Citra Merek


Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan tabel 4.22 diatas diperoleh angka Adjusted R Square sebesar

0,679 hal ini menunjukan bahwa sumbangan variabel Distribusi dan Promosi

terhadap Citra Merek sebesar 0,679 atau 67,9% sedangkan sisanya sebesar 32,1% di

pengaruhi oleh variabel lain.

Analisis koefisien determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen terdiri dari

Distribusi dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian melalui Citra Merek sebagai

variable intervening.

Tabel 4.23
Hasil Pengujian Determinasi Persamaan II
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .904a
.818 .811 3.039

a. Predictors: (Constant), Citra Merek, Promosi, Distribusi

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan tabel 4.23 diatas diperoleh angka Adjusted R Square sebesar

0,811 hal ini menunjukan bahwa sumbangan variabel Distribusi dan Promosi

112
terhadap Keputusan Pembelian melalui Citra Merek sebagai variable intervening

sebesar 0,811 atau 81,1% sedangkan sisanya sebesar 18,9% di pengaruhi oleh

variabel lain.

4.6.5 Uji Parsial (Uji t)

Uji t dimaksud untuk menguji signifikan pengaruh variabel bebas dan terikat

secara parsial. Dimana pengujian ini membandingkan antara probabilitas signifikan

dengan alpha 0,05. Dari hasil pengujian ini bila probabilitas signifikan lebih kecil dari

pada alpha 0,05 maka diperoleh Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada hubungan dan

bila probabilitas signifikan lebih besar dari pada alpha 0,05 maka Ho diterima dan Ha

ditolak, berarti tidak ada hubungan. Derajat kebebasan (df) n-k-1yaitu 81 – 2 – 1 = 78

( n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel independent) sehingga

hasil yang diperoleh untuk t-tabel sebesar 1,990.

Tabel 4.24
Uji Distribusi dan Promosi Terhadap Citra Merek (Persamaan I)
Coefficientsa

Model t Sig.

1 (Constant) 1.349 .181

Distribusi 2.144 .035

Promosi 6.144 .000

a. Dependent Variable: Citra Merek

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan tabel 4.24 berikut penjelasan uji t :

1. Pengaruh Distribusi terhadap Citra Merek.

113
Dari tabel 4.24 diatas terlihat t-hitung 2,144 dan t-tabel 1,990 dimana t-hitung

lebih besar dari t-tabel (2,144 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari

alpha (0,035 < 0,05) maka dapat diperoleh H0 ditolak Ha diterima.

2. Pengaruh Promosi terhadap Citra Merek.

Dari tabel 4.24 diatas terlihat t-hitung 6,144 dan t-tabel 1,990 dimana t-hitung

lebih besar dari t-tabel (6,144 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari

alpha (0,000 < 0,05) maka dapat diperoleh H0 ditolak Ha diterima.

Tabel 4.25
Uji t Distribusi dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Citra
Merek Sebagai Variabel Intervening (Persamaan II)
Coefficientsa

Model t Sig.

1 (Constant) .009 .993

Distribusi 8.143 .000

Promosi 2.733 .008

Citra Merek 7.610 .000

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0

Berdasarkan tabel 4.25 berikut penjelasan uji t :

1. Pengaruh Distribusi terhadap Keputusan Pembelian.

Dari tabel 4.25 diatas terlihat t-hitung 8,143 dan t-tabel 1,990 dimana t-hitung

lebih besar dari t-tabel (8,143 > 1,990) atau tingkat signifikan sama dengan alpha

(0,000 < 0,05) maka dapat diperoleh H0 ditolak Ha diterima.

114
2. Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian.

Dari tabel 4.25 diatas terlihat t-hitung 2,733 dan t-tabel 1,990 dimana t-hitung

lebih besar dari t-tabel (2,733 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari

alpha (0,008 < 0,05) maka dapat diperoleh H0 ditolak Ha diterima.

3. Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian.

Dari tabel 4.25 diatas terlihat t-hitung 7,610 dan t-tabel 1,990 dimana t-hitung

lebih besar dari t-tabel (7,610 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari

alpha (0,000 < 0,05) maka dapat diperoleh H0 ditolak Ha diterima.

4.7 Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur menunjukkan besaran dari pengaruh total, pengaruh langsung

dan pengaruh tidak langsung dari satu variabel terhadap variabel lainnya. Hasil olah

data mengenai perhitungan pengaruh langsung, tidak langsung, dan total variabel

penelitian ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 26
Ringkasan Analisis Jalur (Path Analyses)
Pengaruh Tidak
Pengaruh Pengaruh Pengaruh
Langsung Melalui Z Sig.
Variabel Langsung Total


X1 Z 0,223 0,035

X1 Y 0,558 0,223 x 0,661 = 0,147 0,558 + 0,147 = 0,705 0,000

X2 Z 0,640 0,000

X2 Y 0,266 0,640 x 0,661 = 0,423 0,266 + 0,423 = 0,689 0,008

115

Z Y 0,661 0,000

Berdasarkan persamaan yang di dapat diatas maka dapat dirumuskan diagram

jalur sebagai berikut:

Gambar 4.9
Diagram Jalur

Distribusi (X1)
0,558

0,223
Citra Merek (Z) Keputusan
Pembelian (Y)
0,661

Promosi(X2) 0,640

0,266

Berdasarkan diagram jalur yang telah dirumuskan maka dapat disumpulkan

pengaruh lansung dan tidak lansung sebagai berikut :

Hasil Persamaan Analysis :

H6 : Citra Merek mampu memediasi pengaruh Distribusi terhadap Keputusan

Pembelian. Dimana pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh

langsung.

H7 : Citra Merek mampu memediasi pengaruh Promosi terhadap Keputusan

Pembelian. Dimana pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh

langsung.

116
Maka dapat disimpulkan bahwa kesembilan hipotesis penelitian yang

dikemukakan sebelumnya dapat disimpilkan pada tabel 4.27 berikut:

Tabel 4.27
Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Hipotesis Pernyataan Signifikan Keputusan

H1 Distribusi Berpengaruh Signifikan 0,035 < 0,05 Diterima


Terhadap Citra Merek

H2 Promosi Berpengaruh Signifikan 0,000 < 0,05 Diterima


Terhadap Citra Merek

H3 Distribusi Berpengaruh Signifikan 0,000 < 0,05 Diterima


Terhadap Keputusan Pembelian

H4 Promosi Berpengaruh Signifikan 0,008 < 0,05 Diterima


Terhadap Keputusan Pembelian

H5 Citra Merek Berpengaruh 0,000 < 0,05 Diterima


Signifikan Terhadap Keputusan
Pembelian

H6 Citra Merek mampu memediasi 0,705 > 0,558 Dimediasi


hubungan antara Distribusi
terhadap Keputusan Pembelian

H7 Citra Merek mampu memediasi 0,689 > 0,266 Dimediasi


hubungan antara Promosi
terhadap Keputusan Pembelian

117
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat

mengimplikasikan hal-hal sebagai berikut:

4.8.1 Pengaruh Distribusi terhadap Citra Merek

Hasil yang diperoleh Distribusi secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Citra Merek, dengan tingkat signifikan kecil dari alpha

(0,035<0,005). Berarti Distribusi meningkat maka Citra Merek meningkat.

Hasil penelian ini sejalan dengan penelitian (Widodo, 2018), dengan

hasil penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan Distribusi terhadap

Citra Merek. Maka hasil tersebut membuktikan bahwa Distribusi berpengaruh

terhadap Citra Merek.

Berdasarkan hasil penelitian itu Citra Merek akan meningkat apabila

pihak manajemen Priyangan Bakery di Kota Padang dapat meningkatkan

Distribusi dengan meningkatkan Saluran Pemasaran, Cakupan Pemasaran,

Lokasi Mudah di Jangkau, Persediaan atau Kelengkapan Produk,

Transportasi.

4.8.2 Pengaruh Promosi terhadap Citra Merek.

Hasil yang diperoleh Promosi secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Citra Merek. dengan tingkat signifikan kecil dari alpha

(0,000<0,005). Berarti Promosi meningkat maka Citra Merek meningkat.

Hasil penelian ini sejalan dengan penelitian (Rini, 2017), dengan hasil

penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan Promosi terhadap Citra

118
Merek. Maka hasil tersebut membuktikan bahwa Promosi berpengaruh

terhadap Citra Merek.

Berdasarkan hasil penelitian itu Citra Merek akan meningkat apabila

pihak manajemen Priyangan Bakery di Kota Padang dapat meningkatkan

Promosi dengan meningkatkan Periklanan (Advertising), Hubungan

Masyarakat (Public Relations), Tenaga Penjual (Personal Person), Pemasaran

Langsung (Direct Marketing).

4.8.3 Pengaruh Distribusi terhadap Keputusan Pembelian.

Hasil yang diperoleh Distribusi secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian. dengan tingkat signifikan kecil dari

alpha (0,000<0,005). Berarti Distribusi meningkat maka Keputusan Pembelian

meningkat.

Hasil penelian ini sejalan dengan penelitian (Ayuningtias, 2016), dengan

hasil penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan Distribusi terhadap

Keputusan Pembelian. Maka hasil tersebut membuktikan bahwa Distribusi

berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

Berdasarkan hasil penelitian itu Keputusan Pembelian akan meningkat

apabila pihak manajemen Priyangan Bakery di Kota Padang dapat

meningkatkan Distribusi dengan meningkatkan Saluran Pemasaran, Cakupan

Pemasaran, Lokasi Mudah di Jangkau, Persediaan atau Kelengkapan Produk,

Transportasi.

119
4.8.4 Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian.

Hasil yang diperoleh Promosi secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian. dengan tingkat signifikan kecil dari

alpha (0,008<0,005). Berarti Promosi meningkat maka Keputusan Pembelian

meningkat.

Hasil penelian ini sejalan dengan penelitian (Widjayanti, 2016), dengan

hasil penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan Promosi terhadap

Keputusan Pembelian. Maka hasil tersebut membuktikan bahwa Promosi

berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

Berdasarkan hasil penelitian itu Keputusan Pembelian akan meningkat

apabila pihak manajemen Priyangan Bakery di Kota Padang dapat

meningkatkan Promosi dengan meningkatkan Periklanan (Advertising),

Hubungan Masyarakat (Public Relations), Tenaga Penjual (Personal Person),

Pemasaran Langsung (Direct Marketing).

4.8.5 Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian.

Hasil yang diperoleh Citra Merek secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian. dengan tingkat signifikan kecil dari

alpha (0,000<0,005). Berarti Citra Merek meningkat maka Keputusan

Pembelian meningkat.

Hasil penelian ini sejalan dengan penelitian (Kumalasari, 2017), dengan

hasil penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan Citra Merek terhadap

120
Keputusan Pembelian. Maka hasil tersebut membuktikan bahwa Citra Merek

berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

Berdasarkan hasil penelitian itu Keputusan Pembelian akan meningkat

apabila pihak manajemen Priyangan Bakery di Kota Padang dapat

meningkatkan Citra Merek dengan meningkatkan Citra Pembuat, Citra

Pemakai, Citra Produk.

4.8.6 Pengaruh Distribusi terhadap Keputusan Pembelian melalui Citra Merek

sebagai variable intervening.

Dimana hubungan tidak langsung lebih besar dari hubungan langsung

(0,705 > 0,558), maka dapat diperoleh dimediasi. Berarti Citra Merek

memediasi Distribusi terhadap Keputusan Pembelian.

Berdasarkan hasil penelitian itu Keputusan Pembelian akan meningkat

apabila pihak manajemen Priyangan Bakery di Kota Padang mampu

meningkatkan Citra Merek dengan meningkatkan Citra Pembuat, Citra

Pemakai, Citra Produk, dan Citra Merek akan meningkat apabila pihak

manajemen Priyangan Bakery di Kota Padang mampu meningkatkan

Distribusi dengan meningkatkan Saluran Pemasaran, Cakupan Pemasaran,

Lokasi Mudah di Jangkau, Persediaan atau Kelengkapan Produk,

Transportasi.

121
4.8.7 Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian melalui Citra Merek

sebagai variable intervening.

Dimana hubungan tidak langsung lebih besar dari hubungan langsung

(0,689 > 0,266), maka dapat diperoleh dimediasi. Berarti Citra Merek

memediasi Promosi terhadap Keputusan Pembelian.

Berdasarkan hasil penelitian itu Keputusan Pembelian akan meningkat

apabila pihak manajemen Priyangan Bakery di Kota Padang mampu

meningkatkan Citra Merek dengan meningkatkan Citra Pembuat, Citra

Pemakai, Citra Produk, dan Citra Merek akan meningkat apabila pihak

manajemen Priyangan Bakery di Kota Padang mampu meningkatkan Promosi

dengan meningkatkan Periklanan (Advertising), Hubungan Masyarakat

(Public Relations), Tenaga Penjual (Personal Person), Pemasaran Langsung

(Direct Marketing).

122
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Didapatkan pengaruh positif dan signifikan antara Distribusi terhadap Citra Merek

pada Priyangan Bakery di Kota Padang. Dimana t-hitung lebih besar dari t-tabel

(2,144 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari alpha (0,035 < 0,05).

2. Didapatkan pengaruh positif dan signifikan antara Promosi terhadap Citra Merek

pada Priyangan Bakery di Kota Padang. Dimana t-hitung lebih besar dari t-tabel

(6,144 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05).

3. Didapatkan pengaruh positif dan signifikan antara Distribusi terhadap Keputusan

Pembelian pada Priyangan Bakery di Kota Padang. Dimana t-hitung lebih besar

dari t-tabel (8,143 > 1,990) atau tingkat signifikan sama dengan alpha (0,000 <

0,05).

4. Didapatkan pengaruh positif dan signifikan antara Promosi terhadap Keputusan

Pembelian pada Priyangan Bakery di Kota Padang. Dimana t-hitung lebih besar

dari t-tabel (2,733 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari alpha (0,008 <

0,05).

5. Didapatkan pengaruh positif dan signifikan antara Citra Merek terhadap

Keputusan Pembelian pada Priyangan Bakery di Kota Padang. Dimana t-hitung

123
lebih besar dari t-tabel (7,610 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari

alpha (0,000 < 0,05).

6. Citra Merek mampu memediasi Distribusi terhadap Keputusan Pembelian. Dimana

pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh langsung (0,705 > 0,558).

7. Citra Merek mampu memediasi Promosi terhadap Keputusan Pembelian. Dimana

pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh langsung (0,689 > 0,266).

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, maka penulis mengemukakan

beberapa saran kepada Perusahaan:

1. Bagi Perusahaan

Keputusan Pembelian Priyangan Bakery di Kota Padang akan meningkat

apabila pihak manajemennya mampu meningkatkan Citra Merek dengan

meningkatkan Citra Pembuat, Citra Pemakai, Citra Produk, Citra Merek akan

meningkat apabila pihak manajemennya dapat meningkatkan:

a. Distribusi dengan meningkatkan Saluran Pemasaran, Cakupan Pemasaran,

Lokasi Mudah di Jangkau, Persediaan atau Kelengkapan Produk,

Transportasi.

b. Promosi dengan meningkatkan Periklanan (Advertising), Hubungan

Masyarakat (Public Relations), Tenaga Penjual (Personal Person),

Pemasaran Langsung (Direct Marketing).

124
2. Bagi peneliti selanjutnya

Karena konstribusi dari variabel Distribusi dan Promosi melalui Citra Merek

81,1% sedangkan sisanya sebesar 18,9% dipengaruhi varibel lain diluar

penelitian ini, maka disarankan pada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan

hasil penelitian ini dengan menambahkan variabel bebas diluar variabel ini atau

mengujinya dengan menggunakan variabel moderating.

125

Anda mungkin juga menyukai