Anda di halaman 1dari 2

“NYAI BALAU”

Nama : Kevin Yodihel Dalin Sari


Nim : 223020703109
Pada zaman dahulu di kampung Tewah, ada seorang wanita bernama Nyai Balau. Ia dipanggil
dengan sebutan Nyai Balau dikarenakan memiliki rambut (balau) yang begitu panjang. Nyai Balau
mempunyai perangai yang baik, sopan dalam bertutur kata serta santun perilakunya. Mendengar tentang
kabar kecantikan Nyai Balau. Seorang pemuda yang berasal dari keluarga terpandang memberanikan
diri datang melamarnya.Setelah melihat sosok dan latar belakang keluarganya, keluarga Nyai Balau pun
setuju menerima lamaran tersebut. Akhirnya, Saat usia perkawinan mereka memasuki tahun yang ketujuh,
Nyai Balau pun melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan.Hingga pada suatu sore, sang anak belum
juga pulang dari bermain. Nyai Balau pun mulai gelisah dan bersama sang Suami dengan dibantu oleh
seluruh warga Tewah meneruskan pencarian, tetapi anak itu belum juga berhasil ditemukan. Suatu hari,
Nyai Balau diam-diam pergi menuju ke sebuah hutan yang belum pernah dijamah manusia. Di hutan itu,
ia balampah atau bertapa untuk memohon petunjuk pada Tuhan Penguasa Alam. Setelah tujuh hari tujuh
malam lamanya ie bertapa, akhirnya petunjuk itu datang melalui seorang nenek yang mengatakan bahwa
anaknya sudah meninggal dunia dikayau ( dipenggal kepala) oleh Antang dari Juking Sopang. Nenek itu
kemudian menurunkan kesaktiannya kepada Nyai Balau serta memberikan sebuah selendang sakti
sebagai senjata pamungkas.

Setelah sampai di rumah ia mengajak suami serta semua keluarga dan sejumlah prajuritnya
menuju Juking Sopang untuk menuntut balas atas kematian putranya. Setibanya di Juking Sopang, Nyai
Balau meminta Antang mengakui kesalahannya serta meminta maaf. Begitu Antang lengah Nyai
Balau yang sakti itu segera melemparkan selendangnya kearah dada Antang. Setelah merobohkan
Antang, Nyai Balau lalu mengajak mereka untuk untuk berdamai dan membahas ketentuan adat yang
berlaku atas kejahatan pembunuhan. Ia menolak untuk membayar denda adat tersebut. Dengan
sebagian sisa tenaga yang dimiliki, ia berupa bangkit kemudian kembali menyerang Nyai Balau.
Pertarungan sengit kembali berlangsung. Antang pun tewas di tangan Nyai Balau. Setelah peristiwa itu,
tidak pernah lagi ada musuh yang berani mengusik kampung Tewah. Demikian juga warga Tewah, tidak
seseorang pun yang berani berbuat kejahatan karena takut pada Nyai Balau. Hingga akhirnya hayatnya,
Nyai Balau memimpin Tewah dengan bijaksana. Atas jasa-jasanya serta kisah kepahlawanannya, Nyai
Balau senantiasa dikenang  sebagai "Panglima Bawi" atau Panglima Wanita Dayak yang sakti dan
bijaksana sebagai pemimpin.

Hubungan cerita Nyai Balau dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam


pembangunan bangsa adalah adalah sifat kepemimpinan Nyai Balau yang bijaksana patut dijadikan
teladan. Hal ini tergambar dalam keputusannya untuk memagari kampung Tewah dengan ilmu (salatutup)
yang selain berfungsi melindungi warga Tewah dari serangan musuh, juga menghindarkan mereka semua
dari pertumpahan darah yang lebih besar yang secara tidak langsung juga menghentikan (lingkaran tak
berujung) saling membalas dendam di kedua belah pihak.

DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, A. (2018). Nyai Balau Panglima Dayak wanita. mmc,kalteng.go.id.
http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/266-nyai-balau-kehilangan-

Anda mungkin juga menyukai