Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Desa yang terdapat di Kecamatan Biru-Biru

Kabupaten Deli Serdang. Waktu penelitian dimulai dari proses penentuan judul

penelitian hingga sampai selesai penelitian dilakukan.

3.2 Jenis Data dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Jenis data menurut Sugiyono (2018 : 13) sebagai berikut :

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif

yang diangkakan. Data kualitatif yang diangkakan (skoring) misalnya

terdapat dalam sekala pengukuran. Contoh suatu pertanyaan/pernyataan

yang memerlukan alternatif jawaban, sangat setuju, setuju, netral, kurang

setuju, sangat tidak setuju dimana masing-masing pilihan jawaban diberi

skor misalnya : sangat setuju diberi angka 5, setuju 4, netral 3, tidak setuju

2, dan sangat tidak setuju 1.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan

gambar.

47
48

Dari jenis data diatas peneliti menggunakan data kuantitatif yang berbentuk

angka atau data kualitatif yang diangkakan kepada perangkat desa.

3.2.2 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2009:225) bila dilihat dari sumber datanya, maka

pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu :

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Menurut

Sugiyono (2015:193), sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpulan data. Data primer ini dikumpulkan

melalui teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibuat

oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Sugiyono (2015:193). Yang termasuk data sekunder adalah data yang

diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan sumber bacaan lain yang memiliki

relevansi dengan objek yang diteliti. Untuk data sekunder, peneliti

mengumpulkan dengan studi kepustakaan, literature pada berbagi

perpustakaan didalam dan diluar kamus maupun internet.


49

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2010:115). Populasi

dalam penelitian ini adalah aparat desa di Desa pada Kecamatan Biru-Biru yaitu

sebanyak 17 Desa.

3.3.2 Sampel

Sedangkan menurut Arikunto (2006) menyatakan bahwa “sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi,

jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau

lebih”. Seluruh populasi akan di teliti dengan pemilihan responden berdasarkan

kriteria tertentu (purposive sampling). Kriteria yang digunakan untuk memilih kriteria

responden adalah aparatur dan pejabat tim pengelola Keuangan Desa yang

melaksanakan fungsi dalam Pengelolaan Keuangan Desa yang terdiri dari Kepala

Desa sebagai penanggung jawab dan kaur keuangan sebagai pemegang kas dan

sekretaris desa sebagai pengelolaan kebijakan APBDesa. Maka dalam setiap desa

akan diambil 3 responden.


50

Tabel 3.1 Daftar Desa Kecamatan Biru-Biru

No. Nama Desa Responden


1. Aji Baho 3
2. Biru-Biru 3
3. Candi Rejo 3
4. Kuala Dekah 3
5. Kutomulyo 3
6. Mardinding Julu 3
7. Mbaruai 3
8. Namo Suro Baru 3
9. Namo Tualang 3
10. Penen 3
11. Peria-ria 3
12. Rumah Great 3
13. Sarilaba Jahe 3
14. Selamat 3
15. Sidodadi 3
16. Sidomulyo 3
17. Tanjung Sena 3
Jumlah responden 51
Sumber : Kecamatan Biru-Biru 2020

3.4 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

3.4.1 Definisi Variabel dan Pengukurannya

3.4.1.1 Variabel Terikat (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2016:39) variabel independen adalah variabel yang sering

disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia

sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Variabel ini biasanya dinotasikan dengan simbol (X). Adapun

variabel independen dalam penelitian ini, yaitu Akuntabilitas (X1), Transparansi (X2),

dan Pemahaman Perangkat Desa (X3).


51

1. Akuntabilitas (X1)

Menurut Harahap (2015:66) pengertian akuntabilitas dalam penelitian ini

yaitu pertanggungjawaban tim pelaksana pengelolaan keuangan desa

kepada masyarakat, dimana kepala desa sebagai penanggung jawab utama.

2. Transparansi (X2)

Menurut Hadi (2010:29) transparansi merupakan prinsip yang menjamin

akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi

tentang penyelenggaraan pemerintah, yakni meliputi informasi tentang

kebijakan, proses pembuatan, dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang

dicapai.

3. Pemahaman Perangkat Desa (X3)

Perangkat desa dituntut mengelola dan mengembangkan masyarakat dan

segala sumber daya yang kita miliki secara baik yang bercirikan

demokratis juga desentralistis (Indrianasari 2017).

3.4.1.2 Variabel Bebas (Dependent Variable)

Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:61). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah Pengelolaan Keuangan Desa (Y).

Dalam Permendagri 20 tahun 2018 pasal 6 menjelaskan bahwa

Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa


52

dengan periodisasi 1(satu) tahun anggaran, terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai

dengan 31 Desember.

3.4.2 Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala


Akuntabilitas Menurut Harahap 1. Kepala desa menyampaikan Likert
(X1) (2015:66) laporan pertanggungjawaban
pengertian realisasi APBDesa kepada
akuntabilitas dalam Bupati/Walikota melalui
penelitian ini yaitu camat setiap akhir tahun
pertanggungjawaba anggaran.
n tim pelaksana 2. Laporan pertanggungjawaban
pengelolaan sebagaimana dimaksud pada
keuangan desa ayat (1) disampaikan paling
kepada lambat 3 (tiga) bulan setelah
masyarakat, akhir tahun anggaran
dimana kepala desa berkenaan yang ditetapkan
sebagai dengan Peraturan Desa.
penanggung jawab 3. Peraturan desa sebagaimana
utama. dimaksud pada ayat (2)
disertai dengan :
a. Laporan keuangan terdiri
atas :
1) Laporan realisasi
APBDesa
2) Catatan atas
laporan keuangan
b. Laporan realisasi anggaran
c. Daftar program sektoral,
program daerah dan
program lainnya yang
masuk ke desa.
(Permendagri 20 Tahun
2018 pasal 3 No 2)
Transparansi Menurut Hadi 1. Informatif Likert
(X2) (2010:29) 2. Keterbukaan
transparansi 3. Pengungkapan
merupakan prinsip (Mardiasmo:19)
53

Variabel Definisi Indikator Skala


yang menjamin
akses atau
kebebasan bagi
setiap orang untuk
memperoleh
informasi tentang
penyelenggaraan
pemerintah, yakni
meliputi informasi
tentang kebijakan,
proses pembuatan,
dan
pelaksanaannya,
serta hasil-hasil
yang dicapai.

Pemahaman (Indrianasari 2017) 1. Pemahaman Kepala Desa Likert


Perangkat Perangkat desa (menurut PP No. 20 Tahun
Desa (X3) dituntut mengelola 2018 Pasal 3 No. 2)
dan
mengembangkan 2. Pemahaman Sekretaris Desa
masyarakat dan (menurut PP No. 20 Tahun
segala sumber daya 2018 Pasal 5 No. 2)
yang kita miliki
secara baik yang 3. Pemahaman Kaur Keuangan
bercirikan Desa (menurut PP No. 20
demokratis juga Tahun 2018 pasal 8 No. 2
desentralistis.

Pengelolaan Dalam 1. Tahap Perencanaan Likert


Keuangan Permendagri 20 2. Tahap Pelaksanaan
Desa (Y) tahun 2018 pasal 6 3. Tahap Penatausahaan
menjelaskan 4. Tahap Pelaporan
bahwa Pengelolaan 5. TahapPertanggungjawaban
Keuangan Desa (Permendagri 20 Tahun 2018)
adalah keseluruhan
kegiatan yang
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan,
penatausahaan,
pelaporan, dan
pertanggungjawaba
54

Variabel Definisi Indikator Skala


n keuangan desa
dengan periodisasi
1(satu) tahun
anggaran, terhitung
mulai tanggal 1
Januari sampai
dengan 31
Desember.
Sumber : berbagai jurnal, 2020

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dikehendaki sesuai dengan permasalahan dalam

skripsi ini, maka penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut :

1. Metode Angket

Metode angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Ibid : 151).

Peneliti menggunakan metode ini utuk mencari data yang berhubungan

langsung dengan subjek yang berupa pengaruh Akuntabilitas,

Transparansi dan Pemahaman Perangkat Desa terhadap Pengelolaan

Keuangan Desa di Desa Kecamatan Biru-Biru.

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, artinya barang-barang tertulis

(Ibid :158). Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

mendapatkan data-data tertulis seperti dokumen-dokumen misalnya : Visi

dan Misi dan struktur organisasi pada Kecamatan Biru-Biru.


55

3.6 Teknik Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear

berganda (Multiple Regression Analysis). Data penelitian ini diolah dengan

menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) Versi 23.

Analisis regresi linier berganda bermaksud untuk memperkirakan bagaimana keadaan

pengelolaan keuangan desa bila dihubungkan dengan dua atau lebih variabel

independen yakni pengelolaan keuangan desa.

3.7 Statistik Deskriptif

Metode deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang

ada sehingga memberikan gambaran jelas melalui pengumpulan data, penyusunan

data, dan penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum

pemerintahan desa yang sedang di teliti. statistik dekriptif yang terdiri dari minimum,

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar.

3.8 Uji Validitas dan Realiabilitas

3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

untuk mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh kuesioner tersebut. Ghozali

(2016:52), Mengukur validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara

skor butir pertanyaan dengan total skor variabel. Skor variabel yang mempunyai

tingkat signifikan di bawah 0,05. Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan


56

nilai r hitung (nilai Correlation Item-Total Correlation) dengan r table untuk degree

of freedom (df) = n-2, dalam hal ini asalah jumlah sampel. Jika nilai r hitung >r tabel

maka jawaban tersebut dinyatakan valid.

3.8.2 Uji Realiabilitas

Uji realiabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel

atau handal jika jawaban dari responden terhadap pernyataan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu (Ghozali:2013). Jawaban responden terhadap pernyataan

dikatakan reliabel jika masing-masing pernyataan di jawab secara konsisten.

Ghozali (2013) menyatakan bahwa pengkuran realiabilitas dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu :

1. Repeated Measure atau pengukuran ulang dilakukan dengan cara

memberikan kuisioner (pertanyaan) yang sama pada waktu yang berbeda,

dan dilihat apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya.

2. One Shot atau pengukuran sekali saja dilakukan dengan cara hanya sekali

saja kuisioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya

dibandingkan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban

pertanyaan.

Pengujian validitas dan realiabilitas kuisioner dalam penelitian ini menggunakan

Repeated Measure atau pengukuran ulang dilakukan dengan cara memberikan

kuisioner (pertanyaan) yang sama pada waktu yang berbeda, kemudian di lihat

apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya. Untuk pengujian


57

realiabilitasnya digunakan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Aplha > 0,60 (Ghozali : 2013).

Untuk melakukan pengujian realiabilitas kuisioner dilakukan dengan menggunakan

Software Statistical Package for Social Science (SPSS).

3.9 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik perlu dilakukan sebagai persyaratan dalam analisis agar data

dapat bermakna dan bermanfaat. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas.

3.9.1 Uji Normalitas

Pengujian Normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam

variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan

dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Pada penelitian

digunakan uji statistik untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

tidak (Ghozali, 2013). Uji normalitas data menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov

yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi tertentu yaitu:

1. Nilai Signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak

normal.

2. Nilai Signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah

normal.
58

3.9.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji korelasi antara variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel

independen (Ghozali, 2013). Pengujian multikolonieritas dilakukan dengan

menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai yang umum

dipakai untuk menunjukkan tidak terjadinya multikolonieritas adalah nilai tolerance

harus ≥ 0,10 atau sama dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-

masing variabel ≤ 10.

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda

disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Akibat terjadinya heteroskedastisitas maka

setiap terjadi perubahan pada variabel terikat mengakibatkan errornya (residual) juga

berubah sejalan atau kenaikan maupun penurunannya. Dengan kata lain

konsekuensinya apabila variabel terikat bertambah maka kesalahan juga akan

bertambah (Gujarati, Damodar N).


59

Uji heteroskedastisitas merupakan salah satu penyimpangan terhadap asumsi

kesamaan varians (homokedastisitas), yaitu bahwa varians error bernilai sama untuk

setiap kombinasi tetap dari X1,X2,...Xp. Masalah heteroskedastisitas timbul apabila

variabel gangguan mempunyai varian yang tidak konstan. Jika asumsi ini tidak

dipenuhi maka diduga OLS tidal lagi bersifat BLUE (best linier unbiased estimator),

karena ia akan menghasilkan dugaan dengan galat baku yang tidak akurat. Ini dapat

berakibat pada uji hipotesis dan dugaan selang kepercayaan yang dihasilkan juga

tidak akurat dan akan menyesatkan (misleanding).

3.10 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis berupa uji perbedaan antara nilai sampel dengan populasi atau

nilai data yang diteliti dengan nilai ekspektasi (hipotesis) peneliti (Erlina, 2011).

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan koefisien Determinasi (R 2), uji

F, dan uji t.

Persamaan model regresi linear berganda yang digunakan dalam pengujian

hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + e

Keterangan :

Y = Pengelolaan Keuangan Desa

X1 = Akuntabilitas

X2 = Transparansi

X3 = Pemahaman Perangkat Desa

a = Konstanta
60

b1-b3 = Koefisien regresi X1, X2, dan X3

e = Error

3.10.1 Uji Simultan (F)

Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh

variabel bebas yaitu (X1,X2, dan X3) berupa variabel independen terhadap variabel

terikat (Y) yaitu pengelolaan keuangan desa.

Menurut Sugiyono(2010: 192) kriteria pengambilan keputusan yaitu :

1. Ho diterima jika Fhitung< Ftabel pada α = 5%

2. Ho ditolak jika Fhitung> Ftabel pada α = 5%

3.10.2 Uji Parsial (t)

Yaitu uji secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh

akuntabilitas (X1), transparansi (X2), dan pemahaman perangkat desa (X3) sebagai

variabel bebas terhadap pengelolaan keuangan desa (Y) sebagai variabel terikat.

Menurut Sugiyono, (2010) kriteria pengambilan keputusan:

1. Ho diterima jika thitung< ttabel pada α = 5%

2. Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%

3.10.3 Koefisien Determinan (R2)


61

Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah nol dengan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel

independen dalam menjelaskan varaibel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali

2016:95).

Anda mungkin juga menyukai