Anda di halaman 1dari 2

PATUNG ABEH

Patung Abeh merupakan cerita rakyat dan tempat keramat yang berada di Kabupaten Barito
Timur, Desa Dayu. Dipinggir jalan Desa Dayu ini terdapat sebuah tempat keramat yang
dikenal keramat Abeh. Dikeramat ini tersimpan patung sesosok manusia bernama Abeh.
Terdapat banyak versi cerita dalam cerita Patung Abeh ini, tapi kononnya Abeh ini hidup
pada jaman Lampau, dan ia sudah sangat tua karena ia sudah memiliki keturunan 5 generasi.
Karena sudah tuanya Abeh ini bahkan sudah tidak mampu berdiri atau duduk.
Suatu ketika keluarganya ini pergi bekerja, meninggalkan Abeh seorang diri. Saat hari sudah
senja hujan disertai petir yang kencang melanda. Maka bergegas keluarganya ini kembali ke
rumah mereka. Sesampainya dirumah, mereka terkejut karena tidak dapat menemukan Abeh.
Mereka kemudian mencoba mencarinya kesana kemari tapi tidak menemukannya. Tapi
kemudian salah seorang keluarga menemukan sebuah benang dan mereka mengikuti benang
tersebut dan berakhir pada sebuah guci. Didalam guci itu terdapat sebuah patung yang mirip
dengan kakek buyut mereka, dengan rasa terkejut mereka berseru “Abeh iti di’eni hi kakah”
yang artinya “ini dia kakek kita".
Suatu malam, salah seorang anggota keluarga bermimpi bertemu Abeh. Ia berkata bahwa ia
secara raga memang tidak ada tetapi secara roh ia akan selalu hadir ditengah-tengah keluarga,
ia meminta agar setiap habis panen padi mereka mempersembahkan seeokor ayam biring,
yaitu ayam yang keseluruhan bulunya merah tetapi bagian mulut dan kakinya berwarna putih.
Sejak saat itulah pemberian sesajian kepada Abeh dilakukan oleh pihak keluarga setiap
tahunnya. Lambat laun tradisi ini kemudian diikuti oleh masyarakat sekitar Dayu. Dan setiap
tahun pada tanggal 10 di bulan Juli akan diadakan ritual “Miwit Abeh” yang berlangsung
selama 7 hari diiringi dengan persta dan kurban. Ritual ini berlangsung sejak tahun 1957
untuk menghormati pelindung desa Dayu tersebut.
Setelah kejadian tersebut setiap tahunnya hingga sekarang masyarakat Desa Dayu dan
keluarga keturunan Abeh akan melaksanakan ritual “Miwit Abeh” untuk Abeh. Ritual
pemberian sesajian ini dilaksanakan guna untuk meminta dan menghormati perlindungan
kepada Abeh untuk melindungi Desa Dayu dari mara bahaya.
Hubungan cerita Patung Abeh dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan bangsa adalah, pada dasarnya Abeh berperan penting untuk pemersatu dan
penyemangat bagi masyarakat jika ada bahaya yang menyerang dari luar desa Dayu. Dengan
hal tersebut masyarakat merasa seperti dipersatukan dan disemangatkan oleh Abeh untuk
bersama-sama menjaga dan melindungi desa mereka.
Dalam perkembangannya hingga era globalisasi sekarang, masyarakat Desa Dayu dan
pemerintah Kabupaten Barito Timur masih menyelenggarakan pemberian sesajian untuk
Abeh. Dan hingga sekarang, peran pemerintah Kabupaten Barito Timur dan masyarakat
sangat penting untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan Patung Abeh untuk tidak punah
dan dilestarikan untuk terjaga hingga kedepannya dan masuk menjadi warisan yang harus
dijaga.
DAFTAR PUSTAKA
-. (2018, Maret 11). ABEH – PANTHEON DESA DAYU. Retrieved from
folksofdayak.wordpress.com: https://folksofdayak.wordpress.com/2018/03/11/abeh-
pantheon-desa-dayu/
-. (2019, Agustus 20). Riwayat Desa Dayu dan Legenda Abeh. Retrieved from
visitbartim.com: https://visitbartim.com/read/106/riwayat-desa-dayu-dan-legenda-
abeh.html
Amianu, E., Winei, A. A., & Hamu, F. J. (2022). ENKULTURASI IMAN TERHADAP
ANIMISME ; PERTEMUAN GEREJA DENGAN RITUAL MIWIT ABEH DAYAK
MA'ANYAN DESA DAYU. Sepakat : Jurnal Pastoral Kateketik, 33-48.
Effrata, & Firdaus. (2020). PERAN PEMERINTAH DALAM MELESTARIKAN RITUAL
MIWIT ABEH DI DESA DAYU KECAMATAN KARUSEN JANANG
KABUPATEN BARITO TIMUR. Jurnal Sociopolitico, 83-88.

Anda mungkin juga menyukai