PENDAHULUAN
perhatikan oleh sebuah perusahaan, karna keputusan pembelian merupakan hal yang
dilakukan. Keputusan pembelian menjadi salah satu faktor penentu eksistensi suatu
perusahaan, suatu perusahaan dapat terus maju jika rangsangan konsumen dalam
memutuskan membeli produk dari suatu pasar mendapatkan respon yang positif dari
pasar itu sendiri maka perusahaan tersebut akan mendapatkan keutungan dari produk
keputusan yang di ambil oleh konsumen untuk untuk melakukan pembelian suatu
keputusan pembelian. Menurut Blackwell, et all (2016) dalam (Sopiah & Sugadji,
2016, p. 14) dalam model prilaku konsumen terdapat beberapa dimensi atau stimuli
yaitu : stimulus ganda (stimulus pemasaran dan stimulus lain), stimulis ganda adalah
1
Philip Kotler and Kevin Lane Keller, Marketing Management, ed. Brian Surette, 15th ed. (England:
Pearson Education, 2016), 166.
1
stimulus yang dijalankan produsen atau pemasar, yang berupa strategi bauran
pemasaran yang terdiri dari (produk, harga, distribusi dan promosi) yang dapat
konsumen adalah faktor lingkungan, yang terdiri dari (kondisi ekonomi, politik atau
akan lebih cepat mengenal produk yang akan di jual melalui media yang digunakan
lainya yang mempengaruhi prilaku konsumen adalah faktor psikologi yang terdiri
menggangap bahwa dengan adanya faktor psikologi ini, konsumen lebih termotivasi
dan menyakini bahwa produk yang dihasilkan oleh Priyangan Bakery ini mampu
bersaing dengan industri roti yang sejenis baik secara kualitas maupun harga.
Dimensi kedua dari model prilaku konsumen adalah kotak hitam konsumen,
yang terdiri dari marketing mix, faktor lingkungan dan psikologi tersebut masuk
kedalam kotak hitam konsumen yang mencakup karakteristik konsumen dan proses
2
dimulai dengan dirasakanya beberapa masalah, yaitu kebutuhan dan keinginan yang
21) distribusi adalah rute atau rangkaian perantara, baik yang dikelola pemasaran,
atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan 4. Salah satu faktor lainya
yang dapat di hubungkan dengan keputusan pembelian adalah citra merek, menurut
(Kotler & Keller, 2016, p. 62) citra merek adalah persepsi konsumen tentang suatu
merek sebagai refleksi dari asosiasi yang ada dalam pikiran konsumen5.
ini, telah banyak dilakukan dan berkembang baik diindonesia maupun di Negara-
negara lain. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Hermawan, 2018) dengan
2
Sopiah and Sugadji, Prilaku Konsumen (Jakarta: ANDI, 2016), 14.
3
Fandy Tjiptono, Marketing Myths That Are Killing Business (Yogyakarta: ANDI, 2016), 21.
4
Tjiptono, 219.
5
Kotler and Keller, Marketing Management, 62.
3
berjudul “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran (Produk, Harga, Distribusi, dan
di Jember6.
Pasar Kliwon Surakarta”. Hasil penelitian menunjukan bahwa variable produk, harga,
yang dilakukan oleh (Syaputra, 2018) dengan berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran
(Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi) Terhadap Keputusan Pembelian Roti Ceria
di Kota Malang Jawa Timur”. Hasil penelitian menunjukan bahwa bauran pemasaran
6
Haris Hermawan, “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran (Produk, Harga, Distribusi, Dan Promosi)
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variable Intervening
Pembelian Roti Ceria Di Jember,” Ekonomi, Fakultas Bisnis, D A N, 2018, 24–36.
7
Imam Heryanto, “Analisis Pengaruh Produk, Harga, Distribusi Dan Promosi, Terhadap Keputusan
Pembelian Serta Implikasinya Pada Kepuasan Pembelian Roti Di Pasar Kliwon Surakarta Charisma,”
Jurnal Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship 09 (2017).
4
(produk, harga, promosi dan distribusi) berpengaruh secara bersama-sama terhadap
Salah satu industri roti di kota Padang adalah Priyangan Bakery. Industri roti
ini didirikan oleh Bapak Dedi Kuswara yang berlokasi di Jl. Parak Karakah No. 5 C
(Gang KUD). Industri ini merupakan suatu perusahaan perorangan yang telah dirintis
mulai tahun 1994 dan saat ini memiliki tenaga kerja berjumlah lebih dari 80 orang
dengan kisaran usia antara 18 hingga 45 tahun. Berdasarkan jumlah tenaga kerja
tersebut, kriteria untuk industri Pryangan Bakery sudah termasuk dalam golongan
industri besar. Kapasitas produksi yang bisa dihasilkan oleh Pryangan Bakery ini
rata-rata dalam satu hari adalah 2.740 bungkus roti per hari. Sehingga rata-rata
produksi dalam satu bulan sekitar 82.200 bungkus. Hasil dari produksi roti ini
swalayan atau minimarket dan juga di distribusikan ke luar daerah Kota Padang,
memilih jenis roti yang sesuai dengan seleranya. Varian roti yang dimiliki oleh
priyangan bakery yaitu kopi, pandan, vanilla, segitiga, mises jari, keju jari, coklat,
keju susu, vla, keju, dan boneka. roti ini dapat bertahan hingga tujuh hari bila
diletakkan pada tempat yang bersuhu normal. Priyangan Bakery buka dari hari senin
sampai dengan hari minggu, dimulai dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 17.00 wib.
Pryangan Bakery ini telah memiliki izin dari Departemen Kesehatan dengan
8
Dadang Syaputra, “Pengaruh Bauran Pemasaran (Produk, Harga, Promosi, Dan Distribusi) Terhadap
Keputusan Pembelian Roti Ceria Di Kota Malang Jawa Timur,” Riset Manajemen 3, no. 1 (2018):
157–64.
5
izin Depkes. RI. No. SP. 113-030-195 Kota Padang, serta sertifikat produksi pangan
industri rumah tangga P-IRT No. 20613101590. Selain itu Pryangan Bakery juga
telah menjadi anggota pada Asosiasi Pengusaha Roti Sumatera Barat (Aspri
Kota Padang, industri roti yang ada saat ini sudah cukup berkembang dan dapat
bersaing dengan kompetitif minimal dengan sesama industri roti yang lain. Oleh
sebab itu, jika Pryangan Bakery tidak dapat mengatasi permasalahannya dan
menyiapkan strategi yang tepat, pesaing dari perusahaan lain dapat lebih unggul
Dalam melakukan penjualan produk roti pada Priyangan Bakery ini dilihat
dalam jangka waktu 2015 – 2019 penjualan tidak mencapai target yang diharapkan
oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel perkembangan penjualan roti pada
Dari data diatas dapat dilihat target dan terealisasi penjualan roti pada tahun
2015, realisai penjualan hanya 20%, sedangkan pada tahun 2016 realisai penjualan
6
hanya 20%, sedangkan pada tahun 2017 realisai penjualan hanya 21%, sedangkan
pada tahun 2018 realisai penjualan hanya 20%, sedangkan pada tahun 2019 realisai
penjualan hanya 19%. Dari data yang dipaparkan diatas dapat dilihat bahwa terjadi
penurunan penjualan tidak terlepas dari adanya peranan dari konsumen dalam
membeli produk roti Priyangan Bakery. Semakin bertambahnya jumlah pesaing yang
memproduksi roti dengan menawarkan rasa dan harga yang beraneka ragam,
Berdasarkan table 1.1 dapat dilihat bahwa tidak terealisasinya penjualan roti
Priyangan Bakery dari tahun 2015, 2018 dan 2019, sedangkan pada tahun 2016 dan
2017 penjualan melebihi target yang telah ditentukan. Dari hal tersebut dapat kita
lihat bahwa tidak terealisainya penjualan ini di sebabkan oleh rendahnya daya beli
konsumen terhadap produk roti. Faktor yang mempengaruhi rendahnya daya beli ini
diakibatkan oleh distribusi, lamanya pendistribusian produk roti dari pabrik kepada
produk roti yang diminati sehingga menyebabkan produk roti kurang diminati oleh
tempat lain dengan produk yang berebeda. Promosi yang dilakukan belum marata,
promosi yang hanya dilakukan hanya sekali dalam satu tahun dan promosi yang
dilakukan secara langsung kepada konsumen di anggap belum mampu menarik minat
konsumen untuk melakukan pembelian roti pada priyangan bakery tersebut, sehingga
7
penjualan roti. Citra merek, konsumen belum mengenal merek roti Priyangan Bakery,
merek pada roti Priyangan Bakery sehingga konsumen belum melakukan pembelian
produk roti di Priyangan Bakery. Dalam persaingan industri, roti tidak hanya
bergantung pada distribusi dan promosi saja tetapi roti juga harus menanamkan citra
merek kepada konsumen, jika konsumen sudah percaya pada suatu merek tertentu
maka akan menciptakan citra merek pada produk, maka tentu saja konsumen akan
melakukan pembelian pada merek yang sudah dipercaya. Dengan konsep distribusi,
promosi dan citra merek diharapkan Priyangan Bakery dapat menarik minat
Bakery ini, tidak terlepas dari adanya peranan konsumen dalam membeli produk
tersebut. Dengan keterbatasan jenis-jenis roti dan rasa roti yang di produksi oleh
Priyangan Bakery ini menyebabkan konsumen beralih ke brand lain untuk melakukan
pembelian. Dan juga biaya yang digunakan sering kali lebih tinggi dari standart biaya
yang dianggarkan sebelumnya, penyebab utama tingginya biaya produksi antara lain
pemborosan bahan baku, waktu kerja, dan pengunaan mesin dan peralatan.
Bila kita cermati penjualan dari tahun 2015 sampai dengan 2019 volume
penjualan terealisasi di bawah target, hal ini terindikasi keputusan pembelian tidak
optimal disebabkan pendistribusian dan promosi dan citra merek pada Priyangan
8
Bakery tidak berjalan dengan baik. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik
a. Produk yang dalam hal ini keragamanya, kualitas masih kurang atau
rendah dan citra merek belum terposisi dengan baik di benak konsumen.
3. Produk dalam hal ini citra merek belum melekat di benak konsumen.
9
1.2 Batasan Masalah
Agar penelitian ini terfokus dalam hal ini, maka penulis membatasi sebagai
variable bebas marketing mix adalah (distribusi dan promosi dan variable mediasi
10
1.5 Tujuan Penelitian
adalah :
Padang.
Padang.
11
1.6 Manfaat Penelitian
A. Peneliti
B. Perusahaan
keputusan pembelian
perusahaan.
C. Mayarakat
12
menerapkan di dunia pekerjaan juga wawasan dalam bidang manajemen
pemasaran.
D. Akedemisi
13
BAB II
2.1.LANDASAN TEORI
2.1.1.Keputusan Pembelian
Dalam penelitian ini banyak para ahli yang mendefenisikan tentang keputusan
positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory decisionrule) ataupun mencari
solusi terbaik dari perspektif konsumen (non compensatory decision rule), yang
setelah dikonsumsi akan dievaluasi lagi9. Sedangkan menurut (Tjiptono, 2016, p. 21)
mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa
kepada keputusan pembelian10. Sedangkan menurut (Kotler & Keller, 2016, p. 166)
sebelum membeli, prilaku waktu memakai, dan perasaan setelah membeli 11..
9
Dr. Sudaryono, Pengantar Bisnis : Teori Dan Contoh Kasus, ed. Sigit Suyantara (Yogyakarta: ANDI,
2016), 131.
10
Fandy Tjiptono, Marketing Myths That Are Killing Business (Yogyakarta: ANDI, 2016), 21.
11
Philip Kotler and Kevin Lane Keller, Marketing Management, ed. Brian Surette, 15th ed. (England:
Pearson Education, 2016), 166.
14
merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengenalan
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah proses dimana
suatu pelanggan memilih atau menentukan suatu pilihan produk/ jasa dan kemudian
melakukan pembelian.
konsumen, model perilaku konsumen adalah teori yang mempelajari tentang berbagai
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli barang atau jasa. Sebuah
melalui pengaturan aspek-aspek dari kenyataan dan hanya terdiri dari aspek-aspek
dimana pembuat model tertarik. Secara garis besar, model perilaku konsumen
menurut (Kotler, 2016, p. 196) dapat digambarkan melalui lima faktor penting yang
konsumen merupakan proses memilih rangkaian atau tindakan di mana diantara dua
macam alternative yang ada (atau lebih) guna mencapai pemecahan masalah
12
Anang Firmansyah, Prilaku Konsumen (Surabaya: (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA), 2018),
24.
15
tertentu13. Menurut (Firmansyah, 2018, p. 47) dalam model prilaku konsumen terdiri
dari :
menarik minat beli konsumen. Dalam hal ini, perusahaan bisa melakukan rangsangan
produk yang akan dijual, memberikan diskon atau potongan harga terhadap
produknya tersebut, memilih tempat atau lokasi penjualan yang cocok, serta
dirasakan oleh konsumen secara langsung. Jika situasi ekonomi yang tengah dialami
konsumen berbanding lurus dengan ketiga faktor lainnya, maka keputusan pembelian
pembeli itu sendiri.Karakteristik itu meliputi, faktor budaya, faktor sosial, faktor
pribadi, dan faktor psikologis. Faktor budaya ini nantinya akan melahirkan kelas
sosial tertentu dalam pembelian produk, yaitu kelas sosial golongan atas, kelas sosial
13
Philip Kotler, Marketing for Competitiveness (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2016), 196.
16
golongan menengah, dan kelas sosial golongan rendah. Sementara itu, faktor sosial
peran serta status konsumen itu dalam masyarakat. Faktor pribadi yang
dan keyakinan serta sikap konsumen terhadap produk yang akan dibeli.
pengenalan terhadap suatu produk, pencarian informasi lain, evaluasi keunggulan dan
pascapembelian. Jika semua tahapan ini bernilai positif, pemakaian terhadap suatu
Dalam hal ini, keputusan pembeli akan menghadirkan suatu keputusan terbaik yang
menyangkut pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, dan
Berikut ini model perilaku konsumen menurut (Kotler, 2016, p. 196) yang
dapat dianut dan dikembangkan oleh para pengusaha sebagai alat untuk menggapai
14
Firmansyah, Prilaku Konsumen, 47.
17
tujuan pemasaran. Dengan demikian model perilaku konsumen dapat digambarkan
sebagai berikut15:
Gambar 1.1
Menurut (Kotler & Keller, 2016, p. 214) ada beberapa faktor yang
1. Faktor Budaya
Budaya merupakan penentu keinginan dan prilaku yang paling dasar. Sub
Sedangkan kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
15
Kotler, Marketing for Competitiveness, 196.
18
permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai,
minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan,
tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan wilayah tempat tinggal.
2. Faktor Sosial
kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan adalah
pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan para anggota
keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Sedangkan peran
3. Faktor Pribadi
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Usia berhubungan
dengan selera seseorang terhadap pakaian, produk, dan juga rekreasi. Gaya hidup
adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan
4. Faktor Psikologis
19
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama.
dan sikap. Kebutuhan akan menjadi motif jika individu didorong hingga mencapai
tahap intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang memadai untuk
mendorong seseorang bertindak. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi dapat sangat beragam
antara individu satu dengan yang lain yang mengalami realitas yang sama16.
Dimensi dan indikator keputusan pembelian menurut kotler dan keller yang
dialih bahasakan (Tjiptono, 2016, p. 184) terdapat lima indikator keputusan yang
menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli.
16
Kotler and Keller, Marketing Management, 214.
20
perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek
yang terpecaya.
penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi dekat, harga yang murah, persediaan
sebagainya.
misalnya: ada yang membeli sekali sebulan, tiga bulan sekali, enam bulan
dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mugkin lebih dari satu
untuk membeli suatu produk, konsumen akan melalui lima tahapan sebagai berikut :
17
Tjiptono, Marketing Myths That Are Killing Business, 184.
21
Gambar 1.2
Tahap-tahap keputusan pembelian
Pengenalan
Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Prilaku Pasca
Masalah Informasi Alternati Membeli Membeli
f
yang ada dalam diri konsumen maka konsumen akan mencari objek yang
2. Pencarian Informasi
Jika konsumen telah mulai menemukan apa yang dia butuhkan dan tergugah
minatnya maka dia akan mencari informasi yang lebih banyak lagi mengenai
3. Evaluasi Alternatif
Proses evaluasi biasanya tidak hanya terjadi satu kali atau tunggal. Konsumen
konsep dasar dari proses evaluasi konsumen adalah yang pertama konsumen
22
dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing- masing produk
4. Keputusan Membeli
merek yang disukai. Ada dua faktor yang mempengaruhi minat beli dan
a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif
yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu intensitas
b. Faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan dapat
23
bahkan turunnya citra merek18.
2.1.2 Distribusi
Dalam penelitian ini banyak para ahli yang mendefenisikan tentang distribusi.
Menurut (Tjiptono, 2016, p. 187) distribusi adalah rute atau rangkaian perantara,
baik yang dikelola pemasaran maupun independen, dalam menyampaikan barang dari
dari produsen kepada konsumen19. Menurut (Kotler & Amstrong, 2016, p. 580)
mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk
distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu sama lain
Dari beberapa definisi menurut para ahli diatas, maka penulis dapat
dilakukan oleh suatu organisasi dengan tujuan agar produk yang dihasilkannya dapat
18
Kotler, Marketing for Competitiveness, 235.
19
Tjiptono, Marketing Myths That Are Killing Business, 187.
20
Philip Kotler and Gery Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, 12th ed. (Jakarta: Erlangga, 2016),
580.
21
Winardi, Marketing Dan Prilaku Konsumen (Bandung: Mandar Maju, 2018), 299.
22
Firmansyah, Prilaku Konsumen, 217.
24
2.1.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Distribusi
Menurut (Swastha & Irawan, 2016, p. 299) distribusi yang paling bagus
dapat dilihat dari pertimbangan pasar, pertimbangan produk, pertimbangan situasi dan
1. Pertimbangan Pasar
a. Konsumen atau pasar industri, apabila pasarnya berupa pasar industri maka
pengecer jarang atau bahkan tidak pernah digunakan dalam saluran ini.
penjual.
yang melayani pasar itu jumlahnya sangat sedikit, yang banyak adalah
pasar monopolistik dan pasar oligopolistik. Untuk kedua jenis pasar itu
maka mungkin hanya diperlukan satu atau dua pedagang eceran saja.
25
Sebaliknya, bila dikehendaki penyebaran produk secara meluas maka
2. Pertimbangan Produk
a. Nilai unit, apabila nilai unit produk makin rendah maka saluran distribusi
makin panjang. Sedangkan apabila nilai unit produknya relatif tinggi maka
b. Besar dan berat barang, apabila ongkos angkut terlalu besar dibanding nilai
c. Mudah rusaknya barang, apabila produk yang dijual mudah rusak maka
distribusinya.
e. Barang standar dan pesanan, jika barang yang dijual merupakan barang
mengadakan persediaan.
26
3. Pertimbangan Situasi Dan Kondisi Perusahaan
pasar sasaran dengan daerah geografis tertentu maka perantara distribusi yang
4. Pertimbangan Perantara
sebagai berikut:
penyalur.
Menurut (Kotler & Keller, 2016, p. 581) adapun indikator dari distribusi
1. Saluran Pemasaran
27
2. Cakupan Pemasaran
Adalah tempat yang mudah diketahui oleh masyarakat, atau mudah terlihat
di masyarakat.
produsen.
5. Transportasi
Adalah perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lainya
distribusi yang menjadi pilihan perusahaan atau organisasi dalam melakukan aktivitas
perdagangannya.
a. Produsen – Konsumen
24
Kotler and Keller, Marketing Management, 581.
28
Merupakan saluran langsung dari produsen menuju ke konsumen sehingga akan
produsen tidak akan bertambah lagi di karenakan barang dan jasa akan
Tingkat resistensi yang mungkin muncul akan bernilai kecil karna hanya ada
satu pihak sebelum konsumen ahir. Nilai produsen atau jasa di mungkinkan
akan berubah setelah produk atau jasa keluar dari produsen dan di konsumsi
saluran yang lainya, karna terdapat dua pihak beraktivitas sebelum produk atau
jasa di konsumsi oleh konsumen ahir. Nilai produk atau jasa di mungkinkan
berubah karna jumlah pihak yang beraktivitas sebelum produk atau jasa di
Saluran ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar dengan cakupan pasar
yang cukup besar (nasional atau internasional). Adapun tingkat resistensi yang
lainya, tetapi nilai juga dimungkinkan berubah karna banyaknya pihak yang
beraktivitas.
29
2. Bentuk – Bentuk Saluran Distribusi Barang Industrial :
yang paling pendek, dan disebut sebagai saluran distribusi langsung ini dipakai
oleh produsen bila transaksi penjualan kepada pemakai industrial relatif cukup
Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang tidak
barang baru atau ingin memasuki daerah pemasaran baru, lebih suka
menggunakan agen.
antara lain bahan unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung.
30
Selain itu, faktor penyimpanan pada saluran perlu dipertimbangkan pula. Dalam
hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanan sangat penting peranannya25.
atau jasa dari pihak produsen ke pihak konsumen”. Dalam hal ini ada tiga jenis
maka lokasi akan menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat
dekat dengan konsumen, sehingga mudah dijangkau dengan kata lain harus
strategis.
2. Pemberi jasa mendatangi konsumen. Dalam hal ini, lokasi distribusi tidak terlalu
penting tetapi yang harus diperhatikan adalah pelayanan yang diberikan harus
tetap berkualitas.
3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung. Ini berarti service
computer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama
25
Firmansyah, Prilaku Konsumen, 226.
26
Swastha and Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, 15.
31
2.1.2.5 Fungsi Dan Tujuan Distribusi
Menurut (Swastha & Irawan, 2016, p. 38) menjelaskan bahwa fungsi dan
a. Fungsi Transaksi
b. Fungsi Logistik.
dan melindungi barang. Fungsi ini penting agar barang yang di angkut
c. Fungsi Fasilitas
32
mempunyai uang yang cukup guna memudahkan aliran barang melalui
2.1.3 Promosi
Dalam penelitian ini banyak para ahli yang mendefenisikan tentang promosi.
Menurut (Kotler & Amstrong, 2016, p. 579) member pengertian bahwa promosi
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan
33
adalah sebagai upaya untuk memperkenalkan produk atau jasa agar bisa dikenal dan
diterima oleh masyarakat30. Sedangkan menurut (Swastha & Irawan, 2016, p. 103)
promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
Dari defenisi promosi menurut para ahli diatas maka penulis dapat
menawarkan produk atau jasa dengan tujuan untuk menarik calon konsumen untuk
yaitu : dana yang tersedia, sifat pemasaran, sifat produk, dan tahap daur hidup
produk.
Perusahaan dengan dana yang cukup, dapat membuat promosi yang lebih efektif
2. sifat Pasar
Sifat pasar yang berpengaruh dalam pelaksanaa promosi antara lain adalah :
30
Firmansyah, Prilaku Konsumen, 200.
31
Swastha and Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, 103.
34
Penjualan personal mungkin sudah mencukupi dalam pasaran lokal, namun
dipertimbangkan.
b. Jenis Pelanggan
Strategi promosi dipengaruhi oleh jenis sasaran yang akan dituju oleh
c. Konsentrasi Pasar
3. Sifat Produk
b. Proses pengolahanya
a. Harga yang tinggi sering dianggap konsumen berkorelasi positif dengan kualitas
yang juga tinggi, sehingga penggunaan iklan untuk kasus ini lebih tepat karena
35
dibutuhkan adalah iklan karena armada penjualan yang dipakai jumlahnya
terbatas32.
Menurut (Kotler & Keller, 2016, p. 579) adapun indikator yang di gunakan
1. Periklanan (Advertising)
Yaitu semua bentuk presentasi dan promosi non personal yang dibayar oleh
cipta dan makna dalam benak konsumen. Bentuk promosi yang digunakan
perusahaan yang bagus, dan menangani atau meluruskan rumor, cerita, serta
32
Agustina Shinta, Manajemen Pemasaran (Malang,Jawa Timur: Universitas Brawijaya Press (UB
Press), 2016), 146.
36
meyakinkan konsumen untuk sehingga memperhatikan, tertarik, timbul ke
langsung tanpa adanya pihak yang menjadi perantara pemasaran dalam kegiatan
transaksi jual beli dan tawar menawar suatu produk atau jasa yang di
tawarkan33.
Lima sarana promosi utama menurut (Kotler & Amstrong, 2016, p. 580)
1. Periklanan (advertising)
Semua bentuk terbayar presentasi non pribadi dan promosi ide, barang, atau
jasa dengan sponsor tertentu. Menurut (Kotler & Amstrong, 2016, p. 580)
periklanan itu sendiri bisa digolongkan berdasarkan tujuan utama yaitu untuk
untuk memperkenalkan kategori produk baru. Dalam hal ini, tujuannya adalah
37
secara langsung atau tidak langsung membandingkan mereknya dengan
competitor. Dan yang terakhir, periklanan pengingat penting bagi produk yang
atau jasa. Menurut (Kotler & Amstrong, 2016, p. 580) banyak sarana yang
tunai, harga khusus, premi, barang khusus iklan, undian, serta permainan.
memberikan ruang rak, mempromosikan merek itu dalam iklan, dan pada
tertentu.
diri pada dua alat tambahan promosi bisnis utama yaitu konvensi dan
34
Ibid.580
38
pameran dagang. Perusahaan yang menjual produk mereka
a. Hubungan Pers
b. Publisitas Produk
c. Kegiatan Masyarakat
komunitas lokal.
d. Melobi
peraturan.
e. Hubungan Investor
35
Ibid.580
39
Adalah mempertahankan hubungan dengan pemegang saham dan pihak
f. Pengembangan
Amstrong, 2016, p. 580) penjualan personal adalah salah satu profesi yang
pembeli37.
36
bid.580
37
Ibid.580
40
secara langsung dengan konsumen tertentu. Menurut (Kotler & Amstrong,
2016, p. 580) terdapat dua manfaat dari pemasaran langsung baik dari pihak
produk dan jasa tanpa terikat waktu dengan wiraniaga. Pemasaran langsung
penjual melalui telepon atau di situs web penjual untuk menciptakan informasi
yang tepat. Bagi penjual, pemasaran langsung merupakan sarana yang kuat
langsung juga menawarkan alternative biaya yang rendah, efisien dan cepat
promosi secara tepat. Hal ini karena tidak semua strategi promosi cocok untuk suatu
produk. Apabila terjadi kesalahan dalam memilih strategi promosi maka tentu saja
dalam memilih strategi promosi yang efektif ini. Menurut (Firmansyah, 2020, p.
281) merekomendasikan beberapa strategi promosi yang dapat digunakan, antara lain
:
38
Kotler and Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, 580
41
1. Strategi Defensive (Bertahan)
hanya sekedar agar konsumen tidak lupa akan merek suatu produk atau
berpaling ke merek lain. Startegi ini akan lebih efektif jika digunakan oleh
perusahaan yang telah memiliki market share dan market grow diyakini masih
tinggi.
pasar yang lebih besar lagi. Strategi ini lebih efektif lagi digunakan bila market
share masih rendah namun potensi market grow diyakini masih tinggi.
Umumnya digunakan oleh produk yang telah memiliki pangsa pasar yang lebih
1. Fungsi Promosi
ini :
39
Anang Firmansyah, Komunikasi Pemasaran, ed. Tim Qiara Media (Surabaya: Qiara Media, 2020),
281.
42
penciptaan citra sebuah perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa.
b. Membujuk (Persuading)
Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi pelanggan
c. Mengingatkan (Reminding)
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para
menguntungkan.
43
d. Menambah Nila (Adding Value)
dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi dan bisa lebih
unggul40.
44
b. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk:
(salesman).
perusahaan41.
Dalam penelitian ini banyak para ahli yang mendefenisikan tentang citra
merek. Menurut (Tjiptono, 2016, p. 49) citra merek adalah deskripsi asosiasi dan
keyaninan konsumen terhadap merek tertentu. Citra merek (Brand Image) adalah
ingatan konsumen42. Sedangkan menurut menurut (Kotler & Keller, 2016, p. 62)
citra merek adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari
asosiasi yang ada dalam pikiran konsumen43. Sedangkan menurut (Shimp, 2016, p.
41
Tjiptono, Marketing Myths That Are Killing Business, 225.
42
Ibid.49
43
Kotler and Keller, Marketing Management, 62.
45
56) citra merek adalah sejenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika
mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut bisa berupa ingatan mengenai
merek tersebut. Bisa berupa karakternya, ciri-ciri, kekuatan bahkan kelemahan merek
keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek. Kotler juga
mengungkapkan bahwa sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu obyek sangat
Dari defenisi citra merek menurut para ahli diatas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa citra merek adalah suatu persepsi yang timbul dibenak para
konsumen pada saat mengingat suatu merek atau brand dari suatu produk tertentu.
Menurut David A.Aker dalam (Rangkuti, 2016, p. 45) citra merek terdiri dari
desain, kemasan, logo, nama merek, fungsi, dan kegunaan produk dari
merek itu.
dari merek tersebut. Citra merek sangat erat kaitannya dengan apa yang
44
Shimp, Periklanan Dan Promosi, 56.
45
Kotler, Marketing for Competitiveness, 92.
46
citra merek faktor psikologis lebih banyak berperan dibandingkan faktor
Menurut (Ogi Sulistina, 2016, p. 33) citra merek dapat diukur dari tiga
46
Freddy Rangkuti, Analisis Swot : Teknik Membeda Kasus Bisnis (Jakarta: Gramedia Utama Pustaka,
2016), 45.
47
Ogi Sulistina, Prilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016), 33.
47
Menurut (Stanton, 2016, p. 185) sebuah merek harus memiliki karakteristik-
2. Mudah dieja, dibaca dan diingat. Sederhana, pendek dan nama satu suku
kata.
lini produk.
Menurut (Ogi Sulistina, 2016, p. 108) ada beberapa manfaat dari citra merek,
yaitu :
48
William J. Stanton, Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2016), 185.
49
Ogi Sulistina, Prilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran, 108.
48
Untuk mengadakan penelitian, tidak terlepas dari penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terdahulu dengan tujuan untuk memperkuat hasil dari penelitian yang
sedang dilakukan, selain itu juga bertujuan untuk membandingkan dengan penelitian
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
49
Jember) Jember
50
Bakery : Amalia
Surakarta keputusan Cake &
pembelian Bakery
(Y) Surakarta
4 Jurnal
(Mari Pengaruh Variable Terdapat Variable Variable
pundi vol
a kualitas independe pengaruh 04, ISSN : intervenin independ
Magd produk nt : positif dan 2667-5112 g citra ent
alena, dan citra kualitas signifikan merek, dan kualitas
2020) merek produk antara variable produk
terhadap (X1), citra kualitas dependent dan
keputusa merek produk keputusan objek
n (X2),Varia dan citra pembelian penelitia
pembelia ble merek n
n pada dependent terhadap
roti cv. : keputusan
Rima keputusan pembelian
Bakery pembelian pada roti
di Kota (Y) cv. Rima
Padang Bakery di
Kota
Padang
51
roti : pada roti
Bakar 88 keputusan Bakar 88
Tangeran pembelian Tangerang
g (Y)
52
di Mall keputusan roti Boy di
Kota pembelian mall kota
Semaran (Y) Semarang)
g)
53
n Sari keputusan terhadap
Roti pembelian keputusan
(Y) pembelian,
sedangkan
brand
image
tidak
memberik
an
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen
Sari Roti
54
2.3 Kerangka Fikir
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan
2016, p. 60) kerangka pikir ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-
Dari rumusan masalah dan landasan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelian sebagai variable terikat, dan variable intervening citra merek baik secara
perantara antara bisnis dan perusahaan untuk menyalurkan produk atau jasa
50
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis (Bandung: ALFABETA, 2016), 88.
51
Ibid., 60.
52
Widodo, “Pengaruh Bauran Pemasaran Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian
Roti Di Reza Bakery,” Business and Management 2, no. 1 (2018): 16–20.
55
Citra merek adalah kesan yang timbul dalam diri seseorang sebagai hasil dari
dilakukan oleh (Rini, 2017). Penelitian yang dilakukan di Raja Bakery. Hasil
merek53.
mau membeli atau tidak terhadap produk tersebut. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh (Ayuningtias, 2016). Penelitian yang dilakukan pada Sari Roti.
53
Rini, “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, Dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian,” Journal Of Social And Politic Tahun, no. c (2017).
54
Ayuningtias, “Pengaruh Strategi Marketing Mix (Produk, Harga, Promosi Dan Distribusi) Terhadap
Keputusan Pembelian Sari Roti,” Balance 12, no. 2 (2016).
56
penelitianya menyatakan bahwa promosi berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian55.
Gambar 1.3
kerangka fikir
H3
Distribusi (X1)
H1 H6
Keputusan
Citra Merek
H6 H5
Pembelian
(Z) (Y)
Promosi (X2)
H2 H7
H4
57
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan 57. Berdasarkan tinjauan rumusan
masalah yang ada, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H2 :Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara promosi terhadap citra
H5 :Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara citra merek terhadap
H6 :Diduga citra merek dapat memediasi pengaruh positif dan signifikan antara
Padang.
57
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, 93.
58
H7 :Diduga citra merek dapat memediasi pengaruh positif dan signifikan antara
Padang.
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
berlokasi di Jalan Parak Karakah No.5 C, Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah,
dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih
satu dengan variable yang lain58. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2016, p. 37)
Penelitian Kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variable
Penelitian deskriptif dan kausal disini dijelaskan dan diberi gambaran tentang
Pengaruh Distribusi dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian dengan Citra merek
58
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis (Bandung: ALFABETA, 2016), 30.
59
Ibid., 37.
60
3.3 Pupulasi dan Sample
3.3.1 Pupulasi
terdiri atas objek atau subjek yang mempuyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya 60.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah seluruh konsumen yang
pernah membeli roti Priyangan Bakery yang yang belum diketahui jumlah
populasinya.
Menurut Wibosono dalam Ridwan dan Akson dan Akdon, rumus untuk
menghitung sample pada populasi yang tidak di ketahui adalah sebagai berikut :
( z α /2 σ )2
n =
e
keterangan :
n= Jumlah sampel
(1.96 /0.25)2
n =
0.05
n = 96,04
60
Ibid., 115.
61
3.3.2 Sample
Menurut (Sugiyono, 2016, p. 116) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
56) Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti62. Tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak
semua orang akan diteliti melainkan cukup dengan sampel yang mewakili. Oleh
sebab itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif
(mewakili).
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
1. Variabel Independen
61
Ibid., 116.
62
Riduwan, Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian (Bandung: ALFABETA, 2016), 56.
63
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, 58.
62
Indonesia sering disebu tsebagai variable bebas. Variabel bebas adalah
2. Variable dependent
pengaruhi atau di kenal juga sebagai variable yang menjadi akibat karna
adalah :
3. Variabel Intervenig
variable dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
64
Ibid., 59.
65
Ibid., 59
66
Ibid., 61
63
a. Variabel Intervening (Z) : Adalah Citra Merek
faktor yang verkaitan dengan faktor yang lainya. Definisi operasional variable
memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu variable.
Adapun operasional variable dari masing-masing variable dalam Penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Variabel
64
adalah kegiatan- Jangkau 581)
kegiatan pengiriman 4. Persediaan atau
barang yang dilakukan Kelengkapan
oleh suatu organisasi Produk
dengan tujuan agar 5. Transportasi
produk yang dihasilkan
dapat diterima oleh
konsumen baik melalui
perantara atau tidak.
65
didefenisikan citra
merek adalah suatu
persepsi yang timbul di
benak para konsumen
pada saat mengingat
suatu merek dari suatu
produk tertentu.
1. Data Primer
Menurut (Sugiyono, 2016, p. 185) Data Primer adalah data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data67. Dalam menyusun penelitian ini, data
2. Data Sekunder
Menurut (Sugiyono, 2016, p. 193) Data Sekunder adalah sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen68. Data ini diperoleh dari berbagai literatur,majalah dan informasi
pendukung dari berbagai sumber seperti internet dan artikel-artikel yang berhubungan
67
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, 185.
68
Ibid., 193.
66
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
A. Wawancara (interview)
yang terkait dengan objek observasi di pabrik roti Priyangan Bakery yang
B. Kuesioner
Dalam penelitian ini angket akan digunakan sebagai alat untuk memperoleh
69
Ibid., 199.
67
data primer, yaitu data yang berkaitan dengan hubungan distribusi dan
karena dianggap lebih praktis dan dapat dibagikan secara serentak kepada
responden, selain itu instrumen atau angket dapat dijawab oleh responden
sama.
C. Observasi
Padang.
(Sugiyono, 2016, p. 132) Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial70. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradiasi
70
Ibid., 132.
68
dari sangat positif sampai sangat negatif. Skala likert dalam penelitian ini terdiri atas
Tabel 3.2
Instrument Penelitian
Pernyataan Bobot
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
penelitian dan kualitas pengumpulan data71. penelitian ini perlu menggunakan teknik
pengumpulan data yang tepat, karena teknik data merupakan langkah yang paling
utama dalam penelitian dan tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data.
Table 3.3
No
No Variabel Indikator Item
Pertanyaan
1 Keputusan 1.Pilihan produk 1,2 2
pembelian 2.Pilih Merek 3,4 2
(Y)
71
Ibid., 140.
69
3.Pilihan TempatPenyalur 5,6 2
4. Waktu Pembelian 7,8 2
5. Jumlah Pembeli atau 9,10 2
Kuantitas
2 Distribusi 1.Saluran Pemasaran 1,2 2
(X1) 2.Cakupan Pemasaran 3,4 2
3.Lokasi Mudah di Jangkau 5,6 2
4.Persediaan atau 7,8 2
Kelengkapan Produk 9,10 2
5.Transportasi
(Public Relations)
3. Tenaga Penjual (Personal 6,7,8 3
Person) 9,10 2
4. Pemasaran Langsung
(Direct Marketing)
70
Penelitian memegang peran penting dalam penelitian kuantitatif karena
kualitas data yang digunakan dalam banyak hal ditentukan oleh kualitas instrumen
mencerminkan keaadaan sesuatu yang diukur pada diri subjek penelitian dan pemilik
data. untuk itu peneliti harus berfikir bagaimana memperoleh data seakurat mungkin
dari subjek penelitian sehingga data-data itu dapat dipertanggung jawabkan dari pada
kuesioner yang digunakan dalam mengumpulkan data uji validitas ini dilakukan
mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Adapun perhitungan
korelasi product moment, dengan rumus yang dikemukakan oleh (Arikunto, 2016, p.
99)
n ∑ XY −∑ X ∑ Y
r=
√( ( n ∑ X 2−( X )2 )( n ∑ Y 2−( ∑Y )2 ) )
Dimana:
r = Koefisien korelasi
n = Banyaknya sampel
71
XY =Jumlah Skor Perkalian X dan Y
skor disetiap item dengan skor variabel (hasil penjumlahan seluruh skor item
menggunakan bantuan komputer SPSS 23.0. Item dinyatakan valid apabila memiliki
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Sehingga mampu
Rumus yang bisa digunakan untuk uji reliabilitas dengan metode Cronbach’s
Alpha, yaitu:
Keterangan :
72
Uji dilakukan pada taraf signifikan a sebesar 0,05. Instrumen dapat dikatakan
reliabel bila cronbach’s Alpha lebih besar dari r . Namun juga teori lain yang
tabel
menyatakan jika cronbach’s Alpha harus lebih besar dari 0,06 baru dapat dipastikan
Menurut (Umar, 2016, p. 74) Uji Asumsi klasik adalah persyaratan statistik
yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear sederhana, maupun regresi linear
berganda yang berbasis ordinary least square (OLS)72. Regresi linear OLS adalah
sebuah model regresi linear dengan metode perhitungan kuadrat terkecil atau yang
disebut ordinary least square jika syarat-syarat tersebut dipenuhi semuanya, maka
model regresi linear tersebut dikatakan BLUE.BLUE adalah singkatan dari best linear
unbiased estimation. Analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan
Menurut (Umar, 2016, p. 75) Uji Normalitas berguna melihat apakah nilai
residual tertribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki
72
Husein Umar, Metode Riset Bisnis (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016), 74.
73
Ibid., 75.
73
pengujian dengan metode grafik sering menimbulkan perbedaan persepsi di antara
beberapa pengamat, sehingga penggunaan uji normalitas dengan uji statistik bebas
dari keragu-raguan, meski tidak ada jaminan bahwa dengan uji statistik lebih baik
tingkat korelasi di antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear
berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikatnya menjadi terganggu. Oleh
pengamat.
adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
heteroskedastisitas adalah jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk
74
Ibid., 76.
75
Ibid., 103.
74
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta
titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas76.
digunakan pada penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda yang terdiri dari
citra merek sebagai variable intervening pada Priyangan Bakery di Kota Padang.
Menurut (Sugiyono, 2016, p. 339) secara umum regresi berganda dapat dirumuskan
sebagai berikut78 :
76
Imam Ghozali, Desain Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2016),
162.
77
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, 147.
78
Ibid., 339.
75
Keterangan :
Y : Keputusan Pembelian
X1 : Distribusi
X2 : Promosi
Z : Citra Merek
e : Standar Error
Pengujian yang dilakukan ini adalah dengan uji parameter b (uji korelasi)
dengan menggunakan uji F statistik. untuk menguji pengaruh variable bebas secara
Rumus f hitung =
Keterangan:
79
bid., 257.
76
- Ho diterima bila Fhitung< Ftabel, artinya variabel independent secara bersama-
Gambar 3.1
uji F
O F
Bila diterima, maka diartikan sebagai titik signifikannya suatu pengaruh dari
77
3.8.2 Pengujian Parsial (UJi t)
Rumus :thitung =
Keterangan :
R2 : Koefisien determinasi
N : Jumlah data
Gambar 3.2
Uji T
a. Jika t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung t ), hal ini menunjukan bahwa variabel
tabel
ditolak, H1 dieterima.
78
b. Jika thitung lebih kecil dari t tabel (t hitung t ) hal ini menunjukan bahwa variabel
tabel
bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Maka
H0 diterima, H1 ditolak.
perluasan dari analisis regresi linier berganda atau analisis jalur adalah penggunaan
analisis regresi untuk menaksir hubungan kualitas antar variable (model casual) yang
Gambar 3.3
Distribusi(X1)
Promosi(X2)
80
Ghozali, Desain Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, 249.
79
Gambar 3.4
Distribusi (X1)
Citra KeputusanPembel
Merek(Z) ian(Y)
Promosi(X2)
model dalam menerangkan variasi variabel dependent. (Ghozali, 2016, p. 97) Nilai
Koefisien Determinasi (R2) adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
variabel dependent81.
BAB IV
81
Ibid., 97.
80
HASIL PENELITIAN
Industri roti ini didirikan oleh Bapak Dedi Kuswara yang berlokasi di Jl.
Parak Karakah No. 5 C (Gang KUD). Industri ini merupakan suatu perusahaan
perorangan yang telah dirintis mulai tahun 1994 dan saat ini memiliki tenaga kerja
berjumlah lebih dari 80 orang dengan kisaran usia antara 18 hingga 45 tahun.
Berdasarkan jumlah tenaga kerja tersebut, kriteria untuk industri Pryangan Bakery
sudah termasuk dalam golongan industri besar. Kapasitas produksi yang bisa
dihasilkan oleh Pryangan Bakery ini rata-rata dalam satu hari adalah 2.740 bungkus
roti per hari. Sehingga rata-rata produksi dalam satu bulan sekitar 82.200 bungkus.
Hasil dari produksi roti ini nantinya akan langsung di distribusikan kepada pedagang,
pengecer seperti warung, swalayan atau minimarket dan juga di distribusikan ke luar
memilih jenis roti yang sesuai dengan seleranya. Varian roti yang dimiliki oleh
priyangan bakery yaitu kopi, pandan, vanilla, segitiga, mises jari, keju jari, coklat,
keju susu, vla, keju, dan boneka. roti ini dapat bertahan hingga tujuh hari bila
diletakkan pada tempat yang bersuhu normal. Priyangan Bakery buka dari hari senin
sampai dengan hari minggu, dimulai dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 17.00 wib.
Priyangan Bakery ini telah memiliki izin dari Departemen Kesehatan dengan
izin Depkes. RI. No. SP. 113-030-195 Kota Padang, serta sertifikat produksi pangan
81
industri rumah tangga P-IRT No. 20613101590. Selain itu Pryangan Bakery juga
telah menjadi anggota pada Asosiasi Pengusaha Roti Sumatera Barat (Aspri Sumbar).
Menurut data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Padang,
industri roti yang ada saat ini sudah cukup berkembang dan dapat bersaing dengan
kompetitif minimal dengan sesama industri roti yang lain. Oleh sebab itu, jika
yang tepat, pesaing dari perusahaan lain dapat lebih unggul dalam persaingan pada
Visi
Misi
1. Menciptakan tenaga kerja yang ahli dan kompeten serta memiliki iman
82
Penelitian ini termasuk penelitian survei yaitu dengan mengumpulkan data
primer dari sampel suatu populasi dengan menggunakan instrumen kuesioner yang
diolah. Dalam penelitian ini populasi yang dijadikan subyek penelitian adalah pada
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama kepada
setiap anggota untuk terambil menjadi sampel. Sehingga setiap anggota populasi
Tabel 4.1
Hasil Sebaran Kuesioner
Karakteristik Kuesioner Kuesioner Kuesioner
Pada tabel diatas dapat dilihat, dari 96 kuesioner yang disebar, yang kembali
83
Pada pembahasan mengenai karakteristik responden penelitian ini, dapat
berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, dan lama bekerja. Adapun
di Kota Padang dan diteruskan dengan mengolah data dengan SPSS for windows
versi 16.0 maka karakteristik berdasarkan jenis kelamin dari 81 responden dapat
Tabel 4.2
Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
NO Jenis Kelamin Jumlah
Responden Persentase (%)
1 Laki-laki 37 45,7
2 Perempuan 44 54,3
Jumlah 81 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
Gambar 4.1
Grafik Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
84
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 81 responden yang
berjenis kelamin Laki-laki berjumlah 37 orang yaitu 45,7%, dan responden yang
berjenis kelamin Perempuan berjumlah 44 orang yaitu 54,3%. Hal ini menunjukan
di Kota Padang dan diteruskan dengan mengolah data dengan SPSS for windows
versi 16.0 maka karakteristik berdasarkan umur dari 81 responden dapat dilihat pada
Tabel 4.3
Karakteristik Berdasarkan Umur
NO Umur Jumlah
Responden Persentase (%)
1 20-29 Tahun 69 85,2
2 30-39 Tahun 10 12,3
3 40-49 Tahun 2 2.,5
Jumlah 81 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
Gambar 4.2
Garfik Umur
85
20-29 Th
30-39 Th
40-49 Th
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa dari 81 responden yang
berumur 20-29 tahun berjumlah 69 orang yaitu 85,2%, responden yang berumur 30-
39 tahun berjunlah 10 orang yaitu 12,3%, dan responden yang berumur 40-49 tahun
berjumlah 2 orang yaitu 2,5%. Hal ini menunjukan bahwa Konsumen Priyangan
di Kota Padang dan diteruskan dengan mengolah data dengan SPSS for windows
Tabel 4.4
Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir
NO Pendidikan Terakhir Jumlah
Responden Persentase (%)
1 SMA 30 37,0
2 D3 9 11,1
3 S1 39 48,1
4 S2 3 3,7
86
Jumlah 81 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
Gambar 4.3
Garfik Pendidikan Terakhir
SMA
D3
S1
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa dari 81 responden yang
yang mempunyai pendidikan terakhir S2 berjumlah 3 orang yaitu 3,7%. Hal ini
Bakery di Kota Padang dan diteruskan dengan mengolah data dengan SPSS for
windows versi 16.0 maka karakteristik berdasarkan lama bekerja dari 81 responden
Tabel 4.5
87
Karakteristik Berdasarkan Lama Bekerja
NO Lama Bekerja Jumlah
Responden Persentase (%)
1 1-5 Tahun 66 81,5
2 6-10 Tahun 9 11,1
3 11-20 Tahun 4 4,9
4 21-25 Tahun 1 1,2
5 > 25 tahun 1 1,2
Jumlah 81 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
Gambar 4.4
Garfik Lama Bekerja
1-5 Th
6-10 Th
> 25 Th
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa dari 81 responden lama
orang yaitu 1,2%, dan responden lama bekerja > 25 tahun sebanyak 1 orang yaitu
1,2%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden telah lama bekerja 1-5 tahun.
88
4.4 Analisis Statistik Deskriptif Penelitian
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), varian,
maksimum, minimum dan standar deviasi atas data sampel yang digunakan.
Hasil statistik diskriptif terhadap variabel penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.6
Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
1. Variabel Distribusi memiliki nilai terendah sebesar 24 dan nilai tertinggi sebesar
2. Variabel Promosi memiliki nilai terendah sebesar 18 dan nilai tertinggi sebesar
89
4. Variabel Citra Merek memiliki nilai terendah sebesar 17 dan nilai tertinggi
bebas, sedangkan variabel Keputusan Pembelian sebagai variabel terikat dan Citra
Variabel Distribusi
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan
Variabel Distribusi
No Daftar Pernyataan Alternatif Jawaban
STS TS KS S SS Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
% % % % % %
1 Menurut saya produk roti 1 2 18 34 26 81
priyangan Bakery sangat 1,2% 2,5% 22,2% 42,0% 32,1% 100%
mudah di dapatkan
2 Menurut saya produk roti 1 4 26 36 14 81
Priyangan Bakery yang 1,2% 4,9% 32,1% 44,4% 17,3% 100%
selalu di pesan selalu
datang tepat waktu
3 Menurut saya cakupan - 2 21 36 22 81
90
pemasaran yang di lakukan 2,5% 25,9% 44,4% 27,2% 100%
oleh Priyangan Bakery
sudah sangat sudah
tersebar ke seluruh kota
padang
4 Menurut saya cakupan - 8 23 31 19 81
pemasaran yang di lakukan 9,9% 28,4% 38,3% 23,5% 100%
oleh Priyangan Bakery
sudah tersebar ke luar kota
padang
5 Menurut saya lokasi - 3 22 38 18 81
Priyangan Bakery strategis 3,7% 27,2% 46,9% 22,2% 100%
dekat dengan keramaian
lalu lintas
6 Menurut saya lokasi 2 3 19 29 28 81
Priyangan Bakery mudah 2,5% 3,7% 23,5% 35,8% 34,6% 100%
di jangkau oleh konsumen
7 Menurut saya produk roti 1 4 18 32 26 81
yang di jual Priyangan 1,2% 4,9% 22,2% 39,5% 32,1% 100%
Bakery sangat bervariasi
8 Menurut saya produk roti - 3 20 30 28 81
yang dijual Priyangan 3,7% 24,7% 37,0% 34,6% 100%
Bakery sangat lengkap dan
beragam varian rasa
9 Menurut saya transportasi 1 3 22 42 13 81
yang digunakan oleh 1,2% 3,7% 27,2% 51,9% 16,0% 100%
Priyangan Bakery sangat
baik
10 Menurut saya transportasi 1 4 27 35 14 81
yang digunakan oleh 1,2% 4,9% 33,3% 43,2% 17,3% 100%
Priyangan Bakery cukup
bervariasi
TOTAL 7 36 216 343 208 81
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
91
2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan
Variabel Promosi
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan
Variabel Promosi
No Daftar Pernyataan Alternatif Jawaban
STS TS KS S SS Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
% % % % % %
1 Menurut saya pesan iklan 2 3 24 36 16 81
Priyangan Bakery 2,5% 3,7% 29,6% 44,4% 19,8% 100%
menumbuhkan ke inginan
untuk membeli produk
merek tersebut
2 Menurut saya pesan iklan - 1 25 33 22 81
Priyangan Bakery menarik 1,2% 30,9% 40,7% 27,2% 100%
perhatian konsumen
3 Menurut saya pesan iklan 1 3 22 39 16 81
Priyangan Bakery 1,2% 3,7% 27,2% 48,1% 19,8% 100%
menumbuhkan keinginan
saya untuk mencari tahu
lebih lanjut mengenai
merek roti tersebut
4 Menurut saya Priyangan 1 5 28 36 11 81
Bakery mampu menjalin 1,2% 6,2% 34,6% 44,4% 13,6% 100%
hubungan yang baik
dengan masyarakat
5 Menurut saya Priyangan 1 9 25 39 7 81
Bakery ikut serta dalam 1,2% 11,1% 30,9% 48,1% 8,6% 100%
kegiatan sosial masyarakat
6 Menurut saya tenaga 2 2 29 37 11 81
penjual roti Priyangan 2,5% 2,5% 35,8% 45,7% 13,6% 100%
Bakery mampu
92
mempengaruhi konsumen
untuk melakukan
pembelian roti Priyangan
Bakery
7 Menurut saya tenaga 1 4 27 35 14 81
penjual roti Priyangan 1,2% 4,9% 33,3% 43,2% 17,3% 100%
Bakery memberikan
informasi mengenai
produk roti kepada
konsumen
8 Menurut saya tenaga 1 3 20 37 20 81
penjual roti Priyangan 1,2% 3,7% 24,7% 45,7% 24,7% 100%
Bakery bersikap ramah
dalam memperkenalkan
diri kepada konsmen roti
Priyangan Bakery
9 Menurut saya Priyangan 2 5 23 39 12 81
Bakery sering melakukan 2,5% 6,2% 28,4% 48,1% 14,8% 100%
promosi melalui media
massa
10 Menurut saya Promosi 2 5 27 40 7 81
yang dilakukan oleh 2,5% 6,2% 33,3% 49,4% 8,6% 100%
Priyangan Bakery melalui
iklan televise sangat baik
TOTAL 13 40 250 371 136 81
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
Citra Merek
93
Dalam penelitian ini, variabel Citra Merek dioperasionalisasikan dengan
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan
Variabel Citra Merek
No Daftar Pernyataan Alternatif Jawaban
STS TS KS S SS Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
% % % % % %
1 Menurut saya citra 2 3 23 37 16 81
Priyangan Bakery sebagai 2,5% 3,7% 28,4% 45,7% 19,8% 100%
pabrik roti mempengaruhi
saya untuk membeli
produk roti Priyangan
Bakery tersebut
2 Menurut saya citra 1 3 28 32 17 81
Priyangan Bakery sebagai 1,2% 3,7% 34,6% 39,5% 21,0% 100%
pabrik roti yang memiliki
jaringan penjualan yang
tersebar di beberapa
daerah di kota padang
mempengaruhi saya untuk
mengkonsumsi roti
Priyangan Bakery secara
kontinue
3 Menurut saya citra 2 1 20 34 24 81
Priyangan Bakery yang 2,5% 1,2% 24,7% 42,0% 29,5% 100%
memproduksi produk roti
secara aman dan terjamin
mempengaruhi saya untuk
mengkonsumsi roti
Priyangan Bakery
4 Menurut saya 3 11 28 30 9 81
mengkonsumsi roti 3,7% 13,6% 34,6% 37,0% 11,1% 100%
Priyangan Bakery
membuat saya percaya
lebih percaya diri
94
5 Menurut saya 3 4 29 35 10 81
mengkonsumsi roti 3,7% 4,9% 35,8% 43,2% 12,3% 100%
Priyangan Bakery
memenuhi kebutuhan saya
6 Menurut saya adanya 2 2 27 35 15 81
kepuasan tersendiri pada 2,5% 2,5% 33,3% 43,2% 18,5% 100%
saat mengkonsumsi roti
Priyangan Bakery
7 Menurut saya merek roti 2 1 26 33 19 81
Priyangan Bakery sangat 2,5% 1,2% 32,1% 40,7% 23,5% 100%
mudah di ingat
8 Menurut saya roti - 2 20 38 21 81
Priyangan Bakery 2,5% 24,7% 46,9% 25,9% 100%
memiliki harga yang
terjangkau
9 Menurut saya roti 1 1 26 33 20 81
Priyangan Bakery sangat 1,2% 1,2% 32,1% 40,7% 24,7% 100%
mudah di
dapatkan/tersedia dimana-
mana
10 Menurut saya Priyangan 1 3 20 36 21 81
Bakery merupakan produk 1,2% 3,7% 24,7% 44,4% 25,9% 100%
roti yang barkualitas
TOTAL 17 31 247 343 172 81
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
95
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan
Variabel Keputusan Pembelian
No Daftar Pernyataan Alternatif Jawaban
STS TS KS S SS Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
% % % % % %
1 Saya memutuskan 2 1 24 35 19 81
Pembelian roti Priyangan 2,5% 1,2% 29,6% 43,2% 23,5% 100%
Bakery berdasarkan
keberagaman produk yang
ditawarkan
2 Saya memutuskan - 2 28 32 19 81
pembelian roti Priyangan 2,5% 34,6% 39,5% 23,5% 100%
Bakery berdasarkan ke
unggulan produk
3 Saya memutuskan 1 4 24 32 20 81
pembelian roti Priyangan 1,2% 4,9% 29,6% 39,5% 24,7% 100%
Bakery berdasarkan
popularitas merek
4 Saya memutuskan - 5 23 42 11 81
pembelian roti Priyangan 6,2% 28,4% 51,9% 13,6% 100%
Bakery berdasarkan
kepercayaan akan merek
5 Saya suka membeli produk 1 2 18 36 24 81
roti Priyangan Bakery 1,2% 2,5% 22,2% 44,4% 29,6% 100%
karna harga yang
ditetepkan masih cukup
terjangkau
6 Kondisi lingkungan pabrik 2 3 25 37 14 81
Roti Priyangan Bakery 2,5% 3,7% 30,9% 45,7% 17,3% 100%
yang bersih dan nyaman
7 Saya memutuskan 3 11 18 32 17 81
pembelian roti Priyangan 3,7% 13,6% 22,2% 39,5% 21,0% 100%
Bakery di lakukan pada
saat hari libur
8 Saya memutuskan 2 8 26 34 11 81
pembelian roti Priyangan 2,5% 9,9% 32,1% 42,0% 13,6% 100%
Bakery di lakukan
berdasarkan promosi
9 Saya memutuskan 2 6 24 30 19 81
96
membeli produk roti 2,5% 7,4% 29,6% 37,0% 23,5% 100%
Priyangan Bakery karna
banyak orang yang
membelinya
10 Saya memutuskan 6 14 22 24 15 81
membeli produk roti 7,4% 17,3% 27,2% 29,6% 18,5% 100%
Priyangan Bakery karna
adanya bujukan dari orang
lain
TOTAL 19 56 232 334 169 81
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
kuesioner yang digunakan dalam mengumpulkkan data uji validitas ini dilakukan
mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Pengujian menggunakan dua sisi
dengan tingkat signifikan 0,05 untuk menafsirkan hasil uji validitas, karena yang
digunakan adalah:
1. Jika nilai rhitung besar dari nilai rtabel, maka instrument atau item-item pernyataan
97
2. Jika nilai rhitung lebih kecil dari nilai rtabel, maka instrumen atau item-item
Dari hasil pengolahan data pada variabel Distribusi, maka diperoleh hasil uji
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Distribusi
No
Variabel Butir rhitung rtabel 5% Status
n = 81 Df =81-2 = 79
1 0,520 0,218 Valid
2 0,690 0,218 Valid
3 0,523 0,218 Valid
4 0,654 0,218 Valid
Distribusi 5 0,670 0,218 Valid
6 0,715 0,218 Valid
7 0,704 0,218 Valid
8 0,678 0,218 Valid
9 0,732 0,218 Valid
10 0,657 0,218 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
Dari tabel 4.11 diatas terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dari variabel
Distribusi memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, pada taraf signifikansi (p) =
dengan kriteria pengujian mengenai valid atau tidaknya. Dari perbandingan tersebut
98
2. Validitas Variabel Promosi
Dari hasil pengolahan data pada variabel Promosi, maka diperoleh hasil uji
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Variabel Promosi
No
Variabel Butir rhitung rtabel 5% Status
n = 81 Df =81-2 = 79
1 0,778 0,218 Valid
2 0,603 0,218 Valid
3 0,608 0,218 Valid
4 0,800 0,218 Valid
Promosi 5 0,654 0,218 Valid
6 0,802 0,218 Valid
7 0,701 0,218 Valid
8 0,703 0,218 Valid
9 0,666 0,218 Valid
10 0,627 0,218 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
Dari tabel 4.12 diatas terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dari variabel
Promosi memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, pada taraf signifikansi (p) =
dengan kriteria pengujian mengenai valid atau tidaknya. Dari perbandingan tersebut
Dari hasil pengolahan data pada variabel Citra Merek, maka diperoleh hasil
99
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek
No
Variabel Butir rhitung rtabel 5% Status
n = 81 Df =81-2 = 79
1 0,794 0,218 Valid
2 0,782 0,218 Valid
3 0,768 0,218 Valid
Citra Merek 4 0,691 0,218 Valid
5 0,672 0,218 Valid
6 0,751 0,218 Valid
7 0,668 0,218 Valid
8 0,615 0,218 Valid
9 0,606 0,218 Valid
10 0,636 0,218 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
Dari tabel 4.13 diatas terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dari veriabel
Citra Merek memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, pada taraf signifikansi (p)
dengan kriteria pengujian mengenai valid atau tidaknya. Dari perbandingan tersebut
100
Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian
No
Variabel Butir rhitung rtabel 5% Status
n =81 Df =81-2 = 79
1 0,752 0,218 Valid
2 0,781 0,218 Valid
3 0,695 0,218 Valid
Keputusan Pembelian 4 0,674 0,218 Valid
5 0,634 0,218 Valid
6 0,629 0,218 Valid
7 0,693 0,218 Valid
8 0,646 0,218 Valid
9 0,683 0,218 Valid
10 0,635 0,218 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
Dari tabel 4.14 diatas terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dari veriabel
Keputusan Pembelian memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, pada taraf
0,218, sesuai dengan kriteria pengujian mengenai valid atau tidaknya. Dari
dinyatakan “valid”.
pada variabel Distribusi, Promosi, Keputusan Pembelian dan Citra Merek dinyatakan
101
Tabel 4.15
Variabel Distribusi, Promosi,Citra Merek dan Keputusan Pembelian
N = 81
Variabel Jumlah Rule Keputusan
Intem Cronbach of
Pernyataan alpha Thump
Distribusi 10 0,902 0,6 Reliabel
Promosi 10 0,918 0,6 Reliabel
Citra Merek 10 0,920 0,6 Reliabel
Keputusan Pembelian 10 0,910 0,6 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
reliabilitas atas variabel penelitian lain menunjukan bahwa nilai Cronbanch’s alpha
untuk semua variabel adalah diatas 0,6 untuk itu seluruh variabel bisa dinyatakan
reliabel (handal).
Uji Asumsi Klasik bertujuan utuk menilai apakah dalam sebuah model regresi
linear Ordinary Least Square (OIS) terdapat masalah masalah asumsi klasik.
102
Tabel 4.16
Uji Normalitas Persamaan I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 81
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 3.77826152
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .045
Negative -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .721
Asymp. Sig. (2-tailed) .677
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
lebih dari 0,05 yaitu 0,677 untuk variabel Distribusi, Promosi dan Citra Merek.
Tabel 4.17
Uji Normalitas Persamaan II
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 81
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.98098595
Most Extreme Differences Absolute .135
Positive .130
Negative -.135
Kolmogorov-Smirnov Z 1.216
Asymp. Sig. (2-tailed) .104
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
lebih dari 0,05 yaitu 0,104 untuk variabel Distribusi, Promosi, Keputusan Pembelian
103
dan Citra Merek. Dengan demikian data dapat dinyatakan ketempat variabel
penelitian terdistribusi normal sehingga layak dipakai untuk analisis regresi berganda.
Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas Persamaan I
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
104
Gambar 4.6
Hasil Uji Normalitas Persamaan II
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
105
Tabel 4.18
Uji Multikolinieritas Persamaan I
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Berdasarkan tabel 4.18 diatas terlihat nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak memiliki masalah
multikolinieritas.
Tabel 4.19
Uji Multikolinieritas Persamaan II
Coefficientsa
a. Dependent Variable:
Keputusan Pembelian
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
106
Berdasarkan tabel 4.19 diatas terlihat nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak memiliki masalah
multikolinieritas.
yaitu dengan meregresikan nilai dari seluruh variabel independen dengan nilai mutlak
Gambar 4.7
Uji Heteroskedastisitas Persamaan I
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas. Hal tersebut
dapat dilihat plot yang terpancar diatas dan dibawah angka 0 dan tidak membentuk
107
Gambar 4.8
Uji Heteroskedastisitas Persamaan II
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas. Hal tersebut
dapat dilihat plot yang terpancar diatas dan dibawah angka 0 dan tidak membentuk
Dari hasil uji asumsi klasik diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada terjadi
Analisis regresi di sini berupa analisis jalur yang merupakan perluasan dari
analisis regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi
untuk menaksir hubungan kualitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya.
Analisis jalur dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
108
Tabel 4.20
Analisis Regresi Linier Berganda Distribusi dan Promosi Terhadap Citra Merek
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Berdasarkan tabel 4.20 diatas maka dapat dilihat persamaan regresinya yaitu:
1 Konstanta sebesar 3,669 artinya apabila Distribusi dan Promosi tidak ada
109
Analisis ini digunakan untuk mengetahui Pengaruh Distribusi dan Promosi
Tabel 4.21
Analisis Regresi Linier Berganda Distribusi dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Melalui Citra Merek Sebagai Variabel Intervening
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Berdasarkan tabel 4.21 diatas maka dapat dilihat persamaan regresinya yaitu:
Merek tidak ada maka Keputusan pembelian tetap sebesar konstanta 0,020.
110
diabaikan, maka akan mengakibatkan kenaikan Keputusan Pembelian
sebesar 0,441.
ditingkatkan sebesar satu satuan, dengan asumsi Distribusi dan Citra Merek
sebesar 0,287.
sebesar 0,684.
determinasi adalah antara nol dan satu. Analisis koefisien determinasi dalam regresi
variabel independen terdiri dari Distribusi dan Promosi terhadap Citra Merek. Hasil
2
analisis koefisien determinasi (R ) diperoleh hasil yang ditunjukkan pada tabel
berikut:
111
Tabel 4.22
Hasil Pengujian Determinasi Persamaan I
Model Summaryb
1 .829 a
.687 .679 3.826
0,679 hal ini menunjukan bahwa sumbangan variabel Distribusi dan Promosi
terhadap Citra Merek sebesar 0,679 atau 67,9% sedangkan sisanya sebesar 32,1% di
Distribusi dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian melalui Citra Merek sebagai
variable intervening.
Tabel 4.23
Hasil Pengujian Determinasi Persamaan II
Model Summaryb
1 .904a
.818 .811 3.039
0,811 hal ini menunjukan bahwa sumbangan variabel Distribusi dan Promosi
112
terhadap Keputusan Pembelian melalui Citra Merek sebagai variable intervening
sebesar 0,811 atau 81,1% sedangkan sisanya sebesar 18,9% di pengaruhi oleh
variabel lain.
Uji t dimaksud untuk menguji signifikan pengaruh variabel bebas dan terikat
dengan alpha 0,05. Dari hasil pengujian ini bila probabilitas signifikan lebih kecil dari
pada alpha 0,05 maka diperoleh Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada hubungan dan
bila probabilitas signifikan lebih besar dari pada alpha 0,05 maka Ho diterima dan Ha
Tabel 4.24
Uji Distribusi dan Promosi Terhadap Citra Merek (Persamaan I)
Coefficientsa
Model t Sig.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
113
Dari tabel 4.24 diatas terlihat t-hitung 2,144 dan t-tabel 1,990 dimana t-hitung
lebih besar dari t-tabel (2,144 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari
Dari tabel 4.24 diatas terlihat t-hitung 6,144 dan t-tabel 1,990 dimana t-hitung
lebih besar dari t-tabel (6,144 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari
Tabel 4.25
Uji t Distribusi dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Citra
Merek Sebagai Variabel Intervening (Persamaan II)
Coefficientsa
Model t Sig.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, SPSS for windows version 16.0
Dari tabel 4.25 diatas terlihat t-hitung 8,143 dan t-tabel 1,990 dimana t-hitung
lebih besar dari t-tabel (8,143 > 1,990) atau tingkat signifikan sama dengan alpha
114
2. Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian.
Dari tabel 4.25 diatas terlihat t-hitung 2,733 dan t-tabel 1,990 dimana t-hitung
lebih besar dari t-tabel (2,733 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari
Dari tabel 4.25 diatas terlihat t-hitung 7,610 dan t-tabel 1,990 dimana t-hitung
lebih besar dari t-tabel (7,610 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari
dan pengaruh tidak langsung dari satu variabel terhadap variabel lainnya. Hasil olah
data mengenai perhitungan pengaruh langsung, tidak langsung, dan total variabel
Tabel 26
Ringkasan Analisis Jalur (Path Analyses)
Pengaruh Tidak
Pengaruh Pengaruh Pengaruh
Langsung Melalui Z Sig.
Variabel Langsung Total
X1 Z 0,223 0,035
X1 Y 0,558 0,223 x 0,661 = 0,147 0,558 + 0,147 = 0,705 0,000
X2 Z 0,640 0,000
X2 Y 0,266 0,640 x 0,661 = 0,423 0,266 + 0,423 = 0,689 0,008
115
Z Y 0,661 0,000
Gambar 4.9
Diagram Jalur
Distribusi (X1)
0,558
0,223
Citra Merek (Z) Keputusan
Pembelian (Y)
0,661
Promosi(X2) 0,640
0,266
langsung.
langsung.
116
Maka dapat disimpulkan bahwa kesembilan hipotesis penelitian yang
Tabel 4.27
Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Hipotesis Pernyataan Signifikan Keputusan
117
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian
signifikan terhadap Citra Merek, dengan tingkat signifikan kecil dari alpha
Transportasi.
signifikan terhadap Citra Merek. dengan tingkat signifikan kecil dari alpha
Hasil penelian ini sejalan dengan penelitian (Rini, 2017), dengan hasil
118
Merek. Maka hasil tersebut membuktikan bahwa Promosi berpengaruh
meningkat.
Transportasi.
119
4.8.4 Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian.
meningkat.
Hasil yang diperoleh Citra Merek secara parsial berpengaruh positif dan
Pembelian meningkat.
hasil penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan Citra Merek terhadap
120
Keputusan Pembelian. Maka hasil tersebut membuktikan bahwa Citra Merek
(0,705 > 0,558), maka dapat diperoleh dimediasi. Berarti Citra Merek
Pemakai, Citra Produk, dan Citra Merek akan meningkat apabila pihak
Transportasi.
121
4.8.7 Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian melalui Citra Merek
(0,689 > 0,266), maka dapat diperoleh dimediasi. Berarti Citra Merek
Pemakai, Citra Produk, dan Citra Merek akan meningkat apabila pihak
(Direct Marketing).
122
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Didapatkan pengaruh positif dan signifikan antara Distribusi terhadap Citra Merek
pada Priyangan Bakery di Kota Padang. Dimana t-hitung lebih besar dari t-tabel
(2,144 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari alpha (0,035 < 0,05).
2. Didapatkan pengaruh positif dan signifikan antara Promosi terhadap Citra Merek
pada Priyangan Bakery di Kota Padang. Dimana t-hitung lebih besar dari t-tabel
(6,144 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05).
Pembelian pada Priyangan Bakery di Kota Padang. Dimana t-hitung lebih besar
dari t-tabel (8,143 > 1,990) atau tingkat signifikan sama dengan alpha (0,000 <
0,05).
Pembelian pada Priyangan Bakery di Kota Padang. Dimana t-hitung lebih besar
dari t-tabel (2,733 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari alpha (0,008 <
0,05).
123
lebih besar dari t-tabel (7,610 > 1,990) atau tingkat signifikan lebih kecil dari
pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh langsung (0,705 > 0,558).
pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh langsung (0,689 > 0,266).
5.3 Saran
1. Bagi Perusahaan
meningkatkan Citra Pembuat, Citra Pemakai, Citra Produk, Citra Merek akan
Transportasi.
124
2. Bagi peneliti selanjutnya
Karena konstribusi dari variabel Distribusi dan Promosi melalui Citra Merek
hasil penelitian ini dengan menambahkan variabel bebas diluar variabel ini atau
125