PEMBELAJARAN
(RPP 3)
A. Kompetensi Inti
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif; sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran TS – TS (Three
Stray Three Stay) dengan media mind mapping peserta didik dapat menganalisis peran
pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi dengan penuh tanggung jawab, bekerja keras dan
bekerja sama
D. Materi Ajar
Kegiatan Ekonomi :
1. Produksi
1) pengertian produksi
2) faktor-faktor produksi
3) teori perilaku produsen
4) konsep biaya produksi
5) konsep penerimaan
6) laba maksimum
2. Distribusi
1) pengertian distribusi
2) faktor-faktor yang memengaruhi distribusi
3) mata rantai distribusi
3. Konsumsi
1) pengertian konsumsi
2) tujuan konsumsi
3) faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi
4) teori perilaku konsumen
4. Peran RTK, RTP, RTN dan Masyarakat Luar Negeri
5. Circular Flow Diagram
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Three Stray Three Stay dan Jigsaw
3. Metodel : Diskusi, Tanya jawab dan Penugasan
F. Media, Alat,
1. Media : Power Point, Peta Konsep, Gambar
2. Alat : Papan tulis, LCD, Laptop
G. Sumber Belajar :
1. Buku-buku ekonomi penunjang yang relevan
2. Media cetak/elektronik
3. Bila memungkin kan dapat mengakses data dari internet,
H. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
1. Pertemuan 1
a. Kegiatan Pendahuluan 15’
1) Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan kondisi siswa
2) Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3) Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan,
manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti
Peserta didik mengamati video kegiatan pelaku ekonomi.
150’
Melakukan studi pustaka untuk mencari informasi tentang
peran pelaku kegiatan ekonomi dari berbagai sumber belajar
yang relevan.
Melakukan tanya-jawab tentang hasil pengamatan Video
tentang berbagai pelaku kegiatan ekonomi
Peserta didik diberi kesempatan untuk merumuskan dan
mengajukan pertanyaan tentang berbagai pelaku kegiatan
ekonomi dibawah bimbingan guru mengenai peran pelaku
kegiatan ekonomi
Membagi kelompok menjadi 4 kelompok untuk berdiskusi
Peserta didik diminta melakukan diskusi kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 6 orang anggota
c. Penutup
Meminta siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari hari
20’
itu (apakah sesuai dengan tujuan pembelajaran) secara
tertulis maupun lisan.
Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan dan menuliskan kesulitan-kesulitan dalam
pencapaian kompetensi dasar.
Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut
pembelajaran.
2 Pertemuan 2
a. Kegiatan Pendahuluan 15’
1) Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
2) Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3) Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan,
manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti
Peserta didik mengamati video peran pelaku ekonomi
Melakukan studi pustaka untuk mencari informasi
tentang peran pelaku ekonomi dari berbagai sumber 100’
belajar yang relevan
Setiap peserta didik diberi kesempatan untuk
menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan peran
pelaku ekonomi
Melakukan tanya-jawab tentang peran pelaku ekonomi
berdasarkan informasi dari berbagai sumber
Mengumpulkan data berdasarkan hasil identifikasi :
peran pelaku ekonomi
Membagi kelompok menjadi 4 kelompok untuk
berdiskusi
Peserta didik diminta melakukan diskusi kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 6 orang anggota Sebagai
kelompok asal dan kelompok ahli
Dengan membahas pertanyaan (masalah) yang sama.
Kelompok 1 menganalisa tentang peran RTK
Kelompok 2 menganalisa tentang peran RTP
c. Penutup
1) Meminta siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari 20’
hari itu (apakah sesuai dengan tujuan pembelajaran) secara
tertulis maupun lisan.
2) Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan dan menuliskan kesulitan-kesulitan dalam
pencapaian kompetensi dasar.
3) Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut
pembelajaran.
3 Pertemuan 3
a. Kegiatan Pendahuluan 15’
1. Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran
sebelumnya.
2. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
3. Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan,
manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
berdiskusi
Peserta didik diminta melakukan diskusi kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang anggota Sebagai
kelompok asal dan kelompok ahli Dengan membahas
pertanyaan (masalah) yang sama.
Kelompok 1 dan Kelompok 2 menganalisa tentang
diagram interaksi pelaku ekonomi 3 sektor
Kelompok 3 dan kelompok 4 menganalisa tentang
tentang diagram interaksi pelaku ekonomi 4 sektor
Siswa berdiskusi melalui membaca buku teks, atau
sumber lainnya mengekplore internet, dengan
bimbingan dan pengamatan dari guru.
Peserta didik berdiskusi didalam kelompok asal dan
diberi materi yang berbeda mencatat hasil diskusi,
Peserta didik membuat laporan hasil diskusi
Peserta didik membentuk kelompok baru untuk
membuat gambar circulair flow. Setelah selesai peserta
didik mempresentasikan diagramnya dan kelompok lain
menanggapi, sehingga menjadi diskusi kelas.
a. Penutup
1. Meminta siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari hari 20’
itu (apakah sesuai dengan tujuan pembelajaran) secara
tertulis maupun lisan.
2. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan dan menuliskan kesulitan-kesulitan dalam
pencapaian kompetensi dasar.
3. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut
pembelajaran.
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian :
A. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
B. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
C. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik, Proyek, Portofolio
2. Bentuk Penilaian :
A. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
B. Tes tertulis : Pilihan ganda
C. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
D. Proyek : lembar tugas proyek dan pedoman penilaian
Pertemuan Pertama
Produksi (Faktual)
Produksi secara luas , produksi merupakan segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung yang ditujukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan
guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Produksi secara umum merupakan semua perbuatan atau kegaitan yang tidak hanya mencakup
pembuatan barang - barang saja, tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa pelayanan,
seperti acara hiburan, penulisan buku - buku cerita, dan pelayanan jasa keuangan
Produksi sebagai sistem berarti bahwa terdapat hubungan yang saling memberikan pengaruh dan
mempengaruhi antara faktor produksi yang satu dan yang lainnya.
Produksi sebagai proses berarti bawa produksi dilakukan melalui tahap demi tahap secara beru-
rutan.
Produksi secara ekonomi mengacu pada kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan
dan penambahan kegunaan atau utilitas suatu barang dan jasa
Faktor Produksi :
Faktor Produksi Dalam Ekonomi
Adapun keempat faktor produksi tersebut yaitu:
1. Sumber Daya Alam
Faktor produksi yang pertama dan harus ada adalah sumber daya alam seperti tanah, ruko, lahan
sebagai tempat usaha maupun bangunan, dimana hal utama dari faktor produksi ini semuanya
berasal dari kekayaan alam atau ketersediaan yang ada di alam. Tanpa adanya kekayaan alam
maka tidak akan terjadi sebuah proses produksi. Faktor produksi sda ini terdiri dari tanah,
tambang, batubara, air, segala yang ada di daratan dan lautan, udara dan lain sebagainya yang
hasilnya dari alam.
2. Tenaga Kerja
Yang dimaksud dengan faktor produksi tenaga kerja ialah sesuatu yang mengelola sumber daya
alam tersebut dengan menggunakan tenaga dari manusia atau biasa disebut dengan sumber daya
manusia. Dalam faktor ini ada pengelompokkan tersendiri bagi tenaga kerja yaitu berdasarkan
sifatnya dan kemampuan atau kualitasnya.
Berdasarkan sifatnya, tenaga kerja terbagi menjadi dua, (1) tenaga kerja jasmani, dimana seluruh
kegiatan atau aktivitas pekerjaan yang dilakukan lebih banyak menggunakan kekuatan fisik
seperti: kuli bangunan, tukang kuli cangkul sawah, tukang becak, buruh pengangkut barang, dls.
Dan (2) tenaga kerja rohani dimana kegiatan yang dilakukan lebih banyak menggunakan otak
atau pikiran seperti: direktur, guru, penulis, pengacara, dls.
Berdasarkan kualitas atau kemampuannya, tenaga kerja terbagi menjadi tiga, yaitu (1) tenaga
kerja terdidik, dimana tenaga kerjanya membutuhkan pendidikan yang sesuai seperti profesi
dokter, guru, bidan, dosen,dls. (2) terampil dimana tenaga kerja yang dibutuhkan mengharuskan
pengalaman, skill, terlatih dan biasanya mengikuti kursus sebelumnya seperti contoh: penjahit,
tukang rias, tukang las, tukang pembuat kue dls. Dan (3) tidak terdidik dan tidak terampil yang
biasa disebut tenaga kerja kasar dimana tidak membutuhkan keterampilan atau pendidikan
khusus seperti contoh tukang penjual koran, pemulung, tukang cangkul dls.
Modal
Selain faktor-faktor diatas, modal pun memiliki peranan penting dalam proses pengadaan barang
dan jasa. Dengan modal yang memadai akan terjadinya kelancaran dalam menjalankan kegiatan
ekonomi. Tanpa adanya modal yang cukup, tentu akan menghambat proses pengadaan barang
dan jasa. Faktor produksi modal merupakan benda-benda hasil dari produksi barang dan jasa
yang berfungsi sebagai penunjang dalam melancarkan atau mempercepat kemampuan dalam
memproduksinya. Ada beberapa pembagian modal
Berdasarkan sifatnya: Terebagi menjadi dua yaitu modal tetap dan lancar. Modal tetap bisa
digunakan beberapa kali atau berulang-ulang seperti contoh: mesin jahit, komputer, buku,
kendaraan, dls. Sedangkan modal lancar hanya bisa sekali pakai seperti bahan baku pembuatan
kue, bensin, minyak, dls.
Berdasarkan sumbernya: Ada modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri bersumber dari
suatu perusahaan milik bersama ataupun pribadi. Sedangkan modal asing bersumber dari
pinjaman bank atau hasil penjualan obligasi yang bearasal dari luar perusahaan.
Berdasarkan kepemilikan: Modal individu dan modal umum. Modal individu adalah modal yang
bersumber dari perorangan yang mana hasilnya merupakan sumber pendapatan bagi si pemilik
sebagi contoh: bunga tabungan, sewa kontrakan, rentalan. Sedangkan modal umum ialah modal
yang berasal dari pemerintah yang digunakan untuk kepentingan bersama seperti pasar,
lapangan, pelabuhan dls.
Berdasarkan bentuknya: Modal konkret dan abstrak. Dimana modal konkret bisa dilihat secara
real dalam suatu proses produksi, contohnya: komputer, buku, mesin jahit dls. Sedangkan modal
abstrak tidak memiliki bentuk dalam sebuah proses produksi, namun memiliki nilai tersendiri
bagi perusahaan seperti contoh hak merek dan hak paten.
1. Teori Perilaku Produsen
Teori Perilaku Produsen adalah teori yang menjelaskan tentang bagaimana tingkah laku
produsen dalam menghasilkan produk yang selalu berupaya untuk mencapai efesiensi dalam
kegiatan produksinya. Produsen berusaha untuk menghasilkan produksi seoptimal mungkin
dengan mengantur penggunaan faktor produksi yang paling efisien.
Produksi adalah setiap kegiatan yang dapat meningkatkan nilai guna suatu barang. Dimana
bentuk kegiatannya meliputi:
1) From Changing activitie, yaitu kegiatan mengubah bentuk dari suatu barang.
2) Transportation, yaitu kegiatan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain.
3) Storage, yaitu kegiatan menyimpan suatu barang yang akan digunakan di masa yang akan
datang.
4) Merchandishing, yaitu kegiatan memperdagangkan suatu barang agar sampai ke tangan
konsumen yang membutuhkan.
5) Personal service, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang orang lain mengakui
keberadaannya.
Permasalahan seorang produsen adalah bagaimana dengan modal yang terbatas bisa menciptakan
barang dengan kualitas dan kuantitas yang cukup. Peran penting seorang produsen adalah
sebagai berikut :
1) Produsen menjadi manajer yang mengkoordinasikan faktor – faktor produksi baik tenaga
kerja/ L , tanah/ sumber daya alam, N, capital/ modal, bahan baku dan enterpreneur / keahlian
yang ada dalam masyarakat.
2) Mempunyai insiatif dan daya kreatif untuk inovasi – inovasi baru termasuk dalam IPTEK.
Mengambil keputusan kebijakan bisnis.
4) Mampu menganalisis kondisi ekonomi secara makro yang sedang berlangsung dalam
negara tersebut.
5) Kemampuan untuk memilih WHAT (Barang apa yang dibuat), HOW (Bagaimana cara
paling efisien untuk membuatnya), WHO (Siapa yang terjun langsung dan tidak langsung dalam
proses produksi), WHOM (Untuk siapa barang tersebut dibuat). Di sini diharapkan seorang
produsen mempunyai kepekaan untuk melihat pasar yang paling menguntungkan.
2. Biaya Produksi
Biaya dalam pengertian Produksi ialah semua “beban” yang harus ditanggung oleh produsen
untuk menghasilkan suatu produksi.
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh
faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan
barang-barang yang diproduksikan oleh perusahaan tersebut.
Dua jenis biaya produksi:
1) Biaya eksplisit adalah pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang
untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.
2) Biaya implisit adalah perkiraan pengeluaran (biaya) atas faktor produksi yang dimiliki
oleh perusahaan itu sendiri.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1) Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
2) Bahan-bahan pembantu atau penolong.
3) Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4) Penyusutan peralatan produksi.
5) Uang modal, sewa.
6) Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik,
biaya keamanan dan asuransi.
7) Biaya pemasaran seperti biaya iklan.
8) Pajak .
Macam-Macam Biaya Produksi
3.1. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/FC)
Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak
berproduksi yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan rumus tersebut,
adalah:
TC = FC + VC
FC = TC – VC
Keterangan:
TC = Biaya total (Total Cost)
FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)
harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil penjualan marginal,yaitu
tambahan hasil perjualan yg diperoleh perusahaan dari menjual barang yg diprouksinya.
Distribusi (Faktual)
Menurut ilmu ekonomi, pengertian distribusi adalah setiap kegiatan menyalurkan barang dan
jasa dan produsen (penghasil) ke tangan konsumen (pemakai) atau yang membutuhkannya.
Contoh kegiatan distribusi di antaranya kegiatan jual beli atau pemasaran, pengangkutan. dan
pembagian jatah dan pemerintah.. Fungsi distribusi adalah; untuk menyalurkan barang atau jasa
sehingga sampai ke tangan konsumen atau yang membutuhkannya; membantu produsen dan
konsumen, sebab dengan tersalurnya barang atau jasa tersebut, maka baik produsen maupun
konsumen memperoleh kemudahan/keuntungan; dan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan sebagainya. Sistem distribusi adalah cara-cara yang dilakukan dalam
menyalurkan barang dan jasa sehingga sampai ke tangan yang memerlukannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kegiatan Distribusi
a. Faktor Pasar
Dalam lingkup faktor ini, saluran distribusi dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, yaitu
jumlah konsumen, letak geografis konsumen, jumlah pesanan dan kebiasaan dalam pembelian.
b. Faktor Barang
Pertimbangan dari segi barang bersangkut-paut dengan nilai unit, besar dan berat barang, mudah
rusaknya barang, standar barang dan pengemasan.
c. Faktor Perusahaan
Pertimbangan yang diperlukan di sini adalah sumber dana, pengalaman dan kemampuan
manajemen serta pengawasan dan pelayanan yang diberikan.
d. Faktor Kebiasaan dalam Pembelian
Pertimbangan yang diperlukan dalam kebiasaan pembelian adalah kegunaan perantara, sikap
perantara terhadap kebijaksanaan produsen, volume penjualan dan ongkos penyaluran barang.
Konsumsi (Faktual)
Pengertian Konsumsi adalah kegiatan usaha manusia agar dapat memenuhi kebutuhan barang
atau bahkan juga kebutuhan jasa. Kegiatan konsumsi maksunya atau artinya merupakann
kegiatan manusia untuk menggunakan barang maupun jasa secara berangsur-berangsur atau
sekaligus habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan. Orang yang menjalankan kegiatan konsumsi
dikatakan sebagai Konsumen. Misalnya membeli pakaian karena ingin menjaga tubuh, men-
jauhkan rasa malu, dan ingin memperoleh kepuasan. Untuk mengetahui lebih jauh tentang kon-
sumsi mari kita lihat ciri-ciri konsumsi dan tujuan konsumsi seperti dibawah ini..
Ciri-ciri Kegiatan konsumsi
a. Barang yang digunakan dalam kegiatan konsumsi merupakan barang konsumsi.
b. Ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan.
c. Barang yang dipergunakan akan habis atau berkurang.
Contohnya :
a. Amalia makan roti ( berarti amalia menghabiskan barang untuk memenuhi kebutuhan).
b. Dini menggunakan lampu untuk belajar ( berarti dini mengurangi guna barang karena lampu
tersebut berangsur-berangsur akan habis pakai dan suatu saat lampu akan padam atau tidak dapat
menyala lagi.
Tujuan Kegiatan Konsumsi
4. Jumlah keluarga
Faktor yang mempengaruhi konsumsi yang ke empat adalah jumlah anggota keluarga. Semakin
banyak jumlah anggota keluarga tentu konsumsinya akan semakin banyak pula, dan semakin
sedikit jumlah anggota keluarga maka baranng/jasa yang dibutuhkan juga semakin sedikit.
5. Jenis kelamin
Faktor yang mempengaruhi konsumsi yang ke lima adalah jenis kelamin, barang atau jasa yang
dibutuhkan antara pria dan wanita pasti berbeda, sebagai contoh adalah wanita akan lebih banyak
membutuhkan kosmetik daripada pria, dan lain sebagainya.
6. Selera
Faktor yang mempengaruhi konsumsi yang ke enam adalah selera. Seseorang yang ingin selalu
terlihat berpenampilan menarik, tentu akan membutuhan pakaian dan perlengkapannya untuk
membuatnya semakin menarik. Sementara itu, orang yang cenderung cuek dengan
penampilannya, pasti akan berpenampilan apa adanya.
7. Adat istiadat
Faktor yang mempengaruhi konsumsi yang ke tujuah adalah adat istiadat. Adanya adat istiadat
akan mempengaruhi jumlah atau jenis barang yang akan dikonsumsi. Sebagai contoh, misalnya
dalam upacara ritual, dibutuhkan barang-barang tertentu yang akan digunakan untuk pelaksanaan
upacara. Jumlah atau macam barang yang digunakan ini tentunya tergantung dari daerah yang
mempunyai adat tersebut.
Perilaku konsumen adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi
berupa kegiatan mencari, membeli, menggunakan, menikmati, mengevaluasi serta melepas
produk yang telah mereka pakai atau nikmati (dikonsumsi) untuk melakukan kegiatan konsumsi
memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen berlaku pada beberapa tahap, yaitu pada tahap
awal sebelum pembelian, saat pembelian dan setelah pembelian. Sebelum melakukan pembelian
para konsumen menggali informasi tentang produk yang mereka inginkan.sedangkan pada tahap
pembelian, konsumen akan melakukan transaksi dengan produsen, membayar produknya. Dan
pada tahap setelah pembelian, konsumen menggunakan dan menikmati produk yang dibelinya,
melakukan evaluasi serta melepas atau membuang produknya ketika mereka sudah bosan.
Dilihat dari pengkonsumsian suatu produk perilaku konsumen dibedakan menjadi dua, yaitu :
Perilaku konsumen rasional (Faktual)
Suatu kegiatan konsumsi bisa dikatakan rasional jika beberapa hal di bawah ini diperhatikan :
Produk tersebut bisa memberikan kepuasan dan nilai guna yang optimal
1. Produk tersebut memang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen.
2. Kualitas atau mutu produk tersebut terjamin atau baik.
3. Harga suatu produk sesuai dan setara dengan kemampuan yang dimiliki oleh konsumen.
Perilaku konsumen irasional (Faktual)
Perilaku irasional adalah kebalikan dari perilaku rasional. Suatu perilaku yang dilakukan oleh
konsumen bisa dikatakan irasional apabila konsumen melakukan pembelian produk tanpa
memperkirakan kegunaan dari produk tersebut, contoh perilaku irasional antara lain :
1. Tertarik dan terpukau pada promosi dan iklan dari suatu produk baik melalui media
cetak, elektronik atupun sosial.
2. Merk yang dimiliki hanya merk terkenal
3. Mengutamakan gengsi atau prestise
Pendekatan Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen bisa dilihat dari beberapa pendekatan, dimana pendekatan tersebut akan
memberi jawaban tentang maksud dari perilaku konsumen. Ada dua pendekatan terkait hal
tersebut, yaitu pendekatan nilai guna (utility) kardinal dan pendekatan nilai guna (utility) ordinal.
Pendekatan nilai guna kardinal (Konseptual)
Pendekatan kardinal adalah suatu daya guna atau nilai guna yang bisa diukur dengan satuan uang
atau utilitas, nilai guna tersebut memiliki tingkatan yang sesuai dengan subjek yang menilainya.
Pendekatan memiliki asumsi bahwa sebuah produk yang memiliki kegunaan lebih bagi
konsumen maka itulah yang paling diminati. Untuk itu pendekatan ini sering disebut dengan
pendekatan dengan penilaian yang subjektif.
Dalam pendekatan kardinal terdapat satu landasan hukum yaitu hukum Gossen.
Hukum Gossen I : menyatakan bahwasannya kepuasan konsumen akan menurun ketika
kebutuhan mereka dipenuhi terus-menerus.
Hukum Gossen II : menyatakan bahwasannya seorang konsumen akan terus menerus memnuhi
kebutuhannya sampai mencapai intensitas yang sama. Maksud dari intensitas yang sama adalah
rasio antara marginal utility dan harga dari produk yang satu dengan rasio marginal utility dan
harga produk yang lainnya.
Hipotesisi uatama dari pendekatan kardinal ini adalah nilai guna marginal yang semakin turun,
menunjukkan bahwa nilai guna yang diperoleh oleh konsumen akan semakin menurun ketika
mereka terus dan terus menambah konsumsinya atas produk tersebut. Berbicara tentang nilai
guna marginal pasti ada kaitannya dengan bagimana pemaksimuman nilai guna ayang dirasakan
oleh konsumen. Ada beberapa syarat pemaksimuman bisa terjadi yaitu ketika konsumen berada
dalam keadaan-keadaan sebagai berikut :
1. Seorang konsumen akan memaksimalkan nilai guna dari produk yang dkonsumsinya jika
perbandingan antara nilai guna marginal berbagai produk tersebut sama dengan
perbandingan harga-harga produk tersebut.
2. Seorang konsumen akan memaksimalkan nilai guna dari produk yang mereka konsumsi
jika terdapat kesamaan diantara setiap rupiah yang dikeluarkan dengan setiap produk
yang dikonsumsi.
3.
Dalam pendekatan kardinal ini terdapat beberapa asumsi,antara lain :
1. Daya atau nilai guna diukuur dengan parameter satuan harga atau utilitas.
2. Konsumen bersifat rasional, dimana mereka akan memnuhi kebutuhan hidupnya sesuai
dengan batas kemampuan pendapatannya.
3. Konsumen akan mengalami penurunan utilitas ketika terus menerus melakukan konsumsi
terhadap produk tersebut (diminishing marginal utility).
4. Konsumen memiliki jumlah pendapatan yang tetap.
5. Daya atau nilai guna dari uang tetap atau konstan.
6. Total utility bisa bersifat melengkapi (additive) atau berdiri sendiri (independent).
7. Produk yang dikonsumsi normal dan periodenya konsumsinya berdekatan.
Dengan berbagai asumsi tersebut pendekatan kardinal mampu menyusun sebuah formulasi
fungsi permintaan secara baik. Namun meski begitu pendekatan ini memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya :
1. Daya guna yang dipandang hanya dari segi subjektif membuat tidak adanya alat ukur
yang tepat dan sesuai dengannya.
2. Memiliki konsep constan marginal utility of money, yang membuat anggapan nilai uang
akan menurun ketika jumlang uang semakin banyak.
3. Konsep diminishing marginal utility merupakan permasalah yang sangat sukar dari segi
psikologis dan sulit diterima sebagai aksioma.
Pendekatan nilai guna ordinal
Berbeda dengan pendekatan kardinal yang memfokuskan kajian pada daya atau nilai guna suatu
barang, namun dalam pendektan ordinal daya guna tidak seratus persen diperhatikan cukup
diketahui dan konsumen mampu menyusun urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh
ketika mengkonsumsi sebuah produk. Dasar pemikiran dari pendekatan ini adalah semakin
banyak produk yang dikonsumsi maka semakin besar kepuasan yang didapat oleh konsumen.
Dalam menganalisa tingkat kepuasan pendekatan ini menggunakan kurva indefferen yang
menunjukkan kombinasi atau campuran antar konsumsi dua macam produk yang memberikan
tingkat kepuasaan yang sama dan garis anggaran yang menunjukkan kombinasi antara duua
macam barang yang berbeda yang bisa dibeli oleh konsumen dengan pendapatan yang terbatas.
Pertemuan Kedua
b Pemilik lahan tanah, sumber alam, bangunan atau harta tetap lain yang disewakan, akan
memperoleh penghasilan berupa sewa ( rent).
c Pemilik modal, antara lain tabungan, saham, yang diserahkan dalam proses produksi, akan
memperoleh penghasilan berupa bunga ( interest).
d Pemilik keahlian, sebagai pengusaha yang telah berjasa dalam proses produksi, akan mem-
peroleh penghasilan berupa laba usaha ( profit).
Penghasilan yang diterima oleh pemilik faktor produksi ini selanjutnya dipergunakan
untuk membiayai pengeluaran konsumsinya seperti makanan, pakaian, tempat tinggal,
pendidikan, kesehatan, tranportasi, rekreasi, dan membayar pajak rumah tangga kepada
pemerintah, sementara sisanya ditabung ( saving) untuk berjaga-jaga dan menghadapi masa yang
akan datang.
Pada praktiknya, pengeluaran atau pembelanjaan rumah tangga konsumsi ini mencapai
jumlah sekitar 60% sampai 80% dari seluruh pembelanjaan nasional, tentu saja jumlah
pembelanjaan masyarakat yang sebesar ini akan dijadikan pedoman bagi dunia usaha dalam
menentukan barang-barang/jasa-jasa apa saja dan berapa yang akandiproduksi.
menyediakan air, listrik, dan gas; dan lapangan usaha tersier, meliputi lapangan usaha yang
menghasilkan jasa-jasa seperti bank, asuransi, pengangkutan, dan perdagangan.
Untuk tujuan analisa kegiatan ekonomi dalam masyarakat, mereka yang terlibat dalam
produksi baik sebagai pengusaha perorangan maupun badan-badan usaha seperti tersebut di atas,
kita kumpulkan dan kita himpun dalam kelompok yang kita namakan rumah tangga produksi
(RTP). Pada saat menghasilkan barang-barang/jasa-jasa untuk kepentingan masyarakat tersebut,
rumah tangga produksi tentu saja memerlukan faktor-faktor produksi, seperti lahan tanah,
sumber alam, tenaga kerja, modal, tenaga ahli, dan lain-lain, yang dibeli dari rumah tangga
konsumsi, sementara sisanya akan digunakan untuk perluasan produksi lebih lanjut.
Barang-barang dan jasa-jasa ini terus diproduksi sepanjang hari, sepanjang tahun. Lalu ke
mana barang-barang dan jasa-jasa ini distribusikan? Terdapat 4 kelompok sebagai berikut yang
menghabiskan hasil produksi ini.
a. Perseorangan, kelompok orang-orang, lembaga-lembaga atau badan-badan, yang termasuk
dalam rumah tangga konsumsi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka.
b. Perusahaan lain sebagai input, misalnya hasil produksi kapas digunakan sebagai input in-
dustri pemintalan benang, dan benang sebagai input industri tekstil.
c. Pemerintah atau sektor pemerintah antara lain dalam bentuk peralatan kantor, bahan-bahan
bangunan untuk pembuatan sarana umum dan kendaraan.
d. Masyarakat luar negeri dalam bentuk barang-barang dan jasa yang kita ekspor untuk meme-
huhi kebutuhan masyarakat luar negeri.
Semakin besar keuntungan yang diperoleh dunia usaha dari penjualan barang-barang dan
jasa-jasa tersebut, akan ditanamkan kembali oleh mereka dalam bentuk perluasan usaha produksi
(investasi). Dari penjelasan tersebut, tampak hubungan antara perluasan produksi oleh dunia
usaha dengan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan bagi rumah tangga konsumsi.
Semakin besar produksi berarti dunia usaha akan memperluas kesempatan kerja, peningkatan
kesempatan kerja berarti akan meningkatkan pendapatan, peningkatan pendapatan berarti akan
meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa hasil produksi, dan seterusnya yang akhirnya
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat.
Pada suatu perekonomian, pemerintah memegang peranan yang sangat penting antara
lain mengatur, menstabilkan, dan mengembangkan kegiatan ekonomi dalam masyarakat.
Pemerintah dengan demikian berkewajiban untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan
menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha baik melalui peraturan
perundang-undangan, maupun melalui berbagai kebijakan-kebijakan.
Selain mengatur, menstabilkan, dan mengembangkan kegiatan ekonomi, pemerintah
sendiri juga berperan sebagai pelaku ekonomi, yang secara langsung berperan aktif dalam
kegiatan ekonomi. Pemerintah turut aktif karena beberapa kegiatan ekonomi dirasa kurang
menarik bagi usaha swasta antara lain karena memerlukan investasi yang besar. Hasil kegiatan
atau produksi pemerintah ini sebagian besar berupa jasa-jasa yang diselenggarakan untuk
masyarakat, dan sering disebut sebagai jasa kolektif ( public goods), antara lain keamanan,
pertahanan, dan ketertiban umum, pemerintahan, pengadilan, pendidikan dan kesehatan,
hubungan politik dengan luar negeri. Untuk kepentingan umum, pemerintah juga
menyelenggarakan sendiri beberapa jasa seperti pos, listrik, pengangkutan, yang perlu dilindungi
dari pemerasan oleh monopoli swasta.
Di negara-negara yang sedang membangun, peran pemerintah ini diharapkan menjadi
pelopor yang menggerakkan dan memajukan perekonomian nasional, khususnya di bidang-
bidang prasarana produksi yang belum dikelola oleh swasta, misalnya proyek pembangunan
jalan raya dan jembatan, usaha modernisasi pertanian dan industri, fasilitas pasar, reboisasi,
transmigrasi, dan sebagainya. Pemerintah juga berusaha memperluas kesempatan kerja dengan
mendorong investasi PMA dan PMDN, melindungi industri dalam negeri, mengembangkan
perbankan dan perkreditan, dan lain-lain.
Untuk melaksanakan tugas pemerintahan, pemerintah memerlukan faktor-faktor produksi
(sumber daya) antara lain tenaga kerja (pegawai negeri sipil, ABRI), barang-barang seperti
gedung, kendaraan, kertas, alat tulis, dan sebagainya. Untuk itu, setiap tahun dikeluarkan
trilyunan rupiah sebagai pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Untuk membiayai
pengeluaran itu, pemerintah mengenakan berbagai jenis pajak kepada rumah tangga dan
perusahaan, denda, bagi hasil yang dipungut dari perusahaan yang mengekploitasi kekayaan
alam seperti pertambangan dan hasil hutan, serta keuntungan yang diperoleh dari badan usaha
miliknegara (BUMN).
(proteksi) dan dukungan kepada industri dalam negeri untuk barang-barang yang akan diekspor
atau menggantikan barang yang diimpor, perdagangan luar negeri dapat menjadi penghambat
yang serius kepada perkembangan perekonomian negara yang sedang berkembang.
Pertemuan Ketiga
IMPO EKSPOR
R
PASAR
PENDAPATAN FAKTOR KEUNTUNGAN,
PRODUKSI
TENAGA KERJA SEWA & UPAH
FAKTOR
& MODAL PRODUKSI
PAJAK SUBSIDI
SUBSID
I PAJAK
PASAR
MEMBELI BARANG BARANG &
MEMBAYAR
BARANG & JASA
& JASA JASA
PENDAPATAN
BARANG & JASA BARANG & JASA
Circular flow diagram adalah diagram yang menggambarkan arus kegiatan ekonomi, misalnya
antara rumah tangga produsen dengan rumah tangga konsumen, pemerintah, pasar barang, pasar
faktor produksi ataupun masyarakat luar negeri
Berikut ini adalah Diagram atau Siklus yang menggambarkan interaksi antara pelaku ekonomi
(rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, pemerintah dan masyarakat luar negeri) di
dalam kegiatan ekonomi.
Perekonomian dua sektor disebut juga perekonomian sederhana, karena hanya terdiri atas dua
pelaku, yaitu rumah tangga konsumsi (masyarakat) dan rumah tangga produksi (perusahaan).
Model arus perputaran faktor produksi, barang dan jasa, serta uang antara rumah tangga dengan
perusahaan dapat kalian lihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1. Arus perputaran faktor produksi, barang dan jasa, serta uang antara rumah tangga
konsumsi dengan perusahaan.
Dari gambar 1, terlihat bahwa rumah tangga konsumen (RTK) adalah sebagai pemilik faktor-
faktor produksi berupa tanah, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Penawaran faktor
produksi oleh rumah tangga ini akan bertemu dengan permintaan faktor produksi oleh
perusahaan. Interaksi ini terjadi di pasar faktor produksi. Sedangkan di pasar barang, terjadi
interaksi antara perusahaan sebagai penghasil barang dan jasa dengan konsumen sebagai
pengguna barang dan jasa. Sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan satu sama
lain. Dalam diagram juga terlihat arus aliran uang dari dan ke masing-masing rumah tangga.
RTK menerima upah, sewa, bunga, dan keuntungan dari perusahaan sebagai balas jasa atas
penyerahan faktor produksi. Perusahaan menerima uang pembayaran atas barang dan jasa yang
dibeli.
Gambar 3. Arus perputaran faktor produksi, barang dan jasa, serta uang antara rumah tangga,
perusahaan, dan pemerintah.
Anak panah yang menuju ke kotak pemerintah berarti penerimaan pemerintah. Penerimaan
pemerintah tersebut berupa pajak, misalnya pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, serta
pajak bumi dan bangunan. Selain itu, pemerintah juga menggunakan faktor produksi dan barang
serta jasa yang dibutuhkan untuk kegiatan ekonomi pemerintahan. Anak panah yang menuju ke
rumah tangga, pasar faktor produksi, perusahaan, serta pasar barang dan jasa berarti pengeluaran
pemerintah. Pengeluaran pemerintah tersebut dapat berupa gaji, pembuatan prasarana, subsidi,
serta pembelian barang dan jasa.
Dalam perekonomian empat sektor kita akan melihat dua kelompok pelaku ekonomi, yaitu
masyarakat luar negeri dan pelaku kegiatan ekonomi dalam negeri. Dalam masyarakat luar
negeri terdapat rumah tangga konsumsi, perusahaan (rumah tangga produksi), dan pemerintah.
Kegiatan kelompok pelaku ekonomi masyarakat luar negeri tersebut membentuk sistem arus
perputaran kegiatan ekonomi. Kelompok pelaku ekonomi dalam negeri juga membentuk sistem
perputaran kegiatan ekonomi. Jadi, masyarakat luar negeri maupun pelaku kegiatan ekonomi
dalam negeri terdiri atas rumah tangga konsumsi, perusahaan (rumah tangga produksi), dan
pemerintah. Mereka saling berinteraksi, sehingga membentuk sistem perputaran faktor produksi,
barang dan jasa, serta uang antara masyarakat luar negeri dengan pelaku kegiatan ekonomi dalam
negeri.
Dari gambar 4. Anda dapat melihat bahwa sudah tidak ada lagi negara yang tertutup sama sekali
untuk melakukan hubungan perdagangan dengan negara lain. Di dalam perdagangan
internasional tersebut terdapat dua macam kegiatan, yaitu ekspor dan impor. Pembayaran dari
kegiatan tersebut dilakukan menggunakan uang atau valuta asing (devisa).
Peran pelaku ekonomi dalam kegiatan perekonomian nasional akan saling berkaitan dan saling
memengaruhi sehingga akan membentuk satu kesatuan dan sistem. Kemacetan dalam salah satu
sektor dapat segera menjalar ke arus uang dan barang. Tugas menjaga kestabilan arus uang dan
barang memang tidak mudah. Dalam ilmu ekonomi, arus perputaran uang dan barang/jasa
digambarkan dalam suatu lingkaran kegiatan ekonomi seperti yang telah diuraikan di atas.
Devisa merupakan aset atau kewajiban finansial yang digunakan dalam transaksi internasional.
Perpindahan aset dan kewajiban finansial antar penduduk di satu negara lain akan menimbulkan
aliran devisa. Devisa dapat berbentuk valuta asing, surat-surat berharga (saham, obligasi, dan
lainnya) dan surat-surat wesel luar negeri. Pada dasarnya setiap penduduk atau perusahaan bebas
memiliki atau menggunakan devisa. Namun, Bank Indonesia berhak mengadakan pengawasan
terhadap aliran devisa. Bagi suatu negara devisa mempunyai fungsi antara lain sebagai:
1. Perantara dalam transaksi internasional.
2. Cadangan kekayaan nasional.
3. Sumber dana pembangunan.
4. Sumber pendapatan pemerintah dalam bentuk pajak devisa.
Transaksi yang dilakukan oleh penduduk antarnegara biasanya menggunakan jasa perantara,
yaitu bank devisa.
Lampiran Penilaian
Penilaian Kinerja Diskusi
Kegiatan Ekonomi
Nama :
Kelas/ No. Absen :
Nama :
Kelas/ No. Absen :
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Jelaskan peran RTK, RTP, RTN dan Rumah Tangga Masyarakat Luar Negeri!
2. Gambarkan analisis circular flow 2 diagram, circular flow 3 diagram dan circular flow 3
diagram!
3. Dalam kegiatan perekonomian, pemerintah berperan sebagai pengatur regulator, apa tujuan
pemerintah mengatur kegiatan ekonomi?
4. Dalam melakukan kegiatan ekonomi, produsen harus memperhatikan etika ekonomi
produsen. Sebutkan lima tindakan produsen yang mencerminkan etika ekonomi!
5. Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang
melimpah. Namun produksi pangan Indonesia yang begitu tinggi belum bisa mencukupi
kebutuhan penduduknya. Salah satu penyebab utamanya adalah jumlah penduduk yang
sangat besar. Akibatnya Indonesia harus mengimpornya dari negara lain. Impor adalah
proses memasukan barang atau komoditas dari Negara lain ke Negara sendiri secara legal.
Biasanya impor sering kali menjadi solusi akhir akibat ketidakmampuan pemerintah
memaksimalkan sumber-sumber yang ada di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan
rakyatnya. Seharusnya Indonesia dapat memenuhi kebutuhan rakyatnya karena notabenenya
Indonesia memiliki keadaan tanah yang sangat subur. Tetapi nyatanya tidak demikian.
Beberapa tahun ini, Indonesia lebih gemar menggantungkan kebutuhan pangannya dengan
luar negeri akibat ketidakseimbangannya jumlah produksi yang dihasilkan dengan
kebutuhan masyarakatnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti pertumbuhan
penduduk yang tinggi, keadaan cuaca & iklim yang ekstrim, dan menyempitnya luas lahan
persawahan yang ada sebagai dampak dari pertumbuhan penduduk tersebut. Usaha apa
sajakah yang harus dilakukan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor?
Dari diagram tersebut diatas, pernyataan yang sesuai dengan arus balas jasa untuk
kegiatan ekonomi di pasar faktor produksi adalah…
A. Tanah, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan yang diterima rumah tangga produsen
B. Tanah, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan yang diterima rumah tangga konsumsi
C. Sewa, upah, bunga dan laba yang diterima rumah tangga produsen
D. Sewa, upah, bunga dan laba yang diterima rumah tangga konsumsi
E. Tanah, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan dari rumah tangga konsumsi
diagram!
Peran pemerintah sebagai regulator 3
4
Etika ekonomi produsen
Disajikan artikel permasalahan 5
produksi di Indonesia , siswa dapat
menyelesaikan cara mengatasi
permasalahan produksi