Anda di halaman 1dari 2

GELOMBANG TSUNAMI

Judul Buku

: Alon Buluek (gelombang air laut yang dahsyat) Pengarang : Ayi Jufridar Penerbit : PT Grasindo Tebal buku : 193 halaman Tahun terbit : 2005

Novel yang pernah mendapatkan juara ke-3 dalam sayembara mengarang novel remaja pada tahun 2005 ini, akan mengingatkan kita kembali pada bencana dahsyat yang pernah meluluh lantakkan kota Serambi Mekkah, pada 26 Desember 2004 silam. Gelombang Tsunami yang dalam hikayat Aceh disebut sebagai alon buluek, masih menimbulkan trauma yang mendalam bagi para korban. Novel ini menceritakan tentang seorang gadis yang bernama Anya. Dan tidak pernah disangka, gempa bumi dan sapuan gelombang tsunami yang terjadi pada Minggu pagi tersebut akan merubah kehidupannya. Tak ada yang bisa menolak kalau Tuhan sudah berkehendak. Sebenarnya Anya setuju hal itu, tetapi tetap tak ada yang bisa membendungnya untuk kesal pada keadaan dan bertanya-tanya pada Tuhan. Apalagi saat melihat rumahnya rata dengan tanah, dan merasakan dirinya yang seperti harus kembali ke titik nadir. Gugatan itu berhenti disitu. Anya pasrah, meski ia masih harus merelakan rekaman handycam-nya yang dicuri orang dan pencarian adiknya yang tetap tak semudah gelombang tsunami menggulung hidupnya Tapi itulah hidup. Gelombangnya mungkin tak sebesar Alon Buluek, tapi Anya harus tetap hidup. Bersama Farid, Anya berusaha mencari informasi tentang keberadaan adik mereka, hingga ke Jakarta. Pencariannya di Jakarta juga penuh rintangan, sangatlah tidak mungkin mencari Nabila di antara keramaian kota Jakarta. Namun ia tetap yakin dan tidak putus asa. Hingga akhirnya pencarian Anya membuahkan hasil. Ia tidak hanya dapat menemukan adiknya, tetapi ia juga mendapatkan ibu asuhnya. Ternyata Nabila telah diperjual-belikan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Beruntung Nabila berada ditangan ibu Helena, seorang pengusaha muda yang baik hati. Ia dengan ikhlas mau merawat Anya, Farid dan Nabila.

Dengan kalimat-kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti, sang pengarang (Ayi Jufridar) mampu memainkan emosi pembaca sehingga membawa kita terhanyut dalam alur cerita tersebut. Bagaimana situasi terjadinya bencana tersebut digambarkan dengan jelas. Walaupun alur pada awal ceritanya sempat membuat bingung, karena dikisahkan dari sudut pandang dari orang yang berbeda. Namun menurut saya novel ini layak untuk dibaca oleh semua kalangan , terutama kalangan remaja. Novel ini juga dapat menjadi sumber renungan bagi kita, bahwa kita hanyalah mahluk yang sangat lemah dimata Allah. Serta mengajak kita untuk lebih peduli dengan saudara-saudara kita yang tertimpa bencana.

Anda mungkin juga menyukai